Anda di halaman 1dari 18

ADMINISTRASI DAN KEBIJAKAN KESEHATAN

PELAKSANAA PROGRAM KESEHATAN

DOSEN PENGAMPU: AHMAD HANAFI, SKM,M.Kes

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5
FIOCTA RAHMANDA PUTRI (21011002)
MARGARETHA SIBURIAN (21011122)
MIRA SANTIKA (21011013)
NENY ASLINA (21011024)
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami hadiahkan kepada kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Administrasi dan kebijakan kesehatan dengan judul “Pelaksanaan Program
kesehatan”
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritikan yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Pekanbaru, 20 juni
2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................4
BAB 1................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................5
C.TUJUAN PENULISAN.............................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
A.   Pengertian Pelaksanaan Program Kesehatan...........................................................6
B.   Kepemimpinan (Leadership)...................................................................................7
C.   Motivasi (Motivation)..............................................................................................9
D.   Komunikasi (Communication)..............................................................................12
BAB III............................................................................................................................17
PENUTUP.......................................................................................................................17
A.   Kesimpulan...........................................................................................................17
B. SARAN...................................................................................................................18
Daftar Pustaka..................................................................................................................18
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Untuk meningkatkan kinerja dan mutu perencanaan program kesehatan,

diperlukan suatu proses perencanaan yang akan menghasilkan suatu rencana yang

menyeluruh (komprehensif dan holistik). Perencanaan kesehatan adalah kegiatan

yang perlu dilakukan di masa yang akan datang, yang jelas tujuannya. Langkah-

langkah perencanaan sebetulnya bersifat generik, yaitu sama dengan alur pikir

siklus pemecahan masalah, langkah-langkah pokok yang perlu dilakukan adalah :

1. Analisis situasi

2. Identifikasi masalah dan menetapkan prioritas

3. Menetapkan tujuan

4. Melakukan analisis untuk memilih alternatif kegiatan terbaik

5. Menyusun rencana operasional.

Kelima langkah pokok di atas harus dilaksanakan secara berurutan


(sistematis). Setiap langkah yang dilakukan memiliki tujuan sendiri. Analisis
situasi sebagai langkah awal dalam perencanaan harus dilakukan sebaik mungkin,
sehingga dapat diperoleh gambaran tentang masalah kesehatan yang ada serta
faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan tersebut, yang merupakan
tujuan dari analisis ini, pada akhirnya akan diperoleh hasil dari analisis ini yang
merupakan titik tolak perencanaan kesehatan terpadu dan dalam langkah
selanjutnya diikuti oleh kegiatan untuk merumuskan masalah secara jelas,
sekaligus menentukan prioritas masalah-masalah tersebut. Yang dimaksud dengan
masalah dalam perencanaan kesehatan tidak terbatas pada masalah gangguan
kesehatan saja, akan tetapi meliputi semua faktor yang mempengaruhi kesehatan
penduduk (lingkungan, perilaku, kependudukan dan pelayanan kesehatan).
Menurut definisi, masalah adalah terdapatnya kesenjangan (gap) antara
harapan dengan kenyataan. Oleh sebab itu, cara perumusan masalah yang baik
adalah kalau rumusan tersebut jelas menyatakan adanya kesenjangan.
Kesenjangan tersebut dikemukakan secara kualitatif dan dapat pula secara
kuantitatif. Identifikasi dan prioritas masalah kesehatan merupakan bagian dari
proses perencanaan harus dilaksanakan dengan baik dan melibatkan seluruh unsur
terkait, termasuk masyarakat. Sehingga masalah yang ditetapkan untuk
ditanggulangi betul-betul merupakan masalah dari masyarakat, sehingga dalam
pelaksanaan kegiatan untuk menanggulangi masalah kesehatan yang ada,
masyarakat dapat berperan aktif didalamnya

