Anda di halaman 1dari 27

JAWABAN ASESMEN KOMPETENSI

PK III KMB NON INFEKSI

NAMA : MARSI, AMD.Kep.

NIP : 19760912 200312 2 003

RUANG : TULIP

JENJANG KARIR : PK III KMB NON INFEKSI

A. Tindakan Keperawatan

1. Melakukan Pengkajian Keperawatan pada pasien


Ada 5 tahap
a. Pengumpulan data
b. Analisa data
c. Sistematika data
d. Penentuan masalah
e. Pendokumentasian hasil pengkajian

2. Menentukan Diagnosa Keperawatan


Berdasarkan analisa dan interprestasi data yang diperoleh dari
pengkajian keperawatan klien. Memberikan gambaran tentang
masalah atau status kesehatan yang nyata dan kemungkinan akan
terjadi.

3. Penyusunan Diagnosa Keperawatan menurut SIKI ada 4 :


a. Orientasi
b. Teraupetik
c. Edukasi
d. Kolaborasi
4. Bagaimana cara melakukan evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah proses akhir untuk mengetahui sejauh
mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai ,evaluasi dilakukan
dengan cara membandingkan hasil akhir yang teramati dengan tujuan
dan kriteria hasil yang di buat dalam rencana keperawatan

5. Apa saja yang perlu di dokumentasikan dan Fungsi dokumentasi proses


keperawatan
Pengkajian , diagnose keperawatan,perencanaan,implementasi dan
evaluasi
Fungsi : menyimpan semua data atau informasi klien/pasien dan sarana
evaluasi terhadap tindakan yang telah di berikan pada klien

B. Melaksanakan Kompetensi Dasar

6. Melakukan Edukasi pada pasien dengan keluarga (RM RI Edukasi)

Edukasi yang diberikan kepada pasein dan keluarga :


a. Informasi tentang alur rawat inap
b. Informasi tentang perlindungan privasi dan nilai – nilai
kepercayaan
c. Informasi tentang adanya pelayanan kerohanian bagi pasien yang
membutuhkan
Cara melakukan edukasi pasien dan keluarga menggunakan :
a. Brosur/leaflet/booklet
b. Lisan
c. Poster
d. Alat peraga

7. Melakukan kolaborasi dengan TIM kesehatan yang lain

Dengan cara SBAR ( Situasi, Backgraun,Assemen,Rekomendasi )

Prinsip kolaborasi dengan tim Kesehatan lain adalah merupakan


pemberian keputusan dalam masalah kesehatannya. Kepercayaan dan
berperilaku sesuai dengan kodeetik dan menghargai satu sama lain,
darurat, saling percaya dengan memahami pembagian tugaas dan
kompetensinya masing – masing.
8. Menerapkan Prinsip Pengendalian Dan Pencegahan Infeksi (PPI)
Kewaspadaan isolasi adalah tindakan pencegahan atau pengendalian
infeksi yang disusun oleh CenterFor Disease (CDC) dan harus
ditetapkan di rumahsakit dan pelayanan Kesehatan lainnya.
Kewaspadaan isolasi ada 2 yaitu kewaspadaan standart dan
kewaspadaan transmisi.
Kewaspadaan standart meliputi :
1) Kebersihan tangan
2) Penggunaan APD
3) Pengelolaan limbah dan benda tajam
4) Pengendalian lingkungan
5) Penyuntikan yang aman
6) Etika batuk
7) Praktek lumbal punksi
8) Peralatan perawatan pasien
9) Penatalaksanaan linen
10) Kesehatan karyawan
11) Penempatanpasien
Kewaspadaan transmisi meliputi :
1) Airbone/Udara : TBC, Chicken pox (Masker N95/Respiratorik)
2) Kontak : MRSA, VRE, Herpes Simplex (Sarungtangan, Gaun)
3) Droplet/Percikan : Avian Influensa, H1N1, Meningococcus
(Masker bedah, pelindungmata dan wajah)

9. Tindakan mencegah cidera pada klien :


1) Memberikan pengawasan yang lebih kepada pasien
2) Pastikan lingkungan atau lantai tidak licin
3) Pastikan pengaman tempat tidur terpasang
4) Pastikan rem roda tempat tidur terkunci
5) Kamar mandi dan WC terpasang Sidereal
6) Menunjukan alat bantu panggilan darurat
7) Pastikan posisi tempat tidur tidak terlalu tinggi
8) Menggunakan kursi roda
9) Penggunaan stiker resiko jatuh
10. Melakukan alih baring

