Anda di halaman 1dari 25

PEMBERIAN INSULIN

DESKRIPSI
Insulin merupakan salah satu terapi pada penderita diabetes mellitus (DM).
Indikasi Pemberian Insulin
1. Secara absolut diberikan pada:
a. Pengidap DM tipe I
b. Koma ketoasidosis
c. DM yang tidak terkendali dengan diet
2. Secara relatif diberikan pada:
a. DM tipe II terjaga dengan obat hiperglikemia oral
b. DM dengan infeksi sistemik
Tujuan Pemberian Insulin
1. Menurunkan kadar gula darah
2. Mencegah komplikasi DM (koma hiperglikemia, ketoasidosis diabetikum,
mikrovaskular, makro vascular)
3. Mengurangi morbiditas ibu dan janin pada ibu hamil yang mengidap DM
Cara Pemberian Insulin
1. Subkutan
2. Intravena (bila dalam keadaan darurat dengan pengawasan)

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menyiapkan peralatan untuk pemberian
injeksi insulin secara mandiri dengan tepat
2. Mahasiswa mampu menghitung dosis insulin yang akan diberikan secara mandiri
dengan benar
3. Mahasiswa mampu menginjeksi insulin secara mandiri dengan tepat

PENGKAJIAN
1. Kaji riwayat pemenuhan kebutuhan nutrisi
2. Identifikasi kadar gula darah terakhir
3. Kolaborasi dengan dokter mengenai dosis dan jenis insulin yang akan diberikan
kepada pasien, serta dipastikan pada status pasien.

PERSIAPAN
1. Persiapan Alat
a. Vial insulin
b. Spuit insulin
c. Bola kapas
d. Alcohol 70%
e. Sarung tangan
f. Baki beralas
g. Bengkok/tempat sampah medis
2. Persiapan Pasien dan Lingkungan
a. Identifikasi pasien
b. Jaga privasi pasien
c. Jelaskan informed consent (tujuan, prosedur, dan efek samping tindakan)
d. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
2. Putar insulin dengan kedua telapak tangan bila menggunakan NPH/Lente
3. Disinfeksi tutup botol insulin dengan kapas alcohol
4. Buka spuit dari pembungkusnya
5. Konversikan unit insulin yang dibutuhkan (unit hitungan)
6. Konversikan unit dalam strip
7. Masukkan udara ke dalam botol insulin sesuai dosis dengan arah tegak lurus ke
bawah
8. Balik botol insulin dan sedot insulin sesuai dosis sambil mengecek ada tidaknya
gelembung udara
9. Letakkan spuit pada area bersih dan datar, kemudian segera tutup jarum dengan
penutupnya
10. Tentukan lokasi SC (deltoid, abdomen)
11. Disinfeksi kulit dengan kapas alcohol
12. Cubit lunak lokasi injeksi yang telah dipilih pada pasien yang gemuk dan
masukkan jarum 450. Tekan pompa spuit pada aliran yang tetap
13. Lepaska cubitan dan tarik jarum, sambil tangan kiri memberikan tekanan lambut
pada lubang bekas tusukan dengan kapas alcohol
14. Buang spuit dan jarum pada bengkok/tempat sampah medis
15. Rapikan pasien dan bereskan alat
16. Lepas sarung tangan
17. Cuci tangan

EVALUASI
1. Evaluasi lokasi penusukan jarum
2. Perhatikan tanda-tanda hipoglikemia
3. Evaluasi respons pasien

DOKUMENTASI
1. Catat tindakan injeksi dalam status pasien
2. Catat tanda-tanda komplikasi tindakan
3. Catat respons pasien terhadap terapi dalam status pasien
DAFTAR TILIK
N ELEMEN KRITERIA UNJUK BOBOT SKOR BOBOT
O KOMPETENSI KERJA X
SKOR
1 Pengkajian Riwayat pemenuhan 1
kebutuhan nutrisi
diidentifikasi
Kadar gula darah
terakhir diidentifikasikan
2 Persiapan Alat Persiapan alat sudah 2
dilakukan dengan tepat
Alat dan bahan disusun
secara ergonomis
3 Persiapan Pasien Hubungan kepercayaan 1
dan Lingkungan dibangun
Informed consent
dilakukan
Privasi pasien dijaga
Posisi pasien diatur
sesuai dengan
kebutuhan
4 Pelaksanaan Tahap-tahap 4
pelaksanaan injeksi
insulin dilakukan sesuai
dengan SOP
5 Evaluasi Lokasi penusukan jarum 1
dievaluasi
Tanda-tanda
hipoglikemia dan
respons pasien
diperhatikan
Tindak lanjut seperti
konsul dokter dilakukan
6 Dokumentasi Tindakan injeksi 1
didokumentasikan
dalam status pasien
Tanda-tanda komplikasi
didokumentasikan
dalam status pasien
Respons pasien
terhadap terapi
didokumentasikan
dalam status pasien
JUMLAH 10

Keterangan Skor :
1 = Mahasiswa tidak melakukan tindakan
2 = Mahasiswa mampu melakukan tindakan dengan bimbingan maksimal
3 = Mahasiswa mampu melakukan tindakan dengan bimbingan minimal
4 = Mahasiswa mampu melakukan tindakan dengan tepat secara mandiri

Σ Bobot x Skor
Total Nilai= x 100=¿
40
PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH

DESKRIPSI
Kompetensi ini menggambarkan kemampuan perawat dalam pemeriksaan kadar gula
darah, termasuk teknik pemberian dengan menerapkan prinsip client safety.

