Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH MANAJEMEN ORGANISASI

PERENCANAAN DAN PENGORGANISASIAN PELAYANAN


KESEHATAN DI INDONESIA

Dosen Pengampu:
Nurhayati, S.ST, M.Biomed

Disusun Oleh :
Yunita Eka Putri Rangkuti
Nim : 1815301394

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM


SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI
2019 / 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Perencanaan dan pengorganisasian pelayanan Kesehatan di
Indonesia” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga
kami berterima kasih pada Ibu Nurhyati, S.ST, M.Biomed selaku dosen mata
kuliah Manajemen Organisasi yang telah memberikan tugas ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya Makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Bukittinggi, 11 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................. i


Daftar Isi ............................................................................................................. ii

BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 3
C. Tujuan ........................................................................................ 3
D. Manfaat ...................................................................................... 3

BAB II Pembahasan
A. Perencanaan Kesehatan .............................................................. 5
B. Pengorganisasian Kesehatan ..................................................... 17

BAB III Penutup


A. Kesimpulan ............................................................................... 30
B. Saran .......................................................................................... 31

Daftar Pustaka ................................................................................................... 32

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meningkatkan kinerja dan mutu perencanaan program kesehatan,


diperlukansuatu proses perencanaan yang akan menghasilkan suatu rencana
yang menyeluruh(komprehensif dan holistik). Perencanaan kesehatan adalah
kegiatan yang perludilakukan di masa yang akan datang dan jelas tujuannya.
Langkah-langkah perencanaan sebetulnya bersifat generik yaitu sama dengan
alur pikir siklus pemecahan masalah, langkah-langkah pokok yang perlu
dilakukan adalah : analisis situasi, identifikasi masalah dan menetapkan
prioritas, menetapkan tujuan, melakukan analisis untuk memilih alternatif
kegiatan terbaik.
Menyusun rencana operasional.Kelima langkah pokok di atas harus
dilaksanakan secara berurutan (sistematis). Setiap langkah yang dilakukan
memiliki tujuan sendiri. Analisis situasi sebagai langkah awal dalam
perencanaan harus dilakukan sebaik mungkin,sehingga dapat diperoleh
gambaran tentang masalah kesehatan yang ada serta faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan tersebut, yang merupakan tujuan dari
analisis ini, pada akhirnya akan diperoleh hasil dari analisis ini yang
merupakan titik tolak perencanaan kesehatan terpadu dan dalam langkah
selanjutnya diikuti oleh kegiatan untuk merumuskan masalah secara jelas,
sekaligus menentukan prioritas masalah-masalah tersebut.
Yang dimaksud dengan masalah dalam perencanaan kesehatan
tidak terbatas pada masalah gangguan kesehatan saja, akan tetapi meliputi
semua faktor yang mempengaruhi kesehatan penduduk (lingkungan, perilaku,
kependudukan dan pelayanan kesehatan). Menurut Abraham. L, masalah
adalah terdapatnya kesenjangan (gap) antara harapan dengan kenyataan. Oleh
sebab itu, cara perumusan masalah yang baik yaitu jika rumusan tersebut jelas
menyatakan adanya kesenjangan.

1
Perencanaan adalah pekerjaan yang menyangkut penyusunan konsep
serta kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan demi masa depan yang lebih baik ( Le Breton). Perencanaan
adalah upaya menyusun berbagai keputusan yang bersifat pokok yang
dipandang paling penting yang akan dilaksanakan menurut urutannya guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Maloch dan Deacon).
Perencanaan adalah proses menetapkan berbagai hambatan yang
diperkirakan ada dalam menjalankan suatu program guna dipakai sebagai
pedoman dalam suatu organisasi (Ansoff dan Brendenberg). Perencanaan
adalah kemampuan untuk memilih satu kemungkinan dari berbagai
kemungkinan yang tersedia dan yang dipandang paling tepat untuk mencapai
tujuan (Billy E. Goetz).
Perencanan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan
masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan
kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang
paling pokok, dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan tersebut. (Muninjaya, 2011)
Jadi perencanaan dalam pelayanan kebidanan adalah suatu proses
mempersiapkan secara sistimatis kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu dalam kebidanan. (Simatupang, 2008)
Kematian ibu dan anak dan sebagai ujung tombak pemberi asuhan
kebidanan. Dalam memberi asuhan, bidan sebagai individu yang memegang
tanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat. Bidan juga berperan
dalam memberi pendidikan kesehatan dan mengubah prilaku masyarakat
terhadap pola hidup dan gaya hidup yang tidak sehat. Jadi tidak hanya
memberi asuhan pada individu tapi juga terhadap keluarga, masyarakat, dan
dalam pelaksanaan diperlukan kerjasama antara semua pihak baik
masyarakat, pemerintah, tenaga kesehatan dan juga instansi atau lembaga
terkait. Oleh karena itu ,bidan harus mempunyai pendekatan manajemen agar
dapat mengorganisasikan semua unsur unsur yang terlibat dalam