Sesuai SPO alih baring yang ada di RS

11. Melakukan Ambulasi dan ROM

Sesuai SPO ambulasi (ROM) yang ada di RS

12. Low flow (nasal canul, masker sederhana, masker rebreting, masker
non rebreting) Sesuai SPO yang ada

13. Mengelola terapi nebulizer . Sesuai SPO yang ada

14. Melakukan suction pada pasien tanpa alat bantu napas


Sesuai SPO yang ada di RS

15. Memonitor balance cairan. Sesuai SPO balance cairan


Cara melakukan monitor balance cairan
Intake ( cairan masuk)-(out put cairan keluar)
IWL = 15 x BB/24 jam
IWL = ( 10% x cm) x jumlah kenaikan suhu/24 jam + IWL
Kenaikan Suhu
Input cairan = air ( makan,minum ),cairan infus, injeksi,injeksi AM
( 5 cc/kg BB/hari )
Output cairan = urine,feces 1x100
cc,muntah,perdarahan,drain,cairan NGT

16. Langkah mengganti cairan infus


Siapkan cairan infus sesuai advis,buka plastic pelapis cairan
infus,buka segel,klem selang infus agar cairan tidak mengalir,cabut
ujung selang infus dari cairan infus yang lama,dengan gerakan yang
cepat sambungkan ujung selang infus dengan cairan infus yang baru
tanpa menyentuh area yang steril,gantung kembali cairan pada
standart infus,cek adanya udara sepanjang selang,yakinkan ruang
udara terisi dengan baik ( sepertiga sampai setengah bagian dengan isi
cairan infus ), atur kembali tetesan infus.
17. Mengukur tanda tanda vital .Sesuai SPO yang ada di RS

18. Melakukan Perekaman EKG. Sesuai SPO yang ada di RS

19. Melakukan Pemeriksaan kesadaran kualitatif dan kuantitatif


Tingkat kesadaran :
a. Compos Mentis, sadar penuh (14-15)
b. Apatis, tidak peduli lingkungan (12-13)
c. Delirium, penurunan kesadaran disertai kekacauan motoric dan
siklus tidur bangun yang terganggu, gaduh gelisah, kacau,
disorientasi dan meronta ronta (7-9)
d. Somnolen, keadaan mengantuk dan masih dapat pulih jika di
rangsang dan tidurkembali jika tidak ada rangsangan (10-11)
e. Sopor, keadaan yang mengantuk dapat di bangunkan dengan
ransang kuat, misal rangsang nyeri dan klien tdk terbangun
sempurna (4-6)
f. Coma, penurunan kesadaran tanpa respon (3)
EVM :
a. Respon membuka mata
Reaksi (-) skor 1
Dengannyeri Skor 2
Dengan perintah skor 3
Spontan skor 4
b. Respon Verbal
Tidak ada suara skor 1
Mengerang skor 2
Bicarakacau skor 3
Disorientasitempatdanwaktu skor 4
Orientasibaikdansesuai skor 5
c. ResponMotorik
Tidakadagerakan skor 1
Ekstensi abnormal skor 2
Fleksi abnormal skor 3
Menghindarinyeri skor 4
Melokalisasinyeri skor 5
Mengikutiperintah skor 6

20. Mengkajitandakegawatandarurat (RM. IGD 1)


a. Biru level 1 (resusitasi)
b. Merah level 2 (emengency)
c. Kuning level 3 (urgency)
d. Hijau level 4 (non urgency)

21. Melakukan pemeriksaan dengan prinsip POCT (tes di ruang rawat)


yaitu glukosa darah.
Langkah melakukan pemeriksaan Glukosa darah sewaktu dengan
accutrand
Cuci tangan,nyalakn glucometer,siapkan alcohol swab,lancet,dan
kertas stirp,tentukan jari yang akan di gunakan untuk mengambil
sampel darah,siapkan pen lancet,sentuh dan tahan bukaan strip
sampai tetes darah memenuhi standar pengujian,lihat hasil tes darah
yang sudah di lakukan,buang lancet yang dusah di gunakan,catat
hasil tes gula darah
22. Melakukan pengambilan sampel darah vena, urin dan feses

Sesuai SPO yang ada di RS

23. Melakukan perawatan luka dasar


Sesuai SPO yang ada di RS
24. Memberikan terapi oral, intra vena, intra muskuler, subcutan, intra
cutan
Langkah memberikan terapi oral, intra vena, intra muscular, sub
cutan, intra cutan.
TERAPI INTRA VENA,INTRA MUSCULAR,SUB CUTAN,INTRA CUTAN
1. Pra Interaksi
Kebersihan tangan,salam, identifikasi pasien,jelaskan prosedur
dan tujuan tindakan yang akan di lakukan,jaga privasi pasien
2. Pelaksanaan
Kebersihan tangan,siapkan alat,dekatkan alat,atur posisi
pasien,pasang perlak pengalas,tentukan tempat penyuntikan dengan
benar,desinfeksi tempat penyuntikn,gunakan ibu jari dan telunjuk
untuk meregangkan kulit,tusukan spuit dengan sudut 15-20
derajat ,jarum masuk 0,5 cm (sub cutan), sudut 90 derajat jarum
masuk 2/3 ( intra muscular ),sudut 45 derajat ( intra cutan ),sudut
45-60 derajat ( intra vena ),lakukan aspirasi dan pastikan darah tidak
masuk spuit ( IC,SC,IM),untuk IV aspirasi spuit dengan tanda darah
keluar,masukkan obat secara perlahan,cabut spuit sambal menekan
daerah tusukan dengan alcohol swab,buang spuit dalam
bengkok,rapikan alat,buang spuit dalam box safety