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan pemeriksaan kadar gula darah secara
lisan dengan tepat.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menyiapkan peralatan secara mandiri
dengan tepat
3. Mahasiswa mampu melakukan prosedur pemeriksaan kadar gula darah secara
mandiri dengan benar
4. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan kadar gula darah
secara mandiri dengan tepat

PENGKAJIAN
1. Identifikasi jenis pemeriksaan kadar gula darah
2. Kaji kondisi klinis pasien
3. Kaji indikasi kebutuhan pemeriksaan kadar gula darah

PERSIAPAN
1. Persiapan Alat
a. Lancet/jarum stik
b. Monitor pembaca kadar gula darah
c. Stik pengukur kadar gula darah
d. Kapas
e. Alcohol 70%
f. Baki beralas/troli
2. Persiapan Pasien dan Lingkungan
a. Jelaskan informed consent (tujuan, prosedur, dan efek samping tindakan)
 GDA (Gula Darah Acak)
Tanpa instruksi apa pun, dapat dilakukan sewaktu-waktu
 GDP (Gula Darah Puasa)
Pasien diinstruksikan untuk puasa minimal 6 jam sebelum
pemeriksaan, namun diperkenankan minum air putih
 2 JPP (2 Jam post-prandial/setelah makan)
Setelah pemeriksaan GDP, pasien diinstruksikan untuk makan, setelah
itu puasa lagi 2 jam, kemudian diperiksa lagi kadar gula darah
b. Jaga privasi pasien
c. Atur posisi pasien

PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
2. Siapkan jarum (lancet) pada tempatnya
3. Nyalakan alat dan pasang stik pada pengukur kadar gula darah, periksa kode
yang tertera pada stik dengan kode pada layar monitor
4. Bersihkan jari pasien yang akan diperiksa dengan kapas alcohol
5. Tusuk jari pasien yang telah ditentukan dengan lanset
6. Dekatkan stik dengan darah yang telah keluar terserap menutupi bagian ujung
stik
7. Tunggu selama 20 detik, setelah itu hasil pemerisaan akan terlihat pada layar
monitor
8. Interpretasikan hasil pemeriksaan
9. Informasikan pada pasien hasil pemeriksaan kadar gula darah
10. Rapikan pasien dan peralatan

EVALUASI
Evaluasi respons pasien dan kondisi luka bekas tusukan

DOKUMENTASI
Catat pada status pasien, yang meliputi: tanggal, waktu, jenis pemeriksaan, dan hasil
pemeriksaan.

DAFTAR TILIK
N ELEMEN KRITERIA UNJUK BOBOT SKOR BOBOT
O KOMPETENSI KERJA X
SKOR
1 Pengkajian Jenis pemeriksaan 1
kadar gula darah
diidentifiaksi
Kondisi klinis klien dikaji
Indikasi pemeriksaan
kadar gula darah
diidentifikasi
2 Persiapan Alat Persiapan alat sudah 2
dilakukan dengan tepat
Alat dan bahan disusun
secara ergonomis
3 Persiapan Pasien Hubungan kepercayaan 1
dan Lingkungan dibangun
Informed consent
dilakukan
Privasi pasien dijaga
Posisi pasien diatur
sesuai dengan
kebutuhan
4 Pelaksanaan Tahap-tahap 4
pelaksanaan
pemeriksaan kadar gula
darah dilakukan sesuai
dengan SOP
5 Evaluasi Respons pasien 1
dievaluasi
Luka bekas tusukan
dievaluasi
6 Dokumentasi Tanggal, jenis, dan hasil 1
pemeriksaan, serta
respons pasien
didokumentasikan
Dalam status pasien
JUMLAH 10

Keterangan Skor :
1 = Mahasiswa tidak melakukan tindakan
2 = Mahasiswa mampu melakukan tindakan dengan bimbingan maksimal
3 = Mahasiswa mampu melakukan tindakan dengan bimbingan minimal
4 = Mahasiswa mampu melakukan tindakan dengan tepat secara mandiri