B. RUMUSAN MASALAH
Apa yang dimaksud dan bagaimana pelaksanaan program kesehatan?

C.TUJUAN PENULISAN
Mengetahui bagaimana yang dimaksud pelaksanaan program kesehatan serta apa
saja yang menjadi unsur dari program kesehatan tersebut
BAB II

PEMBAHASAN

A.   Pengertian Pelaksanaan Program Kesehatan

Perencanaan adalah kemampuan untuk memilih satu kemungkinan dari

berbagai kemungkinan yang tersedia dan yang dipandang paling tepat untuk

mencapai tujuan (Billy E.GoetZ) Perencanaan adalah pekerjaan yang menyangkut

penyususnan konsep serta kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan demi masa depan yang lebih baik (Le Breton)

Perencanaan adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang bersifat

pokok yang dipandang paling penting yang akan dilaksanakan menurut urutannya

guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Maloch dan Deacon)

Perencanaan adalah proses menetapkan berbagai hambatan yang diperkirakan ada

dalam menjalankan suatu program guna dipakai sebagai pedoman dalam suatu

organisasi (Ansoff dan Brendenbrg) Jadi Perencanaan kesehatan adalah sebuah

proses untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan yang berkembang di


masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan

tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah praktis untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan akan menjadi efektif jika

perumusan masalah sudah dilakukan berdasarkan fakta-fakta dan bukan

berdasarkan emosi atau angan-angan saja. Fakta-fakta diungkap dengan

menggunakan data untuk menunjang perumusan masalah. Perencanaan juga

merupakan proses pemilihan alternative tindakan yang terbaik untuk mencapai

tujuan. Perencanaan juga merupakan suatu keputusan untuk mengerjakan sesuatu

di masa akan datang, yaitu suatu tindakan yang diproyeksikan di masa yang akan

datang. Salah satu tugas manajer yang terpenting di bidang perencanaan adalah
menetapkan tujuan jangka panjang dan pendek organisasi berdasarkan analisis

situasi di luar (eksternal) dan di dalam (internal) organisasi


B.   Kepemimpinan (Leadership)

Kepemimpinan  (leadership) adalah kemampuan seseorang (yaitu

pemimpin) untuk mempengaruhi orang lain (yaitu yang dipimpin atau pengikut-

pengikutnya). Kepemimpinan juga merupakan suatu kompleks dari hak-hak dan

kewajiban yang dapat dimiliki oleh seorang atau suatu badan. Sebagai suatu

proses sosial, kepemimpinan meliputi segala tindakan yang dilakukan seseorang

atau sesuatu badan yang menyebabkan gerak dari warga masyarakat.

1.        Perkembangan kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan hasil organisasi sosial yang telah terbentuk

atau sebagai hasil dinamika interaksi sosial. Sejak mula terbentuknya suatu

kelompok sosial, seseorang atau beberapa orang diantara warga-warganya

melakukan peranan yang lebih aktif dari pada rekan-rekannya, sehingga orang tadi

atau beberapa orang tampak lebih menonjol dari lain-lainnya. Itulah asal mula

timbulnya kepemimpinan, yang kebanyakan timbul dan berkembang dalam


struktur sosial yang kurang stabil. Munculnya seorang pemimpin sangat

diperlukan dalam keadaan-keadaan dimana tujuan kelompok sosial yang

bersangkutan terhalang atau apabila kelompok tadi mengalami ancaman dari luar.

Dalam keadaan demikian, agak sulit bagi warga kelompok menentukan langkah-

langkah yang harus diambil untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

2.         Syarat-syarat kepemimpinan

a.    Memberi kesenangan dalam jasmani,

b.    Menunjuk pada keahlian dan kepastian hukum,

c.    Menggerakkan bawahan dengan mengajak mereka untuk bekerja persuasion,

d.    Memberi kesenangan rohaniah,


e.    Menunjukkan keteguhan pendidikan dan rasa tidak segan-segan untuk turut

merasakan kesukaran-kesukaran kepada para pengikut-pengikutnya,

f.     Menunjukkan pada suatu sikap yang patut dihormati,

g.    Menunjukkan kelebihan didalam ilmu pengetahuan,kepandaian dan ketrampilan,

h.    Sifat memberikan semangat kepada anak buah.

