OLEH:
KELOMPOK 3
EPIDEMIOLOGI 019
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat, karunia
dan hidayah-Nya, sehingga kami mampu menyusun dan menyelesaikan makalah
ini dengan judul “Desain, Analisis, Perbandingan Alternatif Intervensi dan
Implementasi Perencanaan Kesehatan”. Makalah ini kami susun untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Epidemiologi Pelayanan Kesehatan pada semester 5
program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat. Kami
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki banyak
sekali kekurangan dan kekeliruan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun sehingga dapat menyelesaikan makalah
yang lebih baik lagi.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. Desain Perencanaan Kesehatan..............................................................................3
B. Analisis Perencanaan Kesehatan............................................................................7
C. Perbandingan Alternatif Intervensi Perencanaan Kesehatan.................................10
D. Implementasi Perencanaan Kesehatan..................................................................11
BABI III PENUTUP......................................................................................................17
A. Kesimpulan..........................................................................................................17
B. Saran....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen. Perencanaan
kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah
kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan
sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok,
dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan tersebut (Hasibuan, 2021).
Melalui perencanaan dapat diketahui tujuan yang ingin dicapai, jenis dan
struktur organisasi yang dibutuhkan, jenis dan jumlah staff yang diinginkan
dan uraian tugasnya, sejauh mana efektivitas kepemimpinan dan pengarahan
yang diperlukan, bentuk dan standar pengawasan yang akan dilakukan
(Hasibuan, 2021).
Pembangunan kesehatan di Indonesia memiliki dua wajah yang kontras.
Bagi rakyat banyak, yang sering kali terkena penyakit musiman,
pembangunan kesehatan tidak berarti apa-apa. Ia hanya menjadi konsep bagus
di atas kertas. Sebaliknya, bagi pejabat dan praktisi kesehatan, ia menjadi
panduan bagaimana melaksanakan tugasnya. Ia bahkan menjadi taruhan karir
di masa depan. Begitulah, pembangunan kesehatan, sementara rakyat banyak
tetap saja menderita penyakit dari waktu ke waktu (Rachmat, 2019).
Tujuan dari perencanaan ini pada dasarnya adalah membuat ketetapan-
ketetapan tertentu yang ingin dicapai oleh perencanaan tersebut. Semakin jelas
rumusan masalah kesehatan maka akan semakin mudah menentukan tujuan
dari perencanaannya. Selain itu, perencanaan juga bertujuan untuk
merumuskan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan di masa yang akan datang
(yang akhirnya) bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan (Hasibuan,
2021).
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah desain dari perencanaan kesehatan?
2. Bagaimanakah analisis perencanaan kesehatan?
3. Bagaimanakah perbandingan alternatif intervensi perencanaan kesehatan?
4. Bagaimanakah implementasi dari perencanaan kesehatan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui desain perencanaan kesehatan
2. Untuk mengetahui analisis perencanaan kesehatan
3. Untuk mengetahui perbandingan alternatif intervensi perencanaan
kesehatan
4. Untuk mengetahui implementasi perencanaan kesehatan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Untuk memudahkan dalam proses perencanaan, ada enam pertanyaan
yang dapat digunakan sebagai pedoman. Biasanya dikenal dengan rumus
5W + 1 H, yakni sebagai berikut [ CITATION HAY14 \l 1033 ]:
The What’s (tentang tujuan),
The Why’s (tentang alasan),
The When’s (tentang waktu),
The Where’s (tentang tempat),
The W'ho’s (tentang siapa), dan
The How’s (cara melaksanakan).
Setelah proses perencanaan ditempuh sampai tuntas, hasilnya adalah
rencana. Rencana dapat diartikan suatu susunan dan perincian kegiatan-
kegiatan yang sistematis, tepat, dan akurat untuk mencapai tujuan
organisasi. Dalam manajemen, rencana memiliki peranan yang sangat
penting, karena dapat berfungsi sebagai :
a. Acuan atau pedoman bagi pelaksanaan kerja,
b. Alat efisiensi, strategi, policy, dan koordinasi,
c. Pengawasan,
d. Evaluasi.