3.Terminasi
Salam,kebersihan tangan,dokumentasi

TERAPI ORAL

1. Pra Interaksi
Kebersihan tangan,salam, identifikasi pasien,jelaskan prosedur
dan tujuan tindakan yang akan di lakukan,jaga privasi pasien
dan tanyakan kesiapan pasien
2.Cek program,kebersihan tangan,siapkan alat,siapkan obat
sesuai kebutuhan,periksa ulang obat yang di berikan sesuai
advis dokter,dekatkan obat yang mau di minum,jelaskan
tentang obat,jenis,kegunaan,dan efekpenyerta,beri kesempatan
pasien dan keluarga untuk bertanya,tanyakan kebiasaan
minum obat,pasang pengalas bawah dagu,berikan obat sesuai
kebutuhan,lakukan observasi sampai obat habis,bersihkan
mulut dengan tisu,tanya perasaan pasien setelah minum
obat,jelaskan kemungkinan reaksi alergi,pasien dan peralatan
di bereskan
3. Terminasi
Salam,kebersihan tangan,dokumentasi dengan memberikan
paraf dan nama terang pada kolom obat dan catat reaksi yang
terjadi jika ada dalam catatan keperawatan
25. Langkah pemberian transfusi darah sesuai SPO yang ada di RS

26. Melakukan Bantuan Hidup Dasar


a. Pastikan 3 A (Aman diri, aman lingkungan , aman korban)
b. Cek kesadaran korban
c. Cari dan minta pertolongan
d. Posisikan korban, telentangkan tempat keras dan datar
e. Circulation
Periksa nadi, tdk ada nadi kompresi 30 kali
Airway
Bebaskan jalan napas (bukamulut, sapuanjari, posisi
head til, chin lift/tengadah kepala, jaw trust/angkat
rahang bawah)
Braiting
Beri napas bantuan 2 kali (dari mulut kemulut, mulut ke
hidung dan dari Mulut ke hidung dan mulut) Sampai
dada mengembang, lakukan RJP sampai 5 siklus
1 siklus = 30 kompresi : 2 bantuan napas
- Periksa nadi, (tidak ada nadi, RJP 5 siklus) evaluasi nadi tiap
5 siklus
- Ada nadi tdk ada napas, (bantu napas 12x/mnt)
- Ada nadi ada napas, posisi mantap (miring ke kanan, kaki kiri
ke depan, kepala bantalan tangan kanan)

27. Melakukan manajemen nyeri dengan relaksasi nafas dalam


Sesuai SPO yang ada di RS
28. Memfasilitasi kebutuhan istirahat dan tidur dengan cara
a.Mengajarkan ps untuk relaksasi,
b.Berdoa sebelum tidur
c. Mengatur pencahayaan dan suhu ruangan
d. Lingkungan yang suasana tenang
e. Memberikan posisi pasien yang nyaman supaya istirahat tidur
adekuat
29. Mengelola keseimbangan thermoregulasi/IWL
Tujuannya sebagai pengontrol cairan dalam tubuh
Cara mengukur IWL pada pasien :
IWL = 10-15 x kg BB /24 jam
30. Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan spiritual
Dengan cara :
Memberikan ketenangan dengan cara berdoa dan menghadirkan
rohaniawan dan menghormati privasi ps
beribadah secara rutin, membantu individu yang mengalami
keterbatasan fisik untuk melakukan ibadah
31. Memenuhi kebutuhan personal hygine
Langkah memandikan pasien di tempat tidur sesuai dengan SPO
RS
32. Membantu Eliminasi BAB dan BAK
Sesuai dengan SPO
33. Memberikan nutrisi peroral yang mengalami kekurangan
intake nutrisi dengan cara
Langkah dalam pemberian nutrisi per oral pada pasien yang
mengalami kekurangan intake nutrisi
1. Pra Interaksi
Kebersihan tangan,salam, identifikasi pasien,jelaskan
prosedur dan tujuan tindakan yang akan di lakukan,jaga
privasi pasien dan tanyakan kesiapan pasien
2. Pelaksanaan
Dekatkan peralatan makan,serbet bentangkan bawah
dagu,perawat duduk/berdiri sesuai dengan posisi yang
memudahkan pekerjaan, Pasien di ingatkan berdoa sesuai
dengan agama,pasien ditawari minum,suapkansedikit demi
sedikit makanan dan memperhatikan kondisi pasien,pasien
di beri minum,setelah selesai,mulut pasien dan sekitarnya
di bersihkan,rapikan pasien dan alat
3. Terminasi
Salam,kebersihan tangan,dokumentasi
34. Memberikan nutrisi lewat NGT sesuai dengan SPO
35. Memberikan nutrisi parenteral
Sesuai SPO RS
36. Melepas Intravena IV cateter
Melepas infus sesuai dengan SPO RS
37. Melepas Urin Kateter
Sesuai dengan SPO RS
38. Melepas NGT
Sesuai dengan SPO RS

