Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MINGGU 15

MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL SISTEM IMUN :


PEMERIKSAAN SISTEM IMUN, SKIN TEST ALERGY, PEMBERIAN
OBAT KEMOTERAPI DAN MANAJEMEN NYERI

Disusun oleh : Safitri Aisyah Putri

NIM. 2010097

PRODI S-1 KEPERAWATAN STIKES HANG TUAH SURABAYA

TA. 2021/2022
SPO SKIN TEST ALERGY
Judul SPO SKIN TEST ALERGY

Pengertian Memberikan obat injeksi melalui sub cutan

Tujuan Untuk mengetahui alergi tidaknya kulit tersebut dalam menerima


Injeksi

Indikasi Indikasi skin test adalah untuk mengidentifikasi alergen penyebab reaksi
hipersensitivitas pada penyakit alergi yang dimediasi imunoglobulin E
(IgE). Alergi yang dimediasi IgE ditemukan pada mayoritas kasus alergi
terhadap obat, makanan, dan zat yang ada di lingkungan.

Kontraindikasi Kontraindikasi skin test adalah jika sudah diketahui terdapat reaksi
hipersensitivitas terhadap bahan atau obat yang diujikan.

Persiapan alat a. Spuit 1 cc dan jarum steril dalam tempatnya


b. Obat-obatan yang diperlukan
c. Kapas alcohol dalam tempatnya
d. NaCI 0.9% a quadest
e. Bengkok
f. Handscoon
Persiapan pasien Memposisikan pasien dalam keadaan telentang

Persiapan lingkungan Menciptkan lingkungan yang nyaman dan aman bagi pasien dan
menjaga privasi pasien

Langkah-langkah
1. Sebelum melakukan tindakan mencuci tangan

2. Memakai handscoon

3. Menggulung lengan baju pasien bila perlu

4. Mengisi spuit dengan obat yang akan di test sejumlah 0,1 cc


dilarutkan dengan NaCI 0,9% aquadest menjadi 1 cc

5. Mendesinfeksi kulit yang akan disuntik menggunakan kapas alcohol


kemudian direnggangkan dengan tangan kiri petugas

6. Menyuntikkan obat sampai kepermukaan kulit

7. Menilai reaksi obat setelah 0-15 menit

8. Mencatat hasil reaksi skin test

Evalusi Melakukan evaluasi tindakan pada pasien


Gambar

Referensi -Alomedika.com (Online)


https://www.alomedika.com/tindakan-medis/kulit-dan-jaringan-lunak/skin-
test/kontraindikasi Diakses pada 16 Juni 2022, Pukul 14.10

- hellosehat.com (Online)
https://hellosehat.com/alergi/kulit/tes-kulit-alergi/ Diakses pada 16 Juni
2022, Pukul 14.35
SPO PEMERIKSAAN SISTEM IMUN
Judul SPO Pemeriksaaan Sistem Imun

Pengertian Pemeriksaan system imun untuk mengetahui diagnosis awal adanya


gangguan system imun. Dan memantau perkembangan pada system
imun klien.

Tujuan Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk menentukan status Kesehatan
system imun klien, mengidentifikasi nasalah pada system imun klien
dan untuk menentukan rencana Tindakan keperawatan.

Indikasi Pasien Yang Mengalami Gangguan System imun

Kontraindikasi Tidak ada kontraindikasi untuk melakukan pemeriksaan ini.

Persiapan alat 1. Stetoskop

2. Handscoon

3. Thermometer

Persiapan pasien Memposisikan klien senyaman mungkin

Persiapan lingkungan Menciptkan lingkungan yang nyaman dan aman bagi pasien dan
menjaga privasi pasien

Langkah-langkah 1. Tahap Pra Interaksi

 Mencuci tangan
 Menyiapkan alat
 Nelakukan pengecekan program terapi

2. Tahap Orientasi

 Memberikan salam dan menyapa nama pasien


 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
 Memberikan kesempatan untuk pasien bertanya
 Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien

3. Tahap Kerja
1. Mencuci tangan dengan benar
2. Memakai handscoon
3. Mengkaji TTV (Tensi, suhu, nadi)
4. Menanyakan keluhan klien
5. Mengkaji adanya kemerahan pada kulit, bercak putih pada mukosa]
10) 6. Mengkaji adanya masalah pada system pernafasan dan penglihatan’’
11) 7. Melihat adanya Nodul-nodul subkutan pada tonjolan sendi,
pembengkakan sendi dan kerusakan fungsi sendi, adanya edema jaringan
lunak
12) 8. ,mengkaji adanya epitaksis, perdarahan, petikel dan mudah memar
pada kulit
13) 9. Mendokumentasi yang sudah didapat

4. Tahap Terminasi

 Melakukan evaluasi tindakan yang baru dilakukan


 Merapikan pasien dan lingkungan
 Berpamitan dengan klien
 Membereskan alat-alat dan kembalikan alat ketempat semula
 Mencuci tangan
 Mengakhiri kegiatan dengan baik dan salam terapeutil

Evalusi Melakukan evaluasi tindakan pada pasien

Gambar

Referensi Tirto.id (Online)


https://tirto.id/pemeriksaan-immunerisk-mampu-deteksi-7-penyakit-
terkait-autoimun-eyhR Diakses pada 16 Juni 2022, Pukul 15.54

Scribd.com (Online)
https://www.scribd.com/doc/211726188/Sop-Pengkajian-Sistem-Imun
Diakses pada 16 Juni 2022, Pukul 16.09
SPO PEMBERIAN OBAT KEMOTERAPI
Judul SPO PEMBERIAN OBAT KEMOTERAPI

Pengertian Kemoterapi adalah penggunaan zat kimia untuk perawatan penyakit.


