Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

MasalahpenyalahgunaanNarkotika, Psikotropika dan ZatAdiktiflainya (NAPZA)


atauistilah yang populerdikenalmasyarakatsebagai NARKOBA (Narkotika dan Bahan/
Obatberbahanya) merupakan masalah yang sangat kompleks, yang memerlukan upaya
penanggulangan secara komprehensif denganmelibatkan kerjasama multidispliner, multisektor,
dan peran serta masyarakat secara aktif yang dilaksanakan secara berkesinambungan, konsekuen
dan konsisten.1Maraknyapenyalahgunaan NAPZA tidakhanyadikota-kotabesarsaja, tapi sudah
sampai kekota-kota kecil diseluruh wilayah Republik Indonesia, mulai dari tingkat social
ekonomi menengah bawah sampai tingkat social ekonomiatas. Dari data yang ada,
penyalahgunaan NAPZA paling banyak berumurantara 15–24 tahun.
Berdasarkan data penelitian pengguna NAPZA di dunia, dilaporkan hampir 40%
penduduk di dunia pernah menggunakan NAPZA dalam hidup mereka. Beberapa substansi
tersebut menyebabkan kelainan status mental secara internal, seperti menyebabkan perubahan
mood, secaraeksternalmenyebabkanperubahanperilaku. Substansitersebut juga
dapatmenimbulkan problem neuropsikiatrik yang masihbelumditemukanpenyebabnya,
sepertiskizofrenia dan gangguan mood, sehinggakelainan primer psikiatrik dan kelainan yang
disebabkan oleh NAPZA menjadisangat
berhubungan.1Peranpentingsektorkesehatanseringtidakdisadari oleh petugaskesehatanitusendiri,
bahkan para pengambilkeputusan, kecualimereka yang berminatdibidangkesehatanjiwa,
khususnyapenyalahgunaan NAPZA. Dan minimnyapengetahuanmengenaimasalah NAPZA,
penggunaannya, masalahpsikiatri yang ditimbulkan, sertapenangannya,
mendorongpenulisuntukmenyusunreferatmengenaiGangguanAkibatPenyalahgunaan NAPZA dan
penanggulangannya.
Peranpentingsektorkesehatanseringtidakdisadari oleh petugaskesehatanitusendiri, bahkan
para pengambilkeputusan, kecualimereka yang berminatdibidangkesehatanjiwa,
khususnyapenyalahgunaan NAPZA. Dan minimnyapengetahuanmengenaimasalah NAPZA,
penggunaannya, masalahpsikiatri yang ditimbulkan, sertapenangannya,
mendorongpenulisuntukdilakukanpenyuluhanmengenaiBahayaNapza Dan Rokok di SMA
Negeri 2 Banyuasin III.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan ZatAdiktif lain) adalahbahan/zat/obat yang
bilamasukkedalamtubuhmanusiaakanmempengaruhitubuhterutamaotak/susunansarafpusat,
sehinggamenyebabkangangguankesehatanfisik, psikis, dan
fungsisosialnyakarenaterjadikebiasaan, ketagihan (adiksi) sertaketergantungan (dependensi)
terhadap NAPZA. Istilah NAPZA umumnyadigunakan oleh sektorpelayanankesehatan, yang
menitikberatkan pada upayapenanggulangandarisudutkesehatanfisik, psikis, dan sosial. NAPZA
seringdisebut juga sebagaizatpsikoaktif, yaituzat yang bekerja pada otak,
sehinggamenimbulkanperubahanperilaku, perasaan, dan pikiran.1

2.2 Penggolongan NAPZA


Berdasarkanefeknyaterhadapperilaku yang ditimbulkan NAPZA
dapatdigolongkanmenjaditigagolongan :
1. GolonganDepresan(Downer)
Adalahjenis NAPZA yang berfungsimengurangiaktifitasfungsionaltubuh.
Jenisinimenbuatpemakainyamerasatenang, pendiam dan bahkanmembuatnyatertidur dan
tidaksadarkandiri. GolonganinitermasukOpioida(morfin, heroin/putauw, kodein),
Sedatif(penenang), hipnotik(otottidur), dan tranquilizer(anti cemas) dan lain-lain.
2. GolonganStimulan(Upper)
Adalahjenis NAPZA yang dapatmerangsangfungsitubuhdan
meningkatkankegairahankerja. Jenisinimembuatpemakainyamenjadiaktif, segar dan
bersemangat. Zat yang termasukgolonganiniadalah :Amfetamin(shabu, esktasi), Kafein, Kokain.
3. GolonganHalusinogen
Adalahjenis NAPZA yang dapatmenimbulkanefekhalusinasiyang
bersifatmerubahperasaan dan pikiran dan seringkalimenciptakandayapandangyang
berbedasehinggaseluruhperasaandapatterganggu. Golonganinitidakdigunakandalamterapimedis.
Golonganinitermasuk :Kanabis(ganja), LSD, Mescalin.

