Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah ini
berjudul mekanisme dan gejala klinik keracunan napza.
Penyusun
DAFTAR ISI
Sampul..........................................................................................................
Kata Pengantar..............................................................................................
Daftar Isi........................................................................................................
Bab I Pendahuluan........................................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................
C. Tujuan...............................................................................................
Bab II Pembahasan.......................................................................................
A. Pengertian NAPZA..........................................................................
B. Mekanisme Kerja NAPZA...............................................................
C. Gejala Klinis Keracunan NAPZA.....................................................
A. Kesimpulan.......................................................................................
B. Saran..................................................................................................
Daftar Pustaka................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian NAPZA serta jenisnya
2. Jelaskan mekanisme kerja dari NAPSA
3. Jelaskan gejala klinis keracunan NAPZA
C. Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui pengertian dan jenis dari NAPZA
2. Untuk dapat mengetahui mekanisme dari NAPZA
3. Untuk dapat mengetahui gejala klinis akibat keracunan NAPZA
D.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian NAPZA
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-
Undang No. 5/1997). Terdapat empat golongan psikotropika menurut undang-undang
tersebut, namun setelah diundangkannya UU No. 35 tahun 2009 tentang narkotika,
maka psikotropika golongan I dan II dimasukkan ke dalam golongan narkotika.
Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat, baik
alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktifitas mental dan perilaku. Psikotropika terdiri dari 4 golongan :
a. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh: Ekstasi.
b. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan
dalan terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh:
Amphetamine.
c. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh: Phenobarbital.
d. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Diazepam, Nitrazepam ( BK, DUM )
b. Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap
berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan
rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering
disalahgunakan adalah : Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin.
c. Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di
masyarakat.Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian
rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya
pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk
penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya
Di dalam alveolus, butiran debu narkoba itu diserap oleh pembuluh darah
kapiler, kemudian dibawa melalui pembuluh darah vena ke jantung. Setelah sampai
di jantung, narkoba kemudian disebar ke seluruh tubuh dan akhirnya berakibat pada
rusaknya organ tubuh (hati, ginjal, paru, usus, limpa, otak, dll). Narkoba yang masuk
ke dalam otak merusak sel otak. Kerusakan pada sel otak menyebabkan kelainan
pada tubuh (fisik) dan jiwa (mental dan moral). Kerusakan sel otak menyebabkan
terjadinya perubahan sifat, sikap, dan perilaku.
Cara pemakaian narkoba malalui aliran darah ini merupakan cara yang
menimbulkan efek tercepat. Narkoba langsung masuk ke pembuluh darah vena, terus
ke jantung kemudian menyebar ke seluruh tubuh dan berakibat pada rusaknya organ
tubuh.
Setiap aktivitas berpikir, emosi dan bertindak akan melibatkan sistem saraf
pusat (SSP) yang terdiri dari otak, medulla spinalis, dan serabut saraf yang
memanjang pada seluruh tubuh. Serabut saraf tersusun atas neuron, suatu sel yang
membuat otak dan medulla spinalis menjadi sangat powerful. Neuron-neuron
tersebut berfungsi mengirim sinyal, berita atau impuls melalui komunikasi satu
dengan yang lainnya dengan kecepatan yang sangat tinggi. Dalam komunikasi, sel
saraf (neuron)menggunakan zat kimia atau transmitter yang disebut
neurotransmitter.
1. Narkotika
a. Opioid (Heroin)
b. Ganja
Ganja atau kanabis berasal dari tanaman Canabis sativa. Nama lainnya
adalah charas, mariuana, grass, dope, pot, weed, mull, bhang, dan hashish. Efek
psikaktif ganja karena mengandung tetrahidrokanabil atau THC.
THC diserap merlalui paru-paru (atau perut) ke dalam aliran darah dan
dibawa ke otak, tempat zat itu membanjiri reseptor dengan bahan kimia yang
membangkitkan rasa senang di otak. Pada umumnya, mengisap kanabis memberikan
efek santai pada si pengguna. Kanabis juga meningkatkan nafsu makan, dalam
bahasa sehari-hari dikenal dengan sebutan menjadi kelaparan
c. Kokain
Kokain adalah salah satu narkoba yang paling berbahaya yang pernah
diketahui oleh manusia. Telah terbukti bahwa bila seseorang mulai menggunakan
narkoba ini, hampir mustahil untuk bebas dari cengkeraman secara fisik dan mental.
Secara fisik, obat ini merangsang syaraf penerima dalam otak (ujungsyaraf yang
merasakan perubahan dalam tubuh), menciptakan rasa gembira yang luar biasa, yang
selanjutnya meningkatkan toleransi pengguna dengan sangat cepat.