Dalam penggunaan modernnya, istilah ini hampir merujuk secara
eksklusif kepada obat sitostatik yang digunakan untuk merawat kanker.

Sitostatika adalah suatu pengobatan untuk mematikan sel – sel secara


fraksional ( fraksi tertentu mati), sehingga 90 % berhasil daan 10 %
tidak berhasil.

Kemoterapi adalah suatu cara pengobatan kanker yang sudah teruji,


meski pun tidak dapat dihindari adanya efek samping. Penelitian
penelitian yang professional tentang kemoterapi dapat dimanfaatkan
untuk pengobatan kanker dan mengeliminasi efek samping yang terjadi

Tujuan 1. Sebagai pedoman untuk pengelolaan obat kemoterapi dirumah sakit.

2. Sebagai upaya menjaga ketersediaan obat, ketepatan dosis,keamanan


obat dan petugas pengelola dari pencemaran obat kemoterapi

Indikasi - Untuk penyembuhan kanker

- Memperpanjang hidup dan remisi

- Memperpanjang interval bebas kanker

- Menghentikan progresi kanker

- Paliasi symptom

- Mengcilkan volume kanker

- Menghilangkan gejala para neoplasma

Kontraindikasi  Klien dengan komorbid yang berat

 Status kesehatan yang buruk

Persiapan alat 1. Siapkan obat sitostatika.


2. Siapkan cairan NaCl 0,9 %, D5% atau intralit.
3. Pengalas plastik, dengan kertas absorbsi atau kain diatasnya.
4. Gaun lengan panjang, masker, topi, kaca mata, sarung tangan,
sepatu.
5. Spuit disposible 5cc, 10cc, 20 cc, 50 cc.
6. Infus set dan vena kateter kecil.
7. Alkohol 70 % dengan kapas steril.
8. Bak spuit besar.
9. Label obat.
10. Plastik tempat pembuangan bekas.
11. Kardex (catatan khusus).

Persiapan pasien Memposisikan pasien dalam keadaan telentang

Persiapan lingkungan Menciptkan lingkungan yang nyaman dan aman bagi pasien dan
menjaga privasi pasien

a. Periksa pasien, jenis obat, dosis obat, jenis cairan, volume cairan, cara
pemberian, waktu

pemberian dan akhir pemberian.

b. Pakai proteksi : gaun lengan panjang, topi, masker, kaca mata, sarung
Langkah-langkah tangan dan sepatu.

c. Lakukan tehnik aseptik dan antiseptic.

d. Pasang pengalas plastik yang dilapisi kertas absorbsi dibawah daerah


tusukan infuse

e. Berikan anti mual ½ jam sebelum pemberian anti neoplastik


(primperan, zofran, kitril secara intra vena).

f. Lakukan aspirasi dengan NaCl 0,9 %.

g. Beri obat kanker secara perlahn-lahan (kalau perlu dengan syringe


pump) sesuai program.

h. Bila selesai bilas kembali dengan NaCl 0,9%

i. Semua alat yang sudah dipakai dimasukkan kedalam kantong plastik


dan diikat serta diberi

etiket.

j. Buka gaun, topi, asker, kaca mata kemudian rendam dengan deterjen.
Bila disposible

masukkkan dalam kantong plasrtik kemudian diikat dan diberi etiket,


kirim ke incinerator /
bakaran.

k. Catat semua prosedur

Awasi keadaan umum pasien, monitor tensi, nadi, RR tiap setengah jam
dan awasi adanya tanda-tanda ekstravasasi

Evalusi Melakukan evaluasi tindakan pada pasien

Gambar

Referensi -Scribd.com (Online)


https://www.scribd.com/doc/312311868/SOP-KEMOTERAPI-docx
Diakses pada 16 Juni 2022, Pukul 16.35

- idoc.pub (Online)
https://idoc.pub/documents/sop-pemberian-kemoterapi-2nv8qwmj6olk
Diakses pada 16 Juni 2022, Pukul 16.53
SPO MANAJEMEN NYERI
Judul SPO Manajemen Nyeri

Pengertian Manajemen nyeri merupakan penatalaksanaan yang di lakukan terhadap


pasien jika didapatkan data subyektif dan / atau obyektif bahwa pasien
mengalami nyeri .

