Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Tentang

“TERAPI SOMATIK”

KEPERAWATAN V B

DI SUSUN OLEH :

BAYU SANJAYA PUTRA (1610105046)

MATA KULIAH : TERAPI MODALITAS

DOSEN PEMBIMBING: Ns. EDO GUSDIANSYAH M.Kep

STIKES ALIFAH PADANG

TAHUN 2018

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, hidayah
dan karunianya yang tiada ternilai kepada penulis, shalawat serta salam semoga tercurah pada
Nabi besar Muhammad SAW, keluarga dan segenap sahabat – sahabatnya, hingga akhir
jaman, Amin.

Banyak rintangan dan hambatan yang penulis hadapi dalam penyusunan makalah
tentang”TERAPI SOMATIK” .Namun berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak ,baik
yang bersifatlangsungmaupuntidaklangsung Alhamdulillah penulisdapatmenyelesaikannya.

Kami menyadaribahwapenyusunanmakalahinibelumsempurna. Olehkarenaitu,


kritikdan saran yang
membangunsangatdiharapkan.Semogamakalahinidapatmemberikanmanfaatkepadapembaca.

Padang. 1 Oktober 2018

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i


DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang ..........................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan ....................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN TEORITIS


2.1 Defenisi ...............................................................................................................3
2.2 Tujuan Terapi Somatik .......................................................................................5
2.3 Jenis Jenis Terapi Somatik ..................................................................................6
2.4 Peran Perawat......................................................................................................8

BAB III PENUTUP


KESIMPULAN ..........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Pada 2006, OrganisasiKesehatanDunia (WHO) menyatakan 26 jutapenduduk Indonesia


mengalamigangguanjiwa.DepartemenKesehatan RI mengakuisekitar 2,5juta orang di
negeriinitelahmenjadipasienrumahsakitjiwa (Anonim, 2009). Sumber lain
mengatakanbahwajumlahpenderitagangguanjiwa di Indonesia saatini, menurut data
DepartemenKesehatantahun 2007, mencapailebihdari 28 juta orang,
dengankategorigangguanjiwaringan 11,6 persendaripopulasidan 0,46
persenmenderitagangguanjiwaberat (Anonim, 2010). Perkiraan yang
sungguhmemprihatinkansekaligusmengerikan.Memprihatinkan, karenaselainpersoalan-
persoalankasatmata, negeriinijugadicengkeramproblemaberdimensinonfisik.Mengerikan,
karenabobotmasalah yang ditanggunganakbangsainirupanyasemakin lama semakintidak bias
dihitungjumlahnya.

Terapi ECT
padakalanganmasyarakatumumlebihdikenaldenganistilahterapikejanglistrik.Terapikejanglistri
kataudikenaldengan electro-convulsive therapie (ECT), merupakanterapi yang paling
banyakdigunakanolehpsikia¬terpada 1930-an, untuksegalamacampenyakitkejiwaan,
akantetapikemudianpemakaiannyamenurundancarapemberiannyaberubahsetelah 1970-an
(YulIskandar, 2010). Walaupunsempatmenjadikontroversi, terpai ECT
inidinyatakansangatamandantidakmemilikiefeksamping yang berbahaya.Secaraumum, ECT
digunakansebagaipilihanpengobatanterakhirterutamapadaanakdanremaja.Namun,
halinidilakukansetelahsemuametodedanpengobatanpadapasiendinilaitakberhasil
(PritaDaneswari, 2010).

4
1.2 Tujuan Penulisan

1. Tujuanumum
UntukdapatmemahamitentangPeranPerawatDalamTerapi Somatic
2. Tujuankhusus
a. MahasiswadapatmenjelaskandengantepatdanbenartentangTerapi
Somatic
b. MahasiswadapatmenjelaskandengantepatdanbenartentangTerapi
kejanglistrik ( ECT )
c. MahasiswadapatmenjelaskandengantepatdanbenartentangSejarah
tindakan ECT
d. MahasiswadapatmenjelaskandanmelaksanakanProsedurpelaksana
ECT
e. MahasiswadapatmenjelaskandanmelaksanakanPengelolaanklien yang
akandilakukan ECT

5
BAB II

TEORITIS

2.1 DEFENISI

Terapi somatic adalah terapi yang diberikankepadakliendengangangguan


jiwadengantujuanmengubahperilaku yang maladaptive menjadiperilaku yang
adaptifdenganmelakukantindakan yang ditujukanpadakondisifisikklien. Walaupun yang
diberiperlakuanadalahfisikklientetapi target terapiadalahprilakuklien.

2.2 TUJUAN

1.Mengatasi prilaku agatasi yang tidak dapat dikendalikan dengan pengobatan.


2. Membantu penghambat resiko bunuh diri.
3. Mengurangi penyakit depresi berat yang tidak mersepon obat antidepresan.
4. Menghindari prilaku amuk.

