Anda di halaman 1dari 27

Laporan Pendahuluan

Tentang

Pemberian Obat

Dibuat Oleh :

Tesa Aprianti

1914201302

Dosen Pembimbing :

Ns.Mera Delima,M.Kep

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKes PERINTIS PADANG

TAHUN 2019/2020
SOP INJEKSI IM,IV,IC DAN SC

INJEKSI INTRAMUSKULAR (IM)

1. Pengertian

Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter terhadap klien yang yang diberikan
obat secara intra muskulus (IM).

2.Tujuan

agar absorpsi obat lebih cepat

3. Indikasi

Dapat dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena
tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan
parut, tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya.

4. Kontra Indikasi

Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saraf besar di bawahnya.

5. Persiapan Pasien

1. Pastikan identitas klien

2. Kaji kondisi klien

3. Beritahu dan jelaskan pada klien/keluarganya tindakan yang dilakukan

4. Jaga privacy klien

5. Posisi klien
6. Persiapan Alat

1. Sarung tangan 1 pasang

2. Spuit dengan ukuran sesuai kebutuhan

3. Jarum steril 1 (21-23G dan panjang 1 – 1,5 inci untuk dewasa; 25-27 G dan panjang 1 inci
untuk anak-anak)

4. Bak spuit 1

5. Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)

6. Perlak dan pengalas 7. Obat sesuai program terapi

8. Bengkok 1 9. Buku injeksi/daftar obat

7. Cara Bekerja

Tahap Orientasi

1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya (kesukaanya)

2. Perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat 3. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya
tindakan pada klien/keluarga

Tahap Kerja

1. Mengatur posisi pasien

2. Membebaskan / membuka pakaian klien daerah yang akan disuntik

3. Mendesinfeksi permukaan kulit

4. Menusukkan jarum dengan posisi tegak lurus (9 ) dengan 00 permukaan kulit

5. Melakukan aspirasi

6. Memasukkan obat secara perlahan-lahan

7. Menarik jarum dengan cepat bila obat telah masuk

8. Menekan daerah bekas suntikan dengan kapas alcohol


9. Bantu pasien ke posisi nyaman

10.Mengobservasi pasien

Tahap Terminasi

1. Evaluasi respon klien

2. Berikan reinforcement positif

3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

4. Mengakhiri kegiatan dengan baik

8. Dokumentasi

1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan

2.Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif) di dalam catatan

3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP

INJEKSI INTRACUTAN (IC)

1. Pengertian

Memasukkan cairan obat langsung pada lapisan dermis atau di bawah epidermis atau
permukaan kulit.
2. Tujuan

1. Digunakan untuk test tuberkulin atau tes alergi terhadap obatobatan tertentu

2. Pemberian vaksinasi

3. Indikasi

1. Pasien yang membutuhkan tes alergi (mantoux tes).

2. Pasien yang akan melakukan vaksinasi.

3. Menegakkan diagnosa penyakit.

4. Sebelum memasukkan obat.

4.Kontra Indikasi

1. Pasien yang mengalami infeksi pada kulit.

2. Pasien dengan kulit terluka.

3. Pasien yang sudah dilakukan skin tes.

5. Persiapan Pasien

1. Pastikan identitas klien

2. Kaji kondisi klien

3. Beritahu dan jelaskan pada klien/keluarganya tindakan yang dilakukan

4. Jaga privacy klien

5. Atur posisi klien

6. Persiapan Alat

1. Handscoon 1 pasang

2. Spuit steril dengan jarum no. 25-27 atau spuit insulin 1 cc

3. Bak instrument

4. Kom berisi kapas alcohol


5. Perlak dan pengalas

6. Bengkok

7. Obat injeksi dalam vial atau ampul

8. Daftar pemberian obat

9. Buku catatan

7. Cara Bekerja

Tahap Orientasi

1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya (kesukaanya)

2. Perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat

3. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada klien/keluarga

Tahap Kerja

1. Cuci tangan

2. Siapkan obat

3. Mengidentifikasi pasien dengan prinsip 6 B (Benar obat, dosis, pasien, cara pemberian,
waktu, dan dokumentasi).

4. Memberitahukan tindakan yang akan dilakukan

5. Mengatur posisi senyaman mungkin.

6. Letakkan perlak dan pengalas dibawah daerah yang akan di injeksi

7. Pilih area penyuntikan

8. Pakai sarung tangan

9. Bersihkan area penusukan dengan kapas alcohol dengan gerakan sirkuler

10. Pegang kapas alcohol pada jari tangan non dominan

11. Buka tutup jarum


12. Tempatkan ibu jari tangan non dominan 2,5 cm di bawah area penusukan

13. Dengan ujung jarum menghadap ke atas dan dengan tangan dominan masukkan jarum
tepat dibawah kulit dengan sudut 15 derajat

14. Masukkan obat perlahan-lahan, perhatikan sampai adanya bula

15. Cabut jarum sesuai sudut masuknya

16. Usap pelan daerah penusukan dengan kapas alkohol. Jangan di tekan

17. Buat lingkaran pada bula degan menggunakan pulpen/ spidol. Dengan diameter + 5 cm

18. Observasi kulit terhadap kemerahan dan bengkak atau reksi sistemik (10-15 menit).

19. Kembalikan posisi klein

Tahap Terminasi

1. Evaluasi respon klien

2. Berikan reinforcement positif

3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

4. Mengakhiri kegiatan dengan baik

8. Dokumentasi

1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan

2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif) di dalam catatan

3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP


INJEKSI INTRACUTAN (IV)

1. Pengertian

Pemberian obat intravena adalah pemberian obat dengan cara memasukkan obat
kedalam pembuluh darah vena menggunakan spuit.

2. Tujuan

Pemberian obat dengan cara intravena bertujuan untuk :

 Mendapat reaksi yang lebih cepat, sehingga sering digunakan pada pasien yang
sedang gawat darurat
 Menghindari kerusakan jaringan.
 Memasukkan obat dalam volume yang lebih besar

3. Lokasi

 Pada lengan (vena basilika dan vena sefalika)


 Pada tungkai (vena safena)
 Pada leher (vena jugularis)
 Pada kepala (vena frontalis atau vena temporalis)

4. Persiapan Pasien

 Pastikan identitas klien


 Kaji kondisi klien
 Beritahu dan jelaskan pada klien/keluarganya tindakan yang dilakukan
 Jaga privacy klien
 Atur posisi klien

5. Persiapan Alat

 Buku catatan pemberian obat


 Kapas alcohol
 Sarung tangan sekali pakai
 Obat yang sesuai
 Spuit 2-5ml dengan ukuran 21-25, panjang jarum 1,2 inci
 Bak spuit
 Baki obat
 Plester
 Kasa steril
 Bengkok
 Perlak pengalas
 Pembendung vena (torniket)
 Kasa steril
 Betadin

6. Cara Bekerja

Tahap Orientasi

1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya (kesukaanya)

2. Perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat

3. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada klien/keluarga

Tahap Kerja

1. Cuci tangan

2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

3. Bebaskan daerah yang disuntik dengan cara membebaskan daerah yang akan dilakukan
penyuntikan dari pakaian dan apabila tertutup buka atau ke ataskan.
4. Ambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai dengan dosis yang akan diberikan.
Apabila obat berada dalam bentuk sediaan bubuk, maka larutkan dengan pelarut (aquades
steril).

5. Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan penyuntikan.

6. Kemudian tempatkan obat yang telah diambil pada bak injeksi.

7. Desinfeksi dengan kapas alkohol.

8. Lakukan pengikatan dengan karet pembendung (torniquet) pada bagian atas daerah yang
akan dilakukan pemberian obat atau tegangkan dengan tangan/minta bantuan atau
membendung di atas vena yang akan dilakukan penyuntikan.

