“Pemeriksaan Penunjang”
DISUSUN OLEH :
Miftahul Jannah
2111311025
KELOMPOK A1 PRATIKUM
1. Definisi
Pemeriksaan penunjang merupakan faktor pendukung yang diperlukan untuk
menegakkan diagnose keperawatan. Pemeriksaan penunjang dapat ditemui pada
kondisi pasien dengan rawat inap, rawat jalan, maupun kondisi gawat darurat.
Pemeriksaan penunjuang terdiri dari pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan
radiologi (pemeriksaan x-ray dan pemeriksaan CT-Scan) pemeriksaan USG, dan
MRI.
Peran perawat dalam mempersiapkan pemeriksaan penunjang salah satunya
adalah mengatur waktu kapan pemeriksaan penunjang dilakukan dan
mempersiapkan pasien untuk prosedur pemeriksaan penunjang. Kesalahan dalam
mengatur jadwal pemeriksaan penunjang dan lambat dalam mempersiapkan dapat
berdampak pada lambatnya proses intervensi yang tepat bagi pasien dan
menimbulkan ketidaknyamanan antara pemberi asuhan dengan pasien.
Perawat harus memastikan gelang identitas pasien terpasang agar proses
pemeriksaan penunjang aman, dan memastikan lembar inform consent sudahterisi.
Untuk proses pemeriksaan penunjang tertentu perawat harus memastikan data
tanda-tanda vital pasien dalam batas normal, perawat juga sudah harus mengkaji
riwayat alergi yang di punyai oleh pasien.
Keluarga pasien adalah orang yang diberi kewenangan untuk mendampingi
pasien atau bahkan orang yang didelegasikan dapat mengambil keputusan untuk
masa pengobatan pasien. Oleh karena itu, penyampaian informasi mengenai
proses pemeriksaan penunjang yang dijalani oleh pasien terkadang juga harus
disampaikan kepada keluarga.
2. Tujuan
a. Memahami prosedur persiapan pemeriksaan penunjang
b. Memahami persiapan pasien untuk pemeriksaan penunjang
1
c. Memahami prosedur pemeriksaan penunjang yang invasif dan non-invasif d.
Mendemonstrasikan tanggungjawab perawat dalam mendampingi pasien dengan
kebutuhan pemeriksaan diagnostik
3. Peralatan
a. Catatan Perkembagan Pasien
b. Buku Dokumentasi
4. Langkah-langkah
a. Mempersiapkan Pasien untuk Pemeriksaan Penunjang
1. Tujuan
Untuk meningkatkan kepercayaan dan rasa nyaman pasien, tujuan dari
pemeriksaan penunjang harus disampaikan. Selain itu, efek samping
yang mungkin timbul dari pemeriksaan penunjang tertentu juga harus
diinformasikan untuk mengurai rasa cemas dan resiko lain yang akan
muncul. Data Penunjang
Bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pasien mengenai
pemeriksaan penunjang yang akan dijalani, dan meningkatkan
keinginan pasien untuk bekerja sama selama proses pemeriksaan.
2. Pelaksanaan
Memastikan pasien memakai gelang identitas
Mengecek riwayat kesehatan pasien terkait alergi dan riwayat
pengobatan dan tes lainnya
Mengisi inform consent
Kaji tingkat kesadaran, lokasi pemeriksaan penunjang, dan karakteristik
pemeriksaan penunjang yang akan dijalani. Komunikasikan
keterbatasan yang dialami oleh pasien, dan kondisi-kondisi khusus
yang menyertai
Kaji pengetahuan pasien mengenai tes atau pemeriksaan penunjang
yang akan dijalani
Kaji harapan pasien mengenai hasil pemeriksaan penunjang tersebut
Monitoring tanda-tanda vital, termasuk skala nyeri (invasive)
2
Monitoring tanda-tanda dehidrasi dan tanda-tanda hipoglikemia (puasa)
Laporan kepada pemberi asuhan lainnya
Informasikan jika ditemui ada riwayat alergi dan riwayat pengobatan
dan tes lainnya yang dirasa perlu untuk disampaikan
3. Evaluasi
Evaluasi tingkat pengetahuan pasien, tingkat kecemasan, dan tingkat
kenyamanan dan keamanan yang dirasakan oleh pasien
4. Edukasi
Informasikan kepada pasien dan keluarga alasan menjalani
pemeriksaan penunjang
Estimasi waktu
Jika pasien dipuasakan, beri informasi kapan puasa dimulai dan
diakhiri
Untuk pemeriksaan sputum; informasikan untuk batuk dalam dan tidak
memberi obat-obat tertentu pada area tenggorokan
Untuk pemeriksaan urin; informasikan waktu untuk pengambilan
sampel urin
Untuk pemeriksaan menggunakan X-Ray; lepas semua jenis logam dan
perhiasan
Untuk pemeriksaan menggunakan kontras: menggunakan barium;