2.3 Penyalahgunaan dan Ketergantungan


Pada Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-V), yang

2
disebutgangguanakibatzatpsikoaktif dan sindromketergantunganmencakupduakategori,
yaknigangguanpenyalahgunaanzatpsikoaktif dan gangguanakibatzatpsikoaktif.
Penyalahgunaandan Ketergantunganadalahistilahklinis/medik-psikiatrik yang
menunjukanciripemekaian yang bersifatpatologik yang perlu di
bedakandengantingkatpemakaianpsikologik-sosial, yang belumbersifatpatologik

1. Penyalahgunaan NAPZA
adalahpenggunaan salah satuataubeberapajenisNAPZA
secaraberkalaatauteraturdiluarindikasimedis,sehinggamenimbulkangangguankesehatanfisik,
psikis dan gangguanfungsisosial.

2. Ketergantungan NAPZA
adalahkeadaandimanatelahterjadiketergantunganfisik dan psikis,
sehinggatubuhmemerlukanjumlah NAPZA yang
makinbertambah(toleransi),apabilapemakaiannyadikurangiataudiberhentikanakantimbulgejalaput
uszat (withdrawal syamptom). Oleh karenaituiaselaluberusahamemperoleh NAPZA yang
dibutuhkannyadengancaraapapun, agar dapatmelakukankegiatannyasehari-harisecara “normal”.
Keduaistilahdiatasmemilikiperbedaan yang bermakna.
Padagangguanpenyalahgunaanzatpsikoaktifmenunjukkanreaksinegatifataspenggunaan yang
sering dan bersifatterusmenerus dari zattersebut. Kondisi ini
tidakmenunjukkanefeksecaralangsungmelainkanterjadisecarabertahapbersamaandenganprosesket
ergantungan. Sedangkangangguanakibatzatpsikoaktifmengacupadaefeklangsung dari
penggunaanzat, ataudisebutintoksikasi, dan efeklangsung dari putusobat (withdrawalsyndrome).

3 MemahamiAdiksiSebagaiGangguanOtak
Zatpsikoaktif, khususnya NAPZA, memilikisifat-sifatkhususterhadapjaringanotak:
bersifatmenekanaktivitasfungsiotak (depresan), merangsangaktivitasfungsiotak (stimulansia) dan
mendatangkanhalusinasi (halusinogenik). Karena otakmerupakansentralperilakumanusia,
makainteraksiantara NAPZA (yang masukkedalamtubuhmanusia) dengansel-
selsarafotakdapatmenyebabkanterjadinyaperubahanperilakumanusia. Perubahan-
perubahanperilakutersebuttersebuttergantungsifat-sifat dan jeniszat yang masukkedalamtubuh .
Masuknya NAPZA kedalamtubuhmemilikiberberapacara: disedotmelaluihidung
(snorting, sneefing), dihisapmelaluibibir (inhalasi, merokok),
disuntikandenganjarumsuntikanmelaluipembuluhdarahbalikatau vena, ditempelkan pada kulit
(terutamalrnganbagiandalam) yang telahdiiris-iris kecildengan cutter, ada juga yang
melakukannyadenganmengunyah dan kemudianditelan. Sebagian NAPZA
sesuaidengancarapenggunaannya, langsungmasukkepembuluhdarah dan sebagianlagi yang
dicernamelaluitraktus gastro-intestinal diserap oleh pembuluh-pembuluhdarah di
sekitardindingusus. Karena sifatkhususnya, NAPZA akanmenujureseptornyamasing-masing
yang terdapat pada otak.
Beberapajenis NAPZA menyusupkedalamotakkarenamerekamemilikiukuran dan bentuk
yang samadengan natural meurotransmitter. Di dalamotak, denganjumlahataudosis yang tepat,
NAPZA tersebutdapatmengkuncidaridalam (lock into) reseptor dan
memulaimembangkitkansuatureaksiberantaipengisianpesanlistrik yang tidakalami yang
menyebabkan neuron melepaskansejumlahbesar neurotransmitter miliknya. Beberapajenis
NAPZA lain menguncimelalui neuron denganbekerjamirippompasehingga neuron