1. Mengurangi rasa nyeri


Tujuan
2. Memberikan rasa nyaman bagi pasien dan keluarga

Indikasi Pada klien yang memerlukan edukasi manajemen nyeri

Kontraindikasi Tidak ada indikasi khusus untuk Tindakan ini

Persiapan alat a.buku catatan


b.handscoon
c. obat-obat yang diperlukan

Persiapan Memposisikan pasien dalam keadaan nyaman


pasien
Persiapan Menciptkan lingkungan yang nyaman dan aman bagi pasien dan menjaga
lingkungan privasi pasien seperti menutup tirai

Langkah- 1. Melakukan asesmen nyeri : anamesis,pemeriksaan fisik, pemeriksaan


langkah penunjang, dan asesmen nyeri menggunakan skala nyeri

Instruksi :pasienakan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan


dilambangkan dengan angka 0-10.
0 = tidak nyeri
1 – 3 = nyeri ringan (sedikit menganggu aktivitas sehari-hari)
4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari)
7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari)

Wong baker faces paint scale

Instruksi :pasien diminta untuk menunjukkan /memilih gambar mana yang


paling sesuai dengan yang ia rasakan. Tanyakan juga lokasi dan durasi
nyeri :
0 – 1 =sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama sekali
2 – 3 =sedikit nyeri
4 – 5 =cukup nyeri
6 – 7 = lumayan nyeri
8 – 9 = sangat nyeri
10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan )

2. Menentukan mekanisme nyeri apakah termasuk nyeri neuropatik, nyeri


inflamasi, nyeri otot, nyeri mekanis

3. Tatalaksana sesuai nyerinya


 Manajemen level 1 :menggunakan pendekatan standar dalam
farmakologi, dan terapi pelengkap / tambahan .

Nyeri Neuropatik
Atasi penyebab yang mendasari timbulnya nyeri :
- Control guladarah pada pasien DM.
- Pembedahan ,kemoterapi, radioterapi, untuk pasien tumor
dengan kompresi saraf.
- Control infeksi (antibiotic)
Teraphi simptomatik :
- Antidepresantrisiklik (amitriptilin).
- Antikonvulsan : gabapentin, karbamazepin.
- Obat topical (lidocaine patch 5%, krimanastesi)
- OAINS ,kortikosteroid opioid.
- anastesiregional :bloksimpatik , blok epidural / intratekal, infus
epidural / intratekal.
Terapi berbasis –stimulasi :akupuntur , stimulasi spinal, pijat. Rehabilitasi
fisik : bidai, manipulasi, alat bantu, latihan mobilisasi, metode ergonomis
Prosedur ablasi :kordomiotomi, ablasi saraf dengan radio frekuensi . terapi
lainnya : hypnosis , terapi relaksasi (mengurangi tegangan otot dan
toleransi terhadap nyeri ), terapi perilaku kognitif (mengurangi perasaan
terancam atau tidak nyaman karena nyeri kronis).

NyeriOtot
Lakukan skrining terhadap patologi medis yang serius , factor psikososial
yang dapat menghambat pemulihan . berikan program latihan secara
bertahap, di mulaidari latihan dasar / awal dan ditingkatkan secara
bertahap.
Rehabilitasifisik :
- Fitness: angkat beban bertahap, kardiovaskuler,fleksibilitas
keseimbangan.
- Mekanik
- Pijat,terapiakuatik
Manajemen perilaku :
- Stress / depresi
- Teknik relaksasi
- Perilaku kognitif
- Ketergantungan obat
- Manajemen amarah
Terapi obat
- Analgesic dan sedasi
- Anti depresan
- Apioid jarang di butuhkan
Nyeri Inflamasi
Kontrol Inflamasi dan atasi penyebabnya.Obat anti – InflamasiUtama :
- OAINS, Kortikosteroid.

Nyeri Mekanis/ Kompresi


penyebab yang sering : tumor / kista yang menimbulkan kompresi pada
struktur yang sensitive dengan nyeri, dislokasi , fraktur. Penanganan efek
:dekompresi dengan pembedahan atau stabilisasi , bidai,alat bantu .
Medikamentosa kurang efektif .opiod dapat digunakan untuk mengatasi nyeri
saat terapi lain diaplikasikan.

Manajemen level 1 lainnya :


OAINS dapatdi gunakan untuk nyeri ringan-sedang atau nyeri non neuropatik
Skor DIARE : di gunakan untuk menilai kesesuaian aplikasi terapi
Opioid jangka panjang untuk nyeri kronik non-kanker .

4. Manajemen efek samping obat

5. Follow up / assesmen ulang

6. Edukasi pasien dan keluarga.

Evalusi Melakukan evaluasi tindakan pada pasien

Referensi -academia.edu (Online)


https://www.academia.edu/7511226/SOP_MANAJEMEN_NYERI Diakses pada 16
Juni 2022, Pukul 17.00

-scribd.com (Online)
https://www.scribd.com/document/380925985/SOP-Manajemen-Nyeri
Diakses pada 16 Juni 2022, Pukul 17.36

Anda mungkin juga menyukai