.
2.3 JENIS-JENIS TERAPI SOMATIK

1. PENGIKATAN
2. ISOLASI
3. TERAPI KEJANG LISTRIK
4. FOTOTERAPI
5. TERAPI DEPRIVAS TIDUR

1. PENGIKATAN
A. Pengekangan Fisik
Pengekangan fisik termasuk penggunaan pengekangan mekanik, seperti manset untuk
pergelangan tangan & pergelangan kaki, serta seprai pengekang, begitu pula isolasi, yaitu
dengan menempatkan pasien dlm suatu ruangan dimana dia tidak dapat keluar atas
kemauannya sendiri.
B. Pengekangan Mekanik
Jenis pengekangan mekanik adalah:
(1) camisoles (jaket pengekang)

6
(2) pengekang degan manset untnk pergelangan tangan
(3)pengekangan degan manset untuk pergelangan kaki.
(4) pengekangan dengan seprei Basah dan Dingin
Pasien dapat diimobilisasi degan membalutnya seperti mummi dalam lapisan seprei dan
selimut. Lapisan paling dalam terdiri atas seprei yg telah direndam dalam air es. Walaupun
mula-mula terasa dingin, balutan segera menjadi hangat dan menenangkan.
C. Indikasi Pengekangana
Indikasi pengekangan yaitu:
l. Perilaku amuk
2. Perilaku agitasi yang tidak dapat dikendalikan dengan pengobatan
3. Ancaman terhadap infegritas fisik
4. Permintaan pasien utk pengendalian perilaku eksternal

2. ISOLASI
A. Pengertian
Isolasi adalah menempatkan pasien dlm suatu ruang di mana dia tidak dapat keluar dari
ruangan tersebut sesuai kehen daknya. Tingkatan pengisolasian dapat berkisar dari
penempatan dalam ruangan yg tertutup, tapi tdk terkunci sampai pada penempatan dalam
ruang terkunci dengan kasur tanpa seprei di lantai, kesempatan berkomunikasi yg dibatasi&
pasien memakai pakaian rumah sakit atau kain terpal yang berat. Penggunaan kain terpal
kurang dapat diterima & hanya digunakan untuk melindungi pasien atau orang lain.
B. Indikasi Penggunaan
1. Pengendalian perilaku amuk yang potensial memebahayakan pasien atau orang lain dan
tidak dapat dikendalikan oleh orang lain dengan intervensi pengekangan yang longgar, seperti
kontak interpersonal atau pengobatan
2. Reduksi stimulus lingkungan, terutama jika diminta oleh pasien.
C. Kontraindikasi
1. Kebutuhan untuk pengamatan masalah medik
2. Risiko tinggi untuk bunuh diri
3. Potensial tidak dapat mentoleransi deprivasi sensori
4. Hukuman.

7
3 . TERAPI ELEKTROKONVULSIF
A. Terapi elektrokonvulsif (ECT) adalah suatu pengobatan untuk menimbulkan kejang
grand mal secara artifisial dengan melewatkan aliran listrik melalui elektorode yang dipasang
pada satu atau dua “temples.” Jumlah tindakan yang dilakukan meerupakan rangkaian yang
bervariasi pada tiap pasien tergantung ; pada masalah pasien dan respons terapeutik sesuai
hasil pengnkajian selama tindakan. Rentang jumlah yang paling umum dilakukan pada pasien
dengan gangguan afektif antara enam sampai 12 kali, sedangkan pada pasien skizofrenia
biasanya diberikan sampai 30 kali. ECT biasanya diberikan 3 kali seminggu atau setiap
beberapa hari, walaupun sebenarnya bisa diberikan lebih jarang atau lebih sering. Walaupun
sebagai terapi ECT cukup aman, akan tetapi ada beberapa kondisi merupakan kontra indikasi
diberikan terapi ECT.
B. Kontraindikasi
a. Tumor intra kranial, karena ECT dapat meningkatkan tekanan intra kranial.
b. Kehamilan, karena dapat mengakibatkan keguguran.
c. Osteoporosis, karena dengan timbulnya grandmall dapat berakibat terjadinya fraktur
tulang.
d. Infark miokardium, dapat terjadi henti jantung.
e. Asthma bronkial, karena ECT dapat memperberat penyakit ini.
C. Indikasi
1. Penyakit depresi berat yang tidak berespons terhadap obat antidepresan atau pada pasien
yang tidak dapat menggunakan obat
2. Gangguan bipolar dimana pasien sudah tidak berespons lagi terhadap obat
3. Jika efek sampingan ECT yang diantisipasikan lebih rendah daripada efek terapi
pengobatan, seperti pada pasien lansia dengan blok jantung, dan selama kehamilan.

