Oleh:
OLEH :
FENDY ANUGRAH PRATAMA
P07120320048
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2020
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
KANKER SERVIKS
2. Penyebab/Faktor Predisposisi
Etiologi kanker servik idiopatik atau belum diketahui pasti, namun ada
beberapa faktor resiko dan faktor predisposisi yang menonjolyaitu:
a. Umur
Umur pertama kali melakukan hubungan seksual. penelitian menunjukkan
bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual maka semakin besar
kemungkinan mendapat kanker servik. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih
terlalu muda
b. Jumlah Kehamilan danPartus
Kanker servik dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin sering partus
semakin besar kemungkinan resiko mendapat kanker servik
c. Jumlah Perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan
mempunyai faktor resiko yang sangat besar terhadap kanker serviks
d. InfeksiVirus
HPV adalah virus penyebab kutil genitalis yang ditularkan melalui hubungan
seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45, dan 46. Penyebab
lainnya yaitu terdapatnya virus Virus herpes simplex Sito megalo virus
e. Sosialekonomi
Kanker servik banyak dijumpai pada golongan social ekonomi rendah.
Mungkin faktor social ekonomi erat kaitannnya dengan gizi, imunitas, dan
kebersihan perorangan. Pada golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas
dan kualitas makanan kurang. Hal ini mempengaruhi imunitas tubuh.
f. Hygine dan Sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kanker serviks pada wanita yang
pasangannya belum disirkumsisi hal ini karena pada pria non sirkumsisi higine penis
tidak terawat sehingga banyak kumpulan- kumpulan smegma.
g. Merokok dan AKDR ( Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Merokok akan Merangsang terbentuknya sel kanker sedangkan pemakaian
AKDR akan terpengaruh terhadap servik yaitu bermula dari adanya erosi servik yang
kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus. Hal ini dapat
sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks. (yatim,faisal, 2005)
3. Pathway
Ca Cerviks
Psikologis
- Hipovolemi Eksternal radiasi Bau busuk
- Anemia
Kurang
pengetahuan Bau busuk Nyeri
Kelelahan
Intoleransi Gangguan
Ansietas Citra Tubuh
aktifitas
Risiko Hb
gangguan
integritas kulit Anemia
Sel kurang O2
Gastrointestin kurang O2
Defisit Nutrisi
5. Manifestasi Klinis
Tanda-tanda dini kanker serviks kebanyakan tidak menimbulkan gejala. Akan
tetapi, dalam perjalanannya akan menimbulkan gejala seperti:
a. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis jaringan.
b. Perdarahan yang terjadi diluar senggama (tingkat II dan III)
c. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama (75-80%)
d. Perdarahan spontan saat defekasi
e. Perdarahan spontan pervaginam
Pada tahap lanjut keluhan berupa:
a. Cairan pervaginam berbau busuk
b. Nyeri panggul
c. Nyeri pinggang dan pinggul
d. Sering berkemih
e. Buang air kecil atau besar yang sakit
f. Gejala penyakit yang redidif
g. Anemi akibat perdarahan berulang
h. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut saraf
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Sitologi
Pemeriksaan ini yang dikenal sebagai tes papanicolaous (tes PAP) sangat
bermanfaat untuk mendeteksi lesi secara dini, tingkat ketelitiannyamelebihi 90% bila
dilakukan dengan baik. Sitologi adalah cara Skriningsel - sel serviks yang tampak
sehat dan tanpa gejala untuk kemudiandiseleksi. Kanker hanya dapat didiagnosis
secara histologik.
b. Kolposkopi
Kolposkopi adalah pemeriksaan dengan menggunakan kolposkopi,suatu alat
yang dapat disamakan dengan sebuah mikroskop bertenagarendah dengan sumber
cahaya didalamnya (pembesaran 6-40 kali). Makakolposkopi menilai perubahan pola
epiteldan vascular serviks yang mencerminkan perubahan biokimia danperubahan
metabolik yang terjadi di jaringan serviks.
