Anda di halaman 1dari 10

KUMPULAN SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

Selasa, 02 Februari 2016

SOP / CARA MELAKUKAN ROM ANGGOTA GERAK ATAS (TANGAN)

Pengertian

Menggerakkan sendi ekstremitas atas secara aktif atau pasif

Tujuan
1. Menjaga dan mengembalikan kelenturan sendi
2. Meningkatkan vaskularisasi

Kebijakan

Klien dengan keterbatasan rentang gerak dan immobilisasi

Prosedur Peralatan

1. Penghangat/ WWZ dan sarungnya


A. Tahap PraInteraksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat

B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien

C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy pasien
2. Menghangatkan sendi yang akan dilatih selama
3. Melatih sendi-sendi secara bergantian
a. Bahu:
1) Menggerakkan lengan Abduksi-Adduksi
2) Menggerakkan lengan Fleksi-Ekstensi
3) Menggerakkan lengan Hiperekstensi-posisi anatomi
b. Siku: menggerakkan lengan bawah Fleksi-Ekstensi
c. Lengan bawah: menggerakkan Pronasi-Supinasi
d. Pergelangan tangan:
1) Menggerakkan Fleksi radialis
2) Menggerakkan Fleksi ulnaris
3) Menggerakkan Hiperekstensi-Fleksi
e. Jari-jari
1) Menggerakkan Abduksi- Adduksi
2) Menggerakkan Fleksi-Ekstensi
4. Merapikan pasien

D. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
2. Berpamitan dengan klien
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
Unit terkait ICU, HCU, SCU, dan Rawat Inap

Diposkan oleh slamet fadli di 20.07 Tidak ada komentar:


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: kumpulan sop, kumpulan sop icu, Kumpulan sop keperawatan, kumpulan sop terlengkap, sop
keperawatan

Minggu, 24 Januari 2016


SOP / CARA PROTOKOL PENANGANAN HIPOGLIKEMI

Pengerian Hipoglikemi
Hipoglikemi adalah suatu keadaan di dalam tubuh manusia dimana kadar gula didalam darahnya cukup
rendah hingga dibawah normal.

Tanda dan gejala dari hipoglikemi


Orang dengan hipoglikemi biasanya akan menunjukkan kondisi dimana orang tersebut akan terlihat
lemas hebat, muncul keringat yang banyak, tangan dan kaki gemeteran, pusing, serta tidak bisa
bergerak.

Tujuan
Tujuan dari penanganan hipoglikemi adalah agar masalah hipoglikemi dapat segera teratasi dan tidak
timbul masalah yang lebih lanjut pada pasien tersebut.

Hal - hal yang harus dilakukan dan dipantau selama pasien terjadi hipoglikemi adalah
- Pantau keadaan klinis: lemas hebat, muncul keringat banyak, dan gemetaran
- Pantau GDS (gula darah sewaktu) pasien
- Kaji adanya riwayat penyakit gula (diabetes melitus)

Prosedure Penatalaksanaan Penanganan Hipoglikemi (gula darah rendah):


- Jika GDS < 60 mg/dl berikan dextrose 40% sebanyak 2 flacon + infus dextrose 10% 500cc/8 jam
- Jika GDS 60 - 80 mg/dl berikan dextrose 40% sebanyak 1 flacon + infus dextrose 10% 500cc/8 jam
- Jika GDS 80 - 100 mg/dl berikan infus dextrose 10% 500cc/8 jam
- Jika GDS 100 - 150 mg/dl berikan infus dextrose 5% 500cc/8 jam
- Jika GDS 150 - 200 mg/dl berikan infus Nacl 0.9% 500cc/8 jam

Lakukan pemeriksaan GDS tiap jam sampai GDS > 100 mg/dl selama 3 kali berturut - turut.
Selanjutnya Lakukan pemeriksaan GDS tiap 2 jam sampai GDS >100 mg/dl selama 3 kali berturut -
turut.
Selanjutnya lakukan pemeriksaan GDS tiap 4 jam sampai GDS > 100 mg/dl selama 3 kali berturut -
turut.
Selanjutnya lakukan pemeriksaan GDS tiap 6 jam KGDH + koreksi dosis kelipatan 5 unit mulai dari
GDS 150 - 200 mg/dl dan kelipatannya.
Artinya:
- GDS 150 - 200 mg/dl berikan insulin sebanyak 5 unit
- GDS 200 - 250 mg/dl berikan insulin sebanyak 10 unit
- GDS 250 - 300 mg/dl berikan insulin sebanyak 15 unit
- GDS 300 - 350 mg/dl berikan insulin sebanyak 20 unit
- GDS 350 - 400 mg/dl berikan insulin sebanyak 25 unit