3
melepaskanlebihbanyak neurotransmitter. Ada jenis NAPZA yang menghadangreabsorbsiatau
reuptake sehinggamenyebabkankebanjiran yang tidakalamidari neurotransmitter.

Bilaseseorangmenyuntik heroin (opioid atauputauw). Heroin segeraberkelanacepat di


dalamotak. Konsentrasi opioid terdapat pada: VTA (ventral tegmental area), nucleus accumbens,
caudate nucleus dan thalamus yang merupakansentrakenikmatan yang terdapat pada area otak
yang seringdikaitkandengansebutanreward pathway.Opioid mengikatdiri pada reseptor opioid
yang berkonsentrasi pada daerah reward system. Aktivitas opioid pada thalamus
mengindikasikankontribusizattersebutdalamkemampuannyauntukmemproduksianalgesik.
Neurotranmitter opioid memilikiukuran dan bentuk yang samadenganendorfin,
sehinggaiadapatmenguasaireseptor opioid. Opioid mengaktivasisistem reward
melaluipeningkatanneurotransmisidopamin. Penggunaan opioid yang
berkelanjutanmembuattubuhmengadalkandirikepadaadanya drug untukmempertahankanperasaan
rewarding dan perilaku normal lain. Orang tidaklagimampumerasakankeuntungan reward alami
(sepertimakanan, air, sex) dan tidakdapatlagiberfungsi normal tanpakehadiran opioid.

2.4 PenyebabPenyalahgunaan NAPZA


1. FaktorPsikodinamik
Berdasarkanteoriklasik, penyalahgunaan NAPZA sepertikeinginanuntukmasturbasi,
mekanismepertahananuntukkeadaancemas, ataumanifestasidariregresi oral.
Dalamteoripsikososial,
menyebutkanbahwabanyakalasanuntukmencurigaifaktorlingkunganmemainkanperandalampenya
lahgunaan NAPZA.
Sehinggadalambanyakartikeldisebutkanbahwapelakupenyalahgunaansubstansiinikebanyakanadal
ahanak-anakatauremajadenganperkembanganpsikososial yang buruk.
2. FaktorGenetik
Berbagaipenelitianmenunjukkanbahwaanakkembar, anakadopsi, dan saudarakandung
yang terpisahataupundipisahkanmenjadipenyebabutamaterjadinyapenyalahgunaan NAPZA.
3. TeoriPrilaku
Beberapa model perilaku penyalahgunaan zat memfokuskan pada
perilaku mencari zat dibanding pada gejala dependensi fisik. Sebagian besar
penyalahgunaan zat menimbulkan pengalaman positif setelah penggunaan
pertama, dan oleh karena itu, zat tersebut bertindak sebagai penguat positif
perilaku mencari zat.
4. Faktor Neurokimiawi
Dengan pengecualian alkohol, para peneliti telah mengidentifikasi
neurotransmitter atau reseptor neurotransmitter tertentu yang terlibat
dengan sebagian besar zat yang disalahgunakan. Neurotransmitter utama
yang mungkin terlibat dalam perkembangan penyalahgunaan dan
ketergantungan zat adalah opioid, katekolamin (terutama dopamin), dan
sistem asam gamma-aminobutirat. Neuron yang terutama penting adalah
neuron dopaminergik pada area tegmental ventral.

