Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

PERENCANAAN PROMOSI KESEHATAN

Dosen Pengampu : Yuhelva Destri, SKM.,M.Kes


Disusun Oleh : Kelompok 4
1. Cik Maharani F 202116118
2. Ellen Angela 202116112
3. Hellen Florencia 202116116
4. Mega Putri Maya S 202116123
5. Ratna Wulandari 202116131
6. Tuti Mala Sari 202116137

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ADILA


KOTA BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang atas Rahmat-Nya kami dapat menyusun
makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Promosi Kesehatan.
Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah
Promosi Kesehatan yang telah memberikan tugas kepada kami. Kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak-pihak yang turut serta membantu
dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan banyak
kekurangan -kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi dikarenakan
terbatasnya kemampuan penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kami dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya .

Bandar Lampung , 15 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

I.I Latar Belakang.................................................................................................1

I.II Rumusan Masalah..........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

I.I Langkah-Langkah Perencanaan Promosi Kesehatan.......................................3

I.II Diagnosisi/ Analisis Masalah Kesehtan Dan Prilaku?...................................4

II.III Menetapkan Prioritas Masalah....................................................................9

II.IV Menetapkan Tujuan Promosi Kesehatan...................................................10

II. V Menentukan Sasaran Promosi Kesehatan.................................................11

II. VI Menentukan Isi Promosi Kesehatan.........................................................11

II. VII Menentukan Metode................................................................................11

II. VII Menentukan Media..................................................................................12

II.IX Menyusun Rencana Evaluasi.....................................................................13

II.X Menyusun Jadwal Pelaksanaan...................................................................14

BAB III PENUTUP..............................................................................................15

III.I Kesimpulan.................................................................................................15

III.II Kritik dan Saran.........................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


Masih ingat dengan cerita tentang “orang buta dan gajah”? di dalam cerita
tersebut dikatakan, bahwa orang buta sudah sering mendengar tentang gajah tetapi
mereka belum pernah tahu bentuk gajah. Untuk menjawab keingin tahuannya,
mereka pergi ke suatu tempat untuk melihat gajah. Oleh karena setiap orang
memegang bagian tubuh gajah yang berbeda, maka pendapatan mereka tentang
gajah juga berbeda-beda. Orang yang memegang tubuh gajah berpendapat gajah
seperti dinding kamar sedangkan yang memegang kakinya berpendapat gajah
seperti pohon, yang memegang hidungnya mengatakan gajah seperti ular dan yang
memegang telinganya mengatakan gajah seperti kipas. Pada awalnya orang buta
tersebut bersikeras bahwa gajah seperti apa yang dipegangnya. Tetapi setelah
diberi penjelasan mereka dapat memahami bentuk gajah yang sesungguhnya.
Promotor kesehatan (health promotor) mempunyai kesulitan yang sama dengan
orang buta sebagaimana diceritakan di atas dalam merencanakan promosi
kesehatan karena promotor kesehatan harus mengumpulkan semua data, sehingga
dihasilkan promosi kesehatan yang realistis. Seperti halnya orang buta yang
menggambarkan gajah dari tiap bagian tubuhnya, maka dalam perencanaan
promosi kesehatan harus digambarkan karakteristik dari masyarakat sasaran,
partisipasi masyarakat terhadap program, perilaku kesehatan masyarakat,
penetapan pelaksanaan promosi kesehatan yang direncanakan kelemahan
antisipasi reaksi dari para profesional kesehatan lainnya dan antisipasi perubahan
perilaku akibat promosi kesehatan.
Sebelum kita melihat bagian dari perencanaan promosi kesehatan satu persatu,
maka terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang promosi kesehatan. Promosi
kesehatan adalah kombinasi dari pendidikan kesehatan dari faktor lingkungan
yang mendukung terciptanya perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi
kesehatan. Pendidikan kesehatan sendiri adalah suatu proses intelektual,

1
psikologikal dan sosial yang berhubungan dengan aktivitas yang dapat
meningkatkan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk hidup sehat.
Proses ini didasarkan atas prinsip ilmiah homo fasilitas proses belajar dan
perubahan perilaku secara sukarela. Selain bertujuan untuk mengubah
pengetahuan dan perilaku, pendidikan kesehatan diarahkan untuk menolong
individu dan masyarakat agar dapat memelihara kesehatannya sendiri. Sedangkan
dalam promosi kesehatan selain pendidikan kesehatan juga diperlukan intervensi
pada faktor lingkungan (politik, ekonomi, dan organisasional ) yang di desain
untuk memfasilitasi perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi
kesehatan.

I.II Rumusan Masalah


1. Apa Sajakah Langkah-Langkah Perencanaan Promosi Kesehatan?
2. Bagaimana Diagnosisi/ Analisis Masalah Kesehtan Dan Prilaku?
3. Bagaimana Menetapkan Prioritas Masalah ?
4. Bagaimana Menetapkan Tujuan Promosi Kesehatan?
5. Bagaimana Menetapkan Sasaran Promosi Kesehatan?
6. Bagaimana Menetapkan Isi/Pesan Pokok Promosi Kesehatan?
7. Bagaimana Menetapkan Metode Dan Media Saluran Komunikasi?
8. Bagaimana Menyusun Rencana Evaluasi ?
9. Bagaimana Menyusun Jadwal Perencanaan?

2
BAB II

PEMBAHASAN

I.I Langkah-Langkah Perencanaan Promosi Kesehatan


Perencanaan promosi kesehatan adalah suatu proses sinopsis penyebab masalah,
penetapan prioritas masalah dan alokasi sumber daya yang untuk mencapai tujuan.
Oleh sebab itu, dalam membuat perencana promosi kesehatan, perencanaan harus
terdiri dari masyarakat, profesional kesehatan dan motor kesehatan. Kelompok ini
harus bekerja bersama-sama dalam proses perencanaan promosi kesehatan,
sehingga dihasilkan program yang sesuai, efektif dalam biaya dan
kesinambungan. Di samping itu, dengan malaikat orang-orang yang terkait maka
akan menciptakan rasa memiliki, sehingga timbul rasa tanggung jawab dan
komitmen.
Perencanaan sebagai bagian dari siklus administrasi.
Perencanaan merupakan bagian dari siklus administrasi yang terdiri dari tiga fase
yaitu.
1. Perencanaan
2. Implementasi
3. Evaluasi

Di mana ketiga fase tersebut akan mempengaruhi hasil. Perencanaan promosi


kesehatan adalah suatu fase di mana secara rinci direncanakan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang muncul, sedangkan implementasi adalah suatu waktu
di mana perencanaan dilaksanakan. Kesalahan-kesalahan sewaktu membuat
perencanaan akan terlibat selama proses implementasi, demikian pula hanya
dengan kekuatan dan kelemahan yang muncul selama periode implementasi
merupakan refleksi dari proses perencanaan.
Fase evaluasi adalah suatu masa dimana dilakukan pengukuran hasil (Outcome)
dari promosi kesehatan. Pada fase, ini juga dilihat apakah perencanaan dan
implementasi yang telah dilakukan dapat dihancurkan. Selain itu, evaluasi

3
diperlukan untuk pemantauan efficacy promosi kesehatan dan sebagai alat bantu
untuk membuat perencanaan selanjutnya.

Langkah - Langkah Dalam Perencanaan Promosi Kesehatan.


1. Menentukan kebutuhan promosi kesehatan.
a. Diagnosis masalah
b. Menetapkan prioritas masalah.
2. Mengembangkan komponen promosi kesehatan.
a. Menentukan tujuan promosi kesehatan.
b. Menentukan sasaran promosi kesehatan.
c. Menentukan isi promosi kesehatan.
d. Menentukan metode yang akan digunakan.
e. Menentukan media yang akan digunakan.
f. Menyusun rencana evaluasi.
g. Menyusun jadwal pelaksanaan.