Semoga bermanfaat..
Diposkan oleh slamet fadli di 20.25 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: kumpulan sop, kumpulan sop icu, Kumpulan sop keperawatan, kumpulan sop ruang rawat inap,
kumpulan sop terlengkap, SOP, standar operasional prosedur

Rabu, 06 Januari 2016


Standar Operational Prosedure (SOP) Universal Precaution / Kewaspadaan Umum

Pengertian Kewaspadaan dini adalah suatu keadaan yang harus dilakukan


secepatnya tentang adanya kasus/tersangka agar dapat segera
dilakukan tindakan atau langkah untuk membatasi kasus
kejadian/penyakit yang terkait.

Tujuan 1. Pencegahan infeksi di rumah sakit


2. Upaya pencegahan standar atau pencegahan dasar pada semua
kondisi
3. Salah satu bagian inti dari teknik isolasi
4. Suatu bentuk upaya pencegahan penularan atau meningkatnya angka
penyakit di rumah sakit terkait
Kebijakan 1. Standart rumah sakit yang tidak punya pengelolaan kewaspadaan
dini akan diturunkan levelnya.
2. Semua kendali dan tanggung jawab ada pada tenaga medis dan
paramedis
3. Peralatan dalam keadaan steril saat digunakan diawal dan dilakukan
strilisasi ulang saat setelah pemakaian sesuai prosedur sterilisasi alat
penanganan jenazah
4. Petugas Rumah Sakit melakukan untuk penanganan yang dilakukan
oleh rs dibawah tanggung jawab RS yang bersangkutan penyakit –
penyakit dalam tingkatan ini adalah HIV-AIDS dan FLU burung
tetapi tidak menutup penyakit lain yang punya kategori hampir
sama.
Prosedur DISIAPKAN alat :
1. Antiseptik : alkohol 60- 90%,klorheksidin 2-4 %, povidon iodin +
alkohol 3 %
2. Air dari kran yang mengalir
3. Alat pelindung diri diantaranya : sarung tangan, kaca mata,
pelindung muka (masker dan kaca mata), gaun/jubah/apron dan
pelindung kaki

Penatalaksanaan
1. Petugas melakukan cuci tangan dengan menggunakan antiseptik
bisa pilih salah satu antiseptik dan dilanjutkan dengan mencuci
tangan kembali dengan air mengalir selam 2-5 menit
2. Semua petugas memakai alat pelindung semua alat haru dipakai
pada saat menangani jenazah penyakit dalam kewaspadaan dini
untuk mengurangi pejanan darah dan cairan tubuh jenazah
3. Setelah proses penatalaksanaan jenazah (sesuai protap
penalaksanaan jenazah) petugas melepasakan semua peralatan.
4. Pengelolaan alkes bekas pakai (dekoytaminasi, streilisasi , diinfeksi
sesuia protap penatalaksanaan pengelolaan alkes bekas pakai
5. Pengelolaan benda tajam : untuk benda habi paki yang berupa benda
tajam pengelolaan sampah dengan dibakar di incenerator
6. Selanjutnya pengelaolaan limbah ruangan di RS sesuai prosedur di
Rumah Sakit masing-masing
Unit terkait RS Bersangkutan

DAFTAR KUMPULAN SOP KEPERAWATAN TERLENGKAP

Pada postingan kami sebelumnya telah dibahas mengenai pengertian SOP Keperawatan, Tujuan dari
SOP Keperawatan, bentuk dan format SOP Keperawatan, Langkah dan cara membuat SOP
Keperawatan. Nah, dikarenakan banyaknya permintaan dari para pembaca tentang DAFTAR SOP
KEPERAWATAN TERLENGKAP maka penulis berusaha untuk membuat DAFTAR SOP RUMAH
SAKIT DAN PUSKESMAS YANG LENGKAP.