2.5 Komorbiditas
Komorbidadalahketerlibatanduaataulebihgangguanpsikiatrik pada seorangpasien. Pada
pasien yang mendapatkanterapikarenaketergatungansubstansiseperti opioid, alkohol, dan kokain,

4
memilikiprevalensitinggimendapatkangangguanpsikiatritambahan. Hal inidibuktikan pada
studiepidemiologibahwa orang-orang denganketergantunganterhadap NAPZA
lebihmudahmengalamigangguanpsikiatrilain.
1. Gangguankepribadianantisosial
Pada berbagaimacamstudi, menunjukkanbahwa 35 sampai 60
persenpasiendenganketergantungan NAPZA juga
memilikidiagnosagangguankepribadianantisosial.
2. Depresi dan bunuhdiri
Gejaladepresisangatbanyakditemukan padapasien yang
didiagnosasebagaipenyalahgunaan NAPZA ataupunketergantungan NAPZA. Hampir 40
persenpengguna opioid dan alkoholmemenuhikriteria diagnosis gangguandepresi mayor
dalamhidupmereka. Penggunaan NAPZA juga salah satupenyebabterjadinyabunuhdiri. Orang
denganpenyalahgunaan NAPZA, sekitar 20
persenlebihrentanmelakukanbunuhdiridibandingkanpopulasi pada umumnya.

2.6 GejalaKlinis
1. PerubahanFisik
Gejalafisik yang terjaditergantungjeniszat yang digunakan,
tapisecaraumumdapatdigolongkansebagaiberikut:
- Pada saatmenggunakan NAPZA: jalansempoyongan, bicarapelo(cadel), apatis
(acuhtakacuh), mengantuk, agresif,curiga
- Bilakelebihandosis (overdosis): nafassesak,denyutjantung dan nadilambat,
kulitterabadingin, nafaslambat/berhenti, meninggal.
-Bilasedangketagihan (putuszat/sakau): mata dan
hidungberair,menguapterusmenerus,diare,rasa sakitdiseluruhtubuh,takut airsehingga malas
mandi,kejang, kesadaranmenurun.
- Pengaruhjangkapanjang, penampilantidaksehat,tidakpeduliterhadapkesehatan dan
kebersihan, gigitidakterawat dan kropos,terhadapbekassuntikan pada lenganataubagiantubuh lain
(padapenggunadenganjarumsuntik)

2. PerubahanSikap dan Perilaku


-
Prestasisekolahmenurun,seringtidakmengerjakantugassekolah,seringmembolos,pemalas,kurangb
ertanggungjawab.
- Pola
tidurberubah,begadang,sulitdibangunkanpagihari,mengantukdikelasatautempatkerja.
- Seringberpegiansampailarutmalam,kadangtidakpulangtanpamemberitahulebihdulu
- Seringmengurungdiri, berlama-lama dikamar mandi,
menghindarbertemudengananggotakeluarga lain dirumah.
- Seringmendapattelepon dan didatangi orang tidakdikenal oleh
keluarga,kemudianmenghilang
- Seringberbohong dan
mintabanyakuangdenganberbagaialasantapitakjelaspenggunaannya, mengambil dan
menjualbarangberhargamiliksendiriataumilikkeluarga,mencuri,
terlibattindakkekerasanatauberurusandenganpolisi.
- Seringbersikapemosional, mudahtersinggung, marah, kasarsikapbermusuhan,

5
pencuriga,tertutup dan penuhrahasia.

2.7 Gejalaklinisberdasarkanzat yang digunakan

1. Alkohol
Di Indonesia, terutama di daerah Indonesia Timur dan beberapa tempat didaerah
Sumatera, terdapat antara 2-3 juta orang menggunakan minuman beralkohol dari ringan sampai
berat.Jenis-jenis minuman beralkohol di Indonesia sangat bervariasi (dari tradisional sampai
fermentasi buatan, dari berkadar tinggi hingga rendah). Misalnya:GreenSands Sandy Bier,
Brandy, Vodka, Mansion House, Kontru, Jack Daniels, Napoleon, Drum, Whisky, Martini, Mac
D, Tomi’ (topi-miring). Minuman beralkohol memberikan berbagai gambaran klinis antara lain:
 Intoksikasi: euforia, cadel, nistagmus, ataksia, bradikardi, hipotensi, kejang,
koma. Pada keadaan intoksikasi berat, refleks menjadi negatif
 Keadaan putus alkohol: halusinasi, ilusi (bad dream), kejang, delirium, tremens,
gemetar, keluhan gastrointestinal, muka merah, mata merah dan hipertensi
 Gangguan fisik: mulai dari radang hati sampai kanker hati, gastritis, ulkus
peptikum, pneumonia, gangguan vaskuler dan jantung, defisiensi vitamin, fetalalcoholsyndrome
 Gangguan mental: depresi hingga skizofrenia
 Gangguan lain: kecelakaan lalu lintas, perkelahian, problem domestik dan tindak
kekerasan.
2. Opioid
Termasuk dalam golongan opioid adalah morfin, petidin, heroin, metado, kodein.
Golongan opioid yang paling sering disalahguakan adalah heroin. Di Indonesia, sekurangnya
terdapat 300-500 ribu orang dengan adiksi heroin.
Akibat penyalahgunaan opioid adalah
a. Problem fisik:
 Abses pada kulit sampai septikemia
 Infeksi karena emboli, dapat sampai stroke
 Endokarditis
 Hepatitis B dan C
 HIV/AIDS
 Injeksi menyebabkan trauma pada jaringan syaraf lokal
 Opiate neonatal abstinencesyndrome.
b. Problem psikiater:
 Gejala withdrawal menyebabkan perilaku agresif
 Suicide
 Depresi berat sampai skizofrenia
c. Problem sosial
 Gangguan interaksi di rumah tangga sampai lingkungan masyarakat
 Kecelakaan lalu lintas
 Perilaku kriminal sampai tindak kekerasan
 Gangguan perilaku sampai antisosial (mencuri, mengancam, menodong, menipu
hingga membunuh)
d. Sebab-sebab kematian
 Reaksi heroin akut menyebabkan kolapsnya kardiovaskuler dan akhirnya