Σ Bobot x Skor
Total Nilai= x 100=¿
40
PEMERIKSAAN REDUKSI URIN

DESKRIPSI
Kompetensi ini menggambarkan kemampuan perawat dalam pemeriksaan reduksi urin,
termasuk teknik pemberian dengan menerapkan prinsip client safety.
Pemeriksaan urin yang digunakan untuk mendeteksi adanya glukosa dalam urin adalah
tes Reagen (misalnya Benedict, Fehling, Nylander)
Reduksi dalam urin akan mereduksi cupri sulfat yang berwarna biru menjadi endapan
cupri oksida yang berwarna merah dalam suasana alkali. Jika urin mengandung gula,
maka terjadilah endapan yang berwarna merah bata. Redaksi positif dalam urin
menunjukkan adanya hiperglikemia di atas 170 mg% karena nilai ambang batas ginjal
untuk absorpsi glukosa adalah 170 mg%. reduksi positif disertai hiperglikemia
menandakan adanya penyakit diabetes melitus.
Indikasi
Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien yang dicurigai atau telah menderita DM, DM
gestasional, dan gagal ginjal

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, tujuan dan indikasi pemeriksaan
reduksi urin secara lisan dengan tepat.
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menyiapkan peralatan dan bahan untuk
pemeriksaan reduksi urin secara mandiri dengan tepat
3. Mahasiswa mampu melakukan prosedur pelaksanaan reduksi urin secara
mandiri dengan benar
4. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan reduksi urin yang
dilaksanakan secara mandiri dengan tepat

PENGKAJIAN
Identifikasi kebutuhan atau indikasi pemeriksaan reduksi urin

PERSIAPAN
1. Persiapan Alat
a. Alat
 Tabung reaksi
 Lampu spirtus
 Korek api
 Penjepit
 Pipet
 Kertas saring
b. Bahan
 Urin pasien dalam tempatnya lengkap dengan namanya
 Fehling A
 Fehling B
2. Persiapan Pasien dan Lingkungan
a. Informed consent (tujuan dan prosedur tindakan)
b. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
c. Jaga privasi pasien

PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
2. Saring urin dengan kertas saring urin
3. Sedot urin 2 cc ke dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan 1 cc Fehling A, 1
cc Fehling B, atau dengan perbandingan yang sama (urin:Fehling A:Fehling
B=2:1:1)
4. Campurkan ketiga bahan tersebut secara merata
5. Nyalakan lampu spirtus dan panaskan tabung sampai mendidih sambil tabung
digoyang-goyang
Catatan: jangan didihkan campuran secara terus-menerus karena accidum urin
creatinin dan rangkaian slicyl dapat menimbulkan sedikit reaksi
6. Diamkan kurang lebih 2 menit
7. Lihat hasil pemeriksaan dan simpulkan:
a. Negatif (-) : tidak ada perubahan warna, tetap biru sedikit kehijauan
(tidak ada glukosa)
b. Positif 1 (+) : warna hijau kekuningan dan keruh (terdapat 0,5-1%
glukosa)
c. Positif 2 (++) : warna kuning keruh (terdapat 1-1,5% glukosa)
d. Positif 3 (+++) : warna jingga, seperti lumpur keruh (2-3,5% glukosa)
e. Positif 4 (++++) : merah keruh (>3,5% glukosa)
Normal : urin reduksi negatif
8. Tuliskan hasilnya
9. Beritahu hasil pemeriksaan kepada pasien
10. Bersihkan dan bereskan alat
11. Lepas sarung tangan dan cuci tangan

EVALUASI
Evaluasi hasil pemeriksaan dan respons pasien

DOKUMENTASI
Dokumentasikan tanggal dan hasil pemeriksaan

DAFTAR TILIK
N ELEMEN KRITERIA UNJUK BOBOT SKOR BOBOT
O KOMPETENSI KERJA X
SKOR
1 Pengkajian Indikasi pemeriksaan 1
reduksi urin diidentifikasi
2 Persiapan Alat Persiapan alat sudah 2
dan Bahan dilakukan dengan tepat
Alat dan bahan disusun
secara ergonomis
3 Persiapan Pasien Hubungan kepercayaan 1
dan Lingkungan dibangun
Informed consent
dilakukan
Privasi pasien dijaga
Posisi pasien diatur
sesuai dengan
kebutuhan
4 Pelaksanaan Tahap-tahap 4
pemeriksaan reduksi
urin dilakukan sesuai
dengan SOP
5 Evaluasi Evaluasi hasil 1
pemeriksaan dan
respons pasien
6 Dokumentasi Tanggal dan Hasil 1
pemeriksaan
didokumentasikan
dalam status pasien
JUMLAH 10

Keterangan Skor :
1 = Mahasiswa tidak melakukan tindakan
2 = Mahasiswa mampu melakukan tindakan dengan bimbingan maksimal
3 = Mahasiswa mampu melakukan tindakan dengan bimbingan minimal
4 = Mahasiswa mampu melakukan tindakan dengan tepat secara mandiri

