Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MONITORING DAN EVALUASI PADA PENERAPAN PROMOSI


KESEHATAN
Bd.6.603

DOSEN PENGAMPU :
1. AFFI ZAKIYYA, SST, MPH
2. DESSY HIDAYATI FAJRIN, SST., M.Kes

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PROMOSI


KESEHATAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 14:


1. AJENG SUKMA KARIRA (201091001)
2. ANANDA AMALIA PUTRI ARINTOKO (201091002)
3. YANTI (201091056)
4. YUNNI LESTARI DWI PUTRI (201091057)
5. ZAHRA AYU PUTRI SOPIANTI (201091058)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKHNIK KESEHATANPONTIANAK
JURUSAN KEBIDANA PROGRAM SARJANA TERAPAN
TAHUN 2022/2023
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena hanya dengan
izin, rahmat dan kuasa-Nyalah kami masih diberikan kesehatan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ MONITORING DAN EVALUASI
PADA PENERAPAN PROMOSI KESEHATAN”.
Pada kesempatan ini tak lupa penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar- besarnya kepada semua pihak terutama kepada Dosen pengajar Mata
Kuliah Promosi Kesehatan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari
apa yang diharapkan.
Untuk itu, kami berharap dan kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah ini di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat
bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.

Pontianak, 16 September 2022


Penyusun

Kelompok
14

iii
DAFTAR ISI

Cover..............................................................................................................
Kata Pengantar...............................................................................................
Daftar Isi.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Monitoring........................................................... 3
2.2 Konsep Dasar Evaluasi................................................................ 5
2.3 Monitoring dan Evaluasi dalam Promosi Kesehatan................... 8
2.4 Peran Bidan dalam Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat......... 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..................................................................................
3.2 Saran ...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Piagam Ottawa, Promosi Kesehatan adalah suatu proses yang
memungkinkan orang untuk meningkatkan kendali (control) atas
kesehatannya, dan meningkatkan status kesehatan mereka (Health Promotion
is the process of enabling people to increase control, and to improve, their
health). Untuk Mencapai status kesehatan paripurna baik, fisik, mental dan
kesejahteraan sosial, setiap individu atau kelompok harus mampu
mengidentifikasi setiap aspirasi, untuk memenuhi kebutuhan dan mengubah
atau mengantisipasi lingkungan.Kesehatan, sebagai sumber kehidupan sehari-
hari, bukan sekedar tujuan hidup.Kesehatan merupakan konsep yang positif
yang menekankan pada sumber-sumber sosial dan personal, sebagaimana
halnya kapasitas fisik. Oleh karena itu, promosi kesehatan bukan saja
tanggung jawab sektor kesehatan tapi juga meliputi sektor-sektor lain yang
mempengaruhi gaya hidup sehat dan kesejahteraan sosial, serta diperlukan
adanya monitoring dan evaluasi setiap kegiatan yang berlangsung supaya
dapat memberikan informasi atau peringatan secara dini terhadap masalah
atau kendala yang dihadapi.Untuk itu, pada Perkuliahan kali ini akan
membahas tentang Monitoring dan Evaluasi di dalam Promosi Kesehatan.
Promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat atau
pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan saja,
tetapi juga disertai upaya-upaya menfasilitasi perubahan perilaku. Dengan
demikian promosi kesehatan adalah program-program kesehatan yang
dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan) baik di dalam masyarakat
sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya (lingkungan fisik, sosial
budaya, politik dan sebagainya). Atau dengan kata lain promosi kesehatan
tidak hanya mengaitkan diri pada peningkatan pengetahuan, sikap dan
perilaku kesehatan saja, tetapi juga meningkatkan atau memperbaiki
lingkungan (fisik dan non-fisik) dalam rangka memelihara dan meningkatkan
kesehatan masyarakat.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar monitoring ?
2. Bagaimana konsep dasar evaluasi ?
3. Bagaimana monitoring dan evaluasi dalam promosi kesehatan ?
4. Bagaimana peran bidan dalam pemberdayaan kesehatan masyarakat ?
1.3 Tujuan
1. Umum
Mengetahui pandangan ilmu Promosi Kesehatan ke dalam ilmu
kesehatan terutama kebidanan.
2. Khusus
Mengetahui bagaimana Promosi kesehatan dalam ruang lingkup
dengan praktik kebidanan.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Monitoring