3.        Kepemimpinan yang dianggap efektif

Suatu kepemimpinan yang efektif harus mempertimbangkan social basis

apabila tidak menghendaki timbulnya ketegangan-ketegangan atau setidak-

tidaknya terhindar dari pemerintah boneka belaka.

Kepemimpinan didalam masyarakat-masyarakat hukum adat yang

tradisional dan homogen, perlu disesuaikan dengan sussunan masyarakat tersebut

yang masih tegas-tegas memperlihatkan ciri-ciri paguyuban. Hubungan pribadi

antara pemimpin dengan yang dipimpin sangat dihargai. Hal ini, disebabkan

pemimpin-pemimpin pada masyarakat tersebut adalah pemimpin-pemimpin tidak

resmi informal leaders yang mendapat dukungan tradisi atau karena sifat-sifat

pribadinya yang menonjol. Dengan sendirinya, masyarakat lebih menaruh

kepercayaan terhadapa para pemimpin-pemimpin tersebut, beserta peraturan-

peraturan yang dikeluarkan.

4.        Tugas Kepemimpinan dan Gaya Kepemimpinan

Tugas-tugas pokok seorang pemimpin yaitu :

a.    Memberikan suatu kerangka pokok yang jelas yang dapat dijadikan pegangan

bagi para pengikut-pengikutnya,

b.    Mengawasi dan mengendalikan serta menyalurkan perilaku warga masyarakat

yang dipimpinnya, dan

c.    Bertindak sebagai wakil kelompok kepada dunia luar kelompok yang dipimpin.

5.       Macam-macam gaya kepemimpinan yaitu :


a.    Gaya kepemimpinan yang otoriter

Ciri-cirinya sebagai berikut :

a)    Pemimpin menentukan segala kegiatan kelompok secara sepihak,

b)    Pengikut sama sekali tidak dapat diajak untuk ikut serta merumuskan tujuan

kelompok dan cara-cara untuk mencapai suatu tujuan, dan

c)    Pemimpin terpisah dari kelompok dan seakan-akan tidak ikut dalam proses

interaksi didalam kelompok tersebut.

b.    Gaya Kepemimpinan yang demokratis

Ciri-cirinya sebagai berikut :

a)    Secara musyawarah dan mufakat pemimpin mengajak warga anggota kelompok

untuk ikut serta merumuskan tujuan-tujuan yang harus dicapai kelompok, serta

cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut,

b)    Pemimpin secara aktif memberikan saran bagi para pengikutnya,

c)    Ada kritik positif, baik dari pemimpin maupun dari para pengikutnya,

d)    Pemimpin secara aktif ikut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kelompok.

c.    Gaya Kepemimpinan yang Bebas

Ciri-cirinya sebagai berikut :

a)    Pemimpin menjalankan peranannya secara pasif,

b)    Penentuan tujuan yang akan dicapai kelompok sepenuhnya dan diserahkan

kepada kelompok,

c)    Pemimpin hanya menyediakan sarana yang diperlukan bagi para kelompoknya,

dan

d)    Pemimpin berada pada ditengah-tengah kelompok, namun dia hanya beperan

sebagai penonton.
C.   Motivasi (Motivation)

Motivasi berasal dari bahasa latin Mavere  yang berarti dorongan atau

daya penggerak. Motivasi ini hanya diberikan kepada manusia, khususnya kepada

para bawahan atau pengikut. Motivasi mempersoalkan bagaimana caranya

mendorong gairah kerja bawahan, agar mereka mau bekerja keras dengan

memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan tujuan

perusahaan.