2
pelayanannya dengan baik dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan
anak.
Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan harus dapat
melaksanakan pelayanan kebidanan dengan melaksanakan manajemen yang
baik. Dalam hal ini bidan berperan sebagai seorang manajer, yaitu mengelola
atau memanage segala sesuatu tentang kliennya sehingga tercapai tujuan yang
di harapkan. Dalam mempelajari manajemen kebidanan di perlukan
pemahaman mengenai dasar-dasar manajemen dan perencanaan
pengorganisasian dalam pelayanan kebidanan sehingga pelayanan yang
diberikan berkualitas.
Dalam pelayanan kebidanan, manajemen adalah proses pelaksanaan
pemberian pelayanan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan kepada
klien dengan tujuan menciptakan kesejahteraan bagi ibu dan anak, kepuasan
pelanggan dan kepuasan bidan sebagai provider.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perencanaan kesehatan ?
2. Apa yang di maksud dengan pengorganisasian kesehatan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari perencanaan kesehatan.
2. Untuk mengetahui maksud dari pengorganisasian kesehatan.

D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Hasil penulisan makalah ini bisa dijadikan acuan untuk
pengembangan keilmuan dimasa yang akan datang terutama pada
mahasiswa kesehatan.

3
2. Bagi Penulis
Penulisan makalah yang dilakukan diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman penulis dalam makalah ini dan dapat
mengaplikasikan ilmu yang didapat di dalam penulisan makalah ini.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perencanaan Kesehatan
1. Pengertian perencanaan
Perencanaan adalah kemampuan untuk memilih satu
kemungkinan dari berbagai kemungkinan yang tersedia dan yang
dipandang paling tepat untuk mencapai tujuan (Billy E. Goetz).
Perencanaan adalah pekerjaan yang menyangkut penyusunan konsep
serta kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan demi masa depan yang lebih baik (Le Breton). Perencanaan
atau planning adalah proses pengambilan keputusan yang menyangkut
apa yang akan dilakukan di masa mendatang, kapan, bagaimana dan
siapa yang akan melakukannya.
Perencanaan merupakan inti kegiatan manajemen, karena semua
kegiatan manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan tersebut.
Dengan perencanaan itu memungkinkan para pengambil keputusan atau
manajer untuk menggunakan sumber daya mereka secara berhasil guna
dan berdaya guna. Perencanaan merupakan suatu fungsi penganalisaan
tujuan yang telah di tetapkan terlebih dahulu menjadi urutan tindakan
yang sistematis. Perencanaan merupakan suatu organisasi adalah suatu
proses yang berkesinambungan, tidak akan pernah berhenti, karena
organisasi akan terus menghasilkan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh
unit-unit pelaksanaan.
Jadi perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk
merumuskan masalah-masalah kesehatan yang berkembang
dimasyarakat, menemukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia.
Menetapkan tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-
langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan akan menjadi efektif jika perumusan masalah sudah
dilakukan berdasarkan fakta-fakta dan bukan berdasarkan emosi atau