6
meninggal
 Overdosekarena heroin menekan susunan saraf pusat, sukar bernafas dan
menyebabkan kematian
 Tindak kekerasan
 Bronkhopneumonia
 Endokarditis
3. Ganja
Bahan aktif ganja berasal dari tanaman ganja yang bersifat adiktif disebut delta tetra
hidrokannabinol (THK) yang hanya larut dalam lemak. Karena tidak larut dalan air, THK tinggal
lama didalam lemak jaringan (termasuk jaringan lemak otak sehingga menyebabkan
braindamage). Gambaran klinis disebabkan ganja tegolong kombinasi CNS-depresant, stimulasi
dan halusinogenik.
Di indonesia terdapat antara 2-3 juta orang yang pernah mengisap ganja. Penggunaan
pemula ganja, terutama dikalangan anak usia muda meningkat tajam selama 4-5 tahun terakhir,
karena ganja mudah diperoleh dimana-mana.
Akibat penyalahgunaan ganja adalah :
a. Problem fisik:
 Gangguan sistem reproduksi (infertilitas, mengganggu menstruasi, maturasi organ
seksual, kehilangan libido, impotensi)
 Fetaldamage selama kehamilan
 Infeksi sistem pernafasan (sinusitis, bronkitis kronik)
 Mengandung agen sel-sel epitel kanker (kanker paru, sistem pernafasan bagian
atas, saluran pencernaan, leher dan kepala)
 Empisema
 Gangguan kardiovaskuler
 Gangguan imunitas
 Gangguan syaraf (sakit kepala, gangguan fungsi koordinasi motorik)
b. Problem psikiatri:
 Gangguan memori hingga kesulitan belajar
 Sindroamotivasional
 Ansietas, panik hingga reaksi bingung
 Psikosis paranoid sampai skizofrenia
 Depresi berat sampai suicide
 Apatis, perilaku antisosial
c. Problem sosial:
 Kesulitan belajar sampai dikeluarkan dari sekolah
 Kenakalan rmaja
 Hancurnya akademicorjobperformance sampai kehilangan pekerjaan
 Gangguan dalam mengendarai kendaraan, alat mesin
 Terlibat masalah hukum
d. Sebab kematian:
 Suicide
 Infeksi berat
 Tindak kekerasan (termasuk kecelakaan lalu lintas).
4. Amfetamin dan turunannya

7
Amfetamin merupakan senyawa kimia yang bersifat stimulasi, sering dikenal sebagai
AmphetamineTypeStimulants atau ATS. Dulu amfetamin sulfat digolongkan dalam ilmu
kedokteran sebagai obat untuk obesitas, epilepsi, narkolepsi dan depresi. Amfetamin sulfat pada
tahun 1960 dan 1970 disalahgunakan oelh siswa/mahasiswa yaitu tahan tidak tidur untuk belajar
dan untuk diet agar badan tetap langsing.

