CKD
PADA Tn.J DI RUANG DAHLIA RSUD RAA SOEWONDO PATI
Disusun Oleh :
Nama : Devia Salsa Tifana
Nim : 112019030110
Prody : S1 Keperawatan
Menurut Smeltzer dan Bare (2015) CKD atau gagal ginjal kronis merupakan
gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversibel dimana kemampuan tubuh
gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit
sehingga terjadi uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalamdarah).
Gagal ginjal kronik atau (CKD) saat ini merupakan masalah kesehatan yg
penting mengingat selain insiden dan pravelensinya yang semakin meningkat,
pengobatan pengganti ginjal yang harus di jalani oleh penderita gagal ginjal
merupakan pengobatan yang sangat mahal. Dialisa adalah suatu suatu tindakan
terapi pada perawatan penderita gagal ginjal terminal. Tindakan ini sering juga di
sebut sebagai terapi pengganti karena berfungsi menggantikan sebagai fungsi
ginjal. Terapi pengganti yang sering di lakukan adalah hemodialisis dan
peritonealialisa. Di antara kedua jenis tersebut, yang menjadi pilihan utama dan
metode perawatan yang umum untuk penderita gagal ginjal adalah hemodialisis
(Arliza dalam Nita Permanasari, 2018)
B. ETIOLOGI
Begitu banyak kondisi klinis yang bisa menyebabkan terjadinya CKD. Akan
tetapi, apapun penyebabnya, respons yang terjadi adalah penurunan fungsi ginjal
secara progresif. Kondisi klinis yang memungkinkan dapat mengakibatkan CKD
bisa disebabkan dari ginjal sendiri maupun dari luar ginjal (Muttaqin & Sari,
2011).
Price dan Wilson (2012) mengkategorikan ada delapan kelas yang menjadi
penyebab tersering dari penyakit CKD yaitu :
a. Penyakit infeksi tubulointerstitial : Pielonefritis kronik atau refluks
nefropati.
b. Penyakit peradangan glomerulonefritis
Glomerulonefritis adalah penyebab gagal ginjal pada sepertiga pasien yang
membutuhkan dialisis atau transplantasi. Glomerulonefritis adalah
peradangan ginjal bilateral, biasanya timbul pasca infeksi streptococcus.
Untuk glomerulus akut, gangguan fisiologis utamanya dapat
mengakibatkan eksresi air, natrium dan zat-zat nitrogen berkurang
sehingga timbul edema dan azotemia, peningkatan aldosterone
menyebabkan retensi air dan natrium. Untuk glomerulonefhritis kronik,
ditandai dengan kerusakan glomerulus secara progresif lambat, akan
tampak ginjal mengkerut, berat lebih kurang dengan permukaan
bergranula. Ini disebabkan jumlah nefron berkurang karena iskemia,
karena tubulus mengalami atropi, fibrosis intestisial dan penebalan dinding
arteri (Haryono, 2013).
c. Penyakit vaskuler hipertensif seperti nefrosklerosis benigna,
nefroklerosis maligna, dan stenosis arteri renalis.
d. Gangguan jaringan ikat seperti lupus eritematosus sistemik, poliarterites
nodosa, dan sklerosis sistemik progresif.
e. Penyakit kongenital dan herediter seperti penyakit ginjal polikistik, dan
asidosis tubulus ginjal.
f. Gangguan metabolik yang dapat mengakibatkan CKD antara lain diabetes
melitus, gout, hiperparatiroidisme dan amiloidosis.
g. Netropati toksik akibat penyalahgunaan analgesik dan nefropati timah.
h. Nefropati obstruksi
Traktus urinarius bagian atas: batu, neoplasma, fibrosis retroperitoneal.
Traktus urinarius bagian bawah: hipertrofi prostat, striktur uretra, anomali
kongenital leher vesika urinaria dan uretra.
C. TANDA DAN GEJALA
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan CKD dibagi tiga yaitu :
1. Konservatif
- Dilakukan pemeriksaan lab.darah dan urin
- Observasi balance cairan
- Observasi adanya odema
- Batasi cairan yang masuk
2. Dialysis
- peritoneal dialysis
biasanya dilakukan pada kasus – kasus emergency. Sedangkan dialysis
yang bisa dilakukan dimana saja yang tidakbersifat akut adalah CAPD
( Continues Ambulatori PeritonialDialysis )
- Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di venadengan
menggunakan mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukanmelalui daerah
femoralis namun untuk mempermudah maka dilakukan :
- AV fistule : menggabungkan vena dan arteri
- Double lumen : langsung pada daerah jantung ( vaskularisasi ke jantung)
3. Operasi
- Pengambilan batu
- Transplantasi ginjal
H. PENGKAJIAN
a. Identitas pasien :
berupa nama,umur,jenis kelamin,agama,pendidikan,pekerjaan,suku/bangsa,status
perkawinan,alamat, tanggal masuk RS,No.RM,diagnosa medis
b. Identitas pengguang jawab :
berupa nama, alamat, tanggallahir, status,agama, pendidikan, pekerjaan, hubungan
dengan pasien, jenis kelamin.
a) Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama :
Yaitu keluhan utama yang paling dirasakan pasien.
b. Riwayat penyakit sekarang :
Pengkajian dimulai dari awal pasien merasakan sakit dirumah sampai dibawa ke
RS, kemudian di IGD dilakukan tindakan apa dan terapi yang diberikan sampai
pasien dipindah ke bangsal
c. Riwayat kesehatan dahulu :
Pengkajian riwayat penyakit di masa lalu yang berhubungan kodisikesehatan saat
ini.
d. Riwayat kesehatan keluarga :
Pengkajian riwayat penyakit keluarga apakah ada anggota yang mempunyai
riwayat penyakit yang sama dengan pasien
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kelebihan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan Ketidakmampuan ginjal
mengsekresi air dan natrium
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual,
muntah
3. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi sekunder, kompensasi
melalui alkalosis respiratorik.
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritus
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan oksigenasi jaringan yang tidak adekuat,
keletihan.
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
Smeltzer & Bare. (2011). Textbook of Medical Surgical Nursing volume 1).
Philladelphia: Lippincott Williams 7 Wilkins.
Andra, S.W., & Yessie, M.P. (2013). KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan
Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika.
Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson. (2013). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit. Edisi 4. Jakarta : EGC