9. Ambil spuit yang berisi obat. 10.Lakukan penusukkan dengan lubang menghadap ke atas
dengan memasukkan ke pembuluh darah dengan sudut penyuntikan 150 - 300

11. Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan langsung
semprotkan obat hingga habis.

12.Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada daerah
penusukkan dengan kapas alkohol, dan spuit yang telah digunakan letakkan ke dalam
bengkok.

13. Cuci tangan

Tahap Terminasi

1. Evaluasi respon klien

2. Berikan reinforcement positif

3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

4. Mengakhiri kegiatan dengan baik

7. Dokumentasi

1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan


2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif) di dalam catatan.

3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP

INJEKSI INTRACUTAN (SC)

1. Pengertian

Pemberian obat dengan cara subcutan adalah memasukkan obat kedalam


bagianbawah kulit.

2. Tujuan

Pemberian obat subcutan bertujuan untuk memasukkan sejumlah toksin atau obat
pada jaringan subcuta di bawah kulit untuk di absorbsi .

3. Lokasi

Tempat yang dianjurkan untuk suntikan ini adalah lengan bagian atas,kaki bagian
atas,dan daerah disekitar pusar.

4. Persiapan Pasien

1. Pastikan identitas klien

2. Kaji kondisi klien

3. Beritahu dan jelaskan pada klien/keluarganya tindakan yang dilakukan

4. Jaga privacy klien

5. Atur posisi klien


5. Persiapan Alat

1. Buku catatan pemberian obat

2. Kapas alcohol

3. Sarung tangan sekali pakai

4. Obat yang sesuai

5. Spuit 2 ml dengan ukuran 25, panjang jarum 5/8 sampai ½ inci

6. Bak spuit

7. Baki obat

8. Plester

9. Kasa steril

10.Bengkok

6. Cara Bekerja

Tahap Orientasi

1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya (kesukaanya)

2. Perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat

3. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada klien/keluarga

Tahap Kerja

1. Cuci tangan

2. Siapkan obat sesuai dengan prinsip 5 benar

3. Identifikasi klien

4. Beri tahu klien prosedur

5. Atur klien pada posisi yang nyaman

6. Pilih area penusukan


7. Pakai sarung tangan

8. Bersihkan area penusukan dengan kapas alcohol

9. Pegang kapas alkohol dengan jari tengah pada tangan non dominan

10.Buka tutup jarum

11. Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari tangan non dominan dengan ujung
jarum menghadap ke atas dan menggunakan tangan dominan,masukkan jarum dengan sudut
450 atau 900

12.Lepaskan tarikan tangan non dominan

13.Tarik plunger dan observasi adanya darah pada spuit

14.Jika tidak ada darah,masukan obat perlahan-lahan.jika ada darah tarik kembali jarum dari
kulit tekan tempat penusukan selama 2menit,dan observasi adanya memar, jika perlu berikan
plester,siapkan obat yang baru.

15.Cabut jarum dengan sudut yang sama ketika jarum di masukan,sambil melakukan
penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area penusukan.

16.Jika ada perdarahan,tekan area itu dengan menggunakan kasa steril sampai perdarahan
berhenti.

17.Kembalikan posisi klien

18.Buang alat yang sudah tidak dipakai

19.Buka sarung tangan

20.Cuci tangan dan catat hasil pemberian obat/ test obat, tanggal waktu dan jenis obat, serta
reaksinya setelah penyuntikan (jika ada)

Tahap Terminasi

1. Evaluasi respon klien

2. Berikan reinforcement positif

3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya


4. Mengakhiri kegiatan dengan baik

7. Dokumentasi

1. Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan

2. Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif) di dalam catatan

3. Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP

SOP DARI PEMBERIAN PEMASANGAN INFUS

A.Pengertian Pemasangan Infus

Pemasangan infus adalah salah satu cara atau bagian dari pengobatan untuk
memasukkan obat atau vitamin ke dalam tubuh pasien dengan menggunakan infus set
(Darmawan, 2008).