Σ Bobot x Skor
Total Nilai= x 100=¿
40
KATETERISASI URIN

DESKRIPSI
Tindakan kateterisasi ini digunakan untuk membantu pasien yang mengalami gangguan
perkemihan karena retensi urin. Kateterisasi urin adalah tindakan memasukkan selang
karet atau plastic melalui uretra ke dalam kandung kemih. Pemasangan kateter
menyebabkan urin mengalir secara kontinu pada pasien yang tidak mampu mnegontrol
perkemihan atau pasien yang mengalami obstruksi pada saluran kemih. Ukuran
diameter luar kateter ditulis dalam satuan Ch(Cheriere) atau F/Fr (French atau bukan
foley), dimana 1 Ch atau 1 F sama dengan 0,33 milimeter; atau dengan kata lain 1
milimeter sama dengan 3 F atau 3 Ch. Pada orang dewasa Indonesia, biasanya
dipasang kateter No.16 atau 18. Berdasarkan bahan pembuatan, kateter ada yang
terbuat dari logam, karet, atau silicon. Kateter yang sering dijumpai adalah kateter foley,
katater yang menetap (indwelling catheter=self retaining), tidak iritatif, tersedia dalam
berbagai ukuran, da nada yang cabang tiga (three way catheter)
Tujuan
1. Menghilangkan distensi kandung kemih
2. Mendapatkan specimen urin
3. Mengkaji jumlah residu urin, jika kandung kemih tidak mampu sepenuhnya
kosong
Indikasi
1. Pasien dengan retensi urin
2. Mengambil sampel urin untuk kultur urin
3. Mengukur residu urin
4. Memasukkan bahan kontras untuk pemeriksaan radiologi
5. Monitor produksi urin atau keseimbangan cairan
Kontraindikasi
1. Striktur uretra
2. Rupture uretra
3. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

PEMASANGAN KONDOM KATETER


Selain menggunakan kateter, alternatif untuk kateterisasi adalah menggunakan kondom
kateter. Kondom kateter adalah alat drainase urin eksternal yang mudah digunakan
dan aman untuk mengalirkan urin pada pasien. Kondom kateter digunakan untuk
tujuan:
1. Mengumpulkan urin dan mengontrol inkontinensia urin
2. Pasien dapat melakukan aktivitas fisik tanpa harus merasa malu karena adanya
kebocoran urin (mengompol)
3. Mencegah iritasi pada kulit akibat inkontinensia urin
Kondom kateter cocok digunakan untuk pasien pria yang mengalami inkontinensia atau
dalam status koma, yang masih mempunyai kemampuan mengosongkan kandung
kemih sampai tuntas dan spontan. Pemasangan kondom kateter lebih mudah dan
perawatannya dapat dilakukan setiap hari agar tidak terjadi iritasi.

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan eliminasi urin secara lisan
dengan tepat
2. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, tujuan, dan indikasi kateter secara lisan
dengan tepat dan benar
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menyiapkan peralatan pemasangan
kateter urin secara mandiri dengan tepat
1. Mahasiswa mampu melakukan pemasangan kateter urin dengan benar secara
mandiri dengan tepat
PENGKAJIAN
1. Kaji indikasi pemasangan urin
2. Kaji kebutuhan dan gangguan eliminasi pasien

PERSIAPAN
Persiapan Alat
1. Bak instrument steril berisi: 1 pasang sarung tangan steril, duk steril, bola kapas
atau spons kasa, 1 buah pinset anatomis
2. Kateter sesuai ukuran dalam kemasan steril
3. Kantong urin dalam kemasan
4. Spuit yang sudah terisi dengan larutan aquades untuk mengembangkan balon
pada kateter indwelling
5. Jeli atau pelumas
6. Gunting dan plester
7. Larutan pembersih antiseptic (savlon) dalam kom
8. Korentang dan tempatnya
9. Kantong sampah atau bengkok (nierbekken)
10. Kom dengan air hangat dan sabun
11. Handuk mandi

PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Cuci tangan
2. Buka bak instrument dan buka alat dalam kemasan ke dalam bak instrument
dengan teknik steril
3. Tuangkan jeli pada kasa steril
4. Pakai sarung tangan
5. Bersihkan genitalia
a. Pada Perempuan
Besihkan genitalia dengan kapas sublimat menggunakan pinset dengan cara:
tangan non-dominan perawat membuka vulva, kemudian tangan dominan
memegang pinset dan mengambil kapas sublimat. Selanjutnya bersihkan
labia mayora dari atas ke bawah, kemudian labia minora dan klitoris dengan
cara yang sama, lalu kapas yang telah terpakai dibuang dalma bengkok.
Letakkan pinset pada bengkok.
b. Pada Laki-laki
Bersihkan genitalia dengan kapas menggunakan pinset dengan cara penis
dipegang dengan tangan non-dominan, penis dibersihkan dengan
menggunakan kapas sublimat oleh tangan dominan dengan gerakan
memutar dari meatus ke arah luar. Tindakan dapat dilakukan beberapa kali
hingga bersih. Letakkan pinset dalam bengkok.
6. Pasang duk steril
7. Pasangkan kateter dengan kantong urin
8. Olesi kateter dengan jeli, pada laki-laki kurang lebih 12,5 – 17,5 cm dan pada
perempuan 5 – 7,5 cm
9. Masukkan kateter ke dalam uretra secara perlahan-lahan sampai urin keluar dan
tambahkan kurang lebih 3 cm
10. Masukkan cairan NaCl/aquades kurang lebih 10 – 30 cc atau sesuai ukuran yang
tertulis untuk mengunci balon kateter. Tarik sedikit kateter. Apabila pada saat
ditarik kateter terasa tertahan, berarti kateter sudah masuk pada kandung kemih
11. Lepaskan duk steril
12. Cara fiksasi
a. Pada laki-laki : plester kateter ke arah abdomen bawah
b. Pada perempuan : plester kateter ke arah paha atas
13. Bereskan peralatan dan bantu pasien ke posisi yang nyaman
14. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