Monitoring merupakan upaya supervisi dan reviewe kegiatan yang
dilaksanakan secara sistematis oleh pengelola program untuk melihat apakah
pelaksanaan program sudah sesuai dengan yang direncanakan. Monitoring
seringkali disebut juga evaluasi proses.
1. Tujuan Monitoring
Seawal mungkin bisa menemukan dan memperbaiki masalah dalam
pelaksanaan program, misalnya:
a. Bagiamana strategi yang tidak berfungsi
b. Mekanisme program mana yang tidak sesuai
c. Apakah program sudah berjalan sesuai rencana
d. Apakah ada masalah baru dalam pelaksanaannya
2. Tahap-tahap monitoring
a. Logistik yang diperlukan dalam pelaksanaan program
b. Hasil antara
c. Perilaku yang diharapkan
d. Perbaikan kesehatan
3. Manfaat Monitoring
a. Manajemen
Monitoring akan memberikan informasi tentang proses dan
cakupan program kepada pimpinan program serta memberikan umpan
balik pelaksanaan program.
b. Evaluasi
Monitoring yang tepat dan baik dapat mentafsirkan hasil akhir
program secara akurat
c. Citra
Monitoring yang dilakukan dengan baik memberikan kesan
bahwa pemimpin program sangat peduli terhadap sumber dana dan

3
daya yang diperlukan
4. Apa yang dipantau
a. Input
1) Materi
2) Distribusi
3) Media
4) Jangkauan target
5) Kegiatan program
6) Sumber daya
b. Output = hasil antara
1) Apakah sasaran menerima pesan/materi
2) Apakah sasaran memanfaatkan bahan
3) Apakah sasaran merasakan manfaat bahan
c. Outcome = hasil intervensi
Hasil intervensi berupa Perubahan perilaku
5. Bagaimana Cara Monitoring
a. Kunjungan rumah dan diskusi dengan anggota rumah tangga
b. Wawancara mendalam
c. Fokus group diskusi
d. Observasi
e. Angket
f. Artikel
6. Siapa yang memantau
a. Penanggung jawab: pimpinan program
b. Pelaksana :
1) Staf provider/pelaksana program
2) Relawan yang terlatih
3) Instansi terkait
7. Kapan monitoring dilakukan
a. Selama perjalanan program
b. Setiap tahap kegiatan

4
c. Setiap bulan atau setiap 3 bulan
2.2 Konsep Dasar Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses menentukan nilai atau besarnya sukses
dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. (APHA).
Evaluasi adalah bagian integral (terpadu) dari proses manajemen, termasuk
manajemen promosi kesehatan. Mengapa orang melakukan evaluasi, tidak
lain karena orang ingin mengetahui apa yang telah dilakukan telah berjalan
sesuai rencana, apakah semua masukan yang diperkirakan sesuai dengan
kebutuhan dana apakah kegiatan yang dilakukan memberi hasil dan dampak
yang seperti yang diharapkan.
Evaluasi sebagai suatu proses yang memungkinkan administrator
mengetahui hasil programnya dan ber-dasarkan itu mengadakan penyesuaian-
penyesuaian untuk mencapai tujuan secara efektif, (Klineberg). Berdasarkan
definisi di atas, proses ini mencakup langkah-langkah:
a. Memformulasikan tujuan
b. Mengidentifikasi kriteria untuk mengukur sukes
c. Menentukan dan menjelaskan besarnya sukses
d. Rekomendasi untuk kegiatan program selanjutnya
Maksud (Tujuan) penilaian :
a. Untuk membantu perencanaan dimasa datang
b. Untuk mengetahui apakah sarana dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
c. Untuk menemukan kelemahan dan kekuatan dalam pelaksanaan program
d. Untuk membantu menentukan strategi program
e. Untuk motivasi
f. Untuk mendapatkan dukungan sponsor
Siapa dan Bagaimana Penilaian
a. Pihak dalam (pelaksana program), melalui:
1) Pencatatan dan pelaporan
2) Supervisi
3) Wawancara
4) Observasi

