MK. Manajemen Kep dan Trend Issue Kep /Semester VIII B
Dosen : Ns. Asmawati, S.Kep, M.Kep
PRODI KEPERAWATAN STIKES ALIFAH PADANG
Nama : Willy Febrianti
NIM : 1610105080
Prodi : Keperawatan VIII B
Resume
1. Perspektif Perawat Menejer di Era 4.0
Revolusi industri 4.0 merupakan perubahan cara kerja yang menitikberatkan pada pengelolaan data, sistem kerja industri melalui kemajuan teknologi, komunikasi dan peningkatan efisiensi kerja yang berkaitan dengan interaksi manusia. Pada era revolusi industri 4.0.teknologi informasi telah menjadi basis utama dalam kehidupan manusia menjadikan segala sesuatu tanpa batas (borderless) dengan penggunaan daya komputasi dan data yang tidak terbatas (unlimited) karena dipengaruhi oleh perkembangan internet dan teknologi digital yang menjadi tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin. Perawat merupakan tenaga kerja kompeten yang harus siap menghadapi industri kerja yang selalu berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Keahlian kerja, kemampuan beradaptasi dan pola pikir yang dinamis menjadi tantangan bagi perawat. Kualitas pelayanan keperawatan kepada pasien yang sesuai standar keperawatan menjadi indikator utama bagi seorang perawat dalam mencapai kesuksesan. Kemajuan teknologi menimbulkan kecemasan pada para perawat bahwa pelayanan keperawatan konvensional yang menekankan adanya tatap muka antara perawat dan pasien akan hilang. Program kecerdasan buatan tidak dibuat secara spesifik untuk menggantikan posisi perawat, tetapi untuk membantu dalam pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan. Perawat adalah peran aktif sedangkan teknologi hanya membantu untuk memudahkan dan mempercepat kinerja perawat sehingga tidak dapat menggantikan peran perawat seutuhnya. Manusia yang memegang peranan penting dalam penggunaan kecerdasan buatan dalam pelayanan kesehatan dan keperawatan. 2. Aspek Etik dan Hukum dalam Pelayanan Asuhan Keperawatan Menuju Era 5.0 Aspek hukum praktik keperawatan merupakan aturan-aturan hukum yang secara khusus menentukan hal-hal yang seharusnya dilakukan atau larangan perbuatan sesuatu bagi profesi perawat dalam menjalankan profesinya. Aspek hukum yang terkait langsung dengan praktik keperawatan diantaranya adalah UU 23/1992 tentang kesehatan, PP 32/1996 tentang tenaga kesehatan, Kep.Men.Pan/II/2001 tentang jabatan fungsional perawat dan angka kreditnya, Kep.Men.Kes 1239/XI/2001 tentang registrasi dan praktik perawat, Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medik No. Y.M.00.03.2.6.956 tentang hak dan kewajiban perawat. Pemahaman perawat tentang aspek hukum menuntun perawat melaksanakan praktiknya secara profesional, dan bertangung jawab. Profesi perawat akuntabel secara hukum bila kompeten dan melaksanakan profesinya sesuai dengan etika dan standar profesinya. Standar profesi memiliki tiga komponen utama yaitu standar kompetensi, standar perilaku dan standar pelayanan. Kode Etik Keperawatan Indonesia terdapat dalam Keputusan Musyawarah Nasional Persatuan Perawat Nasional Indonesia No. 09/MUNAS IV/PPNI/1989 tentang pemberlakuan Kode Etik Keperawatan Indonesia yang dapat ditinjau dari empat segi, yaitu segi arti, fungsi, isi, dan bentuk. Kode etik ini disusun oleh Komisi C PPNI yang kemudian dalam keputusan MUNAS IV PPNI NO: 09/MUNAS IV/PPNI/1989 tentang pemberlakukan Kode Etik Keperawatan yang menjadi materi/isi keputusan musyawarah. Kode etik ini hanya berlaku bagi perawat, jadi sifatnya intern yang menjadi tolok ukur nilai dan moral perawat dalam melakukan asuhan keperawatan. 3. Peran Menejer Keperawatan Menuju Era 5.0 Peran perawat sangat dibutuhkan di era Society 5.0 yang membawa banyak hal positif untuk keperawatan. Teknologi yang semakin berkembang membuat ilmu keperawatan menjadi lebih kompleks dengan cara yang tidak bisa dibayangkan oleh generasi-generasi yang lalu. Kewajiban perawat tidak hanya bagaimana memberikan asuhan keperawatan yang baik tetapi juga bagaimana menjadi innovator yang hebat. Perawat dituntut untuk mampu menciptakan, menerapkan dan memanfaatkan perkembangan teknologi dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan professional serta dapat menyesuaikan teknologi dengan perawatan pasien. Peran penting perawat adalah memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas kepada pasien secara berkesinambungan, perawat dapat bersaing dan beradaptasi pada lingkungan yang berbasis teknologi sehingga pemberian pelayanan sampai kepada pasien dengan baik. Manajer keperawatan harus terus berinovasi menghadapi Era Society Evolution 5.0 sehingga dapat menyeimbangkan kebutuhan pelayanan dengan kemampuan yang dimiliki perawat. Seorang manajer keperawatan adalah pemimpin yang memiliki tanggung jawab untuk mendorong perubahan dalam lingkungan klinis dan mendukung adopsi serta penggunaan teknologi yang efektif. Manajer perawat harus menyadari bahwa teknologi kesehatan akan mengubah praktik keperawatan dan harus menciptakan program-program pengembangan kepemimpinan yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa perawat akan memiliki kompetensi untuk mengatasi tantangan-tantangan teknologi ini. 4. Aplikasi Teknologi Informasi Keperawatan Menuju Era 5.0 Era 5.0 pertama kali diciptakan oleh Jepang yang bertujuan menciptakan masyarakat mampu menyelesaikan sosial tantangan dengan memasukkan inovasi industri keempat revolusi misalnya IoT, data besar, kecerdasan buatan (AI), robot, dan berbagi ekonomi ke dalam setiap industri dan kehidupan sosial. Perkembangan teknologi yang begitu pesat, adanya peran-peran manusia yang tergantikan oleh kehadiran robot cerdas yang dapat mendegradasi peran manusia. Keunggulan dari Society 5.0 yaitu akumulasi melimpah data nyata dan teknologi yang canggih. Manfaat dalam kesehatan yang telah diterapkan oleh Jepang yaitu sosial biaya dan tuntutan keamanan untuk merawat orang tua. Solusi yang diberikan yaitu menghubungkan informasi di antara pengguna data medis, catatan pemeriksaan medis, serta perawatan dan catatan perawatan, menggunakan layanan perawatan medis jarak jauh ke dalam praktek, penggunaan AI dan robot di ruang perawatan fasilitas untuk memperoleh kesejahteraan kesehatan bagi klien. Perawatan medis jarak jauh memungkinkan orang lanjut usia tidak lagi mengunjungi rumah sakit dan juga dapat mengukur serta mengelola data kesehatan seperti detak jantung saat di rumah, sehingga seseorang dapat memperpanjang harapan hidup. Aplikasi sistem informasi dalam managemen kesehatan yang diterapkan di Indonesia yaitu rekam medis berbasis komputer, teknologi penyimpan data portable dan teknologi nirkabel, komputer genggam (Personal Digital Assistant), dan faktor keberhasilan penerapan rekam medis berbasis komputer.