4. FOTO TERAPI
Foto terapi atau terapi sinar adalah terapi somatik pilihan. Terapi ini diberikan dengan
memaparkan klien pada sinar terang 5-20x lebih terang daripada sinar ruangan. Klien
biasanya duduk, mata terbuka, 1,5 meter di depan klien diletakkan lampu setinggi mata.
Waktu dilaksanakan foto terapi bervariasi dari orang per orang. Beberapa klien berespon
kalau terapi diberikan pada pagi hari, sementara yang lain lebih berespon kalau diberikan
pada sore hari. Efek terapi ditentukan selain oleh lamanya terapi juga ditentukan oleh
kekuatan cahaya yang digunakan. Dengan kekuatan cahaya sebesar 2500 lux yang diberikan
selama 2 jam sehari efeknya sama dalam menurunkan depresi dengan terapi dengan kekuatan

8
cahaya sebesar 10.000 lux dalam waktu 30 menit sehari.
Terapi sinar sangat bermanfaat dan menimbulkan efek yang positif. Kebanyakan klien
membaik setelah 3-5 hari terapi kan tetapi bisa kambuh kembali segera setelah terapi
dihentikan. Keuntungan yg lain klien tdk akan mengalami toleransi terhadap terapi ini.
A. Indikasi :
Fototerapi dapat menurunkan 75% gejala depresi yg dialami klien akibat perubahan cuaca
(seasonal affective disorder(SAD)), misalnya pada musim hujan atau musim dingin(winter)
di mana terjadi hujan, mendung terus menerus yg bisa mencetuskan depresi pd beberapa org.
B. Mekanisme Kerja :
Fototerapi bekerja berdasarkan ritme biologis sesuai pengaruh cahaya gelap terang pd kondisi
biologis. Dgn adanya cahaya terang terpapar pd mata akan merangsang sistem
neurotransmiter serotonin & dopamin yg berperanan pd depresi.
C. Efek Samping :
Kebanyakan efek samping yg terjadi meliputi ketegangan pada mata, sakit kepala, cepat
terangsang, insomnia, kelelahan, mual, mata menjadi kering, keluar sekresi dari hidung dan
sinus.

5. TERAPI DEPRIVASI TIDUR


Terapi deprivasi tidur adalah terapi yg diberikan kpd klien degn cara mengurangi jumlah jam
tidur klien. Hasil penelitian ditemukan bahwa 60% klien depresi mengalami perbaikan yg
bermakna setelah jam tidurnya dikurangi selama 1 malam. Umumnya lama penurangan jam
tidur efektif sebanyak 3,5 jam.
A. Indikasi : Terapi deprivasi tidur dianjurkan untuk klien depresi.
B. Mekanisme Kerja:Mekanisme kerja terapi deprivasi tidur ini adalah mengubah
neuroendokrin yang berdampak anti depresan. Dampaknya adalah menurunnya gejala-gejala
depresi.
C. Efek Samping :
Klien yg didiagnosa mengalami gang. Efektif tipe bipolar bila diberikan terapi ini dapat
mengalami gejala mania.

9
2.4 PERAN PERAWAT

A. PADA PERSIAPAN ECT


1. Tanganikecemasandankurangpengetahuankliententangprosedurterapi somatik
2. Melakukanpemeriksaanfisikdanlaboratoriumuntukmengidantifikasiadanyakelainanyang
merupakankontraindikasiterapi.
3. Menyiapkansuratpersetujuantindakan( informed consent )
4. Mempuasakanklien minimal 6 jam sebelumterapi
5. Menghentikanpemberianobatsebelum terapi dilakukan
6. Melepasgigipalsu, lensakontak, perhiasanataujepitrambut yang dipakaiolehklien pada
terapi ECT
7. Memakaikanpakaian yang longgar.
8. Membantumengosongkan blast ( kandungkemih)

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

ECT (Electro Convulsive Therapy)


adalahsuatutindakanterapidenganmenggunakanaliranlistrikdanmenimbulkankejangpadapasien
baiktonikmaupukklonik.Indikasi yang terjadibiladilakukan ECT
adalahkliendepresipadapsikosamanikdepresi, kliendenganschizoprenia stupor
katatonikdangaduhgelisahkatatonikdankontraindikasinyabisaterjadipeningkataitekanan intra
kranial, keguguranpadakehamilan, sehinggaakanterjadikomplikasidiantaranya amnesia, mual,
sakitkepala, nyeriotot, kebingungan,
dandalamhaliniperankitasebagaiperawatadalahharusbisamenjelaskankepadaklientindakanapas
aja yang akandilakukan.

11
DaftarPustaka

1.Purwaningsih, Wahyu, dkk, AsuhanKeperawatanJiwa. Jogjakarta :NuhaMedika press,


2009.
2.Stuart, G. W, and Sundeen, BukuSakuKeperawatanJiwa. Jakarta : EGC, 1998.
3.Yosep, Iyus, KeperawatanJiwa (edisirevisi). Bandung : PT RefikaAditama, 2007.
4.Struart, G. W and sundeen. (1995) Principle and practice of psychiatric Nursing.5th ed. St
Louis Mosby Year Book.
5.http://ryrilumoet.blogspot.com/2012/06/keperawatan-jiwa-terapi-lingkungan.html

12

Anda mungkin juga menyukai