2. Desain intervensi
Intervensi dimaksudkan untuk menetapkan cara-cara apakah yang
patut dipergunakan untuk merencanakan perbaikan berdasarkan masalah
yang ditemukan dalam proses diagnosa dan pemberian umpan balik.
Desain intervensi merupakan bagian dari proses yang harus dilibatkan
agar mampu mencapai tujuan organisasi yang diharapkan. Proses tersebut
meliputi problem solving, pengambilan keputusan tim, komunikasi
maupun kepemimpinan. Setiap topologi intervensi yang akan diberikan
tentu berakar dari diagnosis mengenai fungsi-fungsi yang berjalan maupun
yang belum maksimal di tataran organisasi, grup hingga individu.
Intervensi organisasi dapat dikategorikan menjadi empat jenis yaitu :
4
strategic change intervention, technostructural intervention, human
resource management intervention, human process intervention.
Human process intervention adalah jenis intervensi yang fokus pada
peningkatan efektifitas hubungan antar manusia atau bagaimana agar relasi
antar pegawai dapat dikembangkan secara prosuktif. Pendekatan
interpersonal maupun grup dalam mendesain kuman process intervention
terurai dalam tiga model mendasar, yaitu:
a. Proses konsultasi, berguna untuk membantu anggota grup memahami,
mendiagnosa, dan meningkatkan perilaku kerja mereka. Dalam proses
konsultasi, grup harus menjadi lebih baik dalam menggunakan
sumber daya mereka guna mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah yang terkait interpersonal dan perlu membatasinya dengan
wilayah yang terkait dengan kerja.
b. Third-partyintervention, fokud pada konflik yang melibatkan dua atau
lebih anggota dalam suatu organisasi yang sama atau terjadi
disfungsional interpersonal konflik. Pendekatan ini hanya digunakan
pada saat kedua belah pihak terkait dalam proses maupun konfrontasi
yang terjadi secara langsung
c. Team building, fokus pada pengembangan kinerja tim secara lebih
baik dan memusatkan kebutuhan individu. Dalam aktivitas team
building, tujuandan norma yang ada dalam grup harus jelas guna
menghadapi sejumlah kesuliatn maupun masalah dengan tetap
memahami peran individu masing-masing.
Contoh strategi intervensi:
a. Penyuluhan
Penyusunan rencana kegiatan peningkatan penggunaan air bersih
gunanya untuk menentukan tujuan, dan strategi komunikasi. Adapun
langkah-langkah perencanaan sebagai berikut:
1) Menentukan Tujuan
2) Menentukan jenis kegiatan intervensi Setelah ditentukan tujuan,
selanjutnya ditentukan jenis kegiatan Intervensi yang akan
5
dilakukan. Tahap Penentuan kegiatan intervensi terpilih didasarkan
pada :
a) Prioritas masalah
b) Wilayah garapan
c) Penentuan tatanan yang akan diintervensi
d) Penentuan satu jenis sasaran untuk tiap tatanan
e) Rancangan intervensi penyuluhan massa dan kelompok
b. Pendekatan Keluarga
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk
meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan
akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi
keluarga. Puskesmas tidak hanya menyelenggarakan pelayanan
kesehatan di dalam gedung, melainkan juga keluar gedung dengan
mengunjungi keluarga di wilayah kerjanya. Dalam pelaksanaan
pendekatan keluarga ini tiga hal berikut harus diadakan atau
dikembangkan, yaitu: Instrumen yang digunakan di tingkat keluarga.
Forum komunikasi yang dikembangkan untuk kontak dengan keluarga.
Keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra Puskesmas.
c. Promosi Kesehatan
Menurut WHO, berdasárkan Ottawa charter (1986) promosi
kesehatan merupakan suatu prosesyang bertujuan untuk memelihara
serta meningkatkan kesehatan baik pada tingkat individu,keluarga dan
masyarakat. Untuk mencapai keadaan fisik, mental dan sosial yang
baik makadiperlukan kesadaran atau kemauan agar mampu
melaksanakan perilaku hidup sehat (selfempowerment ) sesuai dengan
sosial budaya setempat sehingga dapat mengubah atau mengatasi
lingkungan (ekonomi, kebijakan atau perundang-undangan dan lain
sebagainya).