c. Biopsi
Biopsi dilakukan didaerah abnormal jika SSP (sistem saraf pusat)terlihat
seluruhnya dengan kolposkopi. Jika SSP tidak terlihatseluruhnya atau hanya terlihat
sebagian kelainan didalam kanalisserviskalis tidak dapat dinilai, maka contoh jaringan
diambil secarakonisasi. Biopsi harus dilakukan dengan tepat dan alat biopsy
harustajam sehingga harus diawetkan dalam larutan formalin 10%.
d. Konisasi
Konisasi serviks ialah pengeluaran sebagian jaringan servikssedemikian rupa
sehingga yang dikeluarkan berbentuk kerucut (konus ),dengan kanalis servikalis
sebagai sumbu kerucut. Untuk tujuandiagnostik, tindakan konisasi selalu dilanjutkan
dengan kuretase. Batasjaringan yang dikeluarkan ditentukan dengan pemeriksaan
kolposkopi.Jika karena suatu hal pemeriksaan kolposkopi tidak dapat dilakukan,dapat
dilakukan tes Schiller. Pada tes ini digunakan pewarnaan denganlarutan lugol
( yodium 5g, kalium yodida 10g, air 100ml ) dan eksisidilakukan diluar daerah dengan
tes positif ( daerah yang tidak berwarnaoleh larutan lugol ). Konikasi diagnostik
dilakukan pada keadaan -keadaan sebagai berikut :
1) Proses dicurigai berada di endoserviks.
2) Lesi tidak tampak seluruhnya dengan pemeriksaan kolposkopi.
3) Diagnostik mikroinvasi ditegakkan atas dasar specimen biopsy.
4) Ada kesenjangan antara hasil sitologi dan histopatologik.
e. Tes Schiller
Pada pemeriksaan ini serviks diolesi dengan larutan yodium. Pada serviks
normal akan membentuk bayangan yang terjadi pada sel epitel serviks karena adanya
glikogen. Sedangkan pada sel epitel serviks yang mengandung kanker akan
menunjukkan warna yang tidak berubah karena tidak ada glikogen ( Prayetni, 1997).
f. Radiologi
1) Pelvik limphangiografiya
Menunjukkan adanya gangguan pada saluran pelvik atau peroartik limfe.
2) Pemeriksaan intravena urografi
Dilakukan pada kanker serviks tahap lanjut, yang dapat menunjukkan adanya
obstruksi pada ureter terminal. Pemeriksaan radiologi direkomendasikan untuk
mengevaluasi kandung kemih dan rektum yang meliputi sitoskopi, pielogram
intravena (IVP), enema barium, dan sigmoidoskopi. Magnetic Resonance Imaging
(MRI) atau scan CT abdomen / pelvis digunakan untuk menilai penyebaran lokal dari
tumor dan / atau terkenanya nodus limpa regional.
7. Penatalaksanaan Medis
Terapi karsinoma serviks dilakukan bilamana diagnosis telah dipastikansecara
histologik dan sesudah dikerjakan perencanaan yang matang oleh timyang sanggup
melakukan rehabilitasi dan pengamatan lanjutan (tim kanker/tim onkologi),
(Diananda, 2009). Penatalaksanaan yang dilakukan pada klien kanker serviks,
tergantungpada stadiumnya.penatalaksanaan medis terbagi menjadi tiga cara yaitu:
histerektomi, radiasi dan kemoterapi.
Di bawah ini adalah klasifikasi penatalaksanaan medis secara umum
berdasarkan stadium kanker serviks :
STADIUM PENATALAKSANAAN
0 Biopsi kerucut
Histerektomi transvaginal
Ia Biopsi kerucut
Histerektomi transvaginal
Ib,Iia Histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul dan evaluasi
kelenjar limfe paraaorta (bila terdapat metastasis dilakukan
radioterapi pasca pembedahan
IIb, III, IV Histerektomi transvaginal
IVa, IVb Radioterapi
Radiasi paliatif
Kemoterapi
8. Komplikasi
Komplikasi berkaitan dengan intervensi pembedahan sudah sangat menurun
yang berhubungan dengan peningkatan teknik-teknik pembedahan tersebut.
