Oleh
INDRA KURNIAWAN SAPUTRA
NIM : 2111027
Pengertian
Suatu tindakan pengujian yang dilakukan pada kulit untuk mengidentifikasi substansi alergi
(alergen) yang menjadi pemicu timbulnya reaksi alergi
Tujuan
1. Membantu menentukan diagnosa pada penyakit tertentu
Persiapan alat
1. Barak schort
2. Masker (APD)
3. Handscoon
4. Perlak dan alas
5. Obat dalam tempatnya
6. Spuit 1cc
7. Kapas alkohol
8. Cairan pelarut
9. Bak injeksi
10. Buku catatan
11. Spidol
12. Bengkok
Pre interaksi
1. Mengecek dokumentasi / data klien
Tahap orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien, siapa nama pasien
Tahap Implementasi
1. Mengidentifikasi kebutuhan pasien
2. Siapkan alat
4. Mencuci tangan
5. Memakai apd
8. Mengambil obat yang akan dilakukan tes alergi, larutkan dengan cairan pelarut, ambil 0,5
cc dan encerkan lagi sampai 1 cc kemudian di letakkan ke dalam baki injeksi
11. Melakukan penyuntikan dengan lubang jarum menghadap ke atas membentuk sudut 15-
200 terhadap permukaan kulit
14. Memberikan tanda lingkaran ditangan dengan menggunakan spidol serta cantumkan jam
dan tanggal agar mudah pemeriksaan untuk mengetahui adanya alergi atau tidak
Tahap terminasi
1. Mengevaluasi tindakan yg baru saja dilakukan (subjektif & objektif),.
3. Mencuci tangan
Dokumentasi
1. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
2. Mencatat mengenai respon klien selama prosedur.
PEMERIKSAAN FISIK SISTEM IMUN
Nilai
No Aspek yang dinilai
0 1 2
Ucapkan salam dan sapa pasien dengan ramah, perkenalkan
1 diripada klien bahwa anda adalah petugas yang akan melakukan
tindakan pada klien.
Jelaskan langkah tindakan yang akan dilakukan dan kemungkinan
2
keberhasilan serta efek sampingnya
Pastikan klien dan dan kelurga mengerti tentang penjelasan yang
3
telah kita berikan
4 Berikan kesempatan klien dan keluarga untuk bertanya
Minta persetujuan tindakan pada klien dengan pengisian Informed
5
consent
Mengucapkan “Basmalah” sebelum melakukan
6
pengkajian/tindakan
Langkah
Mempersiapkan alat-alat :
Sarung tangan
1 Stetoskop
Thermometer
Sphygmomanometer
2 Mencuci tangan
3 Memakai sarung tangan
4 Dekatkan peralatan di dekat klien
Kaji kulit dan membran mukosa dari lesi, purpura, dermatitis,
5
urticarial, inflamasi atau perubahan lainnya, rash edema
6 Kaji tanda-tanda vital
7 Kaji adanya demam dan keringat
Palpasi pembesaran nodus lymph anterior dan posterior cervikal,
8 aksila, dan inguinal, jika terdapat pembesaran catat lokasi, ukuran,
konsistensi, terderness
Kaji sendi terhadap adanya pembengkakan, kemerahan dan
9
keterbatasan gerak.
Kaji sistem organ :
a. Sistem respirasi : perubahan dalam respiratory rate, batuk
(kering atau produktif), suara paru yang abnormal (Wheezing,
crackles, rhonchi) rhinitis
b. Sistem cardiovascular : Konjungtiva anemis, vasculitis
10
c. Sistem pencernaan : hepatosplenomegali, vomiting, diare
d. Sistem urinary : frekuensi, perasaan terbakar saat urinasi
e. Sistem sensorineural : disfungsi kognitif, penurunan atau
kehilangan pendengaran, gangguan penglihatan, sakit kepala,
migraine, ataxia, tetani.
Evaluasi :
11
Catat respon klien selama pemeriksaan fisik
12 Dokumentasi
a. Catat hasil pemeriksaan
b. Catat respon klien selama dilakukan pemeriksaan
c. Catat nama pemeriksa serta waktu pemeriksaan
TOTAL
PEMBERIAN OBAT KEMOTERAPI
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan (inform concent) pasien maupun keluarga
Tahap Kerja
Persiapan Obat
5. Perawat mencuci tangan
6. Meja dialasi dengan pengalas plastik diatasnya ada kertas penyerap atau kain
7. Pakai gaun lengan panjang, topi, masker, kaca mata, sepatu
8. Ambil obat sitostatika sesuai program, larutkan dengan NaCl 0,9%, D5% atau
intralit
9. Sebelum membuka ampul, pastikan bahwa cairan tersebut tidak berada pada
puncak ampul
10. Gunakan kasa waktu membuka ampul agar tidak terjadi luka dan
terkontaminasi dengan kulit
11. Pastikan bahwa obat yang diambil sudah cukup dengan tidak mengambil 2 kali
12. Keluarkan udara yang masih berada dalam spuit dengan menutupkan kapas
atau kasa steril diujung jarum spuit
13. Masukkan perlahan-lahan obat kedalam flabot NaCl 0,9% atau D5% dengan
volume cairan yang telah ditentukan
14. Jangan tumpah saat mencampur, menyiapkan dan saat memasukkan obat
kedalam flabot atau botol infus
15. Buat label, nama pasien, jenis obat, tanggal, jam pemberian serta akhir
pemberian atau dengan syringe pump
16. Masukkan kedalam kontainer yang telah disediakan
17. Masukkan sampah langsung ke kantong plastik, ikat dan beri tanda atau jarum
bekas dimasukkan ke dalam tempat khusus untuk menghindari tusukan
Pemberian Obat
18. Periksa pasien, jenis obat, dosis obat, jenis cairan, volume cairan, cara
pemberian, waktu pemberian dan akhir pemberian
19. Pakai proteksi : gaun lengan panjang, topi, masker, kacamata, sarung tangan
dan sepatu
20. Lakukan teknik aseptik dan antiseptic
21. Pasang pengalas plastik yang dilapisi kertas absorbsi dibawah daerah tusukan
infuse
22. Berikan anti mual ½ jam sebelum pemberian anti neoplastik (primperan,
zofran, kitril secara intra vena)
23. Lakukan aspirasi dengan NaCl 0,9%
24. Beri obat kanker secara perlahan-lahan (kalau perlu dengan syringe pump)
sesuai program
25. Bila selesai bilas kembali dengan NaCl 09%
26. Semua alat yang sudah di pakai dimasukkan ke dalam kantong plastik dan di
ikat serta diberi etiket
27. Buka gaun, topi, masker, kacamata kemudian rendam dengan detergent
28. Bila disposible masukkan dalam kantong plastik kemudian di ikat dan diberi
etiket, kirim ke incinerator/bakaran
7. HASIl :
Dokumentasikan Nama Tindakan/Tanggal/jam tindakan, Hasil Yang diperoleh, Respon
klien selama tindakan, Nama dan paraf perawat Pelaksana
8. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Perhatikan kontaminasi obat dengan kulit
2. Pastikan keadaan umum pasien sebelum pemberian kemoterapi
MANAJEMEN NYERI
0 1 2 3 4 5
1.Kompres dingin
2.Massage kulit
3.Buli-buli panas
4.Relaksasi seperti lingkungan yang tenang,
posisi yang nyaman dan nafas dalam.
5. Tekhnik distraksi yakni mengalihkan perhatian
ke stimulus lain seperti menonton televisi,
membaca koran, mendengarkan musik
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri