Anda di halaman 1dari 9

Gangguan Mental & Perilaku Akibat Penggunaan

1 Zat Psikoaktif

Adiksi/ ketergantungan narkoba Nama Dagang NAPZA:


(3A)  Heroin : putaw, hero, mack, scag, gear, horse,
putaw, black heroin, brown sugar
Definisi  Kanabis/ganja: grass, cimeng, gelek, hasish,
NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat marijuana, bhang
Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat yang bila masuk  Kokain: koka, coke, happy dust, Charlie, srepet,
kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh snow salju, putih, gold dust, lady
terutama otak/susunan saraf pusat, sehingga
 Ekstasi: inex, pil anjing
menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis,
 Sabu: amphetamine
dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan,
ketagihan (adiksi) serta ketergantungan  Opioid: putaw, black heroin, brown sugar
(dependensi) terhadap NAPZA. NAPZA sering  Benzodiazepim
disebut juga sebagai zat psikoaktif, yaitu zat yang  barbitural
bekerja pada otak, sehingga menimbulkan
perubahan perilaku, perasaan, dan pikiran.1 A. Memahami Adiksi Sebagai Gangguan Otak2
 Zat psikoaktif bersifat menekan aktivitas fungsi
Penggolongan NAPZA otak ( depresan ), merangsang aktivitas fungsi
Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang otak ( stimulansia ) dan mendatangkan halusinasi
ditimbulkan NAPZA dapat digolongkan menjadi ( halusinogenik ). Karena otak merupakan sentra
tiga golongan : perilaku manusia, maka interaksi antara NAPZA
1. Golongan Depresan (Downer) ( yang masuk ke dalam tubuh manusia ) dengan
Adalah jenis NAPZA yang berfungsi sel-sel saraf otak dapat menyebabkan terjadinya
mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis perubahan perilaku manusia. Perubahan-
ini menbuat pemakaiannya merasa tenang, perubahan perilaku tersebut tersebut tergantung
pendiam dan bahkan membuatnya tertidur dan sifat-sifat dan jenis zat yang masuk ke dalam
tidak sadarkan diri. Golongan ini termasuk tubuh .
Opioida (morfin, heroin/putauw, kodein),  Cara masuknya zat : disedot melalui hidung (
Sedatif (penenang), hipnotik (otot tidur), dan snorting, sneefing ) , dihisap melalui bibir ( inhalasi,
tranquilizer (anti cemas) dan lain-lain. merokok ), disuntikan dengan jarum suntikan
2. Golongan Stimulan(Upper) melalui pembuluh darah balik atau vena,
Adalah jenis NAPZA yang dapat merangsang ditempelkan pada kulit ( terutama lrngan bagian
fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan dalam ) yang telah diiris-iris kecil dengan cutter,
kerja. Jenis ini membuat pemakainya menjadi ada juga yang melakukannya dengan mengunyah
aktif, segar dan bersemangat. Zat yang termasuk dan kemudian ditelan. Sebagian NAPZA sesuai
golongan ini adalah : Amfetamin (shabu, dengan cara penggunaannya , langsung masuk ke
esktasi), Kafein, Kokain pembuluh darah dan sebagian lagi yang dicerna
3. Golongan Halusinogen melalui traktus gastro-intestinal diserap oleh
Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan pembuluh – pembuluh darah di sekitar dinding
efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan usus.
dan pikiran dan seringkali menciptakan daya  Bila seseorang menyuntik heroin ( opioid atau
pandang yang berbeda sehingga seluruh putauw ). Heroin segera menyebar cepat di
perasaan dapat terganggu. Golongan ini tidak dalam otak. Konsentrasi opioid terdapat pada :
digunakan dalam terapi medis. Golongan ini VTA ( ventral tegmental area ), nucleus accumbens,
termasuk : Kanabis (ganja), LSD, Mescalin. caudate nucleus dan thalamus yang merupakan
sentra kenikmatan yang terdapat pada area otak