Komplikasi tersebut meliputi: fistula uretra, disfungsi kandung kemih, emboli
pulmonal, limfosit, infeksi pelvis, obstruksi usus besar dan fistula rektovaginal.
Komplikasi yang dialami segera saat terapi radiasi adalah reaksi kulit, sistitis
radiasi dan enteritis. Komplikasi berkaitan pada kemoterapi tergantung pada
kombinasi obat yang digunakan. Masalah efek samping yang sering terjadi adalah
supresi sumsum tulang, mual dan muntah karena penggunaan kemoterapi yang
mengandung sisplatin (Gale Danielle, 2000).
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Carsinoma
Serviks (Ca Serviks)
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Riwayat keluarga
c. Status kesehatan:
1) Status kesehatan saat ini
2) Status kesehatan masa lalu
3) Riwayat penyakit keluarga
d. Pola fungsi kesehatan Gordon
1) Pemeliharaan dan persepsi kesehatan.
Kanker serviks dapat diakibatkan oleh higiene yang kurang baik pada daerah
kewanitaan. Kebiasaan menggunakan bahan pembersih vagina yang mengandung zat–
zat kimia juga dapat mempengaruhi terjadinya kanker serviks.
2) Pola istirahat dan tidur
Pola istirahat dan tidur pasien dapat terganggu akibat dari nyeri akibat
progresivitas dari kanker serviks ataupun karena gangguan pada saat
kehamilan.gangguan pola tidur juga dapat terjadi akibat dari depresi yang dialami oleh
ibu.
3) Pola eliminasi
Dapat terjadi inkontinensia urine akibat dari uterus yang menekan kandung
kemih. Dapat pula terjadi disuria serta hematuria. Selain itu biisa juga terjadi
inkontinensia alvi akibat dari peningkatan tekanan otot abdominal
4) Pola nutrisi dan metabolik
Asupan nutrisi pada Ibu dengan kanker serviks harus banyak. Kaji jenis
makanan yang biasa dimakan oleh Ibu serta pantau berat badan Ibu . Kanker serviks
pada Ibu yang sedang hamil juga dapat mengganggu dari perkembangan janin.
5) Pola kognitif – perseptual
Pada Ibu dengan kanker serviks biasanya terjadi gangguan pada pada panca
indra meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, perabaan, pengecap. Bila sudah
metastase ke organ tubuh
6) Pola persepsi dan konsep diri
Pasien kadang merasa malu terhadap orang sekitar karena mempunyai penyakit
kanker serviks, akibat dari persepsi yang salah dari masyarakat. Dimana salah satu
etiologi dari kanker serviks adalah akibat dari sering berganti – ganti pasangan
seksual.
7) Pola aktivitas dan latihan.
Kaji apakah penyakit mempengaruhi pola aktivitas dan latihan. Dengan skor
kemampuan perawatan diri (0= mandiri, 1= alat bantu, 2= dibantu orang lain, 3=
dibantu orang lain dan alat, 4= tergantung total).
8) Pola seksualitas dan reproduksi
Kaji apakah terdapat perubahan pola seksulitas dan reproduksi pasien selama
pasien menderita penyakit ini. Pada pola seksualitas pasien akan terganggu akibat dari
rasa nyeri yang selalu dirasakan (dispareuni) serta adanya perdarahan setelah
berhubungan. Serta keluar cairan encer (keputihan) yang berbau busuk dari vagina.
9) Pola manajemen koping stress
Kaji bagaimana pasien mengatasi masalah-masalahnya. Bagaimana manajemen
koping pasien. Apakah pasien dapat menerima kondisinya setelah sakit.