I.II Diagnosisi/ Analisis Masalah Kesehtan Dan Prilaku?


A. Diagnosis masalah.
Green (1980) dalam mengembangkan suatu model pendekatan yang dapat
digunakan untuk membuat perencanaan dan evaluasi kesehatan yang dikenal
sebagai kerangka PRECEDE (Predisposing,Reinforcing And Enabling Course On
Educational Diagnosis And Evaluation). Precede memberikan serial langkah yang
menolak perencanaan untuk mengenal masalah mulai dari kebutuhan pendidikan
sampai mengembangkan program untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Namun
demikian pada tahun 1991 Gren menyempurnakan kerangka tersebut menjadi
PRECEDE-PROOCED.
PROCEED (Policy,Reguluatory,Organizational Construst In Educational And
Enviromental Development). PRECEDE PROCEED harus dilakukan secara
bersama-sama dalam proses perencanaan, implementasi, dan evaluasi. PRECEDE
digunakan pada fase diagnosis masalah, penetapan prioritas masalah, dan tujuan
program, sedangkan PROCEED digunakan untuk menetapkan sasaran dan kriteria
kebijakan serta implementasi dan evaluasi. Berikut gambaran dari kerangka
PRECEDE PROCEED.

4
B.Langkah-langkah PRECEDE-PROCEED
a. Fase 1: Diagnosis Sosial (Social Need Assessment)

Diagnosis sosial adalah proses penentuan persepsi masyarakat terhadap


kebutuhannya atau terhadap kualitas hidupnya dan aspirasi masyarakat
untuk meningkatkan kualitas hidupnya melalui partisipasi dan penerapan
berbagai informasi yang didesain sebelumnya.
Untuk mengetahui masalah sosial digunakan indikator sosial seperti yang
tertera pada gambar di atas. Penilaian dapat dilakukan atas dasar data
sensus ataupun vital statistik yang ada, dari masyarakat. Bila data langsung
dikumpulkan dari maupun dengan melakukan pengumpulan data secara
langsung masyarakat, maka pengumpulan datanya dapat dilakukan dengan
cara: wawancara dengan informan kunci, forum yang ada di masyarakat,
Focus Group Discussion (FGD), nominal group pro-cess, dan survei.
b. Fase 2: Diagnosis Epidemiologi

Masalah kesehatan merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap


kualitas hidup seseorang. Efek yang ditimbulkannya dapat secara langsung
maupun tidak langsung, sebagai contoh premature heart disease, langsung
mempengaruhi kualitas hidup seseorang, sedangkan malnutrisi
memberikan efek tidak langsung terhadap kualitas hidup karena hanya
akan menurunkan produk- tivitas kerja seseorang.
Pada fase ini dicari faktor kesehatan yang mempengaruhi kualitas hidup
seseorang ataupun masyarakat. Oleh sebab itu, masalah kesehatan harus
digambarkan secara rinci berdasarkan data yang ada, baik yang berasal
dari data lokal, regional, maupun nasional.
Pada fase ini harus diidentifikasi siapa atau kelompok mana yang terkena
masalah kesehatan (umur, jenis kelamin, lokasi, suku dan lain-lain),
bagaimana pengaruh atau akibat dari masalah kesehatan tersebut
(mortalitas, morbiditas, disability, tanda dan gejala yang ditimbulkan) dan
bagaimana cara untuk menanggulangi masalah kesehatan tersebut
(imunisasi, perawatan/pengobatan, perubahan lingkungan maupun
perubahan perilaku). Informasi ini sangat diperlukan untuk menetapkan

5
prioritas masalah, yang biasanya didasarkan atas pertimbangan besarnya
masalah dan akibat yang ditimbulkannya serta kemungkinan untuk diubah.
Prioritas masalah kesehatan harus tergambar pada tujuan program dengan
ciri who will benefit how much of what outcome by when.
c. Fase 3: Diagnosisi Prilaku dan Lingkungan