39 . Melepas drainage tube pada pasien post operasi

Langkah melepas drainage pada post operasi sesuai dengan SPO


RS

C. Melakukan Kompetensi PK III

40. Melakukan perawatan pre dan post operasi


Edukasi yang di lakukan untuk persiapan operasi dan post
operasi :
PRE OPERASI
1. Persiapan
a. Perawat menyiapkan mental dan rasa percaya diri,
b. Perawat telah memahami tentang penyakit dan
persiapan operasi,
c. Perawat telah mendapatkan data-data
pasien,salam,perkenalan,kontrak waktu
d. Memberikan informasi tentang tindakan operasi dan
prosedur operasi
e. Inform consent
f. Resiko kegagalan operasi di meja operasi maupun post
operasi
g. Efek anestesi
2. Pelaksanaan
- Persiapan fisik pasien
Jelaskan status kesehatan fisik pasien,status
nutrisi,pemasangan infus,pengosongan lambung,pencukuran
daerah operasi,personal hygiene,pengosongan kandung
kemih,latihan pra operasi(latihan nafas dalam,batuk
efektif,latihan gerak sendi), persiapan psikis, persiapan
administrasi. Pelaksanaan edukasi minimal satu hari sebelum
dilakukan operasi
POST OPERASI
Pemberian obat anti nyeri,manajemen perawatan luka,pemberian
intake dan output pada pasien dan dokumentasi post operatif
sesuai dengan kondisi pasien

Edukasi post operasi

a. Gizi yang cukup


b. Istirahat cukup
c. Mobilisasi bertahap
d. Minum obat teratur
e. Kebersihan diri
f. Kontrol rutin

41. Melakukan suction pada pasien dengan alat bantu nafas

Berikan posisi pasien sedikit ekstensi,berikan oksigen 2-5


liter/menit,beri pengalas di bawah dagu,pakai sarung
tangan,hidupkan mesin,cek tekanan dan botol
penampung,masukkan kanul suctiondengan hati hati (hidung 5
cm,mulut 10 cm ),hisap lender dengan menutup lubang
kanul,menarik keluar perlahan sambil memutar ( 5 detik untuk
anak anak,10 detik untuk dewasa )bilas kanul dengan
nacl,berikan pasien bernafas, ulangi prosedur tersebut 3-5
kali,observasi keadaan umum pasien dan status pernafasannnya )

42. Melepas Intra Vena(IV) line central

Tindakan pelepasan central line yang panjang, lembut, tipis dan


berongga pada vena besar di daerah leher, dada bagian atas, paha
atau lengan yang mengarah ke jantung yang telah terpasang
sebelumnya.

1. Jelaskan procedure pada pasien / keluarga.

2. Sarankan agar keluarga menunggu di luar kamar sampai


tindakan selesai dilakukan ( bila ada ada keluarga yang
menunggu)

3. Dekatkan alat – alat (set perawatan luka) ke dekat pasien.

4. Tutup pintu atau gorden atau sampiran

5. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan

6. Disinfectan trolley dengan alcohol

7. Siapkan semua alat yang diperlukan

8. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan

9. Untuk Subclavian / Jugular vena letakkan tangan pasien di


sisi pasien. Intruksikan pasien agar menahan posisinya agar
area pelepasan cvc tetap steril

10. Pasang cardiac monitor dan oksigen jika perlu

11. Untuk Subclavian / Jugular vena, miringkan kepala pasien ke


samping, berlawanan arah dengan area penusukan

12. Posisikan pasien dengan posisi trendelenberg jika tidak


kontraindikasi (10-15 ◦ kepala turun) untuk menurunkan
risiko emboli udara

13. Bantu dokter untuk melepaskan cvc

14. Observasi keadaan pasien

15. Bereskan alat-alat

16. Lepas sarung tangan kemudian cuci tangan

17. Berikan reinforcement pada pasien

18. Dokumentasikan.

43. Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi :

a. Meningkatkan umpan balik

b. Empati, penyampaian pesan disesuaikan dengan keadaan


penerima.
c. Pengulangan, untuk menjamin bahwa pesan dapat diterima.

d. Menggunakan bahasa yang sederhanaagar setiap orang dapat


memahami isi pesan yang disampaikan.

e. Penentuan waktu yang efektif, pesan disampaikan pada saat


penerima siap menerima pesan.

f. Mendengarkan secara efektifsehingga komunikasi antar atasan


dengan bawahan dapat berlangsung dengan baik.

g. Mengatur arus informasi, komunikasi harus diatur mutunya,


jumlah dan cara penyampaiannya

44. Memberikan makan pada pasien disfagi :

a. Pemasangan feeding tube. Pemasangan selang dari mulut atau


hidung menuju lambung untuk memasukkan makanan (biasanya
makanan cair)

b. Perubahan pola dan konsistensi makanan

c. Menjalani rehabilitasi untuk latihan menelan

d. Pada kasus disfagia tahap lanjut, dapat pula dilakukan


pembedahan

45. Langkah melakukan bagging ( sesuai SPO)

Pengertian : Suatu kegiatan untuk memperbaiki fungsi ventilasi


dengan cara memberikan pernapasan buatan dengan
ambubag atau bag valve mask untuk menjamin
kebutuhan oksigen dan pengeluaran gas CO2

Indikasi : Pasien dengan gangguan system pernapasan dan


memerlukanbantuan pernapasan.
Tujuan : Untuk menjamin pertukaran antara oksigen (O2) dan
karbondioksida(CO2) yang terjadi di paru-paru secara
normal.