10) Pola peran – hubungan
Bagaimana pola peran hubungan pasien dengan keluarga atau lingkungan
sekitarnya. Apakah penyakit ini dapat mempengaruhi pola peran dan hubungannya.
11) Pola keyakinan dan nilai
Kaji apakah penyakit pasien mempengaruhi pola keyakinan dan nilai yang
diyakini.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan
b. Ansietas berhubungan dengan kebutuhan yang tidak terpenuhi : kurang
pengetahuan
c. Risiko gangguan integritas kulit dibuktikan dengan efek samping terapi
radiasi
d. Risiko infeksi ditandai dengan efek prosedur invasive
e. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisiologis
f. Hipovolemia berhubungan dengan Kekurangan intake cairan
g. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan efek tindakan/pengobatan (mis.
Pembedahan, kemoterapi, terapi radiasi)
h. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
Tremor
Terapeutik
Muka tampak
Ciptakan lingkungan
pucat
tenang dan tanpa
Suara bergetar
gangguan dengan
Kontak mata
pencahayaan dan suhu
buruk
ruang nyaman, jika
Sering berkemih
memungkinkan
Berorientasi pada
Berikan informasi tertulis
masa lalu
tentang persiapan dan
prosedur teknik relaksasi
Kondisi Klinis
Gunakan pakaian longgar
Terkait
Gunakan nada suara
Penyakit kronis
lembut dengan irama
progresif
lambat dan berirama
(mis.kanker,
Gunakan relaksasi sebagai
penyakit
strategi penunjang dengan
autoimun)
analgetik atau tindakan
Penyakit akut
medis lain, jika sesuai
Hospitalisasi
Rencana operasi Edukasi
Kondisi diagnosis Jelaskan tujuan, manfaat,
penyakit belum batasan, dan jenis
jelas relaksasi yang tersedia
Penyakit (mis. musik, meditasi,
neurologis nafas dalam, relaksasi otot
Tahap tumbuh progresif)
kembang Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi yang
dipilih
Anjurkan mengambil
posisi nyaman
Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi
Demontrasikan dan latih
teknik relaksasi (mis.
nafas dalam, peregangan
atau imajinasi terbimbing)
3. Risiko Gangguan Setelah dilakukan Perawatan Integritas Kulit
Integritas tindakan keperawatan Observasi
(Spesifikan: kulit selama ... x ... jam Identifikasi penyebab
atau jaringan) diharapkan tidak terjadi gangguan integrita kulit
Definisi : gangguan integritas kulit (misal: perubahan
Berisiko kerusakan dan jaringan dengan sirkulasi, perubahan
kulit (demis kriteria hasil : status nutrisi, penurunan
dan/atau epidermis) Integritas kulit dan kelembaban, suhu
atau jaringan Jaringan lingkungan ekstrem,
(membran, mukosa, Elatisitas meningkat penurunan mobilitas)
fasia, otot, tulang, (5)
Terapeutik
kartilago, kapsul
Hidrasi meningkat Ubah posisi tiap 2 jam
sendi, dan/atau
(5) jika tirah baring
ligamen)
Penyebab : Perfusi jaringan Lakukan pemijatan pada
Perubahan meningkat (5) area penonjolan
sirkulasi tulang,jika perlu
Nyeri menurun (5)
Perubahan
Bersihkan perineal
status nutrisi Perdarahan tidak ada
dengan air hangat,
(kelebihan atau (5)
terutama selama periode
kekurangan) Kemerahan tidak ada diare
Kelebihan/keku (5)
rangan volume Gunakan produk
Hematoma tidak ada berbahan petrolium atau