1
yang sering dikaitkan dengan sebutan reward 1. Gangguan kepribadian antisocial
pathway. Pada berbaga macam studi, menunjukkan
 Opioid mengikat diri pada reseptor opioid yang bahwa 35 sampai 60 persen pasien dengan
berkonsentrasi pada daerah reward system. ketergantungan NAPZA juga memiliki
Aktivitas opioid pada thalamus mengindikasikan diagnosa gangguan kepribadian antisocial.
kontribusi zat tersebut dalam kemampuannya 2. Depresi dan Bunuh diri
untuk memproduksi analgesik. Neurotranmitter Gejala depresi sangat banyak ditemukan pada
opioid memiliki ukuran dan bentuk yang sama pasien yang didiagnosa sebagai
dengan endorfin, sehingga ia dapat menguasai penyalahgunaan NAPZA ataupun
reseptor opioid. Opioid mengaktivasi sistem ketergantungan NAPZA. Hampir 40 persen
reward melalui peningkatan neurotransmisi pengguna opioid dan alcohol memenuhi
dopamin. Penggunaan opioid yang criteria diagnosis gangguan depresi mayor
berkelanjutan membuat tubuh mengadalkan diri dalam hidup mereka. Penggunaan NAPZA
kepada adanya drug untuk mempertahankan juga salah satu penyebab terjadinya bunuh
perasaan rewarding dan perilaku normal lain. diri. Orang dengan penyalahgunaan NAPZA,
Orang tidak lagi mampu merasakan keuntungan sekitar 20 persen lebih rentan melakukan
reward alami ( seperti makanan, air, sex ) dan bunuh diri dibandingkan populasi pada
tidak dapat lagi berfungsi normal tanpa umumnya.
kehadiran opioid. D. Gejala Klinis3
1. Perubahan Fisik
B. Penyebab Penyalahgunaan NAPZA2 Gejala fisik yang terjadi tergantung jenis zat yang
1. Faktor Psikodinamik digunakan, tapi secara umum dapat digolongkan
Berdasarkan teori klasik, penyalahgunaan sebagai berikut :
NAPZA seperti keinginan untuk masturbasi, - Pada saat menggunakan NAPZA : jalan
mekanisme pertahanan untuk keadaan cemas, sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis
atau manifestasi dari regresi oral. Dalam teori (acuh tak acuh), mengantuk, agresif,curiga
psikososial, menyebutkan bahwa banyak alasan - Bila kelebihan disis (overdosis) : nafas
untuk mencurigai factor lingkungan memainkan sesak,denyut jantung dan nadi lambat, kulit
peran dalam penyalahgunaan NAPZA. teraba dingin, nafas lambat/berhenti,
Sehingga dalam banyak artikel disebutkan bahwa meninggal.
pelaku penyalahgunaan substansi ini kebanyakan - Bila sedang ketagihan (putus zat/sakau)
adalan anak-anak atau remaja dengan : mata dan hidung berair,menguap terus
perkembangan psikososial yang buruk. menerus,diare,rasa sakit diseluruh
2. Factor Genetic tubuh,takut air sehingga malas mandi,kejang,
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa anak kesadaran menurun.
kembar, anak adopsi, dan saudara kandung yang - Pengaruh jangka panjang, penampilan
terpisah ataupun dipisahkan menjadi penyebab tidak sehat,tidak peduli terhadap kesehatan
utama terjadinya penyalahgunaan NAPZA. dan kebersihan, gigi tidak terawat dan
C. Komorbiditas2 kropos, terhadap bekas suntikan pada lengan
Komorbid adalah keterlibatan dua atau atau bagian tubuh lain (pada pengguna
lebih gangguan psikiatrik pada seorang pasien. dengan jarum suntik)
Pada pasien yang mendapatkan terapi karena 2. Perubahan Sikap dan Perilaku
ketergatungan substansi seperti opioid, alcohol, - Prestasi sekolah menurun,sering tidak
dan kokain, memiliki prevalensi tinggi mengerjakan tugas sekolah,sering
mendapatkan gangguan psikiatri tambahan. Hal membolos,pemalas,kurang bertanggung
ini dibuktikan pada studi epidemiologi bahwa jawab.
orang-orang dengan ketergantungan terhadap - Pola tidur berubah,begadang,sulit
NAPZA lebih mudah mengalami gangguan dibangunkan pagi hari,mengantuk dikelas
psikiatri lain. atau tempat kerja.