informasikan rasa, konsistensi, efek samping menggunakan iodine;
informasikan rasa, reaksi alergi yang ditimbulkan (gatal,kemerahan,
sesaknafas, dll)
Posisi saat pemeriksaan penunjang
Posisi setelah pemeriksaan (angiography) Dokumentasi
Catat riwayat alergi yang ditimbulkan setelah proses pemeriksaan dan
oleh kontras
Catat tingkat kesadaran, lokasi, dan karakteristik gejala
3
5. Pemeriksaan Laboratorium
A. Pengambilan Darah Vena
a) . Tahap Pre Interaksi
Mengecek medical record
Menyiapkan alat
a. Tabung specimen darah
c. Pengalas
d. Tourniquet
4
e. Syringe 3 ml
f. Alcohol swab
g. Bengkok
5
h. Ban aid
6
a) . Tahap Orientasi
Mencuci tangan sebelum ke lingkungan pasien
Memberikan salam dan memperkenalkan diri,
Menjelaskan prosedur beserta tujuan prosedur yang akan dilakukan
Menjaga privacy klien
7
Menggunakan jari telunjuk untuk meraba vena guna membantu
mengetahui ukuran, kedalaman, dan arah dari vena
Melakukan desinfektan dengan alcohol swab secara sirkuler, tunggu
sampai kering, jangan ditiup/lap/kipas, biarkan kering sendiri
Melakukan venipuncture (penusukan) ke dalam vena dengan sudut 15o
– 30o dengan menggunakan syringe sesuai kebutuhan
Memastikan darah masuk ke dalam syringe
Bila darah sudah cukup, tarik syringe, sambil menekan daerah yang
ditusuk dengan kasa/kapas alcohol swab
Masukkan darah ke dalam tabung specimen yang sudah diberi label
pasien, biarkan darah mengalir sendiri tanpa di dorong dan cabut
syringe dari tabung bila sudah berhenti
Bila perlu lakukan pengocokan tabung specimen dengan gerakan
membentuk angka 8 (sesuai jenis tabungnya)
Plester daerah penusukan dengan ban aid bila darah sudah berhenti
Merapikan pasien dan alat
Membuka sarung tangan
Mencuci tangan
Membuang sampah sesuai tempatnya (sampahmedis) dan
mengembalikan peralatan pada tempatnya.
Mencuci tangan
Memberitahukan pada pasien dan atau keluarga bahwa prosedur sudah
selesai
Mengantar darah ke laboratorium dengan menggunakan kotak
container
8
a) . Tahap Pre Interaksi
Mengecek medical record
Menyiapkan alat
1. Spuit gelas atau plastik 5 atau 10 ml.
2. Botol heparin 10 ml, 1000 unit/ml (dosis-multi)
9
5. Sarung tangan
6. Spuit 3 ml
7. Kapas alkohol
8. Wadah berisi es (baskom atau kantung plastik)
9. Beri label untuk menulis status klinis pasien yang meliputi : Nama,
tanggal dan waktu, Apakah menerima Oksigen dan bila ya berapa
banyak dan dengan rute apa, Suhu.
b) . Tahap Orientasi
Mencuci tangan sebelum ke lingkungan pasien
Jelaskan prosedur dan tujuan dari tindakan yang dilakukan.
Jelaskan bahwa dalam prosedur pengambilan akan menimbulkan rasa
sakit.
Jelaskan komplikasi yang mungkin timbul.
Jelaskan tentang allen’s test. Caranya : Minta klien untuk mengepalkan
tangan dengan kuat, berikan tekanan langsung pada arteri radialis dan
ulnaris, minta klien untuk membuka tangannya, lepaskan tekanan pada
arteri, observasi warna jari-jari, ibu jari, dan tangan. Jari-jari dan tangan
harus memerah dalam 15 detik, warna merah menunjukkan test allen’s
positif. Apabila tekanan dilepas, tangan tetap pucat, menunjukkan test
allen’s negatif. Jika pemeriksaan negatif, hindarkan tangan tersebut dan
periksa tangan yang lain.
10
Arteri Brachialis - Posisi pasien semi fowler, tangan di
hiperekstensikan /diganjal.
d.Arteri Femoralis. - Posisi pasien flat.
Cuci tangan sebelum tindakan
Bilas spuit ukuran 3 ml dengan sedikit heparin 1000 U/ml dan
kemudian kosongkan spuit, biarkan heparin berada dalam jarum dan
spuit
Raba kembali arteri untuk memastikan adanya pulsasi daerah yang
akan ditusuk sesudah dibersihkan dengan kapas betadhine secara
sirkuler/ searah. Kemudian setelah 30 detik, disinfeksi kembali dengan
kapas alkohol.
Lokalisasi arteri yang sudah dibersihkan difiksasi oleh tangan kiri
dengan cara kulit diregangkan dengan kedua jari telunjuk dan jari
tengah sehingga arteri yang akan ditusuk berada di antara 2 jari
tersebut.
Spuit yang sudah di heparinisasi pegang seperti memegang pensil
dengan tangan kanan, jarum ditusukkan ke dalam arteri yang sudah di
fiksasi tadi.