Pada fase ini selain diidentifikasi masalah prilaku yang mempengaruhi


masalah kesehatan juga sekaligus diidentifikasi masalah lingkungan (fisik
dan sosial) yang mempengaruhi perilaku dan status kesehatan ataupun
kualitas hidup seseorang atau masyarakat. Di sini seorang perencana harus
dapat membedakan antara masalah perilaku yang dapat dikontrol secara
individual maupun yang harus dikontrol melalui institusi. Misalnya pada
kasus malnutrisi yang disebabkan karena ketidakmampuan untuk membeli
bahan makanan maka intervensi pendidikan tidak akan bermanfaat, jadi
health promotor perlu melakukan pendekatan perubahan sosial (behavioral
change) untuk mengatasi masalah- masalah lingkungan.
Untuk mengidentifikasi masalah perilaku yang mempengaruhi status
kesehatan seseorang, digunakan indikator perilaku seperti: pemanfaatan
pelayanan kesehatan (utilization), upaya pencegahan (Preventive action),
pola konsumsi makanan (con- sumption pattern), kepatuhan (compliance),
upaya pemeliharaan kesehatan sendiri (self care). Dimensi perilaku yang
digunakan adalah: earliness, quality, persistence, frequency dan range.
Indikator lingkungan yang digunakan meliputi: keadaan sosial, ekonomi,
fisik dan pelayanan kesehatan, dengan dimensinya yang terdiri dari:
keterjangkauan, kemampuan dan pemerataan.
Langkah yang harus dilakukan dalam diagnosis perilaku dan lingkungan
adalah: 1) memisahkan faktor perilaku dan nonperilaku penyebab
timbulnya masalah kesehatan; 2) mengidentifikasi perilaku yang dapat
mencegah timbulnya masalah kesehatan dan perilaku yang berhubungan
dengan tindakan perawatan/pengobatan, sedangkan untuk faktor
lingkungan yang harus dilakukan adalah mengeliminasi faktor non-
perilaku yang tidak dapat diubah, seperti: faktor genetis dan demografis; 3)
urutkan faktor perilaku dan lingkungan berdasarkan besarnya pengaruh

6
terhadap masalah kesehatan; 4) urutkan faktor perilaku dan lingkungan
berdasarkan kemungkinan untuk diubah; 5) tetapkan perilaku dan
lingkungan yang menjadi sasaran program. Setelah itu tetapkan tujuan
perubahan perilaku dan lingkungan yang ingin dicapai program.
d. Fase 4: Diagnosisi Pendidikan dan Organisasional

Determinasi prilaku yang memengaruhi status kesehatan seseorang atau


masyarakat dapat dilihat dari faktor : 1) faktor predisposisi (predisposing
factor) seperti: pengetahuan, sikap, persepsi, kepercayaan dan nilai atau
norma yang diyakini seseorang, 2) faktor pemungkin (enabling factor),
yaitu faktor lingkungan yang memfasilitasi perilaku seseorang dan 3)
faktor penguat (reinforcing factor) seperti perilaku orang lain yang
berpengaruh (tokoh masyarakat, guru, petugas kesehatan, orang tua,
pemegang keputusan) yang dapat mendorong orang untuk berperilaku.
Pada fase ini setelah diidentifikasi faktor pendidikan dan organisasional,
maka langkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai berdasarkan faktor predisposisi yang telah diidentifikasi.
Selain itu, berdasarkan faktor pemungkin dan penguat yang telah
diidentifikasi ditetapkan tujuan organisasional yang akan dicapai melalui
upaya pengembangan organisasi dan sumber daya.
e. Fase 5: Diagnosis Administratif dan Kebijakan

Pada fase ini dilakukan analisis kebijakan, sumber daya dan peraturan
yang berlaku yang dapat memfasilitasi atau menghambat pengembangan
program promosi kesehatan. "Kebijakan" yang dimaksud di sini adalah
seperangkat peraturan yang digunakan sebagai petunjuk untuk
melaksanakan suatu kegiatan. Sedangkan "peraturan" adalah penerapan
kebijakan dan penguatan hukum serta perundang-undangan dan
"organisasional" adalah kegiatan memimpin atau mengkoordinasi sumber
daya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan program.
Pada diagnosis administratif dilakukan 3 penilaian, yaitu: sumber daya
yang dibutuhkan untuk melaksanakan program, sumber daya yang ada di
organisasi dan masyarakat, serta hambatan pelaksanaan program.