6
B. Analisis Perencanaan Kesehatan
Analisis merupakan salah satu tahap awal dalam merencanakan suatu
program dimana dalam perencanaan kesehatan terdapat langkah program
dimana dalam [erencanaan kesehatan terdapat langkah analisis situasi yang
berguna untuk menentukan keberhasilan program.
Analisis situasi adalah untuk mengetaui masalah kesehatan yang ada di
suatu kelompok masyarakat tertentu dan juga fakto-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan tersebut, keadaan upaya yang sudah
dilakukan, bagaimana keadaan sumberdaya yang tesedia, apa hasil dan
hambatan yang dihadapi dan hal-hal yang mendukung upaya tersebut
[ CITATION Sud17 \l 1033 ].
Analisa situasi sangat diperlukan dalam penyusunan rencana terpadu falam
progran kesehatan, dengan rumusan deskripsi masalah dapat merumuskan
tujuan umum (outcame) yang akan dicapai program. Dan gambaran situasi
kinerja program sangat penting untuk merumuskan tujuan khusus/target
output dalam proses perencanaan. Selain itu, gambaran proses dan input
sanagt penting untuk merencanakan kegiatan manajemen program [ CITATION
Mai19 \l 1033 ].
Tujuan analisis masalah yaitu :
1. Memahami masalah secara jelas dan spesifik
2. Mempermudah penentuan alternative prioritas masalah
3. Mempermudah penentuan alternative pemecahan masalah
7
a) Jumlah penduduk
b) Penduduk menurut umur dan jenis kelamin
c) Penduduk menurut status perkawinan
d) Penduduk menurut agama
b. Data sosio ekonomi masyarakat
1) Penduduk menurut pendidikan
2) Penduduk menurut mata pencaharian
3) Perumahan
jumlah rumah
jumlah rumah sehat
4) Sarana perhubungan (keadaan jalan aspal)
Kecamatan-kabupaten
Kecamatan-desa
c. Data epidemiologi (kesakitan dan kematian)
1) Data 10 penyakit terbesar
2) Data angka kemweatian
3) Data angka kesakitan
4) Data program-program kesehatan yang dilaksanakan
d. Data kebutuhan masyarkat
1) Data lokakarya bulanan dan tribulanan
2) Data survey need assessment masyarkat
3) Data pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat
e. Data kemampuan atau sumber daya yang dimiliki
1) Data fasilitas kesehatan
Keadaan sarana : puskesmas induk, pustu, polindes, posyandu,
mobil puskesling, sepeda motor/sepeda, imunisasi kit, poliklinik
set, dan bidan kit.
2) Keadaan tenaga
Jumlah tenaga terdiri dari dokter umum, dokter gigi, bidan,
perawat, perawat gigi, pengelola program, pekarya, jurim, tenaga
administrasi.
8
3) Keadaan keuangan: cash flow dan neraca.
f. Situasi peran serta masyarakat
1) Tingkat perkembangan peran serta masyarakat
a) Posyandu (pertama, madya, purnama, mandiri)
b) Pos obat (pertama, madya, purnama, mandiri)
c) Dana sehat (pertama, madya, purnama, mandiri)
d) Jumlah desa sehat (desa sehat I-IV)
e) Jumlah binaan SBH
f) Jumlah kader posyandu seluruhnya
g) Jumlah kader aktif.
