PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Narkoba sudah menjalar ke segala usia terutama bagi remaja. Narkoba tak
mudah terlepas dari kalangan remaja seperti sudah menjadi suatu kebutuhan, sudah
dianggap wajar dan biasa saja. Pecandu narkoba pada umumnya berusia antara 15
sampai 24 tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada
awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya
dengan rokok, karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar
di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah pergaulan terus meningkat, apalagi
ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi
pecandu narkoba. Awalnya mencoba lalu kemudian mengalami ketergantungan.
1
dimaksud dngan Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku (Redaksi
Penerbit Asa Mandiri, 2007). Sedangkan yang dimaksud dengan Bahan/Zat Adiktif
lainnya adalah bahan lain bukan narkotika atau psikotropika yang penggunaannya dapat
menimbulkan ketergantungan. Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung
etanol yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan
cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi, maupun yang diproses
dengan cara mencampur konsentrat dengan etanol atau dengan cara pengenceran
minuman yang mengandung etanol (Darmono, 2006).[1]
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan Penulisan
1
Wenny Hatu Army Puspita, FKMUI , Dinamika Program , 2008, hlm.25
BAB II
NARKOBA DALAM PANDANGAN KESEHATAN DAN ISLAM
2
2.1.Pengertian Narkoba dan NAPZA
NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. NAPZA
merupakan zat-zat yang jika dikonsumsi akan memengaruhi sistem saraf pusat,
sehingga dapat mengubah perasaan dan cara berpikir orang yang menggunakannya.
Pengertian dari setiap istilah pada NAPZA adalah :
1. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
(sintesis atau semisintesis) yang menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, dapat mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri,
dan dapat menimbulkan ketergantungan.
2. Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis, bukan
narkotika, sebagai psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan pada aktivitas normal dan perilaku.
3. Zat adiktif adalah zat atau obat yang dapat menyebabkan ketagihan(adiksi).[2]
2.2.1.Jenis NAPZA
[2]
Irnaningtyas, BIOLOGI, Erlangga, Jakarta, 2014, hlm.390
3
a. Amfetamin (amphetamine), meliputi dextroamphetamin,
metamphetamine/sabu-sabu, Ritalin, dan Dexedrine. Amfetamin
memberi efek tidak cepat lelah, merasa bersemangat, menurunkan nafsu
makan (tidak lapar), sulit tidur, perasaan mudah tersinggung, gugup,
keringat dingin, dan hipertensi. Penggunaan terus-menerus menyebabkan
kecanduan dan mematikan.
b. Ekstasi (ecstasy), mendorong tubuh untuk melakukan aktivitas yang
melampaui batas maksimum dari kekuatan tubuh. Ekstasi dapat
meneybabkan diare, rasa haus yang berlebihan, hiperaktif, sakit kepala
dan pusing, menggigil, detak jantung lebih cepat, mual, muntah-muntah,
hilang nafsu makan, gelisah, pucat, berkeringat, dehidrasi, kecanduan,
saraf otak terganggu, gangguan hati, serta tulang dan gigi keropos.
c. Kokai (crack, coke) , dapat memicu metabolism sel, menimbulkan efek
adiksi yang sangat kuat, dan mengakibatkan tingkat kematian yang
tinggi.
d. Kafein terdapat dalam biji kopi, daun teh, buah kola, dan guarana. Kafein
merupakan obat perangsang system saraf yang dapat menghilangkan
kantuk untuk sementara, meningkatkan denyut jantung, dan hipertensi.
e. Alcohol (dalam jumlah sedikit), merupakan minuman hasil fermentasi
buah-buahan, sayur-sayuran, dan biji-bijian. [3]
[3]
Ibid., hlm.391
4
c. Alcohol (dalam jumlah yang banyak), menyebabkan pandangan menjadi
kabur, bicara tidak jelas, pusing hingga tak sadarkan diri, menghambat
kemampuan mental, dan menurunkan daya ingat.