cairan
(5) minyak pada kulit kering
Penurunan
mobilitas Nekrosis tidak ada Gunakan produk
Bahan kimia (5) berbahan ringan/alami
iritatif dan hipoalergik pada
Pigmentasi abnormal
Suhu kulit sensitif
tidak ada (5)
lingkungan
Hindari produk berbahan
ekstrem Jaringan parut tidak
dasar alkohol pada kulit
Faktor mekanis ada (5)
kering
(misal: Abrasi kornea tidak
penekanan pada Edukasi
ada (5)
tonjolan tulang, Anjurkan menggunakan
Suhu kulit membaik pelembab (misal: lotion,
gesekan) atau
(5) serum)
faktor elektris
(elektroediaterm Sensasi membaik (5) Anjurkan minum air
i, energi listrik
Tekstur/turgor cukup
bertekanan
membaik (5) Anjurkan meningkatkan
tinggi)
Pertumbuhan rambut asupan nurisi
Efek samping
terapi radiasi membaik (5) Anjurkan meningkatkan
Kelembaban asupan buah dan sayur
Proses penuaan
Anjurkan menghindari
Neuropati
terpapar suhu ekstrem
perifer Anjurkan meggunakan
Perubahan tabir surya SPF minimal
pigmentasi 30 saat berada di luar
Perubahan rumah
hormonal
Anjurkan mandi dan
Kurang terpapar
menggunakan sabun
informasi
secukupnya
tentang upaya
mempertahanka Dukungan Perawatan Diri
n/melindungi Observasi
jantung privasi)
Siapkan keperluan
pribadi (misal: parfum,
sikat gigi, sabun mandi
dan lain-lain)
Dampingi dalam
melakukan perawatan
diri sampai mandiri
Fasilitasi untuk
menerima keadaan
ketergantungan
Fasilitasi kemandirian,
bantu jika tidak mampu
melakukan perawatan
diri
Jadwalkan rutinitas
perawatan diri
Edukasi
Anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan
4. Risiko Infeksi Setelah diberikan asuhan Pencegahan Infeksi
(D.0142) keperawatan selama …
x...jam diharapkan dapat Observasi
Definisi : beresiko mengatasi Resiko Infeksi Monitor tanda dan gejela
mengalami dengan kriteria hasil: infeksi local dan sitemik
peningkatan Tingkat infeksi
Terapeutik
terserang Kebersihan tangan
Batasi jumlah
organisme meningkat (5)
pengunjung
patogenik
Kebersihan badan
Berikan perawatan kulit
meningkat (5)
Faktor Resiko : pada area edema
Kultur urine
Merokok
membaik (5)
Status cairan
Kultur sputum
tubuh
membaik (5)
Ketidakadekuat
Kultur area luka
an pertahanan
tubuh sekunder membaik (5)
Imununosupresi
Leukopenia
Supresi respon
inflamasi
Faksinasi tidak
adekuat
Kondisi klinis
terkait :
AIDS
Luka bakar
Penyakit paru
obstruktif
kronis
Diabetes militus
Tindakan infasif
Kondisi
penggunaan
terapi steroid
Penyalahgunaan
obat
Ketuban pecah
sebelum
waktunya
(KPSW)
Kanker
Gagal ginjal
Imunosupresi
Lymphedema
Leukositopenia
Gangguan
fungsi hati
5. Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
tindakan keperawatan
Definisi: selama .... X .... jam Observasi
Pengalaman menit diharapkan Nyeri Identifikasi lokasi,
sensorik atau Akut Berkurang dengan karakteristik, durasi,
emosional yang kriteria hasil : frekuensi, kualitas ,
berkaitan dengan Tingkat nyeri : intensitas nyeri
kerusakan jarigan Keluhan nyeri (5)
Identifikasi skala nyeri
actual atau
Meringis (5)
fungsional, dengan Identifikasi respons nyeri
Identifikasi kesesuaian
Cedera
traumatis jenis analgesic (mis.