7
Sedangkan pada diagnosis kebijakan dilakukan identifikasi dukungan dan
hambatan politis, peraturan dan organisasional yang memfasilitasi program
dan pengembangan lingkungan yang dapat mendukung kegiatan
masyarakat yang kondusif bagi kesehatan.
Pada fase ini kita melangkah dari perencanaan dengan PRECEDE ke
implementasi dan evaluasi dengan PROCEED. PRECEDE digunakan
untuk meyakinkan bahwa program akan sesuai dengan kebutuhan dan
keadaan individu atau masyarakat sasaran. PROCEED untuk meyakinkan
bahwa program akan tersedia, dapat dijangkau, dapat diterima dan dapat
dipertanggung jawabkan. Oleh sebab itu, penilaian sumber daya yang
dibutuhkan dapat meyakinkan keberadaan program, perubahan
organisasional dibutuhkan untuk meyakinkan program dapat dijangkau,
perubahan politis dan peraturan dibutuhkan untuk meyakinkan program
dapat diterima oleh masyarakat dan evaluasi dibutuhkan untuk
meyakinkan program dapat dipertanggungjawabkan pada penentu
kebijakan, administrator, konsumen/klien, dan stake holder terkait, yaitu
untuk menilai apakah program sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.

Sumber Data
Data masyarakat yang dibutuhkan oleh seorang perencana promosi kesehatan
dapat berasal dari berbagai sumber seperti:
1. Dokumen yang ada.
2. Langsung dari masyarakat, di mana kita bisa mendapatkan data mengenai
status kesehatan masyarakat, perilaku kesehatan dan determinan dari
perilaku tersebut.
3. Petugas kesehatan di lapangan.
4. Tokoh masyarakat.

Cara pengumpulan data yang dapat dilakukan adalah:


1. Key informant approach
Informasi yang diperoleh dari informan kunci melalui wawan- cara
mendalam atau Focus Group Discussion (FGD) sangat menolong untuk

8
memahami masalah yang ada. Cara ini cukup sederhana dan relatif murah,
karena informasi yang diperoleh dapat mewakili berbagai perspektif dan
informan kunci sendiri selain memberikan data yang dapat digunakan
dalam membuat perencanaan, juga akan membantu dalam
mengimplementasikan promosi kesehatan.
2. Community forum approach
Cara lain yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data adalah melalui
forum diskusi. Di sini health promotor bersama sama masyarakat
mendiskusikan masalah yang ada. Melalui cara ini dapat dicari jalan keluar
dari masalah yang ada. Bila dilihat dari sudut program, cara ini sangat
ekonomis, di samping itu promotor kesehatan juga dapat memahami
masalah dari berbagai sudut pandang masyarakat.
3. Sample survey approach
Merupakan cara pengumpulan data kebutuhan masyarakat yang paling
valid dan akurat, karena estimasi kesalahan bisa diseleksi. Namun
demikian cara ini merupakan cara yang paling mahal. Metode yang dapat
digunakan adalah wawancara dan observasi (terutama bila ingin melihat
keterampilan atau skill).

II.III Menetapkan Prioritas Masalah


Langkah yang harus ditempuh untuk menetapkan prioritas masalah kesehatan
adalah :
a. Menentukan status kesehatan masyarakat.
b. Menentukan pola pelayanan kesehatan masyarakat yang ada.
c. Menentukan hubungan antara status kesehatan dengan pelayanan
kesehatan di masyarakat.
d. Menentukan determinan masalah kesehatan masyarakat (meliputi tingkat
pendidikan, umur, jenis kelamin, ras, letak geografis, kebiasaan/perilaku
dan kepercayaan yang dianut).