2) Tingkat pengetahuan dan perilaku masyarkat terhadap kesehatan
a) Pemilikan jambab dan SAB
b) Jenis jamban dan SAB
c) Pengetahuan tentang personal hygiene
d) Pengetahuan tentang penyakit menular
e) Tempat penyuluan yang biasa dihadiri
f) Kebiasaan tempat periksa/berobat
2. Analisis Data
a. Analisis faktor lingkungan
Analisis lingkungan menurut teori Blum merupakan aspek yang
memberikan pengaruh paling besar terhadap derajat kesehatan. Aspek
lingkungan yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan meliputi :
lingkungan fisik, biologis dan social [ CITATION Sud17 \l 1033 ].
b. Analisis faktor perilaku
Analisis faktor lingkungan merupakan analisis terhadap konsep
sehat sakit yang berkembang di masyarakat, bagaimana perilaki hidup
sehat dalam masyarakat serta kebiasaan-kebiasaan yang berkembang di
masyarakat [ CITATION Sud17 \l 1033 ].
c. Amalisis faktor kependudukan
9
Analisis fakrot kependudukan pada dasarnya merupakan analisis
demografi, yang mencakup jumlah, komposisi, struktur penduduk,
pertumbuhan, mobilitas, dan persebaran penduduk. Data yang
dibutuhkan juga meliputi sebagai data spesifik jumlah balita, bumil,
bayi dan lain-lain.
Ukuran-ukuran yang lazim dipergunakan untuk menggambarkan
masalah atau derajat kesehatan adalah ukuran-ukuran epidemiologis
seperti morbditas dan mortalitas [ CITATION Sud17 \l 1033 ].
d. Analisis program dan upaya kesehatan (pelayanan kesehatan)
Analisis program dan upaya kesehatan dapat dilakukan dengan
pendekatan sistem yang meliputi Input-Proses-Output [ CITATION Sud17
\l 1033 ].
Keterangan :
P = prioritas
M = Magnitude (besarnya masalah yang dihadapi)
10
I= important (pentingnya jalan keluar untuk menyelesaikan masalah).
V = vunerability (ketepatan jaln keluar untuk masalah) C=cost (biaya yang
dikeluarkan)
2. Metode hanion
Penggunaan metode hanion dalam penetapan alternatif prioritas jenis
intervensi yang akan dilakukan menggunakan empat kriteria yaitu:
a. Kelompok kriteria 1 yaitu besarnya masalah
b. Kelompok kriteria 2 yaitu tingkat kegawatan masalah
c. Kelompok kriteria 3 yaitu kemudahan penanggulangan masalah
d. Kelompok kriteria 4 yaitu dapat atau tidaknyaprogram dilaksanakan
menggunakan istilah PEARL
Seperti halnya metode yang lain, metode hanion dalam proses awalnya
menggunakan milai dengan jalna skoring dengan skala tertentu. Kemudian
kelompok kriteria tersebut dimasukkan ke dalam formula dan hasil yang
diperoleh dapat diketahui, dimana semakin tinggi nilainya maka itulah
prioritas jenis program yang didahulukan (menjadi prioritas intervensi).
11
landasan dalam menghayati isu strategis, melaksanakan visi, dan misi
sebagai petunjuk pokok pelaksanaan pembangunan kesehatan secara
nasional sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Kesehatan
menuju Indonesia Sehat, yang meliputi: Perencanaan yang baik,
mempunyai beberapa ciri-ciri yang harus diperhatikan. Menurut Azwar
(1996) ciri-ciri tersebut secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Bagian dari sistem administrasi
Suatu perencanaan yang baik adalah yang berhasil menempatkan
pekerjaan perencanaan sebagai bagian dari sistem administrasi secara
keseluruhan. Sesungguhnya, perencanaan pada dasarnya merupakan
salah satu dari fungsi administrasi yang amat penting. Pekerjaan
administrasi yang tidak didukung oleh perencanaan, bukan merupakan
pekerjaan administrasi yang baik.
b. Dilaksanakan secara terus-menerus dan berkesinambungan
Suatu perencanaan yang baik adalah yang dilakukan secara
terus-menerus dan berkesinambungan. Perencanaan yang dilakukan
hanya sekali bukanlah perencanaan yang dianjurkan. Ada hubungan
yang berkelanjutan antara perencanaan dengan berbagai fungsi
administrasi lain yang dikenal. Disebutkan perencanaan penting untuk
pelaksanaan, yang apabila hasilnya telah dinilai, dilanjutkan lagi
dengan perencanaan. Demikian seterusnya sehingga terbentuk suatu
spiral yang tidak mengenal titik akhir.