2. Psikotropika
a. Amfetamin
Amfetamin merupakan stimulan yang kuat, jauh lebih kuat dibandingan dengan
nikotin dan kafein. Efek stimulansianya relative sama dengan kokain tetapi durasinya
lebih panjang, lebih mudah diperoleh, dan harganya lebih murah. Speed adalah nama
jalanan untuk zat illegal yang terdapat amfetamin.
Efek amfetamin atau ATS pada umumnya karena kemampuannya dalam
mendorong pelepasan NE dan dopamine dari tempat penyimpanannya di ujung saraf
presinaptik. Efek yang timbul pada sistem saraf perifer kemungkinan hasil dari
peningkatan kadar NE. perubahan perilaku dan peningkatan aktivitas psikomotor
yang muncul karena peningkatan perangsangan reseptor dopamine di sistem
mesolimbik (termasuk nukleous accumbent).
b. Ekstasi
a. Alcohol
b. Zat pelarut
Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap
berupa senyawa organic (benzil alkohol), yang terdapat pada berbagai barang
keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering
disalahgunakan adalah : Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin. Penggunaan
inhalansia secara terus-menerus dapat merusak liver, ginjal, darah, sumsum tulang.
1. Narkotika
a. Heroin
Efek heroin pada dosis normal yaitu perasaan enak dan bahagia (euphoria)
yang dapat timbul pada pemakaian 3-4 kali dengan dosis yang sesuai,
menghilangkan nyeri (analgesik), dan merangsang sistem parasimpatik (kolinergik)
sehingga menimbulkan depresi pernafasan, denyut jantung melemah, hipotensi,
menekan libido, pupil mengecil (miosis), mual, muntah, dan konstipasi. Dosis tinggi
dapat meningkatkan intensitas efek yang timbul pada dosis normal dan disertai
dengan ketidakmampuan berkonsentrasi, tidur yang dalam (fall a sleep), pernapasan
yang dalam dan lambat, berkeringat, gatal, dan jumlah air seni meningkat. Kelebihan
dosis menyebabkan terjadinya penurunan suhu tubuh dan denyut jantung yang tidak
teratur bahkan kematian dikarenakan depresi pernapasan yang berat. Efek seperti ini
juga dpat terjadi pada penggunaan dosisi normal yang dikombinasikan dengan
benzodiazepine atau alkohol.
b. Ganja
Pada dosis normal, setelah 2-3 jam setelah merokok ganja, yaitu berupa rilek,
tenang, kalm, tertawa sendiri, pada awal pemakaian merangsang nafsu makan (the
munchies effect), daya ingat berkurang atau hilang, mata merah, dan tekanan darah
turun. Dosis besar akan menimbulkan efek seperti dosis normal dengan intensitas
ysng lebih tinggi dan masih disertai dingin, kelelahan, euphoria, halusinasi, gelisah,
panik, dan paranoid. Pemakaian jangka panjang dapat menyebabkan gangguan
saluran pernapasan, hilang motivasi, fungsi otak menurun, gangguan hormon, dan
gangguan sistem saraf.
c. Kokain
b. Ekstasi
c. LSD
PENUTUP
A. Simpulan
Narkoba atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi
kejiwaan / psikologi seseorang ( pikiran, perasaan dan perilaku ) serta dapat
menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA
adalah : Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.
Pengaruhnya pada Otak dan susunan saraf pusat secara umum yaitu gangguan
daya ingat, gangguan perhatian / konsentrasi, gangguan bertindak rasional,
gangguan perserpsi sehingga menimbulkan halusinasi, gangguan motivasi,
sehingga malas sekolah atau bekerja, gangguan pengendalian diri, sehingga sulit
membedakan baik / buruk.
Di dalam masyarakat napza / narkoba yang sering disalahgunakan adalah opiada,
kokain, kanabis, amphetamine, sedatif hipnotik ( benzodiazepin ), solvent /
inhalasi, dan alkohol.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan dan ilmu
mengenai mekanisme dan gejala klinik keracunan napza, apalagi kita sebagai calon
laboratorium harus mengetahui apa pengertian,mekanisme kerja dan gejala klinis
keracunan NAPZA.
DAFTAR PUSTAKA
http://typepedia.blogspot.com/2014/12/makalah-tentang-napza-dan-narkoba.html
http://bnnkepri.com/2014/10/mekanisme-kerja-narkoba-dalam-tubuh/
https://zenc.wordpress.com/2007/06/13/napza-narkotika-psikotropika-dan-zat-aditif/