Dalam menentukan prioritas masalah kita harus mempertimbangkan beberapa


faktor seperti:
a. Beratnya masalah dan akibat yang ditimbulkannya

9
b. Pertimbangan politis
c. Sumber daya yang ada di masyarakat

II.IV Menetapkan Tujuan Promosi Kesehatan


Pada dasarnya tujuan utama promosi kesehatan adalah untuk mencapai 3 hal,
yaitu:
 Peningkatan pengetahuan dan atau sikap masyarakat.
 Peningkatan perilaku masyarakat, yang pada akhirnya akan berpengaruh
terhadap.
 Peningkatan status kesehatan masyarakat.

Agar tujuan promosi kesehatan dapat dicapai dan dijalankan sesuai dengan apa
yang diinginkan, maka tujuan harus dibuat dengan persyaratan sebagai berikut:
 Specific
 Measurable
 Appropriate
 Reasonable
 Time Bound
 dinyatakan dalam bentuk performance bukan effort

Menurut Green (1990) tujuan promosi kesehatan terdiri dari 3 tingkatan, yaitu:
1. Tujuan Program (Program Objective)
Merupakan pernyataan tentang apa yang akan dicapai dalamperiode waktu
tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan. Bila ditinjau dari
kerangka PRECEDE-PROCEED tujuan program merupakan refleksi dari
fase sosial dan epidemiologi. Pada tujuan ini harus tercakup who will do
how much of what by when. Oleh sebab itu tujuan program sering pula
disebut sebagai tujuan jangka panjang . Contoh: Mortalitas akibat
komplikasi persalinan menurun 50% setelah promosi kesehatan berjalan 5
tahun.
2. Tujuan Pendidikan (Educational objective)
Merupakan deskripsi perilaku yang akan dicapai dapat mengatasi masalah
kesehatan yang ada. Oleh sebab itu, tujuan pendidikan disebut pula

10
sebagai tujuan jangka menengah. Contoh: Cakupan ANC (Ante natal care)
meningkat 75%setelah promosi kesehatan berjalan 3 tahun.
3. Tujuan Perilaku (Behavioral Objective)
Merupakan pendidikan atau pembelajaran yang harus dicapai agar tercapai
perilaku yang diinginkan. Oleh sebab itu, tujuan perilaku berhubungan
dengan pengetahuan dan sikap dan disebut pula sebagai tujuan jangka
pendek. Contoh: Pengetahuan masyarakat tentang tanda-tanda komplikasi
kehamilan dan persalinan meningkat 60% setelah promosi kesehatan
berjalan 6 bulan.

II. V Menentukan Sasaran Promosi Kesehatan


Sasaran promosi kesehatan dan sasaran pendidikan kesehatan tidak selalu sama,
oleh karena itu, kita harus menetapkan sasaran langsung dan sasaran tidak
langsung. Di dalam promosi kesehatan yang dimaksud dengan sasaran adalah
kelompok sasaran, yaitu individu, kelompok maupun keduanya.

II. VI Menentukan Isi Promosi Kesehatan


Komponen isi promosi kesehatan berisi bahan yang akan disampaikan kepada
sasaran untuk meningkatkan keberhasilan tujuan. Isi promosi kesehatan harus
dibuat sesederhana mungkin sehingga mudah dipahami oleh sasaran. Bila perlu isi
pesan dibuat dengan menggunakan gambar dan bahasa setempat sehingga sasaran
merasa bahwa pesan tersebut memang benar-benar ditujukan untuknya yang
sebagai akibatnya sasaran mau melaksanakan isi pesan tersebut.
Adapun persayaratan isi promosi kesehatan meliputi:
1. Berorientasi pada tujuan
2. Harus mendukung penolakan tujuan (khususnya jangka pendek)
3. Disususn berdasarkan masing –masing tujuan jangka pendek , paling
jumlahnya sedikit sama dengan tujuan jangka pendek yang telah
dirumuskan.