5
b. Pihak luar program
1) Laporan pihak lain
2) Angket
Kapan dilakukan Penilaian
a. Penilaian rutin
Penilaian yang berkesinambungan, teratur dan bersamaan dengan
pelaksanaan program
b. Penilaian berkala
Penilaian yang periodik pada setiap akhir suatu bagian program
misalnya pada setiap 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, dst.
c. Penilaian akhir
Penilaian yang dilakukan pada akhir program atau beberapa waktu
setelah akhir program selesai
Apa yang dinilai ?
a. Input = masukan, bahan, teknologi, sarana, manajemen.
b. Proses = Pelaksanaan program promkes
c. Output = Hasil dari program à pemahaman/pengetahuan, peningkatan
sikap dan keterampilan
d. Outcome = dampak
Dampak dari program seperti peningkatan PHBS
e. Impact
Peningkatan status kesehatan
Langkah-langkah penilaian
a. Menentukan tujuan penilaian
b. Menentukan bagian mana yang dinilai
c. Menetapkan standar dan indikator
d. Menentukan cara penilaian
e. Melakukan pengukuran
f. Membandingkan hasil dengan standar
g. Menetapkan kesimpulan

6
Evaluasi Pendidikan Kesehatan
a. Tujuan evaluasi
Untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan kesehatan tercapai atau tidak.
Tujuan pendidikan kesehatan meliputi :
1) Aspek knowledge = pengetahuan
2) Aspek attitude = sikap
3) Aspek psikomotorik = ketrampilan/praktik
b. Waktu evaluasi
1) Selama pendidikan kesehatan berlangsung
2) Setelah pendidikan kesehatan selesai
c. Metode evaluasi
Tergantung kepada tujuan pendidikan kesehatan
1) Pengetahuan : tes tulis atau lisan
2) Sikap : skala sikap
3) Psikomotor : praktik
d. Indikator
Sesuai tujuan pendidikan kesehatan, meliputi :
1) Aspek pengetahuan
2) Aspek sikap
3) Aspek ketrampilan/tindakan
Apa yang dinilai = dimensi evaluasi
a. Input = masukan
Kemampuan peserta, bahan/isi/materi, metode, media, kemampuan
penyuluh.
b. Proses
Pelaksanaan pendidikan kesehatan
c. Outputs
Hasil dari pendidikan kesehatan àpemahaman/pengetahuan, peningkatan
sikap dan keterampilan
d. Outcome = dampak
e. Dampak dari pendidikan kesehatan è peningkatan PHBS

7
Hasil = Kesimpulan
Bergantung pada tujuan pendidikan kesehatan, dikategorikan berhasil
apabila peserta pendidikan kesehatan dapat:
1) Memahami pesan pendidikan kesehatan
2) Sikapnya baik (menerima/setuju)
3) Melaksanakan kegiatan sesuai pesan pendidikan kesehatan
2.3 Monitoring dan Evaluasi dalam Promosi Kesehatan
Monitoring dan evaluasi setiap kegiatan yang sedang berlangsung
serta melakukan telaah (review) secara berkala dapat memberikan informasi
atau peringatan secara dini terhadap masalah atau kendala yang
dihadapi.Informasi ini dapat dijadikan dasar untuk melakukan pengarahan
kembali untuk rencana kegiatan selanjutnya. Evaluasi Hasil atau (out Come
Evaluation) harus dapat mengukur indikator yang berbeda dari hasil yang
diharapkan. Akibat atau hasil kegiatan yang tidak diharapkan juga harus
dicatat dengan teliti dan segera dicari solusinya.
Ada beberapa pendekatan dalam melakukan evaluasi, salah satunya
menganggap bahwa dalam menentukan tujuan dan kegiatan yang harus
dilakukan tergantung pada keputusan masyarakat yang
bersangkutan.Pendekatan lain menyatakan bahwa setiap keputusan tergantung
pada sponsor, politisi dan akademisi secara luas, harus terukur secara spesifik.
Ukuran hasil dari upaya promosi kesehatan dapat mencakup beberapa
indikator antara lain :
1. Ukuran tentang pemahaman yang berkaitan dengan kesehatan yang
meliputi tingkat pengetahuan, sikap, motivasi, tendensi perilaku,
keterampilan personal dan kepercayaan diri.
2. Ukuran pengaruh dan gerakan masyarakat yang meliputi unsur partisipasi
masyarakat, pemberdayaan masyarakat, norma sosial dan opini publik.
3. Ukuran yang mencakup kebijakan publik yang berwawasan kesehatan
yang meliputi pernyataan politik, alokasi sumber daya, unsur budaya dan
perilaku.
4. Ukuran kondisi kesehatan dan gaya hidup sehat, salah satunya meliputi

8
kesempatan untuk memperoleh makanan sehat
5. Ukuran efektifitas pelayanan kesehatan, yang meliputi penyediaan
pelayanan pencegahan, akses ke tempat-tempat pelayanan kesehatan, serta
faktor-faktor sosial budaya yang berhubungan dengan pelayanan
kesehatan.
6. Ukuran Lingkungan sehat, yang meliputi membatasi akses dalam
penggunaan tembakau, alkohol, obat-obat terlarang, penyediaan
lingkungan positif bagi anak-anak dan kelompok usila, kebebasan dari
kekerasan dan berbagai penyalahgunaan.
7. Ukuran dampak sosial yang meliputi kualitas hidup, kemandirian, jaringan
dukungan sosial, pemerataan atau keadilan.
8. Ukuran dampak kesehatan yang meliputi penurunan tingkat kesakitan,
kematian dan ketidakmampuan, kompetensi psikososial dan keterampilan
diri.
9. Ukuran pengembangan kapasitas yang meliputi ukuran
Stephen Isaac dan William B. Michael (1981) mengemukakan 9
bentuk desain evaluasi :
1. Historikal , dengan merekonstruksi kejadian di masa lalu secaraobjektif
dan tepat dikaitkan dengan hipotesis atau asumsi.
2. Deskriptif, melakukan penjelasan secara sistematis suatu situasi atauhal
yang menjadi perhatian secara faktual dan tepat.
3. Studi perkembangan (developmental study), menyelidiki pola danurutan
perkembangan atau perubahan menurut waktu.
4. Studi kasus atau lapangan (case atau field study), meneliti secaraintensif
latar belakang status sekarang, dan interaksi lingkungan darisuatu unit
sosial, baik perorangan, kelompok, lembaga, ataumasyarakat.
5. Studi korelasional (corelational study) , meneliti sejauh mana variasidari
satu faktor berkaitan dengan variasi dari satu atau lebih faktor
lainberdasarkan koefisien tertentu.
6. Studi sebab akibat (causal comparative study), yang
menyelidikikemungkinan hubungan sebab akibat dengan mengamati

9
berbagaikonsekuensi yang ada dan menggalinya kembali melalui data
untuk faktor menjelaskan penyebabnya.
7. Eksperimen murni (true esperimental), yang menyelidiki
kemungkinanhubungan sebab-akibat dengan membuat satu kelompok
percobaanatau lebih terpapar akan suatu perlakuan atau kondisi
danmembandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok
kontrolyang tidak menerima perlakuan atau kondisi. Pemilihan kelompok-
kelompok secara sembarang (random) sangat penting.
8. Eksperimen semu (quasi experimental), merupakan cara yangmendekati
eksperimen, tetapi di mana kontrol tidak ada dan manipulasitidak bias
dilakukan.
9. Riset aksi (action research), bertujuan mengembangkan pengalamanbaru
melalui aplikasi langsung di berbagai kesempatan.
Kekuatan dan kelemahan dari proses pembelajaran dalam pendidikan
kesehatan yang telah dilakukan, dapat diketahui lebih jelas setelah
diaplikasikan dan dievaluasi secara seksama. Hasil yang diperoleh dari
evaluasi akan memberi petenjuk kepada seorang perawat tentang bagian-
bagian mana dari proses pendidikan kesehatan yang sudah baik dan belum
baik.
Atas dasar hasil evaluasi tersebut dapat dilakukan perbaikan-
perbaikan yang diperlukan. Beberapa tujuan evaluasi dari pendidikan
kesehatan adalah : Sebagai pertimbangan untuk pemilihan media pendidikan
kesehatan yang efektif, proses pemilihan media perlu pertimbangan dengan
matang sehingga media yang dipilih betul-betul efektif dalam mendukung
proses pendidikan kesehatan yang memadai, menilai kemampuan seorang
perawat dalam memberikan pendidikan kesehatan, untuk menilai atau melihat
prosedur penggunaan media yang digunakan, untuk memeriksa apakah proses
yang berlangsung sudah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, memberikan
informasi yang berkaitan dengan administrasi, keberadaan dan keberfungsian
media harus selalu dievaluasi secara berkala untuk meningkatkan kualitas
dalam pemberian promosi kesehatan.