EVALUASI
1. Respons pasien
2. Jumlah dan karakteristik urin
3. Kepatenan kateter

DOKUMENTASI
1. Waktu pelaksanaan tindakan
2. Karakteristik urin

DAFTAR TILIK
N ELEMEN KRITERIA UNJUK BOBOT SKOR BOBOT
O KOMPETENSI KERJA X
SKOR
1 Pengkajian Indikasi pemasangan 1
diidentifikasi
Kebutuhan eliminasi
diidentifikasi
2 Persiapan Alat Persiapan alat sudah 2
dilakukan dengan tepat
Peralatan disusun
secara ergonomis
3 Persiapan Pasien Hubungan kepercayaan 1
dan Lingkungan dibangun
Informed consent
dilakukan
Privasi pasien dijaga
Posisi pasien diatur
sesuai dengan
kebutuhan
4 Pelaksanaan Tahap-tahap kateter 4
sudah dilakukan sesuai
dengan SOP
5 Evaluasi Respons pasien 1
dievaluasi
Jumlah dan karakteristik
urin dievaluasi
Kepatenan kateter
dievaluasi
6 Dokumentasi Waktu pelaksanaan 1
tindakan
didokumentasikan
Karakteristik urin
didokumentasikan
JUMLAH 10

Keterangan Skor :
1 = Mahasiswa tidak melakukan tindakan
2 = Mahasiswa mampu melakukan tindakan dengan bimbingan maksimal
3 = Mahasiswa mampu melakukan tindakan dengan bimbingan minimal
4 = Mahasiswa mampu melakukan tindakan dengan tepat secara mandiri

Σ Bobot x Skor
Total Nilai= x 100=¿
40

PEMBERIAN INSULIN

DESKRIPSI
Insulin merupakan salah satu terapi pada penderita diabetes mellitus (DM).
Indikasi Pemberian Insulin
3. Secara absolut diberikan pada:
d. Pengidap DM tipe I
e. Koma ketoasidosis
f. DM yang tidak terkendali dengan diet
4. Secara relatif diberikan pada:
c. DM tipe II terjaga dengan obat hiperglikemia oral
d. DM dengan infeksi sistemik
Tujuan Pemberian Insulin
4. Menurunkan kadar gula darah
5. Mencegah komplikasi DM (koma hiperglikemia, ketoasidosis diabetikum,
mikrovaskular, makro vascular)
6. Mengurangi morbiditas ibu dan janin pada ibu hamil yang mengidap DM
Cara Pemberian Insulin
3. Subkutan
4. Intravena (bila dalam keadaan darurat dengan pengawasan)

TUJUAN PEMBELAJARAN
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menyiapkan peralatan untuk pemberian
injeksi insulin secara mandiri dengan tepat
5. Mahasiswa mampu menghitung dosis insulin yang akan diberikan secara mandiri
dengan benar
6. Mahasiswa mampu menginjeksi insulin secara mandiri dengan tepat

PENGKAJIAN
4. Kaji riwayat pemenuhan kebutuhan nutrisi
5. Identifikasi kadar gula darah terakhir
6. Kolaborasi dengan dokter mengenai dosis dan jenis insulin yang akan diberikan
kepada pasien, serta dipastikan pada status pasien.

PERSIAPAN
3. Persiapan Alat
h. Vial insulin
i. Spuit insulin
j. Bola kapas
k. Alcohol 70%
l. Sarung tangan
m. Baki beralas
n. Bengkok/tempat sampah medis
4. Persiapan Pasien dan Lingkungan
e. Identifikasi pasien
f. Jaga privasi pasien
g. Jelaskan informed consent (tujuan, prosedur, dan efek samping tindakan)
h. Atur posisi pasien sesuai kebutuhan
PROSEDUR PELAKSANAAN
18. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
19. Putar insulin dengan kedua telapak tangan bila menggunakan NPH/Lente
20. Disinfeksi tutup botol insulin dengan kapas alcohol
21. Buka spuit dari pembungkusnya
22. Konversikan unit insulin yang dibutuhkan (unit hitungan)
23. Konversikan unit dalam strip
24. Masukkan udara ke dalam botol insulin sesuai dosis dengan arah tegak lurus ke
bawah
25. Balik botol insulin dan sedot insulin sesuai dosis sambil mengecek ada tidaknya
gelembung udara
26. Letakkan spuit pada area bersih dan datar, kemudian segera tutup jarum dengan
penutupnya
27. Tentukan lokasi SC (deltoid, abdomen)
28. Disinfeksi kulit dengan kapas alcohol
29. Cubit lunak lokasi injeksi yang telah dipilih pada pasien yang gemuk dan
masukkan jarum 450. Tekan pompa spuit pada aliran yang tetap
30. Lepaska cubitan dan tarik jarum, sambil tangan kiri memberikan tekanan lambut
pada lubang bekas tusukan dengan kapas alcohol
31. Buang spuit dan jarum pada bengkok/tempat sampah medis
32. Rapikan pasien dan bereskan alat
33. Lepas sarung tangan
34. Cuci tangan