Persiapan Alat danTempatPersiapan alat : Ambubag / bagging

Persiapan tempat : Tempat yang aman, datar dan keras

Persiapan Pasien Persiapan Pasien :

1.Memperkenalkan diri sebagai petugas kesehatan

2. Menjelaskan maksud dan tujuan

3. Menyiapkan posisi pasien terlentang di tempat yang aman, datar

Lingkungan PersiapanLingkungan :

Mengatur lingkungan yang aman dan nyaman dan cukup penerangan.

Pelaksanaan Pelaksanaan :

1.Perawat memeriksa pernapasan denganc ara look, listen, feel

2.Perawat menilai pernapasan

3.Menilai tanda - tanda distress nafas, jika tanda-tanda muncul


lakukan pemberian nafas buatan menggunakan ambubag

4.Mengangkat rahang bawah pasien untuk mempertahankan


jalannafas terbuka.

5.Menekan sungkup pada muka pasien secara kuat.

6.Memompa udara dengan cara tangan satu memegang bag sambil


memompa udara dan yang satu nya memegang dan memfiksasi
masker, pada saat memegang masker ibu jari dan jari telunjuk
membentuk huruf c sedangkan jari-jari lainnya
memegangrahang bawah sekaligus membuka jalan napas dengan me
mbentuk hurufe.
7.Lakukan sebanyak 10 - 12 kali / menit sampai dada Nampak
terangkat.

8.Evaluasi pernapasan

9.Bereskan alat-alat

10.Dokumentasi.

Sikap Sikap selama pelaksanaan :Cepat, tepat, dan hati-hati.

Evaluasi

1.Pastikan pernapasan pasien tetap stabil

2.Observasi pasien, bila terjadi henti nafas dan henti jantung


dilakukan resusitasi

46. Menyiapkan pasien untuk respirasi test :

1. Persiapkan pasien dan minta pasien cuci tangan atau


menggunakan hand sanitizer

2. Konfirmasi identitas pasien, seperti nama, usia, jenis kelamin, dan etnis

3. Ukur berat dan tinggi badan

4. Tanyakan aktivitas yang pasien lakukan sebelum pemeriksaan yang bisa


mempengaruhi hasil

5. Tanyakan obat-obatan yang digunakan dan apakah ada kontraindikasi


melakukan spirometri

6. Catat gejala pada sistem respirasi

7. Instruksikan dan demonstrasikan prosedur pemeriksaan :

1. Tunjukkan cara memakai mouthpiece dan noseclip

2. Tunjukkan postur yang baik pada pasien dengan kepala sedikit dielevasi

3. Lakukan inspirasi hingga terasa sangat penuh

4. Ekspirasi dengan usaha maksimal hingga terasa sangat kosong


5. Inspirasi dengan usaha maksimal hingga terasa sangat penuh

8. Pastikan pasien memahami instruksi dan bersedia melakukan pemeriksaan

9. Lakukan manuver :

a. Pasien memposisikan diri dengan postur yang tepat

b. Pasang nose clip dan mouthpiece, dan tutup bibir dengan

sekitar mouthpiece

c. Bernapas secara normal

d. Lakukan inspirasi secara komplit dan cepat dengan


perhentian <2 detik pada total lung
capacity (TLC)

e.Ekspirasi dengan usaha maksimal hingga tidak ada lagi


udara bisa dikeluarkan sambil tetap berada di postur yang
tegap

f. Inspirasi dengan usaha maksimal hingga terasa sangat


penuh

g. Ulangi instruksi jika diperlukan, sambil menyemangati


pasien

h. Ulangi manuver setidaknya 3 kali, biasanya tidak melebihi


8 kali pada pasien dewasa

47. Langkah perawatan luka pada pasien post dipasang double lumen :

Catheter double/triple lumen adalah Suatu selang steril yang


dimasukkan kedalam vena sentral besar seperti vena jugularis,vena
subklavia atau vena femoralis melalui  prosedur operasi

 TUJUAN

1. Mencegah terjadinya infeksi

2. menjaga agar kateter dapat berfungsi dengan baik


 AKTIVITAS

1. Hindari olah raga air seperti berenang,menyelam

2. Hindari menggaruk/menarik–narik kateter. kateter harus


tertempel pada kulit

3. Pada saat tidur jaga jangan sampai daerah kateter tertekan

4. Hindari mengangkat benda berat / mengangkat anak- anak

 OBAT- OBATAN

Pemakaian Anti Nyeri dan Anti Biotik sesuai dengan yang diresepkan Dokter.