Dewasa ini oleh sindikat psikotropik ilegal, derivat amfetamin dipasarkan di Indonesia
dalam bentuk : ecstasy (MDMA, 3,4 metilenediaxy-methamphetamine) dan shabu
(methamphetamine). Ecstasydalam bentuk pil, tablet atau kapsul dan shabu dalam bentuk bubuk
kristal putih. Kedua zat digunakan sebagai alasan klasik yaituforfun, recreationaluse,
meningkatkan libido dan memperkuat sex perfomance.
Cara penggunaan ATS tergantung pada jenis yang digunakan sebagai berikut:
 Amfetamin dapat berupa tablet atau suntikan
 Ecstasy digigit dengan gigi sedikit demi sedikit kemudian ditelan
 Shabu, uap yang dipanaskan melalui tabung air kemudian dihisap melalui bibir.
Akibat penyalahgunaan amfetamin (termasuk escstasy dan shabu) adalah:
a. Problem fisik:
 Malnutrisi akibat defisiensi vitamin, kehilangan nafsu makan
 Denyut jantung meningkat sehingga membahayakan bagi mereka yang pernah
memiliki riwayat penyakit jantung
 Gangguan ginjal, emboli parru dan stroke
 Hepatitis
 HIV/AIDS bagi mereka yang menggunakan suntikan amfetamin
b. Problem psikiatri:
 Perilaku agresif
 Confusionalstate, psikosis paranoid sampai skizofrenia
 Kondisi putus zat meneybabkan letargi, fatigue, exhausted, serangan panik,
gangguan tidur
 Depresi berat sampai suicide
 Halusinasi (terutama ecstasy dan shabu)
c. Problem sosial:
 Tindak kekerasan (berkelahi)
 Kecelakaan lalu lintas
 Aktivitas kriminal
d. Sebab kematian:
 Suicide
 Serangan jantung
 Tindak kekerasan, kecelakaan lalu lintas
 Dehidrasi, sindrom keracunan air.

2.8 Menetapkan Diagnosis


Dalamnomenklaturkedokteran, ketergantungan NAPZA adalahsuatujenispenyakitatau
“disease entity” yang dalam ICD-10 (international classification of disease and health related
problems-tenth revision 1992) yang dikeluarkan oleh WHO digolongkandalam “Mental and
behavioral disorders due to psychoactive substance use “.

8
Gambaranklinisutamadarifenomenaketergantungandikenaldenganistilahsindromketergant
ungan (PPDGJ-III, 1993). Sehingga diagnosis ketergantungan NAPZA
ditegakkanjikadiketemukantigaataulebihdarigejala-gejala di bawahselama masa
setahunsebelumnya:
1. Adanyakeinginan yang kuatataudorongan yang memaksa (kompulsi)
untukmenggunakan NAPZA
2. Kesulitandalammengendalikanperilakumenggunakan NAPZA sejakawal,
usahapenghentianatautingkatpenggunaannya
3. Keadaanputus NAPZA secarafisiologisketikapenghentianpenggunaan NAPZA
ataupengurangan, terbukti orang tersebutmenggunakan NAPZA ataugolongan NAPZA yang
sejenisdengantujuanuntukmenghilangkanataumenghindariterjadinyagejalaputusobat.
4. Adanyabuktitoleransi, berupapeningkatandosis NAPZA yang
diperlukangunamemperolehefek yang sama yang biasanyadiperolehdengandosis yang
lebihrendah.
5. Secaraprogressifmengabaikanalternatifmenikmatikesenangankarenapenggunaan
NAPZA, meningkatnyajumlahwaktu yang diperlukanuntukmendapatkanatumenggunakan
NAPZA ataupulihdariakibatnya
6. Meneruskanpenggunaan NAPZA meskipuniamenyadari dan
memahamiadanyaakibat yang merugikankesehatanakibatpenggunaan NAPZA
sepertigangguanfungsihatikarenaminumalkoholberlebihan,
keadaandepresisebagaiakibatpenggunaan yang beratatauhendayafungsikognitif.
Segalaupayamestidilakukanuntukmemastikanbahwapengguna NAPZA sungguh –
sungguhmenyadariakanhakikat dan besarnyabahaya.