EVALUASI
4. Evaluasi lokasi penusukan jarum
5. Perhatikan tanda-tanda hipoglikemia
6. Evaluasi respons pasien

DOKUMENTASI
4. Catat tindakan injeksi dalam status pasien
5. Catat tanda-tanda komplikasi tindakan
6. Catat respons pasien terhadap terapi dalam status pasien
DAFTAR TILIK
N ELEMEN KRITERIA UNJUK BOBOT SKOR BOBOT
O KOMPETENSI KERJA X
SKOR
1 Pengkajian Riwayat pemenuhan 1
kebutuhan nutrisi
diidentifikasi
Kadar gula darah
terakhir diidentifikasikan
2 Persiapan Alat Persiapan alat sudah 2
dilakukan dengan tepat
Alat dan bahan disusun
secara ergonomis
3 Persiapan Pasien Hubungan kepercayaan 1
dan Lingkungan dibangun
Informed consent
dilakukan
Privasi pasien dijaga
Posisi pasien diatur
sesuai dengan
kebutuhan
4 Pelaksanaan Tahap-tahap 4
pelaksanaan injeksi
insulin dilakukan sesuai
dengan SOP
5 Evaluasi Lokasi penusukan jarum 1
dievaluasi
Tanda-tanda
hipoglikemia dan
respons pasien
diperhatikan
Tindak lanjut seperti
konsul dokter dilakukan
6 Dokumentasi Tindakan injeksi 1
didokumentasikan
dalam status pasien
Tanda-tanda komplikasi
didokumentasikan
dalam status pasien
Respons pasien
terhadap terapi
didokumentasikan
dalam status pasien
JUMLAH 10

Keterangan Skor :
1 = Mahasiswa tidak melakukan tindakan
2 = Mahasiswa mampu melakukan tindakan dengan bimbingan maksimal
3 = Mahasiswa mampu melakukan tindakan dengan bimbingan minimal
4 = Mahasiswa mampu melakukan tindakan dengan tepat secara mandiri

Σ Bobot x Skor
Total Nilai= x 100=¿
40
PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH

DESKRIPSI
Kompetensi ini menggambarkan kemampuan perawat dalam pemeriksaan kadar gula
darah, termasuk teknik pemberian dengan menerapkan prinsip client safety.

TUJUAN PEMBELAJARAN
5. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan pemeriksaan kadar gula darah secara
lisan dengan tepat.
6. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menyiapkan peralatan secara mandiri
dengan tepat
7. Mahasiswa mampu melakukan prosedur pemeriksaan kadar gula darah secara
mandiri dengan benar
8. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil pemeriksaan kadar gula darah
secara mandiri dengan tepat

PENGKAJIAN
4. Identifikasi jenis pemeriksaan kadar gula darah
5. Kaji kondisi klinis pasien
6. Kaji indikasi kebutuhan pemeriksaan kadar gula darah

PERSIAPAN
3. Persiapan Alat
g. Lancet/jarum stik
h. Monitor pembaca kadar gula darah
i. Stik pengukur kadar gula darah
j. Kapas
k. Alcohol 70%
l. Baki beralas/troli
4. Persiapan Pasien dan Lingkungan
d. Jelaskan informed consent (tujuan, prosedur, dan efek samping tindakan)
 GDA (Gula Darah Acak)
Tanpa instruksi apa pun, dapat dilakukan sewaktu-waktu
 GDP (Gula Darah Puasa)
Pasien diinstruksikan untuk puasa minimal 6 jam sebelum
pemeriksaan, namun diperkenankan minum air putih
 2 JPP (2 Jam post-prandial/setelah makan)
Setelah pemeriksaan GDP, pasien diinstruksikan untuk makan, setelah
itu puasa lagi 2 jam, kemudian diperiksa lagi kadar gula darah
e. Jaga privasi pasien
f. Atur posisi pasien

PROSEDUR PELAKSANAAN
11. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
12. Siapkan jarum (lancet) pada tempatnya
13. Nyalakan alat dan pasang stik pada pengukur kadar gula darah, periksa kode
yang tertera pada stik dengan kode pada layar monitor
14. Bersihkan jari pasien yang akan diperiksa dengan kapas alcohol
15. Tusuk jari pasien yang telah ditentukan dengan lanset
16. Dekatkan stik dengan darah yang telah keluar terserap menutupi bagian ujung
stik
17. Tunggu selama 20 detik, setelah itu hasil pemerisaan akan terlihat pada layar
monitor
18. Interpretasikan hasil pemeriksaan
19. Informasikan pada pasien hasil pemeriksaan kadar gula darah
20. Rapikan pasien dan peralatan

EVALUASI
Evaluasi respons pasien dan kondisi luka bekas tusukan

DOKUMENTASI
Catat pada status pasien, yang meliputi: tanggal, waktu, jenis pemeriksaan, dan hasil
pemeriksaan.