Sementara itu menurut Lukman (2007), terapi intravena adalah memasukkan jarum
atau kanula ke dalam vena (pembuluh balik) untuk dilewati cairan infus / pengobatan, dengan
tujuan agar sejumlah cairan atau obat dapat masuk ke dalam tubuh melalui vena dalam jangka
waktu tertentu.

B.Tujuan

1.Mengembalikan dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh


2.Memberikan obat
3.Transfuse darah dan produk darah
4.Memberikan nutrisi parenteral dan suplemen nutrisi

C.Persiapan

1.Persiapan pasien

 Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang akan dilakukan

2.Persiapan alat

 Standar infus
 Cairan infus dan infus set sesuai kebutuhan
 Jarum / wings needle/abocath sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan
 Perlak dan tourniquet
 Plester dan gunting
 Bengkok
 Sarung tangan bersih
 Kassa seteril
 Kapas alkohol dalam tempatnya
 Bethadine dalam tempatnya

D.Penatalaksanaannya

1. Mencuci tangan
2. Memberitahu tindakan yang akan dilakukan
3. Mengisi selang infus
4. Membuka plastic infus set dengan benar
5. Tetap melindungi ujung selang steril
6. Menggantungkan infus set dengan cairan infus dengan posisi cairan infus mengarah
keatas
7. Menggantung cairan infus di standar cairan infus
8. Mengisi cairan infus set dengan cara menekan (tapi jangan sampai terendam)
9. Mengisi selang infus dengan cairan yang benar
10. Menutup ujung selang dan tutup dengan mempertahankan kesterilan
11. Cek adanya udara dalam selang
12. Pakai sarung tangan bila perlu
13. Memilih posisi yang tepat untuk memasang infus
14. Meletakkan perlak dan pengalas
15. Memilih vena yang tepat dan benar
16. Memasang tourniquet
17. Deninfeksi vena dengan alcohol dari atas kebawah dengan sekali hapus
18. Buka abocath apakah ada kerusakan atau tidak
19. Menusukan abocath pada vena yang telah dipilih
20. Memperhatikan adanya darah dalam kompartemen darah dalam abocath
21. Tourniquet di cabut
22. Menyambungkan dengan ujung selang yang telah terlebih dahulu dikeluarkan
cairannya sedikit, dan sambil dibiarkan menetes sedikit
23. Memberikan plester pada ujung abocath tapi tidak menyentuh area penusukan untuk
fiksasi
24. Membalut dengan kassa betadinsteril dan menutupnya dengan kassa steril kering
25. Memberi plester dengar benar dan mempertahankan keamanan abocath agar tidak
tercabut
26. Mengatur cairan tetesan infus sesuai kebutuhan pasien
27. Alat-alat di bereskan dan perhatikan bagaimana respon pasien
28. Perawat kembali cuci tangan
29. Catat tindakan yang dilakukan

E.Evaluasi
Perhatikan kelancaran infus, dan perhatikan juga respon klien terhadap pemberian tindakan.

F.Dokumentasi
Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil tindakan,
reaksi respon klien terhadap pemasangan infus, cairan dan tetesan yang diberikan, nomor
abocath, vena yang dipasang, dan perawat yang melakukan ) pada catatan dokumentasi
SOP PEMBERIAN OBAT SUBLINGUAL

A.Pengertian

Suatu tindakan memberikan obat kepada pasien dengan cara diletakkan dibawah lidah
pasien.

B.Tujuan

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam memberikan obat kepada pasien


dengan cara diletakkan dibawah lidah pasien.