DAFTAR SOP RUMAH SAKIT TERLENGKAP:


SOP RUANG IGD (Instalasi Gawat Darurat) :

1. SOP Menerima pasien baru


2. Menerima rujukan
3. Pengkajian head to too
4. Memasang infus
5. SOP Memasang oksigen melalui nasal kanul, RM dan NRM
6. SOP Asistensi intubasi
7. Menjahit luka
8. Resusitasi cairan
9. SOP Triage
10. Pemasangan neck collar
11. Observasi pasien di IGD
12. Penggunaan DC Syock
13. Penanganan luka KLL
14. SOP Penanganan luka bakar
15. Menghentikan perdarahan
16. Alur kegawatdaruratan
17. SOP Pemasangan gips, bidai, dan traksi

Kumpulan SOP Poli Klinik :

1. Menerima pasien baru


2. SOP Mengukur berat dan tinggi badan
3. Pengkajian rawat jalan
4. Pengukuran TTV: Suhu, Tekanan darah, Nadi, Respirasi, dan Saturasi O2
5. SOP Ganti balutan dan perawatan luka
6. Mengambil darah vena
7. Mengambil darah arteri
8. Pemeriksaan EKG
9. SOP Pemeriksaan gula darah
10. SOP Pengambilan sample urin
11. SOP Pengambilan sample dahak / sputum
12. Pemeriksaan fisik head to too
13. SOP Asistensi dokter
14. Aff jahitan

Kumpulan SOP Ruang Rawat Inap :

1. Pengkajian pasien baru


2. SOP Pengukuran TTV: Suhu, Tekanan darah, Respirasi, Nadi dan Saturasi O2
3. SOP Pemasangan DC / Folley Kateter dan kondom
4. Aff jahitan
5. SOP Ganti balutan dan perawatan luka
6. Pemberian obat per oral
7. Pemberian obat secara bukal
8. Injeksi intra muscullar
9. Injeksi intra vena
10. Injeksi intra cutan
11. Injeksi sub cutan
12. Pemberian obat sub lingual
13. Pemberian obat tetes telinga
14. Pemberian obat tetes mata
15. Pemberian obat topikal pada kulit
16. Pemberian oksigen melalui nasal kanul, RM dan NRM
17. SOP Suctioning
18. SOP Code blue
19. SOP Resusitasi cairan
20. SOP Resusitasi jantung paru (RJP)
21. SOP DC Syock
22. Bronchial washing
23. SOP Batung efektif
24. Fisioterapi dada
25. SOP Counting test
26. SOP Nafas dalam
27. SOP Pengambilan sample sputum, urine dan darah
28. Pengambilan darah vena
29. Pengambilan darah arteri
30. SOP Inhalasi atau nebulizer
31. Cuci tangan bersih
32. Cuci tangan steril
33. Memandikan pasien ditempat tidur
34. SOP Cara melakukan ROM
35. Memposisikan pasien miring kiri, kanan, supine, dan pronasi
36. Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda, dari kursi roda ke tempat tidur, dari tempat
tidur ke brankar, dari brankar ke tempat tidur
37. Melakukan tekhnik massase
38. Cara melakukan kompres panas
39. Cara melakukan kompres dingin
40. SOP Memakai sarung tangan steril dan bersih
41. Memakai masker yang benar
42. SOP Perawatan jenazajah / mayat
43. Melakukan tindakan ROM / Latihan rentang gerak
44. Cara melakukan huknah terbaru
45. SOP Pemberian transfusi darah
46. Pemasangan NGT (naso gastrik tube)
47. Pemberian makan melalui NGT
48. Pemberian diit / makan per oral
49. Menyiapkan tempat tidur / verbed
50. SOP Oral hygiene / vulva hygiene / genital hygiene
51. Cara memotong dan merawat kuku
52. Postural drainage
53. SOP Bilas lambung
54. Perawatan trakheostomi
55. Perawatan pasien dengan botol WSD (water seal drainage)
56. SOP Persiapan pasien untuk operasi
57. Penggunaan infus pump dan syringe pump

SOP Pelayanan Medik dan Nonmedik:

1. SOP Penggunaan ambulance


2. SOP Padam listrik
3. Pengadaan stock form - form
4. Merujuk pasien
5. SOP Pengendalian rekam medik pasien
6. Pemeriksaan radiologi (CT Scan baik kontras maumpun nonkontras, foto thorax dan foto tulang
yang lainnya).
7. Permintaan kassa dan Kebutuhan alat ke CSSD
8. Pengelolaan linen rumah sakit
9. Penggunaan APAR
10. SOP Lapor pasien gawat atau perburukan atau penurunan kesadaran