2.9 Terapi dan Upayapemulihan


Karakteristikterapiadiksi yang efektif NIDA (National Institute of Drug Abuse, 1999)
menunjuk 13 prinsipdasarterapiefektifberikut, untukdijadikanpeganganbagipara profesional dan
masyarakat5,6:
1. Tidakadasatupunterapi yangserupauntuksemuaindividu
2. Kebutuhanmendapatkan terapi harusselalusiaptersediasetiapwaktu.
Seorangadiksiumumnyatidakdapatmemastikankapanmemutuskanuntukmasukdalamprogram
terapi. Padakesempatanpertama ia mengambilkeputusan, harussecepatnyadilaksanakan( agar ia
tidakberubahpendiriankembali )
3. Terapi yang efektifharusmampumemenuhibanyakkebutuhan( needs )
individutersebut, tidaksemata – mata hanyauntukkebutuhanmemutusmenggunakan NAPZA
4. Rencanaprogramterapiseorangindividuharusdinilai secara
kontinyudankalauperludapatdimodifikasigunamemastikanapakanrencanaterapitelahsesuaidengan
perubahankebutuhanorangtersebutataubelum.
5. Mempertahankanpasiendalamsatuperiodeprogramterapi yang
adekuatmerupakansesuatu yang pentinggunamenilaiapakahterapicukupefektifatautidak
6. Konselingdanterapiperilakulainmerupakankomponenkritisuntukmendapatkanterap
i yang efektifuntukpasienadiksi
7. Medikasiataupsikofarmakamerupakanelemenpentingpadaterapibanyakpasien,
terutamabiladikombinasikandengankonselingdanterapiperilakulain
8. Seorang yang mengalamiadiksi yang juga menderitagangguan mental,

9
harusmendapatkanterapiuntukkeduanya secara integratif
9. Detoksifikasimedikhanyamerupakantarafpermulaanterapiadiksidandetoksifikasiha
nyasedikitbermaknauntukmenghentikanterapijangkapanjang
10. Terapi yang dilakukan secara
sukarelatidakmenjaminmenghasilkansuatubentukterapi yang efektif
11. Kemungkinanpenggunaanzatpsikoaktifselamaterapiberlangsungharusdimonitor
secara kontinyu
12. Programterapiharusmenyediakanassesmentuntuk HIV / AIDS ,hepatitis B dan C,
tuberkulosisdanpenyakitinfeksilaindan juga
menyediakankonselinguntukmembantupasienagarmampumemodifikasiataumengubahtingkahlak
unya, sertatidakmenyebabkandirinyaataudirioranglainpadaposisi yang
beresikomendapatkaninfeksi
13. Recovery darikondisiadiksi NAPZA merupakansuatu proses
jangkapanjangdanseringmengalamiepisodeterapi yang berulang – ulang

2.10 Sasaran terapi


Sasaranjangkapanjangterapipasien/ kliendenganaiksiNAPZA :
1. Abstinensiaataumengurangipenggunaan NAPZA bertahapsampaiabstinensiatotal.
Hasilyangidealuntukterapiadiksi NAPZA adalahpenghentiantotalpenggunaan NAPZA.
Perjanjianpadaawalterapi sangat pentingdilakuakan,
terutamadalamkomitmenterapijangkapanjang.
Komitmentersebutmembantumenurunkanangkamorbiditasdanpenggunaan NAPZA.
Umumnyamayoritaspasien /
klienperlumendapatmotivasiyangcukupkuatuntukmenerimaabstinensiatotalsebagaisasaranterapi.
2. Mengurangifrekuensidankeparahanrelaps. Penguranganfrekuensipenggunaan
NAPZA dankeparahannyamerupakansasarankritisdari terapi. Fokus
utamadaripencegahanrelapsadalahmembantupasien.klienmengidentifikasisituasiyangmenempatk
adirinyakepadaresikorelapsdanmenggembangkanresponalternatif asal bukanmerupakan NAPZA.
Padabeberappasienatau klien, situasi sosial atau interpersonal dapatmerupakan faktor
beresikoterjadinyarelaps.
Penguranganfrekuensidankeparaharelapsseringmenjasikansasaranyangrealistikdaripadapencegah
anyangsempurna.
3. Perbaikandalamfungsipsikologidanpenyesuaianfungsi sosial dalammasyarakat.
Gangguanpenggunaanzatseringdikaitkandengan problema psikologidan sosial,
melepaskandiridarihubungan antar temandankeluarga, kegagalandalamperformance di
sekolahmaupundalampekerjaan, problema
finensialdanhukumdangangguandalamfungsikesehatanumum. Merekamemerlukan terapi
spesifikuntukmemperbaikigangguanhubungannyadenganoranglaintersebut,
mengembangkanketerampilansosial sertamempertahankan status
dalampekerjaannyadisampingmempertahankandirinyasemaksimalmungkinagartetapdalamkondisi
bebasobat.