10
Berdasarkan prosesnya, evaluasi terdiri dari evaluasi formatif dan
evaluasi sumatif.Evaluasi Formatif adalah proses yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan data tentang efektifitas dan efisiensi dari pendidikan
kesehatan yang sudah dilaksanakan.Evaluasi Sumatif adalah Evaluasi Akhir,
evaluasi terhadap keseluruhan penyuluhan atau pendidikan kesehatan yang
sudah berlangsung. Atau secara khusus, dalam pemberian pendidikan
kesehatan adah tiga macam evaluasi yaitu evaluasi persiapan yaitu apakah
SAP sudah sesuai, apakah sudah kontrak waktu dengan warga masyarakat,
dsb.Evaluasi Proses, diharapkan sesorang perawat mampu memberikan
materi pendidikan kesehatan secara benar dan tepat, serta masyarakat
kooperatif didalam mengikuti pendidikan kesehatan, evaluasi hasil yaitu
penilaian yang dilakukan apakah pendidikan kesehatan yang dilakukan sudah
sesuai dengan tujuan yang ditetapkan atau belum.
2.4 Peran Bidan dalam Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
Aktivitas promosi kesehatan merupakan bagian dari program
pemerintah yang ada di bawah koordinasi Kementerian Kesehatan khususnya
Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Terdapat
petugas promosi kesehatan yang ditempatkan di setiap puskesmas sebagai
lembaga pelayanan kesehatan yang berinteraksi langsung dengan tingkatan
masyarakat.
       Bagi tenaga kesehatan aktivitas promosi kesehatan sudah melekat
dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan suatu cara untuk lebih dekat dan
berdialog dengan masyarakat luas. Begitu pun dengan seorang bidan, tidak
hanya bertugas untuk memeriksa kehamilan dan menangani kelahiran,
seorang bidanpun memiliki tugas penting untuk memberikan promosi
kesehatan kepada masyarakat mulai remaja putri hingga memasuki usia
menopause. Promosi kesehatan dapat dilaksanakan dengan pendekatan dan
strategi yang baik seperti berikut :
1. Advokasi (advocacy)
Advokasi dapat dilakukan dengan memengaruhi para pembuat
kebijakan untuk membuat peraturan-peraturan yang bisa berpihak pada