2
- Sering berpegian sampai larut malam,kadang minum alkohol berlebihan, keadaan depresi
tidak pulang tanpa memberi tahu lebih dulu sebagai akibat penggunaan yang berat atau
- Sering mengurung diri, berlama-lama hendaya fungsi kognitif. Segala upaya mesti
dikamar mandi, menghindar bertemu dengan dilakukan untuk memastikan bahwa pengguna
anggota keluarga lain dirumah. NAPZA sungguh – sungguh menyadari akan
- Sering mendapat telepon dan didatangi orang hakikat dan besarnya bahaya.
tidak dikenal oleh keluarga,kemudian
menghilang DELIRIUM YANG DIINDUKSI OLEH
- Sering berbohong dan minta banyak uang ALKOHOL & ZAT PSIKOAKTIF LAINNYA
dengan berbagai alasan tapi tak jelas (3A)
penggunaannya, mengambil dan menjual barang Definisi
berharga milik sendiri atau milik keluarga, Delirium merupakan sindrom mental organik akut
mencuri, terlibat tindak kekerasan atau atau subakut ditandai dengan gangguan kesadaran,
berurusan dengan polisi. gangguan kognitif global, disorientasi,
- Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, perkembangan gangguan persepsi, defisit perhatian,
marah, kasar sikap bermusuhan, gangguan atau peningkatan aktivitas psikomotor
pencuriga,tertutup dan penuh rahasia. (tergantung pada jenis delirium), gangguan siklus
tidur-bangun, dan fluktuasi dalam presentasi.
Gambaran klinis utama dari fenomena Delirium adalah suatu sindrom dengan gejala pokok
ketergantiungan dikenal dengan istilah sindrom adanya gangguan kesadaran yang biasanya tampak
ketergantungan ( PPDGJ-III , 1993 ). Sehingga dalam bentuk hambatan pada fungsi
diagnosis ketergantungan NAPZA ditegakkan jika kognitif. Sindrom ini juga dikenali oleh nama-nama
diketemukan tiga atau lebih dari gejala-gejala di lain seperti acute confusional state.
bawah selama masa setahun sebelumnya:
1. Adanya keinginan yang kuat atau dorongan yang Etiopatologi
memaksa ( kompulsi ) untuk menggunakan Etiologi:
NAPZA  Intoksikasi zat : alkohol, heroin, kanabis, PCP
2. Kesulitan dalam mengendalikan perilaku (Phenyciclidin), dan LSD
menggunakan NAPZA sejak awal, usaha  Intoksikasi obat : Antikolinergik (antidepresan
penghentian atau tingkat penggunaannya trisiklik), Narkotik (meperidin), Hipnotik sedatif
3. Keadaan putus NAPZA secara fisiologis ketika (benzodiazepin), Histamin-2 (H-2) blocker
penghentian penggunaan NAPZA atau (simetidin), Kortikosteroid., Antihipertensi
pengurangan, terbukti orang tersebut sentral (metildopa dan reserpine),
menggunakan NAPZA atau golongan NAPZA Antiparkinsonisme (levodopa).
yang sejenis dengan tujuan untuk menghilangkan  Sindrom putus zat : alkohol, opiat, dan
atau menghindari terjadinya gejala putus obat. benzodiazepin.
4. Adanya bukti toleransi, berupa peningkatan
dosis NAPZA yang diperlukan guna Patofisiologi
memperoleh efek yang sama yang biasanya Pada lepas lepas zat alkohol dapat terjadi Delirium
diperoleh dengan dosis yang lebih rendah. tremens  alkohol maupun zat lainnya mampu
5. Secara progressif mengabaikan alternatif menghambat sinyal di sistem saraf pusat 
menikmati kesenangan karena penggunaan menekan kinerja sistem saraf pusat serta
NAPZA, meningkatnya jumlah waktu yang meningkatkan aktivitas asam gamma aminobutyric
diperlukan untuk mendapatkan atu (GABA) dan melemahkan glutamin  sehingga
menggunakan NAPZA atau pulih dari akibatnya alkohol bisa menyebabkan delirium.
6. Meneruskan penggunaan NAPZA meskipun ia
menyadari dan memahami adanya akibat yang
merugikan kesehatan akibat penggunaan
NAPZA seperti gangguan fungsi hati karena