2.11 Tahapan terapi

Proses terapiadiksizatumumnyadapatdibagi atas beberapa fase berikut:


1. Fase penilaian (assesmentphase), seringdisebutdengan fase penilaianawal

10
(initialintake). Informasidapatdiperolehdaripasiendan juga dapatdiperolehdarianggotakeluarga,
karyawansekantor, atauorang yang menanggungbiaya. Termasuk yang perludinilaiadalah :
a. Penilaian yang sistematikterhadap level intiksokasi, keparahagejala –
gejalaputusobat, dosiszatterbesar yang digunakanterakhir, lama
waktusetelahpenggunaanzatterakhir, awitangejala, frekuensi dan lamanyapenggunaan,
efeksubjektifdarisemuajeniszat yang digunakan.
b. Riwayatmedis dan psikiatriumum yang komprehensif, termasuk status
pemeriksaanfisik dan mental lengkap,
untukmemastikanadatidaknyagangguankomorbiditaspsikiatris dan medissepertitanda dan
gejalaintoksikasiatau withdrawal. Pada beberapakasusdiindikasikan juga pemeriksaanpsikologik
dan neuro – psikologi
c. Riwayatterapigangguanpenggunaanzatsebelumnya,termasukkarakteristikberikut:
setting terapi, kontekstual (voluntary, non voluntary), modalitasterapi yang digunakan,
kepatuhanterhadap program terapi, lamanya (singkat 3 bulanan, sedang 1 tahun) dan hasildengan
program jangkapanjang, berikutdenganjeniszat yang digunakan, level fungsisosial dan
okupasional yang telahdicapai dan variabelhasiterapilainnya
d. Riwayatpenggunaanzatsebelumnya, riwayatkeluarga dan riwayatsosio –
ekonomiklengkap, termasukinformasitentangkemungkinanadanyagangguanpenggunaanzat dan
gangguanpsikiatri pada keluarga, faktor – faktordalamkeluarga yang
mengkontribusiberkembangataupenggunaanzatterusmenerus, penyesuaiansekolah dan
vokasional, hubunggandengankelompoksebaya, problemafinansial dan hukum,
pengaruhlingkungankehidupansekarangterhadapkemampuannyauntukmematuhiterapi agar
tetapabstinensia di komunitasnya, karakteristiklingkunganpasienketikamenggunakanzat (dimana,
dengansiapa, berapa kali/ banyak, bagaimanacarapenggunaan).
e. Skriningurin dan darahkualitatif dan kuantitatifuntukjenis – jenis NAPZA yang
disalahgunakan, pemerisaan – pemeriksaanlaboratoriumlainnyaterhadapkelainan – kelainan yang
dikaitkandenganpenggunaanzatakutataumenahun.
f. Skriningpenyakit – penyakitinfeksi dan penyakitlain yang
seringdiketemukanpadapasien / klienketergantunganzat (seperti HIV, tuberkulosis, hepatitis).

2. Fase terapi detoksifikasi, seringdisebutdenganfase terapi withdrawalataufase


terapi intoksikasi. Faseinimemilikiberagamvariasi :
a. Rawat inap dan rawatjalan
b. Intensive out – patient treatment
c. Terapisimptomatik
d. Rapid dotoxification, ultra rapid detoxification
e. Detoksifikasidenganmenggunakan: kodein dan ibuprofen, klonidin dan naltrexon,
buprenorfin, metadon

3. Fase terapi lanjutan. Tergantungpadakeadaanklinis, strategi terapi


harusditekankankepadakebutuhanindividu agar tetapbebasobatataumenggunakan program terapi
subtitusi (sepertiantagonis – naltrexon, agonis metadon, atau partial – agonisbrupenorfin.
Umumnyaterapi yangbaikberjalanantara 24 sampai 36 bulan. Terapi yang lamanyakurang dari
jangkawaktutersebut,umumnyamemiliki relaps rate yangtinggi.

11

Anda mungkin juga menyukai