DAFTAR TILIK
N ELEMEN KRITERIA UNJUK BOBOT SKOR BOBOT
O KOMPETENSI KERJA X
SKOR
1 Pengkajian Jenis pemeriksaan 1
kadar gula darah
diidentifiaksi
Kondisi klinis klien dikaji
Indikasi pemeriksaan
kadar gula darah
diidentifikasi
2 Persiapan Alat Persiapan alat sudah 2
dilakukan dengan tepat
Alat dan bahan disusun
secara ergonomis
3 Persiapan Pasien Hubungan kepercayaan 1
dan Lingkungan dibangun
Informed consent
dilakukan
Privasi pasien dijaga
Posisi pasien diatur
sesuai dengan
kebutuhan
4 Pelaksanaan Tahap-tahap 4
pelaksanaan
pemeriksaan kadar gula
darah dilakukan sesuai
dengan SOP
5 Evaluasi Respons pasien 1
dievaluasi
Luka bekas tusukan
dievaluasi
6 Dokumentasi Tanggal, jenis, dan hasil 1
pemeriksaan, serta
respons pasien
didokumentasikan
Dalam status pasien
JUMLAH 10

Keterangan Skor :
1 = Mahasiswa tidak melakukan tindakan
2 = Mahasiswa mampu melakukan tindakan dengan bimbingan maksimal
3 = Mahasiswa mampu melakukan tindakan dengan bimbingan minimal
4 = Mahasiswa mampu melakukan tindakan dengan tepat secara mandiri

Σ Bobot x Skor
Total Nilai= x 100=¿
40
KATETERISASI URIN

DESKRIPSI
Tindakan kateterisasi ini digunakan untuk membantu pasien yang mengalami gangguan
perkemihan karena retensi urin. Kateterisasi urin adalah tindakan memasukkan selang
karet atau plastic melalui uretra ke dalam kandung kemih. Pemasangan kateter
menyebabkan urin mengalir secara kontinu pada pasien yang tidak mampu mnegontrol
perkemihan atau pasien yang mengalami obstruksi pada saluran kemih. Ukuran
diameter luar kateter ditulis dalam satuan Ch(Cheriere) atau F/Fr (French atau bukan
foley), dimana 1 Ch atau 1 F sama dengan 0,33 milimeter; atau dengan kata lain 1
milimeter sama dengan 3 F atau 3 Ch. Pada orang dewasa Indonesia, biasanya
dipasang kateter No.16 atau 18. Berdasarkan bahan pembuatan, kateter ada yang
terbuat dari logam, karet, atau silicon. Kateter yang sering dijumpai adalah kateter foley,
katater yang menetap (indwelling catheter=self retaining), tidak iritatif, tersedia dalam
berbagai ukuran, da nada yang cabang tiga (three way catheter)
Tujuan
4. Menghilangkan distensi kandung kemih
5. Mendapatkan specimen urin
6. Mengkaji jumlah residu urin, jika kandung kemih tidak mampu sepenuhnya
kosong
Indikasi
6. Pasien dengan retensi urin
7. Mengambil sampel urin untuk kultur urin
8. Mengukur residu urin
9. Memasukkan bahan kontras untuk pemeriksaan radiologi
10. Monitor produksi urin atau keseimbangan cairan
Kontraindikasi
4. Striktur uretra
5. Rupture uretra
6. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

PEMASANGAN KONDOM KATETER


Selain menggunakan kateter, alternatif untuk kateterisasi adalah menggunakan kondom
kateter. Kondom kateter adalah alat drainase urin eksternal yang mudah digunakan
dan aman untuk mengalirkan urin pada pasien. Kondom kateter digunakan untuk
tujuan:
4. Mengumpulkan urin dan mengontrol inkontinensia urin
5. Pasien dapat melakukan aktivitas fisik tanpa harus merasa malu karena adanya
kebocoran urin (mengompol)
6. Mencegah iritasi pada kulit akibat inkontinensia urin
Kondom kateter cocok digunakan untuk pasien pria yang mengalami inkontinensia atau
dalam status koma, yang masih mempunyai kemampuan mengosongkan kandung
kemih sampai tuntas dan spontan. Pemasangan kondom kateter lebih mudah dan
perawatannya dapat dilakukan setiap hari agar tidak terjadi iritasi.
TUJUAN PEMBELAJARAN
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan eliminasi urin secara lisan
dengan tepat
5. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, tujuan, dan indikasi kateter secara lisan
dengan tepat dan benar
6. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menyiapkan peralatan pemasangan
kateter urin secara mandiri dengan tepat
2. Mahasiswa mampu melakukan pemasangan kateter urin dengan benar secara
mandiri dengan tepat
PENGKAJIAN
3. Kaji indikasi pemasangan urin
4. Kaji kebutuhan dan gangguan eliminasi pasien