1.            Tujuan pemberian motivasi:


 Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan

 Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan

 Meningkatkan produktivitas kerja karyawan

 mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan

 meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan

 mengefektifkan pengadaan karyawan

 Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.

 meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan

 Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan

 Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya

 Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

2.            Asas-asas motivasi
 Asas mengikutsertakan

Mengajak bawahan untuk ikut berpartisipasi dan memberikan kesempatan

kepada mereka untuk mengajukan pendapat, rekomendasi dalam proses

pengambilam keputusan.
 Asas komunikasi

Menginformasikan secara jelas tentang tujuan yang ingin dicapai.


 Asas pengakuan
Memberikan penghargaan, pujian, pengakuan yang teapt serta wajar

kepada bawahan atas prestasi kerja yang dicapainya.

 Asas wewenang yang didelegasikan

Memberikan kewenangan dan kepercayaan kepada diri pada bawahan,

bahwa dengan kreativitasnya ia mampu mengerjakan tugas itu dengan

baik.

 Asas adil dan layak

Alat dan jenis motivasi yang diberikan harus berdasarkan asas keadilan

dan kelayakan terhadap semua karyawan.

 Asas perhatian timbal balik

Bawahan yang berhasil mencapai tujuan dengan baik, maka pimpinan

harus bersedia memberikan alat dan jenis motivasi.

3.            Alat-alat motivasi

 Material insentif

 Nonmaterial insentif

 Kombinasi material dan nonmaterial insentif

4.            Jenis-jenis motivasi

 Motivasi positif

Manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka

yang berorestasi dengan baik.

 Motivasi negative

Manajer memotivasi bawahannya dengan memberikan hukuman kepada

mereka yang pekerjaannya kurang baik.

5.            Metode-metode motivasi

 metode langsung (direct motivation)

 Metode tidak langsung (indirect motivation)


6.            Model-model motivasi

 Model tradisional

Model motivasi tradisional dikaitkan dengan Frederick Taylor dan aspek

penting pekerjaan pimpinan adalah memastikan bahwa para bawahan

melakukan tugasnya yang membosankan dan berulang-ulang dengan cara

paling efisien. Pimpinan menentukan bagaimana pekerjaan itu dilakukan

dan menggunakan suatu sistem perangsang upah untuk memotivasi para

bawahan. Makin banyak yang mereka hasilkan, makin besar upah yang

mereka peroleh.

 Model hubungan manusia

Elton Mayo dan peneliti lainnya berpendapat bahwa pimpinan dapat

memotivasi bawahan dengan mengakui kebutuhan sosialnya dan membuat

mereka merasa berguna dan penting. Dalam model hubungan antar

manusia ini, karyawan diharapkan menerima wewenang pimpinan karena

adanya perlakuan yang penuh tenggang rasa dan perhatian terhadap

kebutuhan mereka.

 Model sumber daya manusia

Para ahli berpendapat bahwa para karyawan sebenernya mempunyai

motivasi yang sangat beranweka ragam, bukan hanya motivasi karen

auang ataupun keinginan akan kepuasan, tetapi juga kebutuhan untuk

berprestasi dan emmpunyai artidalam bekerja. Mereka berpendpat bahwa

sebagian besar individu sudah mempunyai dorongan untuk menyelesaikan

pekerjaan dengan baik, dan tidak selalu para karyawan memandang

pekerjaan sebagai sesuatu hal yang tidak menyenagkan.


D.   Komunikasi (Communication)

1.    Definisi Komunikasi
Komunikasi atau dalam bahasa inggrisnya Communication, menurut asal

katanya berasal dari bahasa latin yaitu Communicatio. Komunikasi adalah suatu

proses ketika seseorang atau kelompok masyarakat menggunakan informasi agar

terhubung dengan lingkungannya. Pada umumnya, komunikasi terjadi secara lisan

atau verbal. Komunikasi dapat terjadi jika ada persamaan antara penyampaian

pesan dengan orang yang menerima pesan.