3
3. GEJALA KLINIS 1) Gejala pada A dan B berkembang
a) Gangguan kesadaran (memusatkan, selama intoksikasi zat,
mempertahankan, mengalihkan perhatian) 2) Penggunaan intoksikasi disini untuk
disebut kesadaran “berkabut”, menurun. mengatasi penyebab yang ada
Fluktuasi kesadaran (siang tenang, malam hubungannya dengan gangguannya.
gelisah) Intoksikasi zat yang menimbulkan
b) Gangguan fungsi kognitif : delirium antara lain: alkohol,
 disorientasi : waktu, tempat, amfetamin, kanabis, kokain,
terakhir terganggu thd orang halusinogen,inhalan, opioid,
 gangguan daya ingat (t.u. recent fensiklidin, sedatif, hipnotik,
memories),gg memori/amnesia ansiolitik,dsb.
temporer
 gangguan berbahasa  Kriteria diagnosis delirium karena putus
 gangguan persepsi (ilusi atau zat (DSM IV-TR)
halusinasi tersering visual) A. Gangguan kesadaran (penurunan tingkat
c) Gangguan konsentrasi : perhatian mudah kewaspadaan terhadap keadaan sekitar)
teralih disertai penurunan kemampuan
d) Gg pola tidur bangun : siang tenang, malam memusatkan,mempertahankan atau
gelisah mengalihkan perhatian.
e) Gg psikomotor : gelisah/agitasi, atau B. Perubahan kemampuan kognitif (spt
sub/stupor penurunan daya
f) Gg perasaan: marah, cemas,atau ingat,disorientasi,gangguan berbahasa dan
eforia/gembira berlebihan persepsi) atau pembentukan gangguan
g) Bisa sembuh sempurna, coma atau persepsi yang bukan oleh karena
meninggal sebelumnya ada,menetap atau merupakan
dementia
Diagnosis : C. Gangguan ini terjadi dalam waktu yang
 Kriteria diagnosis delirium karena singkat (biasanya dlm beberapa jam atau
intoksikasi zat (DSM IV-TR) hari) dan cenderung berubah-ubah
A. Gangguan kesadaran (penurunan tingkat sepanjang hari.
kewaspadaan terhadap keadaan sekitar) D. Adanya bukti dari riwayat,pemeriksaan
disertai penurunan kemampuan fisik atau temuan laboratories yg
memusatkan,mempertahankan atau menunjukan behwa gangguan ini
mengalihkan perhatian. berkembang selama atau dalam waktu
B. Perubahan kemampuan kognitif (spt singkat sesudah sindroma putus zat
penurunan daya ingat, disorientasi,
gangguan berbahasa dan persepsi) atau DIAGNOSIS BANDING
pembentukan gangguan persepsi yang  Demensia
bukan oleh karena sebelumnya  Skizofrenia
ada,menetap atau merupakan dementia  Histeria
C. Gangguan ini terjadi dalam waktu yang
singkat (biasanya dlm beberapa jam atau TATA LAKSANA
hari) dan cenderung berubah-ubah Intervensi Nonfarmakologis  meminimalkan
sepanjang hari. faktor lingkungan yang menyebabkan delirium,
D. Adanya bukti dari riwayat,pemeriksaan fisik kebingungan, dan kesalahan persepsi serta
atau temuan laboratories yg menunjukan mengoptimalkan stimulasi lingkungan.
behwa gangguan ini (1) atau (2) Intervensi Farmakologis