SOP Pelayanan Ruang ICU / HCU / SCU:

1. SOP Cara Penggunaan ventilator


2. Asistensi intubasi
3. Asistensi pemasangan CVC
4. Pemasangan monitor EKG
5. SOP Pengukuran CVP
6. Perawatan CVP
7. SOP Aff drain dan jahitan
8. Penggunaan infus pump dan syiringe pump
9. Penggunaan mesin defibrilator / DC syock
10. Penggunaan obat - obatan penenang / sedasi
11. SOP Ruang isolasi
12. Penanganan pasien menjelang ajal
13. Penanganan pasien DNR, WITH DRAWL, WITH HOLD

Itulah kumpulan SOP Keperawatan berdasarkan pembagian ruangannya. Apabila masih ada yang perlu
ditambahkan atau diperbaiki silahkan berikan sarannya yang membangun demi kemajuan dunia
keperawatan di Indonesia. Prinsipnya apabila peawat pandai, profesional dan terampil maka pujian tidak
hanya berasal dari dokter, pasien pun tidak akan merasa segan memberikan pujian kepada kita walaupun
hanya sebatas ucapan terimakasih akan tetapi sangat membanggakan bagi perawat. Nah, apabila perawat
sudah bekerja sesuai dengan jobdesk dan SOP nya masing-masing maka gaji yang pantas dan sesuai
pasti akan mengikuti apa yang telah kita lakukan. Ingat pesan admin, bekerjalah sesuai dengan jobdesk
dan SOP yang berlaku, jangan sekali kali melakukan pekerjaan yang bukan merupakan jobdesknya
sebab jika anda melakukan kesalahan maka anda akan disalahkan, dan kalaupun anda berhasil
melakukan tindakan yang bukan jobdesknya anda tidak akan mendapat penghargaan ataupun pujian.
Tetap semangat dan semoga bermanfaat..

Diposkan oleh slamet fadli di 07.32 Tidak ada komentar:


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Rabu, 16 Desember 2015


SOP ALUR LINEN KOTOR DAN BERSIH

PENGERTIAN LINEN :
Adalah bahan / kain yang digunakan di rumah sakit untuk kebutuhan pembungkus kasur, bantal, baju
pasien, guling dan alat instrument steril lainnya.

TUJUAN ALUR LINEN :


A. Mencegah tertukarnya linen dari bagian yang satu kebagian yang lain.
B. Stock linen untuk ruang rawat terpenuhi .
C. Menjaga kualitas dan kebersihan linen agar tetap tahan lama.
D. Mengurangi komplain dari pasien,seperti : kusut, robek, luntur dll.

TUGAS PETUGAS LAUNDRY ( HOUSE KEEPING ) :


a. Mengambil linen kotor dari ruang rawat .
b. Mengantar linen bersih ke ruang dialysis sesuai dengan stock.
c. Mencocokan jumlah permintaan tambahan dengan stock yang tersedia.
d. Menyediakan tempat untuk linen umum dengan linen terinfeksi.(Bedakan warna kantong plastik).

CARA KERJA :
Ruang laundry ( linen room )
a. Linen kotor.
•Jumlah linen dihitung sesuai dengan jenisnya dan dicatat .
•Proses pencucian linen dipisahkan antara umum dengan terinfeksi.
b. Linen bersih .
•Disetrika sambil perhatikan ada bercak atau robek pada linen.
•Dilipat rapih sesuai kebutuhan.
•Linen disusun sesuai kebutuhan.

Ruang Rawat Inap, IGD, OK


1. Linen diantar ke ruang loundry setiap sore hari, sebelum memandikan pasien.
2. Masukan linen kedalam ruang linen, disusun dan diatur sesuai tempatnya.
3. Menghitung linen bersamaan dengan saat memasukan linen kedalam rak/ lemari.(Jumlah linen yang
diberikan sesuai dengan jumlah linen kotor) dan dicatat di kartu stock.
4.Perhitungan stock dilakukan setiap akan mengambil lnen bersih dan memasukan linen yang baru
diambil dari loundry.
5.Jika tidak sesuai dengan stock, dicari penyebabnya.
6.Linen yang telah dipakai pasien dibawa ke ruang loundry dan dimasukan ke dalam kantong plastik
yang telah dibedakan warnanya, dan dipisahkan dengan yang terkontaminasi.