d. Ganja, digunakan sebagai pereda rasa sakit (misalnya pada penderita
kanker) di bidang kedokteran. Penyalahgunaan ganja dalam jumlah
banyak berakibat denyut nadi meningkat, gangguan keseimbangan dan
koordinasi tubuh, kehilangan konsentrasi, ketakutan, mudah panic,
kebingungan, mengantuk, menurunkan jumlah sperma pada laki-laki dan
pada wanita siklus menstruasi menjadi tidak teratur, ketergantungan,
serta kecanduan.[4]
[4]
Ibid., hlm 391
[5]
Ibid,. hlm.392
5
pemakainya akan selalu teringat, terkenang, dan terbayang sehingga cenderung
untuk selalu mencari dan rindu untuk terus memakai narkoba. Adiktif
merupakan sifat narkoba yang membuat pemakainya terpaksa memakai terus
dan tidak dapat menghentikannya. Penghentian atau pengurangan pemakaian
narkoba akan menimbulkan efek putus zat atau withdrawal effect, yaitu
perasaan sakit luar biasa atau sakaw. Penderita yang mengalami sakkaw itu
biasanya mengatasi rasa sakitnya melalui 2 cara :
Bila dilihat pada kerusakan dan perubahan sikap maka pecandu narkoba
akan mengalami perubhana yang justru dapat membahayakan diri dan
lingkungan, yaitu:
6
5. Mengalami kerusakan organ tubuh (hati, paru, ginjal, otak, dan lain
lain)
6. Terjangkit penyakit mematikan (HIV/AIDS, sifilis dan sebagainya).[6]
[6]
Joyo Nur Suryanto Gono, Bahaya Penyalahgunaan dan Pencegahannya.UNDIP,
Semarang, hlm 82
a. Dampak Fisik
7
pada otak. Ada yang menghambat kerja otak, disebut depresansia,
sehingga kesadaran menurun dan timbul kantuk. Contoh golongan ini
adalah opioida yang di masyarakat awan dikenal dengan candu, morfin,
heroin dan petidin. Kemudian obat penenang atau obat tidur (sedativa
dan hipnotika) seperti pil BK, Lexo, Rohyp, MG dan sebagainya, serta
alkohol.
8
salah, bisa juga disebabkan oleh adanya bakteri pada drugs itu, atau
karena alat suntik yang tidak bersih.
9
b. Dampak Jiwa/ Rohani
2. Psikologis
a. Kemampuan berpirikir rasional menurun drastic
b. Ketergantungan psikologis.
c. Gangguan mental dan emosional.
3. Ekonomi
10
a. Membutuhkan uang yang sangat besar untuk memenuhi
ketergantungan terhadap obat-obatan .
b. Negara dan masyarakat dirugikan dalam berbagai aspek, seperti
keamanan, biaya kesehatan, dan kesempatan pendidikan.\
4. Sosial
a. Rusaknya hubungan kekeluargaab dan pertemanan.
b. Berpengaruh pada kesehatan masyarakan (penularan HIV, hepatitis
B, tuberculosis, overdosis, dan kematian).
11
kerusakan fisik dan kerusakan mental yang lain. Oleh karena itu,
pengobatan narkoba tanpa rehabilitasi tidak bermanfaat.
e.
Represif [7]
Tindakan represif yaitu suatu tindakan aktif yang dilakukan pihak
berwajib pada saat penyimpangan pemakaian narkoba terjadi agar
penyimpangan yang sedang terjadi dapat dihentikan.
[7]
Subagyo,Partodihardjo, Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya, Esensi,
Jakarta, 2007, hlm.100
Seberapa besar bahaya narkoba, berikut ini akan dibahas bahaya narkoba dari
pandangan Islam. Allah Taala berfirman:
Artinya: (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka,
yang menyuruh mereka mengerjakan yang maruf dan melarang mereka dari
mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan
mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-
beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang
beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang
yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung.
(Qs. Al-Araaf: 157).
12
Sudah kita ketahui bersama dampak dari bahaya narkoba, yakni dapat merusak
jiwa dan akal seseorang. Dalam ayat di atas Allah menghalalkan segala yang baik dan
mengharamkan segala yang buruk.
13
Artinya: Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah
kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah,
karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (Qs. Al-
Baqarah: 195)
14
hingga mati, maka dia di neraka Jahannam dalam keadaan menjatuhkan diri di
(gunung dalam) neraka itu, kekal selama lamanya. Barangsiapa yang sengaja
menenggak racun hingga mati maka racun itu tetap ditangannya dan dia
menenggaknya di dalam neraka Jahannam dalam keadaan kekal selama
lamanya. Dan barangsiapa yang membunuh dirinya dengan besi, maka besi itu
akan ada ditangannya dan dia tusukkan ke perutnya di neraka Jahannam dalam
keadaan kekal selama lamanya. (HR. Bukhori dan Muslim).
Hadis ini menunjukkan akan ancaman yang amat keras bagi orang yang
menyebabkan dirinya sendiri binasa. Mengkonsumsi narkoba tentu menjadi
sebab yang bisa mengantarkan pada kebinasaan karena narkoba hampir sama
halnya dengan racun. Sehingga hadits ini pun bisa menjadi dalil haramnya
narkoba.
Daun ganja itu tetap haram hukumnya, meski digunakan bukan untuk
mabuk. Karena secara umum telah digunakan sebagai zat yang memabukkan.