11
kesehatan dan peraturan tersebut dapat menciptakan lingkungan yang
dapat mempengaruhi perilaku sehat dapat terwujud di masyarakat. Dalam
hal ini pergerakan advokasi adalah dari atas kebawah, misalnya kita
memberikan promosi kesehatan dengan sokongan dari kebijakan public
dari kepala desa sehingga maksud dan tujuan dari informasi kesehatan bisa
tersampaikan dengan kemudahan kepada masyarakat.
2. Dukungan Sosial (social support)
Dukungan social adalah ketersdiaan sumber daya yang
memberikan kenyamanan fisik dan psikologis sehingga kita dapat
melaksanakan kehidupan dengan baik, dukungan social ini adalah orang
lain yang berinteraksi dengan petugas. Contoh nyata adalah dukungan
sarana dan prasarana ketika kita akan melakukan promosi kesehatan atau
informasi yang memudahkan kita, atau dukungan emosional dari
masyarakat sehingga promosi yang diberikan lebih diterima
3. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)
Di samping advokasi kesehatan, strategi lain dari promosi
kesehatan adalah pemberdayaan masyarakat di dalam kegiatan-kegiatan
kesehatan. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan lebih
kepada untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam bidang
kesehatan. Dalam hal ini masyarakat diajak untuk mengikuti program-
program yang ada agar masyarakat lebih mudah memahami dan
berpartisipasi aktif.
Masyarakat yang berpendidikan dan peduli kesehatan adalah harapan
bersama. Oleh sebab itu sebagai bidan yang merupakan tenaga kesehatan
peran dalam menyampaikan isu-isu kesehatan dan informasi kesehatan lewat
promosi kesehatan adalah upaya penting demi terciptanya masyarakat cerdas
dan sehat.
1. Peran Bidan dalam Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga untuk
Mendukung Pembangunan Berkelanjutan / Sustainable Development
Goals (SDGs).
Bidan dengan peran dan kewenangan yang dimiliki serta filosofi

12
profesi yang dimilikinya memainkan peranan kritis untuk pencapaian
tujuan. Dalam ruang lingkup asuhan kebidanan, bidan memberikan asuhan
kebidanan kepada perempuan sepanjang siklus kehidupan reproduksinya
dan melibatkan perempuan itu sendiri serta keluarganya sesuai kebutuhan.
Berdasarkan tujuan pembangunan berkelanjutan yaitu tujuan ke-lima,
terdapat 9 indikator dan dari 9 indikator tersebut, maka point 5.6 menjadi
tugas yang dapat diperankan oleh bidan. Bidan harus senantiasa
mengupayakan akses terhadap kesehatan seksual dan hak serta kesehatan
reproduksi termasuk pelayanan Keluarga Berencana untuk setiap
perempuan. Indikator yang ingin dicapai pada tujuan tersebut adalah :
(1) Tingkat kebutuhan pelayanan KB yang terpenuhi dan belum terpenuhi;
(2) Tingkat kesuburan;
(3) Angka kelahiran remaja usia 15-19 tahun;
(4) Angka pemakaian kontrasepsi;
(5) Presentase kunjungan neonatal pertama;
(6) Presentase kunjungan ibu hamil yang keempat (K4);
(7) Presentase kesertaan KB pria;
(8) Presentase perempuan dan anak perempuan yang membuat keputusan
tentang kesehatan mereka sendiri seksual dan reproduksi serta hak
reproduksi.
Sebagai pelaksana, dan pengelola bidan melaksanakan tugasnya
sebagai pemberi asuhan terutama asuhan kehamilan, saat persalinan, masa
nifas dan asuhan pada bayi baru lahir serta balita dan pemberian layanan
keluarga Berencana. Dalam memberikan asuhannya, bidan senantiasa
melibatkan ibu dan keluarganya sebagai satu kesatuan, agar terbentuk
lingkungan keluarga yang sehat dan berdaya, menunjang pada kehidupan
selanjutnya.
Bidan mengupayakan pemenuhan kebutuhan metode kontrasepsi
sesuai dengan kewenangannya. Penekanan saat ini mengharapkan bidan
mampu untuk mengajak calon peserta KB memilih metode kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP) seperti IUD dan Implant karena metode-metode