A. Pada arteri radialis posisi jarum 45 °
b. Pada arteri brachialis posisi jarum 60 °
c. Pada arteri femoralis posisi jarum 90 ° 11. Pada saat arteri ditusuk,
tekanan arteri akan mendorong penghisap spuit sehingga darah dengan
mudah akan mengisi spuit, tetapi kadang-kadang darah tidak langsung
keluar. Kalau terpaksa dapat menghisapnya secara perlahan-lahan
untuk mencegah hemolisis. Bila tusukan tidak berhasil jarum jangan
langsung dicabut, tarik perlahan-lahan sampai ada dibawah kulit
kemudian tusukan boleh diulangi lagi kearah denyutan.
Ambil darah sebanyak 1-2 cc, cabut dan usahakan posisi pemompa
spuit tetap untuk mencegah terhisapnya udara kedalam spuit dan segera
gelembung udara dikeluarkan dari spuit.
Buang udara dan ujung jarum segera ditutup dengan gabus / karet.
11
Putar-putar spuit sehingga darah bercampur dengan heparin Bekas
tusukan pungsi arteri tekan dengan kapas alkohol campur dengan
bethadine.
A. Pada arteri radialis dan dorsalis pedis selama 5 menit
b. Pada arteri brachialis selama 7 – 10 menit.
C. Pada arteri femoralis selama 10 menit
d. Jika pasien mendapat antikoagulan tekan selama 15 menit
e. Lokalisasi tusukan tutup dengan kassa + bethadine steril 15.14.
Masukkan darah ke dalam kantong plastik yang diisi es supaya
pemeriksaan tidak berpengaruh oleh suhu udara luar.
Kembali mencuci tangan setelah selesai melakukan tindakan
12
Menyiapkan alat :
1.Tabung Spesimen yang sudah diberi label Identitas pasien
2. Nomor medical record
3. Usia
4. Jenis urin yang diambil :
5. Urine Random; analisis rutin
6. Urine Sewaktu; 24-jam
7. Urine Steril (kateterisasi)
8. Urine Postpandial
Sarung tangan jika urin steril (kateterisasi)
c) . Tahap Kerja
Pastikan tabung specimen dan konteiner pembawa tabung urin tersegel
Pastikan pasien sudah diberikan informasi mengenai persiapan sebelum
pemeriksaan penunjang
Jika pasien mandiri; informasikan jumlah urin yang harus diambil
kedalam tabung specimen
Jika dalam proses kateterisasi, pastikan urin yang diambil langsung dari
kateter urin, bukan dari urin bag. Pastikan dalam jumlah yang sesuai
d) . Tahap Terminasi
Informasikan kepada pasien kapan hasilnya bisa dibaca
Catat hasil pemeriksaan urin meliputi :Pemeriksaan urin untuk melihat
kuantitas, makroskopikurin, berat jenis, protein, glukosuria, bakteri,
eritrosit, bakteri, sedimen,leukosit.
6. Pemeriksaan Radiology
13
A. Pemeriksaan X-ray Thorax
a). Tahap Pre Interaksi
Mengecek medical record (catatan medic / keperawatan )
Menyiapkan pasien :
a. Memastikan pasien tidak memakai benda logam apapun
b.Mempersiapkan pasien sesuai dengan rencana pemeriksaan
penunjang
b).Tahap Orientasi
Mencuci tangan sebelum kelingkungan pasien
Jelaskan prosedur dan tujuan dari tindakan yang dilakukan
a) . Tahap Terminasi
Informasikan kepada pasien kapan hasilnya bisa dibaca
Catat hasil pemeriksaan x-ray
B. Pemeriksaan CT-Scan
a) . Tahap Pre Interaksi
Sama dengan pemeriksaan X-Ray
b) . Tahap Orientasi
Mencuci tangan sebelum kelingkungan pasien
Jelaskan prosedur dan tujuan dari tindakan yang dilakukan
c) . Tahap Kerja
Dilakukan oleh petugas radiologi
d). Tahap Terminasi
Informasikan kepada pasien kapan hasilnya bisa dibaca
Catat hasil pemeriksaan CT-Scan
14
7. Pemeriksaan Angiography
a) . Tahap Pre Interaksi
Mengecek medical record (catatan medic / keperawatan )
Menyiapkan pasien :
a. Memastikan pasien tidak memakai benda logam apapun
b. Mempersiapkan pasien sesuai dengan rencana pemeriksaan
penunjang
c. Kaji riwayat alergi
d. Ukur tanda-tanda vital
b) . Tahap Orientasi
Mencuci tangan sebelum kelingkungan pasien
Jelaskan prosedur dan tujuan dari tindakan yang dilakukan
c) . Tahap Kerja
Dilakukan oleh petugas angiography
d) . Tahap Terminasi
Informasikan posisi yang dianjurkan untuk post-angiography
Monitoring tanda-tanda vital
15
DAFTAR PUSTAKA
16