C.Persiapan Alat

Obat sublingual

DO (Daftar Obat)

Air minum

1.Persiapan Pasien

 Posisikan pasien setengah duduk atau duduk di tempat tidur bila memungkinkan
 Penjelasan pada pasien untuk tidak menelan obat yang diberikan sub lingual

2.Persiapan Petugas

APD (Sarung tangan 1 pasang atau masker bila diperlukan)

D.Prosedur Pelaksanaan

1. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur


2. Perawat menyiapkan obat sublingual yang akan digunakan sesuai dengan prinsip 6
benar
3. Perawat melakukan dobel cek dengan perawat lain
4. Perawat memberikan tandatangan pada kolom yang disediakan sebagai bukti dobel
cek telah dilakukan
5. Perawat menggunakan sarung tangan bersih
6. Perawat melakukan identifikasi sesuai prosedur
7. Perawat memperhatikan keadaan pasien : bila mulut pasien kering basahi dulu
dengan air
8. Perawat meletakkan obat tablet (sublingual) di bawah lidah pasien
9. Perawat memberikan penjelasan pada pasien untuk tidak menelan obat sublingual
tersebut melainkan membiarkan obat tersebut larut dengan sendirinya
10. Perawat melepas sarung tangan dan membuangnya pada tempat sampah sesuai jenis
sampahnya
11. Perawat melakukan kebersihan tangan sesuai prosedur
12. Perawat melakukan cek kembali setelah 30 menit untuk melihat respon klien terhadap
obat sublingual
13. Perawat mendokumentasikan tindakan pemberian obat sublingual dengan melingkari
pada jam program pemberian obat yang telah ditentukan dan mendokumentasikan
respon pasien ke dalam catatan terintegrasi
SOP PEMBERIAN OBAT TETES MATA

1. Definisi

Obat Tetes mata adalah obat yang di teteskan pada mata yang berbentuk cairan steril.

Salep mata dapat diartikan sebagai sediaan setengah padat yang mudah dioleskan ditujukan
untuk pemakaian topikal pada kulit ataupun selaput lendir pada bagian mata atau sekitarnya.

2. Tujuan

Untuk memperlama kontak obat dengan permukaan mata.

3. Ruang Lingkup

a.Indikasi

 Meredakan sementara mata merah akibat iritasi ringan yang dapat disebabkan oleh
debu, sengatan sinar matahari, pemakaian lensa kontak, alergi atau sehabis berenang.
 Antiseptik dan antiinfeksi.
 Radang atau alergi mata

b. Kontraindikasi
Obat tetes mata yang mengandung nafazolin hidroksida tidak boleh digunakan
pada penderita glaukoma atau penyakit mata lainnya yang hebat, bayi dan anak. Kecuali
dalam pegawasan dan nasehat dokter.

Obat salep mata yang mengandung nafazolin hidroksida tidak boleh digunakan pada
penderita konjutivitis atau penyakit mata lainnya yang hebat, bayi dan anak. Kecuali dalam
pegawasan dan nasehat dokter.

4. Prosedur

a.Tanggung jawab dan wewenang

 Bagian akademik sebagai penanggung jawab pembelajaran


 Koordinator mata kuliah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan ketercapaian
prosedur
 Pembimbing praktek dan lahan praktek bertanggung jawab dalam membimbung dan
menilai ketercapaian prosedur tindakan setiap peserta didik secara obyektif baik
dilaboratorium maupun di lahan praktek

b.Pengkajian

Kaji ulang dan cek catatan / status klien untuk memastikan bahwa klien perlu
dilakukan pemberian suntikan oxcytosin, pengangan tali pusat terkendali, dan rangsangan
taktil (pemijatan fundus uteri).