5
angan-angan saja. Fakta-fakta diungkap dengan menggunakan data untuk
menunjang perumusan masalah. Perencanaan juga merupakan proses
pemilihan alternative tindakan yang terbaik untuk mencapai tujuan.
Perencanaan juga merupakan suatu keputusan untuk mengerjakan sesuatu
dimasa depan. Salah satu tugas manajer yang terpenting dibidang
perencanaan adalah menetapkan tujuan jangka panjang dan pendek
organisasi berdasarkan analisis situasi diluar dan didalam organisasi
dibidang kesehatan.
Dari batasan-batasan yang telah ada dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa perencanaan adalah suatu kegiatan atau proses
penganalisaan dan pemahaman sistem, penyusunan konsep dan kegiatan
yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan demi masa depan
yang baik. Dari batasan ini dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan antara
lain:
1. Perencanaan harus didasarkan kepada analisis dan pemahaman
sistem dengan baik.
2. Perencanaan pada hakekatnya menyusun konsep dan kegiatan yang
akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan misi organisasi.
3. Perencanaan secara implisit mengemban misi organisasi untuk
mencapai hari depan yang lebih baik.
Secara sederhana dan awam dapat dikatakan bahwa perencanaan
adalah suatu proses yang menghasilkan suatu uraian yang terinci dan
lengkap tentang suatu program atau kegiatan yang akan dilaksanakan.
Oleh sebab itu, hasil proses perencanaan adalah "rencana" (plan).
Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan
masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat,
menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan
tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah
praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan akan menjadi efektif jika perumusan masalah sudah
dilakukan berdasarkan fakta-fakta dan bukan berdasarkan emosi atau

6
angan-angan saja. Fakta-fakta diungkap dengan menggunakan data untuk
menunjang perumusan masalah. Perencanaan juga merupakan proses
pemilihan alternative tindakan yang terbaik untuk mencapai tujuan.
Perencanaan juga merupakan suatu keputusan untuk mengerjakan sesuatu
di masa akan datang, yaitu suatu tindakan yang diproyeksikan di masa
yang akan datang. Salah satu tugas manajer yang terpenting di bidang
perencanaan adalah menetapkan tujuan jangka panjang dan pendek
organisasi berdasarkan analisis situasi di luar (eksternal) dan di dalam
(internal) organisasi.
2. Fungsi perencanaan.
Fungsi perencanan adalah fungsi terpenting dalam manajemen.
Fungsi ini akan menentukan fungsi – fungsi manajemen selanjutnya.
Perencanaan merupakan landasan dasar dari fungsi manajemen. Tanpa
perencanaan tidak mungkin fungsi manajemen lainnya dapat
dilaksanakan dengan baik. Perencanaan manajerial terdiri dari perumusan
strategi dan penerapan strategi. Dalam perumusan strategi, manajer
kesehatan harus memiliki kemampuan ketrampilan konseptual, dan pada
penerapan strategi, manajer kesehatan harus memiliki ketrampilan teknis.
Fungsi perencanaan dapat dilihat dari 4 aspek utama:
1) Kontribusi pada tujuan
2) Keutamaan perencanaan
3) Penembusan rencana
4) Efisiensi perencanaan
a. Kontribusi Pada Tujuan
Tujuan semua perencanaan adalah memfasilitasi perusahaan
dalam mencapai semua tujuannya. Merupakan prinsip utama dalam
mencapai tujuan bersama perusahaan.
b. Keutamaan Perencanaan
Perencanaan adalah perintah yang berfungsi untuk
melakukan eksekusi berjalannya fungsi manajemen. Walaupun
perencanaan juga bersifat aksi, tapi juga bisa menunjang tujuan