15
Ketika menjadi lintingan yang dihirup asapnya, daun itu adalah khamr dan
hukumnya haram dihirup serta najis. Maka sejak masih jadi daun di pohonnya,
benda itu sudah dianggap khamr dan najis, meski belum memberi efek mabuk.
Ketika digunakan untuk bumbu penyedap, tetap terhitung sebagai khamr yang
haram hukumnya. Meski tidak menghasilkan efek mabuk.
16
2.5.Hukum Pecandu Narkoba
Jika jelas narkoba itu diharamkan, para ulama kemudian berselisih dalam tiga
masalah: (1) bolehkah mengkonsumsi narkoba dalam keadaan sedikit, (2) apakah
narkoba itu najis, dan (3) apa hukuman bagi orang yang mengkonsumsi narkoba.
Menurut jumhur- mayoritas ulama, narkoba itu suci (bukan termasuk najis),
boleh dikonsumsi dalam jumlah sedikit karena dampak muskir (memabukkan) yang
ditimbulkan oleh narkoba berbeda dengan yang ditimbulkan oleh minuman yang
memabukkan. Bagi yang mengkonsumsi narkoba dalam jumlah banyak, maka dikenai
hukuman tazir (tidak ditentukan hukumannya), bukan dikenai had (sudah ada
ketentuannya seperti hukuman pada pezina). Kita dapat melihat hal tersebut dalam
penjelasan para ulama madzhab berikut:
Dari ulama Hanafiyah, Ibnu Abidin berkata, Al banj (obat bius) dan
semacamnya dari benda padat diharamkan jika dimaksudkan untuk mabuk-mabukkan
dan itu ketika dikonsumsi banyak. Dan beda halnya jika dikonsumsi sedikit seperti
untuk pengobatan.
Dari ulama Malikiyah, Ibnu Farhun berkata, Adapun narkoba (ganja), maka
hendaklah yang mengkonsumsinya dikenai hukuman sesuai dengan keputusan hakim
karena narkoba jelas menutupi akal. Alisy salah seorang ulama Malikiyah- berkata,
Had itu hanya berlaku pada orang yang mengkonsumsi minuman yang memabukkan.
Adapun untuk benda padat (seperti narkoba) yang merusak akal namun jika masih
17
sedikit tidak sampai merusak akal-, maka orang yang mengkonsumsinya pantas diberi
hukuman. Namun narkoba itu sendiri suci, beda halnya dengan minuman yang
memabukkan.
Sedangkan ulama Hambali yang berbeda dengan jumhur dalam masalah ini.
Mereka berpendapat bahwa narkoba itu najis, tidak boleh dikonsumsi walau sedikit, dan
pecandunya dikenai hukuman hadd seperti ketentuan pada peminum miras-. Namun
pendapat jumhur yang kami anggap lebih kuat sebagaimana alasan yang telah
dikemukakan di atas.
18
[8]
An Nawazil fil Asyribah, Zainal Abidin bin Asy Syaikh bin Azwin Al Idrisi Asy
Syinqithiy, terbitan Dar Kunuz Isybiliya, cetakan pertama, tahun 1432 H, hal. 205-229.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Dampak buruk yang ditimbulkan dapat berupa gangguan fisik seperti rasa sakit
di sekujur tubuh, psikologis seperti gangguan mental dan emosional, ekonomi yang
menurun, hubungan sosial yang rusak. Untuk menghindari penyalahgunaan narkoba
dapat dilakukan upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitative, dan represif.
Narkoba menurut pandangan Islam, walaupun tidak secara detail diatur dalam
Al-Quran, tetapi tetap diatur dalam hukum Islam berdasarkan kajian-kajian ulama
besar Islam yang memang mengerti dan memahami tata cara menentukan halal dan
haram dengan menyamakan atau menetapkan hukum suatu perkara yang baru, yang
belum ada pada masa sebelumnya namun memiliki kesamaan sebab, manfaat, bahaya
dengan perkara terdahulu sehingga dihukum sama (Qiyas). Para ulama sepakat
haramnya mengkonsumsi narkoba ketika bukan dalam keadaan darurat.
19
Menurut mayoritas ulama, narkoba itu suci, boleh dikonsumsi dalam jumlah
sedikit karena dampak muskir (memabukkan) yang ditimbulkan oleh narkoba berbeda
dengan yang ditimbulkan oleh minuman yang memabukkan. Bagi yang mengkonsumsi
narkoba dalam jumlah banyak, maka dikenai hukuman tazir (tidak ditentukan
hukumannya), bukan dikenai hadd (sudah ada ketentuannya seperti hukuman pada
pezina).
3.2. Saran
20
21