UNIT TERKAIT :
- Ruang Rawat Inap
- Kamar Operasi
- Ruang Loundry
- Instalasi Gawat Darurat
Diposkan oleh slamet fadli di 10.47 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: kumpulan sop, kumpulan sop terlengkap

SOP / CARA PEMERIKSAAN EEG (ELECTRO ENCEPHALO GRAFI)


1. Pengertian EEG (Electro Encephalo Graphy)
Adalah suatu cara untuk merekam aktifitas listrik otak melalui tengkorak yang utuh.
2. Prinsip Kerja Mesin EEG
Dengan elektroda yang ditempelkan pada berbagai daerah tengkorak, potensial permukaan
otak direkam. Perekaman ini berlangsung terus menerus untuk beberapa menit. Tegangan
yang tercatat pada kertas yang bergerak berupa gelombang-gelombang. Dengan memasang
16 elektroda pada tengkorak aktivitas seluruh otak dapat di tekan dan diselidiki. Tegangan
otak sebesar 50 mikrovolt agar dapat direkam harus diperkuat sampai 1 juta kali. Oleh karena
itu aliran listrik dari sumber lain seperti gerakan otot kepala atau generator listrik juga ikut
tercatat (artefak)
Seluruh korteks serebri merupakan medan listrik yang diproduksi pada ujung-ujung dendrit.
Tegangan potensial neuron pada setiap waktu berbeda sehingga potensial dendrit juga
berubah-ubah. Fluktuasi ini yang tercatat pada kertas EEG.
3. Macam-macam EEG
Seluruh korteks serebri merupakan medan listrik yang mencerminkan adanya gaya listrik yang
diproduksikan pada ujung-ujung dendrit, sebagai fenomena potensial aksi neuron-neuron yang
disalurkan kedndrit-dendritnya dikorteks serebri. Potensial dendrit pada korteks selalu
berubah-ubah juga. Fluktuasi inilah yang tercatat pada kertas EEG. Dari sekian banyak
fluktuasi, maka dapat dibedakan menurut frekuensinya dan menurut pada gelombangnya.
a. Empat gelombang menurut frekuensinya :
1) Gelombang Alfa, bersiklus 8 – 13 perdetik
2) Gelombang Beta, bersiklus lebih dari 13 perdetik
3) Gelombang teta, bersiklus 4 – 7 perdetik
4) Gelombang Delta, bersilus kurang dari 4 perdetik
b. Fluktuasi potensial otak menurut pola gelombang
1) gelombang lamda, muncul sebagai gelombang positif dekat lobus oksipitalis terutama jika
mata menatap sesuatu dengan penuh perhatian.
2) Gelombang tidur, sekelompok gelombang dengan frekuensi 10 – 15 siklus perdetik yang hilang
pada waktu tidur dangkal, berbentuk “spindel”.
3) Kompleks K, pola gabungan yang terdiri dari satu atau beberapa gelombang lambat berbaur
dengan gelombang-gelombang berfrekuensi cepat, timbul karena ada rangsangan sewaktu
tidur dangkal.
4) Gelombang verteks, pola gelombang berbentuk jam, bilateral simetrik didaerah para sagital,
antara daerah dan post sentral, sering muncul bersama kompleks K pada waktu tidur dangkal.
c. Gelombang patologis
1) Gelombang runcing (Spike) yaitu gelombang yang runcing dan berlalu cepat (kurang dari 60
milidetik) sering ia muncul secara folifasik, yaitu dengan defleksi keatas kebawah secara
berselingan.
2) Gelombang tajam (sharp wave) yaitu gelombang yang meruncing tetapi berlalu lebih lama dari
60 milidetik. Juga gelombang tajam timbul secara polifasik.
3) Gelombang runcing (spike wave)ialah kompleks yang terdiri dari gelombang runcing yang
langsung disusul oleh gelombang lambat. Kompleks tersebut muncul dengan frekuensi 3 spd
secara teratur, sinkron bilateral dan hilang timbul secara tiba-tiba.
4) Gelombang runcing multipel ialah ledakan dari sejumlah gelombang runcing yang bangkit
sekali atau berkali-kali dan biasanya disusul oleh gelombang lambat.
5) Hypsarithmia ialah kompleks yang terdiri dari gelombang lambat yang bervoltase tinggi dan
iramanya tidak teratur dimana berbaur gelombang runcing dan tajam.
4. Indikasi Pemeriksaan EEG
a. Penderita dicurigai atau dengan epilepsi
b. Membedakan kelainan otak organik
c. Mengidentifikasi infark pembuluh darah atau adanya lesi (tumor, hematom, abses)
d. Diagnosa retardasi mental atau over dosis obat
e. Menentukan kematian jaringan otak
5. Penatalaksanaan Tindakan EEG
a. Persiapan pasien
1) Penyuluhan kesehatan
a) Penderita diberitahu hal-hal yang akan dilakukan. EEG akan dikerjakan diruangan yang aman
(laboratory diagnostik) oleh teknisian EEG. Didalam ruanga penderita akan dipasang elektroda
sebanyak 16-24 dengan pasta, elektroda yang kecil tersebut akan dihubungkan dengan mesin
EEG, tunjukkan melalui gambar atau video cassate bila memungkinkan..
b) Menganjurkan pada pasien untuk membebaskan rasa gelisah selama 45-60 menit,
pemasangan alat bukan merupakan alat yang berbahaya.
c) Melakukan pendekatan kepada pasien untuk mengurangi kemungkinan terjadinya stres,
kecemasan atau gemetaran akibat pemasangan elektroda.
d) Menjelaskan kepada pasien bahwa pada waktu pemeriksaan harus dalam keadaan relaksasi
sempurna, duduk atau tiduran dengan tanpa gerakan sedikitpun sehingga mendapatkan hasil
yang baik.
e) Anjurkan pasien mengikuti perintah petugas selam proseur, antara lain:
- hiperventilasi selam 3-5 menit
- usahakan untuk tetap dapat menutup mata