7
bersama perusahaan. Selain itu perencanaan harus dibuat sebelum
fungsi manajemen yang lain. Tentu saja semua fungsi harus juga
direncanakan agar berjalan secara efektif. Perencanaan dan
pengawasan tidak bisa dipisahkan. Kegiatan yang tidak direncanakan
tidak dapat direncanakan, kontrol mengikuti jalur – jalur yang ada
pada perncanaan.
c. Penembusan Rencana
Perencanaan merupakan fungsi dari manajer, meskipun
karakter dan pelaksanaannya dari perencanaan bermacam – macam
tergantung dengan otoritas dan kebijakan alami serta dibatasi oleh
kekuatan. Hal tersebut secara virtual tidak mungkin untuk membatasi
dari lingkupan pilihan perencanaan.
Pengenalan terhadap penembusan perencaaan melangkah
jauh dalam mengklarifikasi pada bagian dari sejumlah siswa yang
mempelajari ilmu manajemen menuju pembedaan antara pembuatan
kebijakan (penyiapan penuntun untuk berfikir dalam membuat
keputusan) dan pekerja administrasi, atau antara manajer dan pekerja
administrasi atau pengawas. dikarenakan delegasi autoritas atau
posisinya dalam organisasi, mungkin membutuhkan lebih banyak
perencanaan atau perencanaan yang lebih penting dibandingkan yang
lain, atau perencanaannya mungkin lebih mendasar dan lebih
aplikatif pada porsi yang luas terhadap perusahaan / swasta
dibanding terhadap yang lain. Bagaimanapun juga, semua rencana
manajer - dari presiden hingga pengawas -. dibatasi oleh prosedur –
prosedur garis pandu yang jelas dan tegas.
d. Effisiensi dari Rencana.
Efisiensi terhadap rencana diukur menurut kontribusi
sejumlah rencana terhadap beberapa tujuan dan obyektivitas sebagai
hasil dari pengeluaran biaya dan kosekuensi lain yang diperlukan
untuk merumuskan dan menjalankannya. Konsep efisiensi ini

8
mempunyai implikasi terhadap rasio normal daripada pemasukan
dan pengeluaran.
Banyak manajer memiliki berbagai recana yang mungkin
tidak efisien jika biaya yang dikeluarkan lebih besar dari pada hasil
yang dicapai. Rencana mungkin juga tidak efisien dalam mencapai
obyek bila membahayakan kepentingan/kepuasan kelompok.

3. Manfaat Perencanaan
Beberapa manfaat dari perencanaan adalah sebagai berikut
(Wiludjeng S, 2007):
a. Perencanaan dipakai sebagai alat pengawasan dan pengendalian
kegiatan sehari-hari perusahaan. Perencanaan yang telah disusun
dengan baik akan memudahkan para pelaksana untuk mengetahui
bahwa tindakan tersebut menyimpang atau telah sesuai dengan
rencana.
b. Perencanaan dengan adanya perencanaan yang disusun (tentunya
sebelum suatu kegiatan dilakukan) dengan cermat dapatlah dipilih
dan ditetapkan kegiatan-kegiatan mana yang diperlukan dan mana
yang tidak.
c. Perencanaan dengan adanya rencana, segala kegiatan dapat
dilakukan secara tertib dan teratur sesuai dengan tahap-tahap yang
semestinya.
Manfaat perencanaan bagi organisasi kesehatan adalah manajer
dan staf organisasi kesehatan tersebut dapat mengetahui :
a. Tujuan yang ingin di capai organisasi dan cara mencapainya
b. Jenis dan struktur organisasi yang dibutuhkan.
c. Sejauh mana efektivitas kepemimpinan dan pengarahan yang
diperlukan.
d. Bentuk dan standar pengawasan yang akan dilakukan.
e. Aktivitas organisasi dalam mencapai tujuan dapat dilaksanakan
secara teratur.

9
f. Menghilangkan aktivitas yang tidak produktif.
g. Mengukur hasil kegiatan.
h. Sebagai dasar pelaksanaan fungsi manajemen lainnya.