Narkotika, non
Infeksi
narkotika, atau NSAID)
Sindrom dengan tingkat
koroner akut keparahan nyeri
Monitor efektifitas
analgesic
Terapeutik
Diskusikan jenis
analgesic yang disukai
untuk mencapai
analgesia optimal, jika
perlu
Pertimbangkan
penggunaan infus
kontinu, atau bolus
opioid untuk
mempertahankan kadar
dalam serum
Tetapkan target
efektifitas analgesik
untuk mengoptimalkan
respon pasien
Dokumentasikan respons
terhadap efek analgesik
dan efek yang tidak
diinginkan
Edukasi
Jelaskan efek terapu dan
efek samping obat
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
dosis dan jenis analgesik,
sesuai indikasi
6. Hipovolemia Setelah dilakukan Manajemen Hipovolemia
tindakan keperawatan Observasi:
Definisi: selama …...x…... menit Periksan tanda dan gejala
Penurunan volume diharapkan hipovolemias (mis. Nadi
cairan Hypovolemia Membaik meningkat, nadi teraba
instravaskular, dengan kriteria hasil: lemah, tekanan darah
interstisial, dan/atau Status Cairan: mneurun, tekanan nadi
intraseslukler. Kekuatan nadi (5) menyempit, turgor kulit
menurun, membrane
Turgor kulit (5)
Penyebab: mukosa kering, volume
Kehilangan Output urine (5) urine menurun, hematokrit
cairan aktif meningkat, haus, lemah)
Pengsisian vena (5)
Kegagalan Monitor intake dan output
Frekuensi nadi (5)
mekanisme cairan
regulasi Tekanan darah (5)
Suhu tubuh
Terapeutik
meningkat
Pertahankan jalan napas
Konsentrasi paten
urine meningkat
Berikan oksigen untuk
Berat badan mempertahankan satirasi
turun tiba-tiba oksigen >94%
Kolaborasi pemberian
Diare
epinefrin
Colitis ulseratif
Kolaborasi pemberian
Hipoalbuminem dipenhidramin, jika perlu
ia
Kolaborasi pemberian
bronkodilator, jika perlu
Kolaborasi intubasi
endotracheal, jika perlu
Kolaborasi pemberian
resusitasi cairan, jika
perlu
7. Gangguan Citra Setelah dilakukan asuhan Promosi Cintra Tubuh
Tubuh keperawatan selama….x Observasi
24 jam diharapkan pasien Identifikasi harapan citra
Definisi : terbebas dari gangguan tubuh berdasarkan tahap
Perubahan persepsi Citra Tubuh dengan perkembangan
tentang penampilan kriteria hasil : Identifikasi budaya,
struktur dan fungsi agama, jenis kelamin dan
fisik individu Citra Tubuh umur terkait citra tubuh
Melihat bagian Identifikasi perubahan
Penyebab : tubuh membaik (5) citra tubuh yang
Perubahan Menyentuh bagian mengakibatkan isolasi
struktur/bentuk tubuh membaik (5) sosial
(mis. Amputasi, Verbalisasi Monitor frekuensi
trauma, luka kecacatan bagian pernyatan kritik terhadap
bakar, obesitas, tubuh membaik (5) diri sendiri
jerawat Verbalisasi Monitor apakah pasien
Perubahan kehilangan bagian bisa melihat bagian tubuh
fungsi tubuh tubuh membaik (5) yang berubah
(mis. Proses Verbalisasi perasaan
penyakit, negatif tentang Terapeutik
kehamilan) perubahan tubuh Diskusi perubahan tubuh
perubahan menurun (5) dan fungsinya
fungsi kognitif Verbalisasi Diskusi perbedaan
Ketidaksesuaian kekhawatiran pada penampilan fisik terhadap
budaya, penolakan/reaksi diri sendiri
keyakinan atau orang lain menurun Diskusi perubahan akibat
sistem nilai (5) pubertas, kehamilan dan
Transisi Verbalisasi penuaan
perkembangan perubahan gaya Diskusi kondisi stres yang