PERSIAPAN
Persiapan Alat
12. Bak instrument steril berisi: 1 pasang sarung tangan steril, duk steril, bola kapas
atau spons kasa, 1 buah pinset anatomis
13. Kateter sesuai ukuran dalam kemasan steril
14. Kantong urin dalam kemasan
15. Spuit yang sudah terisi dengan larutan aquades untuk mengembangkan balon
pada kateter indwelling
16. Jeli atau pelumas
17. Gunting dan plester
18. Larutan pembersih antiseptic (savlon) dalam kom
19. Korentang dan tempatnya
20. Kantong sampah atau bengkok (nierbekken)
21. Kom dengan air hangat dan sabun
22. Handuk mandi

PROSEDUR PELAKSANAAN
15. Cuci tangan
16. Buka bak instrument dan buka alat dalam kemasan ke dalam bak instrument
dengan teknik steril
17. Tuangkan jeli pada kasa steril
18. Pakai sarung tangan
19. Bersihkan genitalia
c. Pada Perempuan
Besihkan genitalia dengan kapas sublimat menggunakan pinset dengan cara:
tangan non-dominan perawat membuka vulva, kemudian tangan dominan
memegang pinset dan mengambil kapas sublimat. Selanjutnya bersihkan
labia mayora dari atas ke bawah, kemudian labia minora dan klitoris dengan
cara yang sama, lalu kapas yang telah terpakai dibuang dalma bengkok.
Letakkan pinset pada bengkok.
d. Pada Laki-laki
Bersihkan genitalia dengan kapas menggunakan pinset dengan cara penis
dipegang dengan tangan non-dominan, penis dibersihkan dengan
menggunakan kapas sublimat oleh tangan dominan dengan gerakan
memutar dari meatus ke arah luar. Tindakan dapat dilakukan beberapa kali
hingga bersih. Letakkan pinset dalam bengkok.
20. Pasang duk steril
21. Pasangkan kateter dengan kantong urin
22. Olesi kateter dengan jeli, pada laki-laki kurang lebih 12,5 – 17,5 cm dan pada
perempuan 5 – 7,5 cm
23. Masukkan kateter ke dalam uretra secara perlahan-lahan sampai urin keluar dan
tambahkan kurang lebih 3 cm
24. Masukkan cairan NaCl/aquades kurang lebih 10 – 30 cc atau sesuai ukuran yang
tertulis untuk mengunci balon kateter. Tarik sedikit kateter. Apabila pada saat
ditarik kateter terasa tertahan, berarti kateter sudah masuk pada kandung kemih
25. Lepaskan duk steril
26. Cara fiksasi
c. Pada laki-laki : plester kateter ke arah abdomen bawah
d. Pada perempuan : plester kateter ke arah paha atas
27. Bereskan peralatan dan bantu pasien ke posisi yang nyaman
28. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

EVALUASI
4. Respons pasien
5. Jumlah dan karakteristik urin
6. Kepatenan kateter

DOKUMENTASI
3. Waktu pelaksanaan tindakan
4. Karakteristik urin

DAFTAR TILIK
N ELEMEN KRITERIA UNJUK BOBOT SKOR BOBOT
O KOMPETENSI KERJA X
SKOR
1 Pengkajian Indikasi pemasangan 1
diidentifikasi
Kebutuhan eliminasi
diidentifikasi
2 Persiapan Alat Persiapan alat sudah 2
dilakukan dengan tepat
Peralatan disusun
secara ergonomis
3 Persiapan Pasien Hubungan kepercayaan 1
dan Lingkungan dibangun
Informed consent
dilakukan
Privasi pasien dijaga
Posisi pasien diatur
sesuai dengan
kebutuhan
4 Pelaksanaan Tahap-tahap kateter 4
sudah dilakukan sesuai
dengan SOP
5 Evaluasi Respons pasien 1
dievaluasi
Jumlah dan karakteristik
urin dievaluasi
Kepatenan kateter
dievaluasi
6 Dokumentasi Waktu pelaksanaan 1
tindakan
didokumentasikan
Karakteristik urin
didokumentasikan
JUMLAH 10

Keterangan Skor :
1 = Mahasiswa tidak melakukan tindakan
2 = Mahasiswa mampu melakukan tindakan dengan bimbingan maksimal
3 = Mahasiswa mampu melakukan tindakan dengan bimbingan minimal
4 = Mahasiswa mampu melakukan tindakan dengan tepat secara mandiri

Σ Bobot x Skor
Total Nilai= x 100=¿
40

Anda mungkin juga menyukai