c. Berorientasi pada masa depan
Suatu perencanaan yang baik adalah yang berorientasi pada
masa depan. Artinya, hasil dari pekerjaan perencanaan tersebut,
apabila dapat dilaksanakan, akan mendatangkan berbagai kebaikan
tidak hanya pada saat ini, tetapi juga pada masa yang akan datang.
d. Mampu menyelesaikan masalah
Suatu perencanaan yang baik adalah yamg mampu
menyelesaikan berbagai masalah dan ataupun tantangan yang
dihadapi. Penyelesaian masalah dan ataupun tantangan yang
12
dimaksudkan disini tentu harus disesuaikan dengan kemampuan.
Dalam arti penyelesaian masalah dan ataupun tantangan tersebut
dilakukan secara bertahap, yang harus tercermin pada pentahapan
perencanaan yang akan dilakukan.
e. Mempunyai tujuan
Suatu perencanaan yang baik adalah yang mempunyai tujuan
yang dicantumkan secara jelas. Tujuan yang dimaksudkandi sini
biasanya dibedakan atas dua macam, yakni tujuan umum yang
berisikan uraian secara garis besar, serta tujuan khusus yang berisikan
uraian lebih spesifik.
f. Bersifat mampu kelola
Suatu perencanaan yang baik adalah yang bersifat mampu
kelola, dalam arti bersifat wajar, logis, obyektif, jelas, runtun,
fleksibel serta telah disesuaikan dengan sumber daya. Perencanaan
yang disusun tidak logis serta tidak runtun, apalagi yang tidak sesuai
dengan sumber daya bukanlah perencanaan yang baik.
13
kebijakan senantiasa berubah, terlebih ketika arus implementasi itu liar
bukan linear.
b. Pendekatan Prosedural dan Managerial Pendekatan prosedural
struktural dianggap relevan untuk proses implementasi kebijakan
publik, namun tidak sepenting upaya untuk mengembangkan proses
dan prosedur yang tepat, termasuk dalam hal ini adalah proses dan
prosedur tatakelola beserta berbagai tehnik dan metode yang ada.
Prosedur dimaksud diantaranya terkait dengan pross penjadwalan
(Scheduling) perencanaan (planning) dan pengawasan (controlling)
kebijakan publik.
c. Pendekatan Prilaku Analisis keprilakuan (behavioral analysis) pada
berbagai masalah manajemen yang paling terkenal adalah apa yang
seringkali disebut para penganut aliran organisasi sebagai
“organizational development” atau pengembangan organisasi.
d. Pendekatan Politik eJournal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor
2, 2015 : 466 - 479 470 Istilah pada pendekatan ini mengacu pada
pola-pola kekuasaan dan pengaruh diantara dan yang terjadi dalam
organisasi birokrasi. Asumsi dasarnya tidak lepas dari proses
kekuasaan yang terjadi dalam keseluruhan proses kebijakan publik.
(Wahab 2008:118).
14
3. Pendekatan Implementasi Prakmatik
Samuels et al (2017) dalam artikel yang berjudul Drivers of health
system strengthening: learning from implementation of maternal and child
health programmes menerapkan pendekatan pragmatis untuk menilai
faktor apa saja yang berpengaruh dalam penguatan sistem kesehatan di
Mozambik, Nepal dan Rwanda. Pendekatan pragmatis dilakukan dengan
pembuktian terhadap berbagai konsep yang menjelaskan tentang “driver”
penguatan sistem kesehatan dengan mengkaji keberhasilan program
kesehatan ibu dan anak di tiga negara. Pendekatan pragmatis digunakan
bukan hanya untuk meningkatkan utilisasi layanan melainkan juga sebagai
cara yang efisien untuk mengidentifikasi prioritas dan penyediaan
kesehatan wilayah setempat. Penguatan sistem harus dilakukan secara
berjenjang dari level makro, mikro hingga pada level pemberian
pelayanan.