2.    Tujuan Komunikasi

Menurut Riant Nugroho (2004:72) tujuan komunikasi adalah menciptakan

pemahaman bersama atau mengubah persepsi, bahkan perilaku. Sedangkan

menurut Katz an Robert Kahn yang merupakan hal utama dari komunikasi adalah

pertukaran informasi dan penyampaian makna suatu system social atau organisasi.

Akan tetapi komunikasi tidak hanya menyampaikan informasi atau pesan saja,

tetapi komunikasi dilakukan seorang dengan pihak lainnya dalam upaya

membentuk suatu makna serta mengemban harapan-harapannya (Rosadi Ruslan,

2003:83). Dengan demikian komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting

dalam menentukan betapa efektifnya orang-orang bekerja sama dan

mengkoordinasikan usaha-usaha untuk mencapai tujuan.

Pada umumnya tujuan komunikasi anatara lain, yaitu:

a.    Supaya yang kita sampaikan dapat mengerti, sebagai komunikator kita harus

menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas

sehingga mereka dapat mengerti dan mengakui apa yang kita maksud.

b.    Memahami orang lain. Kita sebagai komunikator harus mengerti benar aspirasi

masyarakat tentang apa yang diinginkan kemauannya.

c.    Supaya gagasan dapat diterima orang lain. Kita berusaha agar gagasan kita dapat

diterima orang lain dengan pendekatan persuasive bukan memaksakan kehendak.


d.    Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakan sesuatu itu

dapat bermacam-macam, mungkin berupa kegiatan. Kegiatan dimaksud di sini

adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong, namun yang penting harus diingat

adalah bagaimana cara baik untuk melakukan

Tujuan Khusus komunikasi anatara lain, yaitu:

 Menetapkan & menyebarluaskan tujuan organisasi

 Menyusun rencana untuk mencapai tujuan

 Mengorganisasi sumber daya manusia & sumber daya lain

 Menyeleksi, mengembangkan & menilai anggota organisasi

 Memimpin, mengarahkan, memotivasi & menciptakan iklim yang

menimbulkan orang

 kontribusi

 Mengendalikan prestasi

3.    Model Komunikasi

Model komunikasi dibuat untuk membantu dalam memberi pengertian

tentang komunikasi dan juga untuk menspesifikasi bentuk-bentuk komunikasi

yang ada dalam hubungan antar manusia.

Ada beberapa model komunikasi yang perlu diketahui dalam memenuhi

komunikasi antar manusia, yaitu :

 Model Lasswell

Model ini menggambarkan komunikasi dalam ungkapan who says what in

which channel to whom with what effect. atau dalam bahasa Indonesia

adalah, siapa mengatakan apa dengan medium apa kepada siapa dengan

pengaruh apa?

 Model S – R (Stimulus – Respon)


Model ini merupakan model yang paling dasar dalam ilmu komunikasi.

Model ini menunjukan komunikasi sebagai sebuah proses aksi reaksi.

Model ini beranggapan bahwa kata-kata verbal, tanda-tanda nonverbal,

gambar-gambar, dan tindakan akan merangsang orang lain untuk

memberikan respon dengan cara tertentu. Kita dapat juga mengatakan

bahwa proses ini merupakan perpindahan informasi ataupun gagasan.

Proses ini dapat berupa timbal balik dan mempunyai efek yang banyak.

Setiap efek dapat merubah perilaku dari komunikasi berikutnya.

 Model Aristoteles

Model ini merupakan model yang paling klasik dalam ilmu

komunikasi. Bisa juga disebut sebagai model retorikal. Model ini

membuat rumusan tentang model komunikasi verbal yang petama.

Komunikasi terjadi saat pembicara menyampaikan pesannya

kepada khalayak dengan tujuan mengubah perilaku mereka. Model

ini mempunyai 3 bagian dasar dari komunikasi. pembicara

(speaker), pesan (message), dan pendengar (listener). Model ini

lebih berorientasi pada pidato. Terutama pidato untuk

mempengaruhi orang lain.