4. Istilah Yang Identik Dengan Perencanaan


a. Peramalan
Peramalan (Forcasting) adalah suatu upaya menduga apa
yang akan terjadi pada masa depan, yang juga merupakan ciri
perencanaan. Tetapi peramalan bukan perencanaan, karena pada
peramalan tidak ditemukan adanya unsur-unsur yang bersifat pasti
dan karena itu dapat diperhitungkan.
b. Penyelesaian Masalah
Penyelesaian masalah (problem solving) adalah suatu upaya
menghilangkan hambatan atau masalah, yang juga merupakan ciri
perencanaan. Tetapi penyelesaian masalah bukan perencanaan,
karena pada penyelesaian masalah tidak terkandung uraian yang
lengkap tentang bagaimana melaksanakan berbagai kegiatan.
c. Penyusunan program (programming)
Penyusunan program adalah satu upaya menysusn rangkaian
kegiatan yang akan dilaksanakan, yang juga merupakan ciri
perencanaan.
d. Penyusunan Rancangan
Penyususnan rancangan (designing) adalah suatu upaya
menghasilkan pedoman (bagan) kerja, yang juga merupakan ciri
perencanaan. Tetapi penyusunan rancangan bukan perencanaan,
karena hasil akhir perencanaan tidak terbatas hanya pada
penyusunan pedoman (bagan) kerja saja.

5. Aspek-aspek perencanaan
Definisi perencanaan tersebut menjelaskan bahwa perencanaan
merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan perusahaan secara

10
menyeluruh. Definisi perencanaan tersebut diatas dapat disimpulkan
bahwa perencanaan menggunakan beberapa aspek yakni (Erly S, 2003):
a. Penentuan tujuan yang akan dicapai.
b. Memilih dan menentukan cara yang akan ditempuh untuk mencapai
tujuan atas dasar alternatif yang dipilih.
c. Usaha-usaha atau langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai
tujuan atas dasar alternative yang dipilih.
Selain aspek tersebut, perencanaan juga mempunyai manfaat bagi
perusahaan sebagai berikut (Erly S, 2003):
a. Dengan adanya perencanaan, maka pelaksanaan kegiatan dapat
diusahakan dengan efektif dan efisien.
b. Dapat mengatakan bahwa tujuan yang telah ditetapkan tersebut, dapat
dicapai dan dapat dilakukan koreksi atas penyimpangan-
penyimpangan yang timbul seawal mungkin.
c. Dapat mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul dengan
mengatasi hambatan dan ancaman.
d. Dapat menghindari adanya kegiatan pertumbuhan dan perubahan
yang tidak terarah dan terkontrol.
Aspek – aspek perencanaan yang harus diperhatikan:
a. Hasil perencanaan disebut plan, berbeda antara satu perencanaan
kegiatan dengan perncana kegiatan yang lain. Contoh: rencana
kesehatan atau rencana pendidikan.
b. Perangkat pelaksanaan (Mechanic of planning) adalah suatu
organisasi ditugaskan bertanggung jawab menyelenggarakan
pekerjaan pelaksanaan.
c. Proses perencanaan (process of planning) adalah langkah-langkah
yang harus dilaksanakan pada pekerjaan perencanaan.

6. Ciri-Ciri Perencanaan
a. Bagian dari sistem administrasi
b. Dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan.

11
c. Berorentasi pada masa depan.
d. Mampu menyelesaikan masalah.
e. Mempunyai tujuan.
f. Bersifat mampu kelola.

7. Unsur – Unsur Perencanaan


Menurut Manullang (2009:41), rencana yang baik pada umumnya
memuat enam unsur yaitu what, why, where, when, who,
how. Selanjutnya menurut Hasibuan (2008 : 112), pertanyaan-pertanyaan
ini harus dijawab secara ilmiah, artinya atas hasil analisis data, informasi,
dan fakta, supaya rencana yang dibuat itu relatif baik, pelaksanaannya
mudah dan tujuan yang diinginkan akan tercapai. Pertanyaan itu secara
rinci berupa:
a. What (apa)
Apa yang akan dicapai, tindakan apa yang harus dikerjakan
untuk mencapai sasaran, sarana dan prasarana apa yang diperlukan,
harus ada penjelasan dan rinciannya
b. Why (mengapa)
Mengapa itu menjadi sasaran, mengapa ia harus dilakukan
dengan memberikan penjelasan, mengapa ia harus dikerjakan dan
mengapa tujuan itu harus dicapai.
c. Where (di mana)
Di mana tempat setiap kegiatan harus dikerjakan. Perlu
dijelaskan dan diberikan alasan-alasannya berdasarkan pertimbangan
ekonomis.
d. When (kapan)
Kapan rencana akan dilakukan. Penjelasan waktu dimulainya
pekerjaan baik untuk tiap-tiap bagian maupun untuk seluruh
pekerjaan harus ditetapkan standar waktu untuk memilih pekerjaan-
pekerjaan itu. Alasan-alasan memilih waktu itu harus diberikan
sejelas- jelasnya.