Pada level makro, kebijakan dan program yang ditargetkan sangat
memerlukan tata kelola yang efektif untuk mempromosikan transparansi
pengambilan keputusan dan perencanaan. Pada level mikro, perlu
dipastikan sistem yang diterapkan mampu diadopsi dengan baik. Pada
tingkat pemberian layanan, memanfaatkan sumber daya masyarakat,
termasuk meluasnya penggunaan tenaga kesehatan masyarakat telah
menjadi tema yang penting dalam menjelaskan keberhasilan intervensi
kesehatan. Namun, hal ini tentu tidak mudah untuk dilakukan dengan
pertimbangan kondisi demografis dan status kesehatan masyarakat yang
ada (Samuels et al, 2017).
Langkah-langkah pendekatan pragmatis untuk mengkonseptualisasikan
penguatan sistem kesehatan dapat dilakukan dengan berfokus pada
memahami jalur untuk mengakses kesehatan yang lebih baik dengan
mempertimbangkan konteks dan sejarah suatu wilayah. Selanjutnya perlu
mengidentifikasi kumpulan beberapa driver yang memungkinkan
penguatan sistem kesehatan pada semua level. Untuk mengatasi
permasalahan implemetasi sistem kesehatan maka perlu ada keterlibatan
15
petugas kesehatan masyarakat pada tingkat makro. Hal ini sangat penting
untuk mendukung peningkatan kapasitas implementasi di tingkat daerah
terutama bagaimana kebijakan diterjemahkan dan bagaimana program
dilaksanakan di lapangan.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Desain intervensi merupakan bagian dari proses yang harus dilibatkan agar
mampu mencapai tujuan organisasi yang diharapkan. Proses tersebut meliputi
problem solving, pengambilan keputusan tim, komunikasi maupun
kepemimpinan. Setiap topologi intervensi yang akan diberikan tentu berakar
dari diagnosis mengenai fungsi-fungsi yang berjalan maupun yang belum
maksimal di tataran organisasi, grup hingga individu. Intervensi organisasi
dapat dikategorikan menjadi empat jenis yaitu : strategic change intervention,
technostructural intervention, human resource management intervention,
human process intervention.
Perencanaan SDM kesehatan adalah upaya penetapan jenis, jumlah,
kualifikasi, dan distribusi tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan
pembangunan kesehatan. Pengadaan SDM kesehatan adalah upaya yang
meliputi pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan sumber daya manusia
kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan kesehatan. Berdasarkan
wawancara yang dilakukan pelaksanaan penyusunan PTP di lakukan sekali
dalam setahun, untuk tahun 2021 belum terlaksana karena tingginya kasus
covid sehingga beberapa kegiatan terpaksa di undur, tetapi data dan berkas
yang di perlukan sudah di siapkan. Terdapat buku pedoman yang di gunakan
sebagai standar dalam menyusun PTP SDMK dalam permenkes 75 dan belum
menggunakan pedoman permenkes 43 yang terbaru.
Perbandingan adalah membandingkan dua nilai atau lebih dari suatu
besaran yang sejenis dan dinyatakan dengan cara sederhana. Perbandingan
alternatif adalah membandingkan alternatif-alternatif dan memilih yang paling
mudah dalam perencanaan jangka panjang. Metode penetapan prioritas
alternatif atau pilihan pemecahan masalah untuk intervensi terdiri dari dua
metode yang lazim digunakan yaitu Metode analisis pembiayaan (cost
analysis) atau lebih dikenal metode efektivitas efisiensi dan Metode hanion.
17
Implementasi perencanaan kesehtan yaitu implementasi sebagai latar
belakang dilakukannya perencanaan, pendekatan implementasi kebijakan
publik, pendekatan implementasi prakmatik dan Analisis implementasi
kesehatan.
B. Saran
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca untuk menambah
referensi. Bila ada kesalahan dalam penulisan atau isi makalah saya selaku
pembuat makalah minta maaf sebesar–besarnya.
18
DAFTAR PUSTAKA
19