c.Persipan pasien

 Identifikasi klien untuk meyakinkan tindakan dilakukan pada klien yang tepat
 Jelaskan tujuan prosedur dan rasional tindakan (inform concent)
 Jelaskan posisi,waktu yang dibutuhkan dan beberapa ketidaknyamanan atau efek
samping

d. Persiapan alat

 Baraskot
 masker
 Baki dan alas
 Korentang
 Sarung tangan
 Bak instrument
 Pinset anatomi
 Pinset cirurgis
 Gunting perban
 Bengkok
 Kapas
 Tissu
 Kain kasa
 Obat dalam tempatnya berupa salep
 Buku catatan pemberian obat

e.Persiapan lingkungan

Pasang sampiran atau gorden untuk menjaga privacy

f. Langkah kerja

 Memakai baraskot dan masker terlebih dahulu


 Mengucapkan salam
 Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
 Mencuci tangan
 Gunakan korentang untuk mengambil sarung tangan
 Gunakan sarung tangan bersih.
 Atur posisi pasien dengan kepala menengadah dengan posisi perawat di samping
kanan.
 Letakkan kapas ke dalam com kecil berisi air hangat agar menjadi lembab
 Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembab dari sudut mata ke
arah hidung. Apabila sudah bersih maka keringkan dengan tissu
 Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah dengan ibu jari, jari
telunjuk di atas tulang orbita
 Lakukan pemberian obat mata dengan cara :
 Obat tetes mata
 Teteskan obat mata di atas sakus konjungtiva sebanyak 1-2 tetes.
 Minta pasien untuk menutup mata selama 1-2 menit dengan perlahan ketika
menggunakan tetes mata.
 Bersihkan kelebihan cairan tetesan dengan tissu
 Obat salep mata
 Buka tutup aplikator salep. Kemudian pegang aplikator di atas tepi kelopak mata.
 Tekan tube hingga obat keluar dan berikan pada kelopak mata bawah
 Setelah selesai anjurkan pasien untuk melihat ke bawah secara bergantian, berikan
obat pada kelopak mata bagian atas dan biarkan pasien untuk memejamkan mata
dan menggosok kelopak mata.
 Tutup mata dengan kasa dan plester bila perlu.
 Rapikan alat dan pasien
 Cuci tangan (lihat SOP cuci tangan)

g.Terminasi : Tanyakan respon klien,reinforcement,kontrak waktu,salam (lihat SOP


Komunikasi Terapeutik)

h.Evaluasi hasil : Iritasi mata atau alergi mata berkurang

i. Dokumentasikan pada catatan pemberian obat (Tanggal dan jam, Catat obat, jumlah,
waktu, dan tempat pemberian.tindakan yang dilakukan,respon klien terhadap prosedur)

5. Pengendalian / pemantauan

 Absensi mahasiswa dan dosen yang telah ditandatangani


 Dokumentasi laporan asuhan keperawatan
 Format penilaian tindak
 Pedoman penilai kompetensi

6. Dokumentasi

 SOP no.... tentang cuci tangan


 SOP no... tentang memasang sarung tangan
 SOP no.... tentang komunikasi terapeutik
 Pengesahan

SOP PEMBERIAN OBAT TETES TELINGA


1. Persiapan alat :
1. Baki berisi :
a. Obat yang telah disiapkan
b. Alat suntik/spuit
c. Bengkok
d. Perlak/pengalas
e. Bola kapas
f. Sarung tangan