4
o Antipsikotik Tipikal. Haloperidol untuk lansia intoksikasi dalam kumpulan gejala.
atau delirium hipoaktif dimulai dengan dosis 0,5-
1 mg/ 12 jam, sementara untuk usia muda dan Etiologi
keadaan agitasi yang berat serta delirium Penggunaan zat psikoaktif sesuai macamnya.
hiperaktif digunakan dosis 10 mg/2 jam IV. Jika
dosis awal tidak efektif, maka dapat digandakan Klasifikasi
30 menit kemudian selama tidak ditemukan efek
samping. Efek samping : gambaran interval QT 1. INTOKSIKASI OPIOID (INCLUDE
memanjang pada EKG. HEROIN DAN MORFIN)
Manifestasi Klinis
o Antipsikotik Atipikal. Dosis risperidon untuk
 Perubahan perilaku dan psikologis : Euforia
orang tua 0,25- 0,5 mg/12 jam, olanzapin 2,5-5
diikuti dengan apatis, disforia, agitasi atau
mg malam hari, quetiapin 12,5 mg malam hari
retardasi psikomotor.
(peningkatan dosis bertahap sesuai indikasi).
Risperidon dan ziprasidon mempunyai efek  Diikuti gejala lain 1 atau lebih : pupil konstriksi,
interval QT memanjang pada EKG. Olanzapin ngantuk bisa sampe koma, bicara cadel,
dan quetiapin altematif pengganti haloperidol. kesulitan untuk mengingat.(KECUALI pada
Olanzapin berisiko meningkatkan kadar glukosa pengguna berat/overdosis  anorexia dan
serum, selain itu olanzapin mempunyai efek pupil dilatasi)
antikolinergik potensial yang merupakan  Tidak mempedulikan lingkungan bahkan
kontraindikasi pada delirium. Olanzapin dan keadaan bahaya yang mengancam
risperidon tersedia dalam sediaan oral.
o Benzodiazepin. Diazepam 5-10 mg IV; dapat Kriteria Diagnosis
diulang sesuai kebutuhan. Benzodiazepin dapat A. Penggunaan opioid baru-baru ini
digunakan sebagai monoterapi pada gejala putus, B. Terdapat tanda-tanda awal perubahan
psikologis dan perilaku seperti yang
alkohol, benzodiazepin, barbiturat, atau delirium
disebutkan diatas : euforik diikuti dengan
pascakejang. Pasien delirium dengqn gejala putus apati, dll (liat dipoin atas)
alkohol diberi tiamin 100 mg/hari dan asam folat C. Konstriksi pupil (atau dilatasi + anorexia
1 mg/hari. Pemberian tiamin mendahului pada pengguna berat/overdosis) diikuti 1
pemberian glukosa IV. Benzodiazepin atau lebih gejala : ngantuk/koma, bicara
memberikan efek sedasi berlebih, depresi cadel, gangguan untuk konsentrasi atau
pernapasan, ataksia, dan amnesia. memori
D. Gejala yang muncul tidak didasarkan keadaan
o Preparat Anestetik. Propofol dapat digunakan
medis sebelumnya atau dipengaruhi oleh
pada pasien yang tidak responsif terhadap obat-obat lainnya.
psikotropik tipikal. Efek sampingnya berupa
depresi pernapasan. Propofol bekerja cepat dan Diagnosis Banding
waktu paruhnya singkat. Dosis maksimum 75
Intoksikasi zat lain:
µg/kg/ menit. Efek samping lain berupa
Intoksikasi alkohol dan sedative mirip dengan
hipertrigliseridemia, bradikardi peningkatan
opioid, tapi bedanya, gaada pupil konstriksi dan
enzim pankreas, dan asam laktat.
ga respon pada pemberian naloxone.

Terapi
Intoksikasi Zat Psikoaktif
Definisi
Kondisi sementara setelah penggunaan zat
psikoaktif yang menyebabkan gangguan atau
perubahan pola respons dan fungsi fisiologis,
psikologis, atau perilaku. Dapat bersifat akut 
overdosis zat psikoaktif, maupun bersifat kronik 