Gangguan hidup menurun (5) mempengaruhi citra tubuh
psikososial Menyembunyikan (mis. luka, penyakit,
Efek bagian tubuh pembedahan)
tindakan/pengo berlebihan menurun Diskusi cara
batan (mis. (5) mengembangkan harapan
Pembedahan, Menunjukkan citra tubuh secara realistis
kemoterapi, bagian tubuh Diskusi cara
terapi radiasi) berlebihan menurun mengembangkan harapan
(5) citra tubuh citra tubuh
Gejala dan Tanda Fokus pada bagian Diskusi persepsi pasien
Mayor tubuh menurun (5) dan keluarga tentang
Subjektif Fokus pada perubahan citra tubuh
Mengungkapka penampilan masa
n lalu menurun (5) Edukasi
kecacatan/kehil Fokus pada Jelaskan kepada keluarga
angan bagia kekuatan masa lalu tentang perawatan
tubuh menurun (5) perubahan citra tubuh
Objektif Respon nonverbal Anjurkan mengungkapkan
Kehilangan pada perubahan gambaran diri terhadap
fungsi tubuh tubuh membaik (5) citra tubuh
Fungsi/struktur Hubungan sosial Anjurkan menggunakan
tubuh tubuh membaik (5) alat bantu (mis. pakaian,
berubah/hilang wig, kosmetik)
Anjurkan mengikuti
Gejala dan Tanda kelompok pendukung
Minor (mis. kelompok sebaya)
Subjektif Latih fungsi tubuh
Tidak mau dimiliki
mengungkapkan Latih peningkatan
kecacatan/kehil penampilan diri (mis.
angan bagian berdandan)
tubuh
Mengungkapka Latih pengungkapkan
n perasaan kemampuan diri kepada
negatif tentang orang lain maupun
perubahan kelompok
tubuh Promosi Koping
Mengungkapka Observasi
n kekhaawatiran Identifikasi kegiatan
pada penolakan jangka pendek dan
reaksi orang panjang sesuai tujuan
lain Identifikasi kemampuan
Mengungkapka yang dimiliki
n perubahan Identifikasi sumber daya
gaya hidup yang tersedia memenuhi
tujuan
Objektif Identifikasi pemahaman
Menyembunyik proses penyakit
an/menunjukka Identifikasi dampak situasi
n bagian tubuh terhadap peran dan
secara hubungan
berlebihan Identifikasi metode
Menghindari penyelesaian masalah
melihat Identifikasi kebutuhan dan
dan/atau keinginan terhadap
menyentuh dukungan sosial
bagian tubuh Terapeutik
Fokus Diskusi perubahan peran
berlebihan pada yang dialami
perubahan Gunakan pendekatan yang
tubuh tenang dan menyakinkan
Respon Diskusikan alasan
nonverbal pada mengkritik diri sendiri
perubahan dan Diskusi konsekuensi tidka
persepsi tubuh
Fokus pada menggunakan rada
penampilan dan bersalah dan rasa malu
kekuatan masa Diskusi risiko yang
lalu menimbulkan bahaya ada
Hubungan diri sendiri
sosial berubah Fasilitasi dalam
memperoleh informasi
Kondisi Klinis yang dibutuhkan
Terkait Berikan pilihan realistis
Mastektomi mengenai aspek-aspek
Amputasi tertentu dalam perawatan
Jerawat Motivasi untuk
Parur atau luka menentukan harapan yang
bakar yang realistis
terlihat Tinjau kembali
Obesitas kemampuan dalam
neoplasma realistis
induced kecacatan)
Perkenalkan dengan orang
atau kelompok yang
berhasil mengalami
pengalaman sama
Dukung penggunaan
mekanisme pertahanan
tepat
Kurangi rangsangan
lingkungan mengancam
Edukasi
Anjurkan menjalin
hubungan yang memiliki
kepentingan dan tujuan
sama
Anjurkan penggunaan
sumber spiritual, jika perlu
Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
Anjurkan keluarga terlibat
Anjurkan membuat tujuan
lebih spesifik