 PERAWATAN CATHETER

1. Jaga kateter dan balutan luka selalu dalam keadaan bersih dan
kering

2. Balutan luka tidak perlu diganti setiap hari, tapi harus diganti
setiap sesi dialysis

3. Jika sewaktu- waktu balutan luka kotor / basah, segera pergi ke


RS terdekat untuk mengganti balutan

4. Pastikan kateter terfiksasi dengan benar pada kulit

5. Berikan tekanan pada exitsite kateter jika kateter keluar

6. Perhatikan adanya perdarahan dan segera hubungi staf dialysis /


pergi ke RS terdekat

7. Ketika mencuci rambut, kateter ditutup dengan plastic tahan air


dan pastikan tertempel dengan tepat pada kulit. Sebaiknya cuci
rambut dilakukan sebelum sesi dialysis

 KAPAN PERLU KONSULTASI KEPADA DOKTER/ PERAWAT

1. Adanya rasa nyeri pada tempat keluarnya kateter /exit site

2. Perdarahan / keluar cairan dari daerah exitsite


3. Suhu tubuh 38 celcius atau lebih

4. Kateter keluar dari tempat penusukan

48. Yang perlu disiapkan dalam discharge planning :

Pasien dan keluarga dapat memahami diagnosa, antisipasi tingkat


fungsi, obat-obatan dan pengobatan ketika pulang, antisipasi
perawatan tingkat lanjut, dan respons jika terjadi kegawatan,
Pendidikan khusus pada keluarga dan pasien untuk memastikan
perawatan yang tepat setelah pasien pulang, terlaksananya koordinasi
dengan sistem pendukung di masyarakat,untuk membantu pasien dan
keluarga membuat koping terhadap perubahan dalam status
kesehatan, serta melakukan relokasi dan koordinasi sistem pendukung
atau memindahkan pasien ke tempat pelayanan kesehatan lain.

49. Prosedur pengambilan sampel darah arteri untuk pemeriksaan BGA :

a. Siapkan spuit 3 cc atau spuit khusus untuk AGD yang sudah


preheparinized. Jumlah antikoagulan 0,2 mL heparin .

b. Bersihkan daerah arteri yang akan ditusuk dengan kapas-


alkohol 70% dan biarkan kering

c. Posisi tangan hiperekstensi pd pergelangan, diganjal handuk


gulung atau bantal kecil

d. Tusuk pada yang denyutnya paling menonjol dengan sudut 45–


60o (90 o untuk a. femoralis)

e. Hisap darah secukupnya lalu cabut jarum beserta sempritnya


dan segera tutup ujung jarum dengan karet, dan semprit
dibolak-balik beberapa kali agar darah bercampur heparin

f. Setelah jarum dicabut, tekan daerah itu dengan kapas atau


kassa kering 3-5 menit

g. Segera dikirim ke laboratorium dalam waktu kurang dari 15


menit atau diletakkan ke dalam wadah berisi es (atau wadah
pendingin lain dengan suhu 1–5°C) untuk meminimalkan
konsumsi oksigen oleh leukosit.

50. Langkah melakukan Fisioterapi Dada : sesuai SPO RS

51. Intepretasi hasil kritis dengan CABAK :

Pelaporan hasil kritis adalah proses penyampaian nilai hasil


pemeriksaan yang memerlukan penanganan segera dan harus dilaporkan
segera ke DPJP.

TUJUAN

1. Meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien berorientasi kepada


keselamatan pasien

2. Mencegah terjadinya kesalahan dalam melaporkan hasil pemeriksaan


medis

3. Memastikan keakuratan pelaporan hasil pemeriksaan medisUnit


penunjang medis yang mendapatkan hasil pemeriksaan kritis segera
melapokan hasil pemeriksaan pada dokter/ petugas jaga di unit
dimana pasien berada dalam waktu kurang dari 1 jam.

4. Dokter/ petugas jaga segera melaporkan ulang hasil pemeriksaan


kritis kepada DPJP dengan metode SBAR.

5. Jika komunikasi dilakukan secara lisan/ via telepon dan DPJP


memberikan perintah, ikuti

6. Dokumentasikan pelaporan di catatan perkembangan pasien


terintegrasi (CPPT) dengan memberikan stempel cap PELAPORAN
NILAI KRITIS dan diparaf oleh pelapor.

7. DPJP mengkonfirmasi pelaporan dengan memberi paraf pada cap


PELAPORAN NILAI KRITIS dalam 24 jam atau pada saat visite.