12
e. Who (siapa)
Siapa yang akan melakukannya, jadi pemilihan dan
penempatan karyawan, menetapkan persyaratan dan jumlah
karyawan yang akan melakukan pekerjaan, luasnya wewenang dari
masing-masing pekerja.
f. How (bagaimana)
Bagaimana mengerjakannya, perlu diberi penjelasan
mengenai teknik-teknik pengerjaannya.
Pendapat lain mengatakan bahwa suatu rencana harus mengandung
unsur-unsur (Manullang M, 2001):
a. Tujuan: menerangkan tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan yang
dilakukan. Tujuan ini dapat bersifat material maupun bersifat moral.
b. Politik: merupakan peraturan-peraturan yang digariskan bagi tindakan-
tindakan organisasi yang dihubugnkan dengan tujuan yang akan
dicapai.
c. Prosedur: urutan-urutan pelaksanaan yang akan dilalui dan harus
diikuti oleh karyawan atau orang yang melaksanakan suatu kegiatan
atau tindakan dalam mencapai tujuan.
d. Budget: ikhtisar dari masukan yang diharapkan akan diperoleh yang
dikaitkan dengan output yang dikeluarkan yang dinyatakan dalam
bentuk angka-angka.
e. Program: serangkaian tindakan yang akan dilakukan diwaktu yang
akan datang, terdiri atas penggabungan dari politik, prosedur, dan
budget.
Menurut Louis A. Allen (1958) kegiatan-kegiatan fungsi
perencanaan yaitu (Allen LA, 1958):
a. Forecasting, yaitu memperkirakan pekerjaan-pekerjaan yang akan
dilakukan pada saat yang akan datang yang akan dilakukan oleh
manajer. Kegiatan yang dilakukan oleh manajer ini atas dasar
sistematis dan kontinuitas pekerjaan serta berdasarkan dimana ia
bekerja.

13
b. Establising ojective, yaitu menentukan tujuan akhir yang akan dicapai
dari apa yang telah direncanakan keseluruhannya baik tujuan tiap
pekerjaan maupun tujuan globalnya.
c. Programming, yaitu dibuat suatu progam yang terdiri dari serangkaian
tindakan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan pada
prioritas pelaksanaan.
d. Sceduling, yaitu membuat jadwal pekerjaan sehingga dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
e. Budgeting, yaitu penyusunan anggaran untuk mengaplikasikan
sumber-sumber yang ada atas dasar efisiensi dan efektifitas, anggaran
belanja ini dinyatkan dalam bentuk uang.
f. Develoving prosedur, yaitu menentukan cara yang tepat dalam
penyelenggaraan pekerjaan di dlaam rangka adanya efisiensi,
efktivitas, dan keseragaman pekerjaan.
g. Establising dan interpreting policy, yaitu manajer harus dapat
menafsirkan kebijakan yang akan diambil agar terjamin keselarasan
dan keseragaman kegiatan serta tindakan yang akan dilakukan.

8. Jenis-Jenis Perencanaan Kesehatan


Perencanaan atau rencana itu sendiri banyak macamnya, antara lain :
a. Dilihat dari jangka waktu berlakunya rencana :
1) Rencana jangka panjang (long term planning), yang berlaku
antara 10-25 tahun.
2) Rencana jangka menengah (medium range planning), yang
berlaku antara 5-7 tahun.
3) Rencana jangka pendek (short range planning), umumnya
hanya berlaku untuk 1 tahun.
b. Dilihat dari tingkatannya :
1) Rencana induk (masterplan), lebih menitikberatkan uraian
kebijakan organisasi. Rencana ini mempunyai tujuan jangka
panjang dan mempunyai ruang lingkup yang luas.