Ajarkan cara memecahkan
masalah secara kontruktif
Latih penggunaan teknik
relaksasi
Latih keterampilan sosial,
sesuai kebutuhan
Latih mengembangkan
penilaian objektif
8. Intoleransi Setelah dilakukan asuhan Manajemen Energi
Aktifitas keperawatan selama
……… x …….. maka Observasi
Definisi : gangguan pertukaran gas Identifikasi gangguan
Ketidakseimbangan teratasi dengan kriteria fungsi tubuh yang
antara suplai dan hasil : mengakibatkan kelelahan
kebutuhan oksigen Toleransi aktifitas
Monitor kelelahan fisik
Penyebab : Frekuensi nadi
dan emosional
Ketidakseimba
ngan antara meningkat (5) Monitor pola dan tidur
suplai dan
Saturasi oksigen Monitor lokasi dan
kebutuhan
meningkat (5) ketidaknyamanan selama
oksigen
melakukan aktifitas
Kemudahan dalam
Tirah baring
melakukan aktifitas
Kelemahan meningkat (5) Terapeutik
Sediakan lingkungan
Imobilitas Kecepatan berjalan
nyaman dan rendah
meningkat (5)
Gaya hidup stimulus (mis. Cahaya,
monoton Jarak berjalan suara, kunjungan)
meningkat (5)
Lakukan latihan rentang
Gejala dan Tanda Kekuatan tubuh gerak pasif dan/atau aktif
Mayor bagian atas
Berikan aktifitas
Subjektif : meningkat (5)
distraksi yang
Mengeluh
Kekuatan tubuh menyenangkan
Objektif : bagian bawah
Fasilitasi duduk di sisi
Frekuensi meningkat (5)
tempat tidur, jika tidak
jantung
Toleransi dalam dapat berpindah atau
meningkat
menaiki tangga berjalan
>20% dari
meningkat (5)
kondisi
istirahat Keluhan lelah Edukasi
menurun (5) Anjurkan tirah baring
Koordinasikan pemilihan
aktivitas sesuai usia
Fasilitasi transportasi
untuk menghadiri
aktivitas jika sesuai
Fasilitasi aktivitas
motorik kasar untuk
pasien hiperaktif
Tingkatkan aktivitas
fisik untuk memelihara
berat badan jika sesuai
Fasilitasi aktifitas
dengan kompone
memori impisit dan
emosional Imis.
Kegiatan kegamaan
khusus) untuk pasien
dimensia jika sesuai
Libatkan dalam
permainan kelompok
yang tidak kompetitif,
terstruktur dan aktif
Tingkatkan keterlibatan
dalam aktivitas rekreasi
dan diversifikasi untuk
menurunkan kecemasan
(mis. Vocal grup, bola
voli, tenis meja dan
olahraga lainnya, tugas
sederhana, tugas rutin,
tugas rumah tangga,
perawatan diri, dan teka-
teki dan kartu)
Fasilitasi
mengembangkan
motivasi dan penguatan
diri
Jadwalkan aktivitas
dalam rutinitas sehari-
hari
Berikan penguatan
positif atas partisipasi
aktivitas
Edukasi
Jelaskan metode
aktivitas fisik sehari-hari,
jika perlu
Anjurkan melakukan
aktivitas fisik,, sosial,
spiritual, dan kognitif,
dalam menjaga fungsi
dan kesehatan
Anjurkan keluarga
memberi penguatan
positif atas parisipasi
beraktivitas
Kolaborasi
Kolaborasi dengan
terapis okupasi dalam
merencakan dan
memonitor program
aktivitas jika sesuai
Aziz, F., Andrijono., & Abdul, B, S. 2006. Buku Acuan Nasional Onkologi
Ginekologi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjdo
Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.
Jakarta : EGC
Tim Pokja SDKI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2019. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat PPNI
Wiknosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kandungan, Edisi ke 2. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.