52. Cara mengatur posisi netral kepala, leher, tulang punggung untuk
mencegah keparahan pada pasien neurologis :
a. Jelaskan kepada pasien apa yang hendak Anda lakukan, sehingga
pasien dapat mengantisipasi apa yang akan terjadi.

b. Jika memungkinkan, naikkan tempat tidur ke tingkat yang dapat


mengurangi ketegangan punggung Anda.

c. Rapatkan diri Anda sedekat mungkin dengan pasien. Anda dapat


meletakkan lutut di atas tempat tidur jika diperlukan.

d. Letakkan salah satu tangan Anda di bahu pasien dan tangan lainnya
di pinggul pasien.

e. Berdiri dengan satu kaki lebih depan. Pindahkan berat badan ke


kaki depan saat menarik bahu pasien ke arah Anda dengan lembut.

f. Pindahkan berat badan ke kaki belakang saat menarik pinggul


pasien ke arah Anda dengan lembut.

g. Langkah 4 dan 5 mungkin perlu diulangi beberapa kali hingga


pasien berada di posisi yang tepat. Untuk memastikan posisi pasien
telah benar, perhatikan hal-hal berikut ini:

a) Pastikan pergelangan kaki, lutut, dan siku pasien tidak


bertumpu pada satu sama lain.

b) Pastikan kepala dan leher sejajar dengan tulang belakang,


tidak terentang ke depan,belakang, atau ke samping.

c) Kembalikan tempat tidur ke posisi yang nyaman dengan rel


samping menghadap ke atas. Gunakan bantal sesuai
kebutuhan dan pastikan kembali bahwa pasien telah merasa
nyaman.

53. Langkah melakukan bimbingan perceptorship dan mentorship :

a. Awal Wawancara :
a) Menjelaskan hasil yang ingin dicapai dalam bimbingan,
b) Menjelaskan dukungan dan mekanisme bimbingan,
c) Mengidentifikasi aktivitas dan cara belajar yang akan
proses bimbingan .
b. Wawancara Intermediate

Dengan preceptee dan Perseptor menentukan :

– Tinjauan bimbingan dan bukti terdokumentasi ,

– Topik diskusi yang intensif,

– Dokumen bukti belajar yang sesuai

c. Akhir Wawancara

– Mengevaluasi hasil bimbingan,

– Rencana tahap selanjutnya dari pengembangan professional,

– Perseptor memberi feet back atau masukan serta evaluasi


selama interaksi,

54. Langkah perawatan jenazah : Perawatan akhir hayat

Jenis perawatan yang dilakukan pada pasien terminal yang mana pasien
tersebut memiliki penyakit yang tidak lagi merespon terhadap pengobatan
maupun intervensi lain yang dapat memperpanjang masa hidup pasien

55. Prinsip interpretasi EKG dasar, gambaran EKG normal

Prinsip interpretasi EKG dasar adalah mampu memberikan interpretasi


EKG normal atau EKG dengan kelainan.

Deskripsi normal pada EKG

Terdapat S gelombang utama pada ekg yati P,Q.R.S.T

a. Gelombang P merupakan defleksi positip pertama pada ekg


yang menggambarkan depolarisasi atrium
b. Gelombang Q merupakan defleksi negative pertama pada ekg
yang menggambarkan awal depolarisasi ventrikel.defleksi
negative pertama sebelum gelomang R
c. Gelombang R merupakan defleksi positif pertama setelah
gelombang P yang menggambarkan awal depolarisasi
ventrikel.
d. Gelombang S adalah defleksi negative kedua pada ekg yang
menggambarkan akhirdepolarisasi ventrikel. Gelombang ini
adalah akhir adalah lompleks QRS
e. Gelombang T adalah defleksi positip setelah setiap komplek
QRS. Gelombang ini mewakili nepolarisasi ventrikel

56.Memferikasi dan mengevaluasi mutu asuhan keperawatan

Bagaimana cara anda melakukan evaluasi terhadap mutu asuhan


keperawatan

Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil


tndakan keperawatan. Evaluasi formatif di lakukan segera setelah perawat
mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai keefektifan
tindakan keperawatan yang telah di lakukan

Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua aktivitas


proses keperawatan selesai di lakukan

57. Cara melakukan kolaborasi interprofesional : meningkatkan komunikasi


efektif antar petugas pelayan kesehatan.

a. Pastikan semua anggota tim dapat bertemu secara berkala


untuk mendiskusikan agenda kedepan
b. Pastikan semua tim kesehatan terlihat dalam setiap rencana
c. Saling mengenal antar anggota tim agar dapat berkontribusi
dengan baik

58. Cara melakukan pengelolaan asuhan keperawatan gangguan konsep diri :

a. Meyakinkan ke pasien atas kemampuan diri untuk mengatasi suatu


masalah sehingga akan timbul percaya diri.

b. Memberi kesempatan untuk berhasil,menanamkan gagasan,mendorong


aspirasi,membantu membentuk koping
59. Cara melakukan pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien stress
adaptasi :

a. Mengelola mekanisme pertahan diri pasien

b. Mengatasi koping terhadap masalah

c. Kesediaan pasien untuk di bantu dan persepsi terhadap stress

Langkah langkah :