5
 Rujuk ke ICU jika dosis Narcan telah mencapai D. Gejala yang muncul tidak didasarkan keadaan
10 mg dan belum menunjukkan adanya medis sebelumnya atau dipengaruhi oleh
perbaikan kesadaran· obat-obat lainnya.
 Berikan 1 ampul Narcan/500 cc dalam waktu 4
-6 jam mencegah terjadinya penurunan
kesadaran kembali· Diagnosis Banding
 Observasi secara invensif tanda-tanda vital, Intoksikasi zat lain:
pernapasan, dan besarnya ukuran pupil klien
Perbedaannya ialah, pada intoksikasi kanabis
dalam 24 jam·
 Pasang intubasi, kateterisasi, sonde lambung terdapat peningkatan nafsu makan. Sementara kalo
serta EKG· intoksikasi alkohol, sedative, atau anxiolitik =
 Puasakan klien untuk menghindari aspirasi· efeknya menurunkan nafsu makan dan
 Lakukan pemeriksaan rontgen thoraks meningkatkan perilaku agresif, menyebabkan
serta laboraturium, yaitu darah lengkap, urin nistagmus dan ataksia. Pada intoksikasi
lengkap dan urinalisis halusinogen dosis rendah, gejalanya mirip tapi
bedanya ada ataxia dan perilaku agresif.
2. INTOKSIKASI GANJA/KANABIS
Manifestasi Klinis
 Gejala kelainan perilaku atau psikologis yang Terapi
muncul beberapa saat setelah penggunaan
Untuk mencapai abstinensia ; Bisa dilakukan
kanabis : ngefly, euphoria dengan ketawa
dengen intervensi langsung lewat rawat inap
yang tidak pantas, mengantuk, letargi,
atau pemenatauan ketat berbasis rawat jalan.
gangguan memori jangka pendek, gangguan
persepsi sensoris, gangguan motoric. Dukungan ; Psikoterapi individual, keluarga,
 Kadang muncul gejala anxietas, disforia, kelompok.
gangguan sosial.
 Diikuti oleh 2 atau lebih gejala dibawah, yang Pemberian Obat antiansietas dan antidepresan
muncul dalam 2 jam setelah penggunaan : mungkin berguna bagi beberapa pasien
conjunctival injection, mulut kering,
3. INTOKSIKASI ALKOHOL
peningkatan nafsu makan, takikardi Manifestasi Klinis
 Gejala muncul dalam beberapa menit setelah
 Bicara cadel, Nistagmus, Inkoordinasi, Jalan
penggunaan bila di bakar/smoke. Gejala
sempoyongan, Tidak dapat memusatkan
muncul dalam hitungan jam, kurang lebih 3-
perhatian, Daya ingat menurun, Stupor atau
4 jam bila kanabis dikonsumsi peroral.
koma.
Karena kanabis merupakan komponen zat
 Biasanya tercium bekas bau alkohol dinafasnya
larut lemak sehingga gejala akan tetap ada
dalam 12-24, karena pengeluarannya lambat
Kriteria Diagnosis
dari sel dan sirkulasi enterohepatik.
A. Mengkonsumsi alkohol baru-baru ini
B. Terdapat perubahan dan ganguan perilaku dan
Kriteria Diagnosis psikologis ; perilaku sexual atau agresif yang
A. Penggunaan kanabis baru-baru ini ngga sesuai, labilitas mood, penilaian buruk.
B. Perubahan Psikologis dan perilaku : ngefly, Yang muncul setelah pemakaian alkohol
euphoria dengan ketawa yang tidak pantas, C. 1 atau lebih gejala penyerta : Bicara cadel,
mengantuk, letargi, gangguan memori jangka Inkoordinasi, Sempoyongan, Nistagmus,
pendek, gangguan persepsi sensoris, Gangguan memori atau perhatian, Stupor atau
gangguan motoric. Yang terjadi setelah koma
penggunaan kanabis. D. Gejala yang muncul tidak didasarkan keadaan
C. 2 atau lebih gejala berikut : Conjunctival medis sebelumnya atau dipengaruhi oleh obat-
injection, Mulut kering, Peningkatan nafsu obat lainnya.
makan, Takikardi.