2) Fisik
a. Obat-obatan depresan susunan saraf pusat (alkohol atau tranqualizer) atau stimulan tidak
diberikan selama 24 jam sebelum pemeriksaan dilakukan karena akan memberikan pengaruh
terhadap aktivitas listrik otak. Dokter akan memberikan instruksi untuk pemberian anti konvulsi
bila perlu 24 – 48 jam sebelum tindakan.
b. Cairan yang mengandung caffein seperti kopi, cokelat dan the tidak diberikan selama 24 jam
sebelum tindakan dilakukan
c. Rambut harus bersih, bebas dari spray, minyak lotion dan hair fastener.
d. Pasien harus makan pagi sebelum melakukan pemeruiksaan, karen ahipoglikemia
menyebabkan ketidak normalan potensial listrik.
3) Pelaksanaan / Prosedure Tindakan EEG
a) Posisi pasien berbaring, ciptakan suasana sedemikian rupa sehingga nyaman bagi pasien
b) Petugas EEG menempelkan 14-16 elektroda pada lokasi yang spesifik pada kulit kepala serta
menghubungkannya. Melalui kawat penghubung ke mesin/alat EEG.
c) Pencetakan garis dasar (gambar dasar) dihasilkan mengikuti 3 urutan pemeriksaan yaitu
hiperventilasi, stimulasi “photic” dan tidur.
Hiperventilasi :
Pasien dianjurkan untuk melakukan hiperventilasi dengan cara mengambil nafas 30-40 nafas
melalui mulut setiap menitnya selama 3-5 menit. Perlu diingat kenaikan PH serum kira-kira 7,8
akan menaikkan rangsangan neuron dan akan menyebabkan serangan aktivitas pada pasien
epilepsi
Photic stimulasi :
Cahaya yang silau difokuskan kepasien dimana pasien dianjurkan untuk menutup matanya .
stimulasi ini akan menyebabkan aktivitas serangan bagi pasien yang mempunyai
kecenderungan mendapat serangan
Tidur :
Pasien dianjurkan untuk tidur, jika pasien tidak bisa tidur dapat diberikan hipnotik yang
bekerjanya cepat. Hasil perekaman dari aktifitas listrik tersebut diinterpretasikan oleh neurologi
4) Setelah tindakan
- bersihkan dan cuci rambut pasien
- ciptakan lingkungan yang tenang sehingga pasien dapat beristirahat dengan tenang
- berikan posisi tidur yang baik dan perhatikan pernafasan pasien terutama yang menggunakan
obat hipnotik
- observasi aktivitas kejang bagi pasien yang cenderung untuk mendapat serangan kejang.

Anda mungkin juga menyukai