1.Pengkajian

Perawat menerapkan konsep hubungan perawat klien yang


terapetik,sebelum melakukan komunikasi dengan klien perawat
perlu mengevaluasi diri tentang kemampuan yang di miliki yaitu
teori,konsep yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi oleh
klien. rencanakan interaksi dengan klien,,perkenalan perawat
dengan klien untuk membina hubungan saling percaya dan
menanyakan alasan klien masuk RS

2.Pohon Masalah Keperawatan

-Tentukan problem

-Cari penyebab masalah

-Tentukan masalah resiko yang akan terjadi yang di akibatkan oleh


masalah utama

- Cari peran serta keluarga yang mungkin menyebabkan terjadinya


masalah utama

3. Daftar Masalah Keperawatan

4. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

60. cara memberikan konseling terhadap pasien dan keluarga dengan


masalah seksualitas :

a. Penilaian (assessment) : membagi cerita untuk mengekplorasi

masalah seksual dalam kontek hubungan

b. Sesi umpan balik , terapi inti seks


Mempromosikan pemahaman , meningkatkan motivasi dan
mengatur panggung untuk perubahan.
61. Cara melakukan bimbingan teman sejawat di bawahnya dilakukan
dengan supervisi :

1. Tatap invitasi : mentor harus mau mengunakan waktu dan energi


untuk mengasuh individu yang bertujuan mau belajar
2. Tatap keraguan : mentor membantu individu untuk
mengklarifikasi tujuan dan strategi untuk mencapainya,membagi
pengalaman personal dan berperan sebagai penasehat dan sumber
dukungan selama masa keraguan
3. Tatap transisi : mentor membantu individu untuk menyadari
kekuatan diri dan akan mampu membina orang lain

D. Melakukan Kompetensi Delegasi

62. Memberikan obat Injeksi

Langkah memberikan injeksi IV :

Persiapan Klien

1. Pastikan kebutuhan klien atas pemberian obat intravena


2. Sampaikan salam
3. Jelaskan kepada klien tentang tujuan dan prosedur tindakan yang
akan dilakukan

Persiapan Alat

1. Baki / meja obat


2. Jarum dan spuit sesuai ukuran yang dibutuhkan yang telah
berisi obat
3. Alkohol swab
4. Bak spuit
5. Torniquet
6. Sarung tangan
7. Perlak / pengalas
8. Buku obat / catatan
9. Tempat sampah medis khusus
Persiapan Obat

1. Cek 7 benar pemberian obat


2. Siapkan obat hanya untuk satu kali pemberian pada satu klien

Persiapan Lingkungan

Jaga privacy klien dengan menutup tirai

Langkah prosedur

1. Cuci tangan
2. Bawa obat yang telah dipersiapkan untuk diberikan
langsung pada klien. Jangan meninggalkan obat tanpa
pengawasan.
3. Bandingkan nama yang tertera di buku obat atau pada
gelang nama yang terpasang pada klien
4. Dekatkan alat - alat ke klien

Langkah langkah memberikan obat iv :

5. Beritahu kembali klien akan prosedur tindakan yang


dilakukan
6. Pasang pengalas diarea yang akan dilakukan penyuntikan
7. Pasang sarung tangan
8. Tentukan dan cari vena perifer besar sebagai tempat
penusukan
9. Jika pilihan penyuntikan divena area lengan. Atur lengan
lurus dan pasang tourniquet sampai vena benar.benar dapat
dilihat dan diraba. Jika perklu anjurkan klien
mengempalkan tangannya
10. Bersihkan dengan alcohol swab,buang alcohol swab
kebengkok,tunggu sampai tempat injeksi mongering
11. Siapkan spuit yang berisi obat, jika dalam spuit masih
terdapat udara maka udara harus dikeluarkan dahulu
12. Perlahan lahan tusukkan jarum kedalam vena dengan
posisi jarum sejajar dengan vena dan lubang jarum
mengarah ke atas
13. Lakukan aspirasi dengan cara menarik plunger spuit. Bila
darah terhisap lepaskan tourniquet dan dorong obat
perlahan lahan kedalam vena
14. Amati respion pasien
15. Lepaskan sarung tangan

Terminasi

16. Rapiakan alat alat dan bantu klien dalam posisi nyaman
17. Evaluasi respon klien setelah pemberian obat iv dan
rencana tindak lanjut
18. Sampaikan salam terminasi
19. Cuci tangan
20. Dokumentasi hasil tindakan obat iv

63. Memasang Infus, langkah langkah memasang sesuai dengan SPO

64. Memasang DC, langkah langkah memasang sesuai dengan SPO

65.Memasang NGT sesuai dengan SPO

66. Melakukan Nebulizer sesuai dengan SPO

67. Memasang Infus Pump sesuai dengan SPO

68. Memasang SyringPump sesuai dengan SPO

69. Melakukan ganti balut sesuai dengan SPO

70. Melakukan lavemen sesuai dengan SPO

71. Melakukan suction sesuai dengan SPO

72. Melakukan obat lewat anus sesuai dengan SPO

73. Melakukan nekrotomi ringan sesuai dengan SPO

74. Mengambil darah BGA sesuai dengan SPO

Anda mungkin juga menyukai