Menurut Aristoteles, pengaruh dapat dicapai oleh seseorang yang

dipecaya oleh publik, alasan, dan juga dengan memainkan emosi

publik.

 Model Berlo

Model ini juga dikenal sbg model SMCR. Sumber (Source), pesan

(Message), saluran (Channel), dan penerima (Receiver). Sumber

adalah pembuat pesan. Pesan adalah gagasan yang diterjemahkan

atau kode yang berupa simbol-simbol. Saluran adalah media yang


membawa pesan. Dan penerima adalah target dari komunikasi itu

sendiri.

Menurut model ini, sumber dan penerima dipengaruhi oleh faktor-

faktor berikut kemampuan berkomunikasi, perilaku, pengetahuan,

sistem sosial, dan budaya. Pesan merupakan perluasan yang

berdasarkan elemen, struktur, isi, pemeliharaan, dan kode. Dan

saluran adalah panca indera manusia.

 Model Schramm

Komunikasi dianggap sebagai interaksi dengan kedua pihak yang

menyandi (encode) – menafsirkan (interpret) – menyandi ulang

(decode) – mentransmisikan (transmit) – dan menerima sinyal

(signal). Schramm berpikir bahwa komunikasi selalu

membutuhkan setidaknya tiga unsur : sumber (source), pesan

(message), dan tujuan (destination). Sumber dapat menyandi pesan,

dan tujuan dapat menyandi balik pesan, tergantung dari

pengalaman mereka masing-masing. Jika kedua lingkaran itu

mempunyai daerah yang sama, maka komunikasi menjadi mudah.

Makin besar daerahnya akan berpengaruh pada daerah pengalaman

(field of experience)yang dimiliki oleh keduanya. Menurut

Schramm, setiap orang di dalam proses komunikasi sangat jelas

menjadi encoder dan decoder. Kita secara konstant menyandi ulang

tanda dari lingkungan kita, menafsirkan tanda itu, dan menyandi

sesuatu sebagai hasilnya. Proses kembali di dalam model ini

disebut feedback, yang memainkan peran penting dalam

komunikasi. Karena hal ini membuat kita thau bagaimana pesan

kita ditafsirkan.
BAB III

PENUTUP

A.   Kesimpulan

Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-

masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan

sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok dan

menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Kepemimpinan  (leadership) adalah kemampuan seseorang (yaitu

pemimpin) untuk mempengaruhi orang lain (yaitu yang dipimpin atau pengikut-

pengikutnya). Kepemimpinan juga merupakan suatu kompleks dari hak-hak dan

kewajiban yang dapat dimiliki oleh seorang atau suatu badan.

Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan

kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan

terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.

Komunikasi adalah suatu proses ketika seseorang atau kelompok


masyarakat menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungannya. Pada

umumnya, komunikasi terjadi secara lisan atau verbal. Komunikasi dapat terjadi

jika ada persamaan antara penyampaian pesan dengan orang yang menerima

pesan.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari berbagai kekurangan sehingga
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun kemudian tentunya
saran bagi penukis lain yang akan mengangkat tema yang sama agar dapat
memperlengkap dan lebih baik dari hasil yang telah kami selesaikan ini.
Daftar Pustaka

http://laisanurin.blogspot.com/2012/01/kepemimpinan-leadership.html

http://mursyid-ucid.blogspot.com/2009/11/jenis-dan-model-motivasi.html

http://alumnifatek.forumotion.com/t595-teori-motivasi

http://alamtekno.blogspot.com/2013/05/pengertian-atau-definisi-komunikasi.html

http://amirlahjeni.wordpress.com/2012/03/30/tujuan-komunikasi/

http://afriliaernes.wordpress.com/2013/04/20/model-model-komunikasi/

Anda mungkin juga menyukai