II. VII Menentukan Metode


Dalam menentukan metode yang akan digunakan dalam pendidikan kesehatan,
harus dipertimbangkan tentang aspek yang akan dicapai. Bila mencakup aspek

11
pengetahuan maka dapat dilakukan dengan cara penyuluhan langsung, pema-
sangan poster, spanduk, penyebaran leaflet, dan lain-lain.
Untuk aspek sikap, maka kita perlu memberikan contoh yang lebih konkret yang
dapat menggugah emosi, perasaan dan sikap sasaran, misalnya dengan
memperlihatkan foto, slide atau melalui pemutaran film atau video. Bila untuk
mengembangkan kemampuan keterampilan tertentu maka sasaran harus diberi
kesempatan untuk mencoba keterampilan tersebut.
Faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam memilih metode pendidikan
kesehatan adalah sumber daya yang dimiliki masyarakat dan jenis sasarannya.
Metode dibagi menjadi tiga kelompok yaitu metode kesehatan individu, kelompok
dan massa.

II. VII Menentukan Media


Teori pendidikan mengatakan bahwa belajar yang paling mudah adalah dengan
menggunakan media, oleh karena itu hampir semua program pendidikan
kesehatan selalu menggunakan berbagai media. Media yang dipilih harus
tergantung pada jenis sasarannya, tingkat pendidikan sasaran, aspek yang ingin
dicapai, metode yang digunakan dan sumber daya yang ada.
Media promosi kesehatan merupakan sarana yang berguna untuk menampilkan
pesan atau informasi yang ingin disampikan kekomunikator.
Media promosin kesehatan bertujuan agar sasaran dapat mendapatkan
pengetahuan dan kemudia mampu merubah prilaku sasarna menjadi lebih positip.
Media promosi kesehatan dibagi menjadi berberapa macam, yaitu media cetak,
media elektronik, dan media luar ruangan.
Media cetak terdiri dari:
 Booklet
 Leafleat
 Rubik
 Poster

Media elektronik terdiri dari :


 Tv
 Radio

12
 Filem
 Video filem
 Cassete
 CD
 VCD
 Media sosila

Media luar ruangan


 Papan
 Reklame
 Spanduk
 Pameran
 Benner
 TV layar lebar

II.IX Menyusun Rencana Evaluasi


Disini harus dijabarkan tentang kapan evaluasi akan dilaksanakan, di mana akan
dilaksanakan, kelompok sasaran yang mana akan dievaluasi dan siapa yang akan
melaksanakan evaluasi tersebut. Evaluasi adalah bagian integral ( terpadu ) dari
prosos managemen termasuk manajemen promosi kesehatan. Evaluasi dilakukan
untuk mengetahuai apa yang telah dilakukan telah berjalan sesuai rencana, apakah
semua masuan yang diperkirakan sesuai dengan kebutuhan , apakah kegaitan yang
dilakukan memberi hasil dan dampak yang seperti diharapkan.
Tujuan evaluasi promosi kesehatan:
1. Untuk Memebantu perencanaan dimasa yang mendatang.
2. Untuk mengetahui apakah sarana dimanfaaatkan sebaik-baiknya.
3. Untuk menemukan kelemahan dan kekuatan dalam pelaksanaan program.
4. Untuk memebantu menentukan stategi program.
5. Untuk motivasi.
6. Untuk mendapatkan dukungan sponsor.

13
II.X Menyusun Jadwal Pelaksanaan
Pembuatan jadwal promosi kesehatan yang harus disususn sesuai dengan
kesepakatan sasaran yang akan kita lakukan. Pelaksanaan Merupakan penjabaran
dari waktu, tempat dan pelaksanaan yang biasanya disajikan dalam bentuk gan
chart.