6
Diagnosis Banding E. Gejala yang muncul tidak didasarkan keadaan
Other medical condition : medis sebelumnya atau dipengaruhi oleh obat-
Keadaan seperti diabetes asidosi atau kelaianan obat lainnya.
neurologis, gejalanya mirip dengan intoksikasi
alkohol
Intoksikasi sedative : Diagnosis Banding
Gejalanya mirip, yang ngebedain  kecium bau Intoksikasi zat lain :
alkohol saat bernafas, mengukur kadar alkohol di Perbedaan dengan yang lain sedikit sulit ditentukan,
nafasnya atau di darahnya. dapat dibantu dengan tes toksikologi dan riwayat
pemakaian (rute administrasi obat)
Terapi Other condition :
Gejala mungkin akan mirip dengan skizofren,
• Menidurkan pasien posisi telentang dgn posisi depresi, sakau dari zat lain (sedative dan alkohol),
face down utk mencegah aspirasi hipoglikemi, kejang, tumor CNS.
• Observasi TTV Hallucinogen persisting perception disorder :
• Kolaboratif Thiamine 100mg IV utk profilaksis Gejala yang muncul menerus secara episodic atau
mencegah terjadinya Wernick Ensefalopati menetap dalam beberapa minggu atau lebih.
• Pemberian 50 ml dextrose 5% IV dan 0,4-2 mg
Naloksone jika klien memiliki riwayat pemakaian Terapi
opioid
• Jika klien agresif bisa diberikan Halloperidol IM Intoksikasi  Diazepam oral 20 mg. Gangguan
persepsi  Benzodiazepin jangka panjang seperti
4. INTOKSIKASI GOLONGAN klonazepam (klonopin), Pada derajat yang lebih
HALUSINOGEN rendah diberikan  antikonvulsan seperti asam
Manifestasi Klinis valproat (depakene) dan karbamazepin (tegretol).
 Perubahan perilaku dan psikologis yang Bila terdapat psikosis  penanganan konvensial
terjadi dalam beberapa saat setelah psikosis ditambah litium karbonat, karbamazepin,
mengkonsumsi halusinogen. Kadar substansi zat terapi elektrokonvulsif.
dapat terdeteksi dalam saliva pengguna dalam
beberapa menit/jam setelah penggunaan. 5. INTOKSIKASI GOLONGAN
DEPRESAN
Manifestasi Klinis
Kriteria Diagnosis  Perubahan perilaku dan psikologis (perilaku
seksual dan agresif yang tidak layak, labilitas
A. Penggunaan halusinogen dalam waktu dekat mood, penilaian yang buruk, ketidaksesuian
B. Perubahan perilaku dan psikologis : perilaku sosial)
ansietas/depresi, kekhawatiran kehilangan  Bicara cadel, inkoordinasi, sempoyongan,
orang yang disayang, paranoid, penilaian nistagmus, stupor-coma
buruk. Yang muncul habis penggunaan
halusinogen. Kriteria Diagnosis
C. Perubahan persepsi pada keadaan steady state
A. Penggunaan sedative, anxiolitik atau hipnotik
atau sepenuhnya sadar dan terjaga seperti dalam waktu dekat
(persepsi subjective intensification, B. Kelainan perilaku maupun psikologis : perilaku
depersonalisasi, derealisasi, ilusi, halusinasi, seksual atau agresivitas yang tidak sesuai, labilitas
sinestasia) mood, penilaian buruk. Yang berlangsung
D. 2 atau lebih gejala : Dilatasi pupil, Takikardi, setelah penggunaan zat anxiolitik, sedative atau
Berkeringat, Palpitasi, Pandangan kabur, hipnotik.
C. 1 atau lebih gejala : bicara cadel, inkoordinasi,
Tremor, Inkoordinasi gerakan.
sempoyongan, nistagmus, kognitif buruk
(perhatian, memori), stupor atau koma