2. Alat pelindung diri : yas dan masker


 Tahap Pra-interaksi :
1. Verifikasi order
2. Persiapan diri perawat
3. Siapkan alat
4. Siapkan lingkungan
Jaga privacy klien b/p tutup pintu dan jendela
 Tahap Orientasi :
1. Berikan salam terapeutik
2. Klarifikasi kontrak waktu tindakan memberikan obat tetes telinga
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
4. Beri kesempatan klien untuk bertanya
5. Persiapan alat didekatkan
 Tahap Kerja :
1.Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
2.Atur posisi klien berbaring kesamping dengan posisi telinga yang saki tmenghadap
ke atas
3. Kaji keadaan daun telinga dan saluran telinga bagian luar. Bersihkan daun telinga
dan lubang telinga dengan bola kapas basah
4.Hangatkan obat dengan tangan atau masukkan botol obat dalam cairan hangat
beberapa detik
5.Buka dan luruskan telinga (untuk bayi dengan cara menarik daun telinga ke bawah,
untuk dewasa dengan cara menarik daun telinga ke atas ke belakang)
6.Teteskan obat sesuai dosis pada telinga.Tekan tragus secara hati hati beberapa kali
untuk membantu obat masuk ke dalam telinga.
7.Anjurkan klien tetap berbaring miring selama ±5 menit. Pasang kapas pada lubang
telinga ( tidakditekan ) selama 15-20 menit
8.Rapikanklien, bereskanalat
9.Bukasarungtangan
10. Cuci tangan
 Tahap Terminasi :
1. Evaluasi respon klien
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Pemberian pesan
4. Kontrak selanjutnya (waktu, kegiatan/topik, tempat)

2.Dokumentasi :
1. Obat yang diberikan dan dosis serta rute pemberian obat
2. Waktu pelaksanaan pemberian obat
3. Respon klien
3.Sikap :
1.Teliti
2. Empati
3. Peduli
4. Sabar
5. Sopan

SOP PEMBERIAN OBAT INTRATEKAL


1.Pengertian

Pemberian obat kemoterapi melalui jalur intratekal yang dimasukkan dalam ruang
subarachnoid di daerah lumbal.

2.Tujuan

Melakukan pemberian kemoterapi pada pasien dengan penyakit kanker dalam upaya
pengobatan ataupun pencegahan ke susunan syaraf pusat.

3.Prosedur Kerja

1.Siapkan pasien, protokol, obat-obat intratekal, obat penenang dan perlengkapan intratekal
serta kotak emergensi.

2.Cocokkan nama pasien dan lihat protokol.

3.Cocokkan kembali dosis obat intratekal dengan nama pasien.

4.Lakukan surgical handscrub.

5.Pakai APD: masker, goggle, apron, sarung tangan steril.

6.Atur posisi pasien.

7.Desinfeksi daerah tempat tusukan menggunakan lidi kapas bethadin sebanyak dua kali
dengan cara membuat lingkaran dimulai dari sentral daerah tusukan.

8.Buat marker intratekal.


9.Lakukan tusukan pada daerah tusukan dengan jarum spinal.

10.Tampung LCS di 3 tempat:

a. 2 ml untuk tabung tes LCS lengkap dan tes konsentrasi.


b. 2 tetes untuk tabung uji Nonne.
c. 2 tetes untuk tabung uji Pandy.

11.Masukkan obat yang telah disiapkan dan sesuai dosis dan pasiennya secara intratekal
dengan urutan:

a. Semprit metotreksat (dapat disertai deksametasone)


b. Semprit Ara-C (bila ada dalam protokol pengobatan)

12.Obat intratekal dimasukkan secara perlahan-lahan dan sekali-kali harus dicek


kelancarannya.

13.Setelah selesai, cabut jarum spinal dan tutup bekas tusukan dengan kassa bethadine dan
plester.

14.Pasien diharuskan berbaring terlentang selama minimal 1 jam.

15.Lepaskan APD.

16.Buang APD di limbah infeksius.

17.Lakukan kebersihan tangan di air mengalir.

Unit terkait

1. Instalasi Rawat Inap Bagian Anak RSMH


2. Instalasi Rawat Darurat RSMH
3. Instalasi Rawat Jalan RSMH
4. Instalasi Farmasi RSM
DAFTAR PUSTAKA

Lestari. Siti. Buku Farmakologi Dalam Keperawatan. Pusdik SDM Kesehatan.


Kebayoran Baru Jakarta Selatan.
http://ilmusehat19.blogspot.com/2015/04/cara-cara-pemberian-obat-lengkap.html
http://noviaramazalni.blogspot.com/2017/05/konsep-dan-prinip-medikasi-macam-
macam.html

Anda mungkin juga menyukai