14
BAB III

PENUTUP

III.I Kesimpulan
 Langkah - Langkah Dalam Perencanaan Promosi Kesehatan: Menentukan
kebutuhan promosi kesehatan, Mengembangkan komponen promosi
kesehatan.
 Diagnosis masalah: Diagnosis Sosial (Social Need Assessment), Diagnosis
Epidemiologi, Diagnosisi Prilaku dan Lingkungan, Diagnosisi Pendidikan
dan Organisasional ,Diagnosis Administratif dan Kebijakan
 Beberapa faktor Dalam menentukan prioritas masalah seperti: Beratnya
masalah dan akibat yang ditimbulkannya, Pertimbangan politis, Sumber
daya yang ada di masyarakat.
 sasaran dalam promosi kesehatan adalah kelompok sasaran, yaitu
individu, kelompok maupun keduanya.
 Tujuan utama promosi kesehatan adalah untuk mencapai 3 hal, yaitu:
Peningkatan pengetahuan dan atau sikap masyarakat, Peningkatan perilaku
masyarakat, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap,Peningkatan
status kesehatan masyarakat.
 Menurut Green (1990) tujuan promosi kesehatan terdiri dari 3 tingkatan,
yaitu: Tujuan Program (Program Objective), Tujuan Pendidikan
(Educational objective), Tujuan Perilaku (Behavioral Objective).
 Isi promosi kesehatan harus dibuat sesederhana mungkin sehingga mudah
dipahami oleh sasaran.
 Dalam menentukan metode yang akan digunakan dalam pendidikan
kesehatan, harus dipertimbangkan tentang aspek yang akan dicapai.
 Pelaksanaan Merupakan penjabaran dari waktu, tempat dan pelaksanaan
yang biasanya disajikan dalam bentuk gan chart.
 Dalam menentukan metode yang akan digunakan dalam pendidikan
kesehatan, harus dipertimbangkan tentang aspek yang akan dicapai

15
Metode dibagi menjadi tiga kelompok yaitu metode kesehatan individu,
kelompok dan massa.
 Media promosi kesehatan dibagi menjadi berberapa macam, yaitu media
cetak, media elektronik, dan media luar ruangan.
 Evaluasi dilakukan untuk mengetahuai apa yang telah dilakukan telah
berjalan sesuai rencana, apakah semua masuan yang diperkirakan sesuai
dengan kebutuhan , apakah kegaitan yang dilakukan memberi hasil dan
dampak yang seperti diharapkan.

III.II Kritik dan Saran


Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalampenyusunan makalah ini,
akan tetapi pada kenyataanya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaik. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.

Karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya. Sehingga bisa terus
menghasilkan makalah dan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.

16
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo,Soekidjo.2018.Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta:


Rineka Cipta.

Dignan, Mark. B & Carr Patricia, A: Introduction to Program Plan-ning: A Basic


Text for Community Health Education, Lea & Febringer, Philadelphia,
1981
Green, Lawrence & Kreuter, Marshall, W: Health Promotion Planning, An
Educational and Environmental Approach, Second Edition, Mayfield
Publishing Company, 1991
Greene, Walter & Simon-Morton: Introduction to Health Education, Waveland
Press Inc, Prospect Height, Illinois, 1990.
Sigrid, G, Deeds: The Health Education Specialist, Loose Canon Publication,
1992.
https://www.coursehero.com/file/p1eiqka/2-menyusun-jadwal-dan-Topik-Topik-
promosi-kesehatan-yang-disususn-serta-arah/ Di akses pada 14 maret
2023.

Putu, Desaka 2016.Bahan Ajar Perencanaan Dan Evaluasi Program Promosi


Kesehatan.Bali:Program studi ilmu kesehata masyarakat faklultas
kedokteran, universitas udayana.

Emma ,Jatmika,dkk.2019.Buku Ajar Pengembangan Media Promosi Kesehatan.


Yogyakarta: K-Media.

17

Anda mungkin juga menyukai