13
ini efektif mencegah kehamilan 99%.
Bidan sebagai peneliti menuntut kompetensi yang mumpuni untuk
melakukan penelitian agar hasilnya bisa dimanfaatkan sebagai landasan
praktik berbasis bukti. Dalam kapasitas sebagai peneliti, bidan
mengupayakan dan membuat sebuah peta jalan (road map) permasalahan
kesehatan masyarakat khususnya isu kesehatan ibu dan anak agar menjadi
pijakan penelitian. Road Map yang dibuat harapannya akan berkontribusi
terhadap pemecahan masalah yang ada dalam indikator indikator tujuan
global terutama tujuan kelima.
Melihat hasil pemaparan ini maka sekali lagi bidan dituntut
menjalankan perannya terutama dalam program Keluarga Berencana.
Penguatan bidan tentu saja berdampak pada pelaksanaan peran bidan yang
harus dibantu oleh pihak lain baik lintas program maupun lintas sektoral.
Kontribusi unik dari seorang bidan dibidang kesehatan masyarakat adalah
bahwasanya bidan bekerja dengan perempuan, suami dan keluarganya
selama melewati masa kehamilan, persalinan dan masa nifas untuk
memberikan asuhan yang aman dan holistik. Untuk mengoptimalkan
pengaruhnya, maka bidan harus mempunyai pengetahuan tentang kondisi
sosial dan kesehatan masyarakat sekitar dan kebutuhannya, mempunyai
jejaring kerja yang baik dengan sistem kesehatan dan sosial, pro aktif
dalam mengidentifikasi risiko kesehatan, menyatu dengan perempuan,
keluarga dan sistem pelayanan sebaik mungkin.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Monitoring  merupakan upaya supervisi dan review kegiatan yang
dilaksanakan secara sistematis oleh pengelola program untuk melihat apakah
pelaksanaan program sudah sesuai dengan yang direncanakan. Evaluasi
adalah bagian integral (terpadu) dari proses manajemen, termasuk manajemen
promosi kesehatan. Mengapa orang melakukan evaluasi, tidak lain karena
orang ingin mengetahui apa yang telah dilakukan telah berjalan sesuai
rencana, apakah semua masukan yang diperkirakan sesuai dengan kebutuhan
dana apakah kegiatan yang dilakukan memberi hasil dan dampak yang seperti
yang diharapkan.
Monitoring dan evaluasi setiap kegiatan yang sedang berlangsung
serta melakukan telaah (review) secara berkala dapat memberikan informasi
atau peringatan secara dini terhadap masalah atau kendala yang dihadapi.
Informasi ini dapat dijadikan dasar untuk melakukan pengarahan kembali
untuk rencana kegiatan selanjutnya. Evaluasi Hasil atau (Out Come
Evaluation) harus dapat mengukur indikator yang berbeda dari hasil yang
diharapkan. Akibat atau hasil kegiatan yang tidak diharapkan juga harus
dicatat dengan teliti dan segera dicari solusinya.
3.2 Saran
Sebagai seorang Bidan sangat ditekankan akan pelayanan yang
maksimal. Tuntutan seorang bidan sangatlah berat dan berisiko tinggi pada
ibu. Maka dari itu seorang bidan wajib melakukan tugas sesuai prosedur dan
filosofi kebidanan yang sudah ditentukan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Agarwal, A. (2017) ‘Desa Siaga: Upaya Pemberdayaan Masyarakat di Bidang


Kesehatan Melalui Peran Bidan di Desa’, European University Institute, (2),
pp. 2–5. Available at:
http://hdl.handle.net/10603/223973%0Ahttps://shodhganga.inflibnet.ac.in/
handle/10603/223973.
Hulu, V. T. et al. (2020) Promosi kesehatan masyarakat. Medan: Yayasan Kita
Menulis.
Handayani, F. (2017) ‘Penguatan Peran Bidan Dalam Pemberdayaan Perempuan
Untuk Mendukung Program Sustainable Development Goal’s’, Jurnal
Ilmiah Bidan, 2(2), pp. 13–18.
Jatmika, S. . et al. (2019) Buku Ajar Pengembangan Media Promosi Kesehatan.
K-Media.
Kholid, A. (2018) Promosi Kesehatan dengan pendekatan teori perilaku, media,
dan aplikasinya, Raja Grafindo Persada.z
Rosmiati (2016) ‘Peran Bidan Dalam Pelaksanaan Program
Perencanaanpersalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Pada Masa
Kehamilan Di Kota Pekalongan’, Jurnal Litbang Kota Pekalongan, 10, pp.
70–79.
Sari, L.L. and Rati Astuti, E. (2020) ‘Peran Bidan Sebagai Motivator Dalam
Promosi Kesehatan Pada Ibu Hamil’, Jurnal Asuhan Ibu dan Anak, 5(2), pp.
19–24. doi:10.33867/jaia.v5i2.185.

16

Anda mungkin juga menyukai