7
D. Gejala yang muncul tidak didasarkan keadaan Pada kasus kronik intoksikasi disertai dengan
medis sebelumnya atau dipengaruhi oleh obat- pusing, lemah, sedihd dan menyendiri.
obat lainnya.  Gejala lain yang muncul setelah penggunaan
stimulant : takikardi atau bradikardi, dilatasi
Diagnosis Banding pupil, peningkatan atau penurunan tekanan
darah, perspirasi, mual dan muntah, penurunan
Kelainan penggunaan alkohol : berat badan, agitasi atau retardasi psikomotor,
Beda  riwayat anmnesis, aloanamnesis, tes kelemahan otot, nyeri dada atay aritmia,
toksikologi pusing, kejang, dyskinesia, dystonia, atau
Intoksikasi alkohol : koma.
Beda  Ada bau alkoholnya ngga di nafasnya.  Intoksikasi akut maupun kronik sering disertai
Neurocognitif disorder : dengan kurangnya fungsi sosial atau pekerjaan.
Beda  sindrom atau gejala predominannya.
 Intoksikasi berat diidentiifikasi dengan gejala
kejang, aritmia, hiperpirexia, bahkan kematian.
Terapi
1) Mengurangi efek obat dalam tubuh Kriteria Diagnosis
Untuk mengurangi efek sedatif hipnotik dengan
A. Penggunaan amphetamine, cocain, atau
memberikan Flumazenil 0,2 mg IV, kemudian
stimulant lain dalam waktu dekat
setelah 30 detik diikuti dengan 0,3 mg dosis B. Gangguan atau perubahan perilaku atau
tunggal. Obat tersebut lalu dapat diberikan lagi psikologis : euphoria, anxietas, mudah marah,
sebanyak 0,5 mg setelah 60 detik sampai total penilaian buruk, stereotypes behavior.
kumulatif 3 mg C. 2 atau lebih gejala dibawah yang timbul setelah
2) Mengurangi absorbsi obat lebih lanjut penggunaan stimulant : Takikardi atau
Mengurangi absorbsi merangsang muntah jika b bradikardia, pupil dilatasi, peningkatan a tau
aru terjadi pemakaian. Jika pemakaian sudah le penurunan tekanan darah, perspirasi
bih dari 6 jam maka berikan antidot berupa ka (keringetan), mual atau muntah, penurunan
rbon aktif yang berfungsi untuk menetralkan berat badan, agitasi atau retardasi psikomotor,
efek obat kelemahan otot, depress respiration, nyeri
3) Mencegah komplikasi jangka panjang dada, atau aritmia, kebingungan, kejang,
Observasi tanda-tanda vital dan depresi dyskinesia, dystonia, atau koma.
pernapasan, aspirasi dan edema paru. Bila sudah D. Gejala yang muncul tidak didasarkan keadaan
medis sebelumnya atau dipengaruhi oleh obat-
terjadi aspirasi maka dpt diberikan antibiotik. obat lainnya.
Bila klien ada usaha untuk bunuh diri maka
klien tersebut harus ditempatkan ditempat
khusus dengan pengawasan ketat setelah Diagnosis Banding
keadaan darurat diatasi Stimulant induced disorder :
Yang dimaksud seperti : stimulant induced
6. INTOKSIKASI GOLONGAN depressive disorder, bipolar disorder, psychotic
STIMULAN (AMPHETAMINE &
disorder, anxietas disorder. Bergantung ke tingkat
COCAIN)
keparahan dari intoksikasi stimulant, soalnya
Manifestasi Klinis gejalanya akan saling berhubungan dan berkaitan
 Ditandai dengan perasaan ngefly dan 1 atau dengan stimulant induced disorder. Bedanya pada
lebih dari gejala berikut : euphoria, intoksikasi, keadaan delirium akan dikenali dengan
hiperaktifitas, gregariousness, kurang tidur gangguan tingkat kesadaran dan perubahan tingkat
(tidak butuh tidur), sentisitivitas interpersonal kognitif.
meningkat, berbicara banyak, cemas,
kewaspadaan meningkat, perilaku yang
berulang-ulang, marah, penilaian yang buruk.

8
Terapi
AMPHETAMINE
Pemberian bupropion (wellbutrin) dapat diberikan
setelah pasien putus amfetami  memberikan
efek rasa sehat dari disforia akibat putus amfetamin

Abstinensia + dukungan

Pada kasus amphetamine, TIDAK BOLEH diputus


secara langsung pengobatannya (efek withdrawl
yang berat dapat menyebabkan kematian).
Diperlukan penurunan dosis perlahan disertai
dengan obat pendamping.

KOKAIN
Penanganan untuk kokain harus mengatasi
ketagihan. Diperlukan pengawasan khusus dan
dukungan agar tercapai abstinesisa. Gangguan
mood akibat kokain diberikan metifeniddat (ritalin)
dan litium (eskalith). Obat-obat yang dapat
mengurangi kecanduan kokain nemun belum efektif
adalah :
 Antidepresan  trisiklik despiramin
(norpramin) dan imipramin (toframil).
 Antidepresan lain  bupoprion (wellbutrin),
inhibitor oksidase monoamin (selegilin
(eldepryl)), SSRI (fluoxetine, mazindol,
pemolin), antipsikotik flupentiksol (depixol),
litium
 Antikonvulsan  karbamazepin dan asam
valproat

Anda mungkin juga menyukai