14
2) Rencana operasional (operational planning), lebih
menitikberatkan pada pedoman atau petunjuk dalam
melaksanakan suatu program.
3) Rencana harian (day to day planning) ialah rencana harian yang
bersifat rutin.
c. Ditinjau dari ruang lingkupnya :
1) Rencana strategis (strategic planning), berisikan uraian tentang
kebijakan tujuan jangka panjang dan waktu pelaksanaan yang
lama. Model rencana ini sulit untuk diubah.
2) Rencana taktis (tactical planning) ialah rencana yang berisi
uraian yang bersifat jangka pendek, mudah menyesuaikan
kegiatan-kegiatannya, asalkan tujuan tidak berubah.
3) Rencana menyeluruh (comprehensive planning) ialah rencana
yang mengandung uraian secara menyeluruh dan lengkap.
4) Rencana terintegrasi (integrated planning) ialah rencana yang
mengandung uraian yang menyeluruh bersifat terpadu, misalnya
dengan program lain diluar kesehatan.
Meskipun ada berbagai jenis perencanaan berdasarkan aspek-aspek
tersebut diatas namun prakteknya sulit untuk dipisah-pisahkan seperti
pembagian tersebut. Misalnya berdasarkan tingkatannya suatu rencana
termasuk rencana induk tetapi juga merupakan rencana strategis
berdasarkan ruang lingkupnya dan rencana jangka panjang berdasarkan
jangka waktunya.

9. Proses Perencanaan
Perencanaan dalam suatu organisasi adalah suatu proses, dimulai
dari identifikasi masalah, penentuan prioritas masalah, perencanaan
pemecahan masalah, implementasi (pelaksanaan pemecahan masalah)
dan evaluasi. Dari hasil evaluasi tersebut akan muncul masalah-masalah
baru kemudian dari masalah-masalah tersebut dipilih prioritas masalah
dan selanjutnya kembali ke siklus semula.

15
Di bidang kesehatan khususnya, proses perencanaan ini pada
umumnya menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem
solving). Secara terinci, langkah-langkah perencanaan kesehatan adalah
sebagai berikut :
a. Identifikasi Masalah
Perencanaan pada hakekatnya adalah suatu bentuk rancangan
pemecahan masalah. Oleh sebab itu, langkah awal dalam
perencanaan kesehatan adalah mengidentifikasi masalah-masalah
kesehatan masyarakat di lingkungan unit organisasi yang
bersangkutan. Sumber masalah kesehatan masyarakat dapat
diperoleh dari berbagai cara antara lain :
1) Laporan-laporan kegiatan dari program-program kesehatan yang
ada.
2) Survailance epidemiologi atau pemantauan penyebaran penyakit.
3) Survei kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh
masukan perencanaan kesehatan.
4) Hasil kunjungan lapangan supervisi, dan sebagainya
b. Menetapkan Prioritas Masalah
Kegiatan identifikasi masalah menghasilkan segudang
masalah kesehatan yang menunggu untuk ditangani. Oleh karena
keterbatasan sumber daya baik biaya, tenaga dan teknologi maka
tidak semua masalah tersebut dapat dipecahkan sekaligus
(direncanakan pemecahannya). Untuk itu harus dipilih masalah mana
yang "feasible" untuk dipecahkan. Proses memilih masalah ini
disebut memilih atau menetapkan prioritas masalah. Pemilihan
prioritas dapat dilakukan melalui 2 cara, yakni :
1) Teknik Skoring
Yakni memberikan nilai (scor) terhadap masalah tersebut
dengan menggunakan ukuran (parameter) antara lain :
a) Prevalensi penyakit (prevalence) atau besarnya masalah.

16
b) Berat ringannya akibat yang ditimbulkan oleh masalah
tersebut (severity).
c) Kenaikan atau meningkatnya prevalensi (rate increase).
d) Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah
tersebut (degree of unmeet need).
e) Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut
diatasi (social benefit).
f) Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah
(technical feasiblity).
g) Sumber daya yang tersedia yang dapat digunakan untuk
mengatasi masalah (resources availability), termasuk
tenaga kesehatan.
Masing-masing ukuran tersebut diberi nilai berdasarkan
justifikasi kita, bila masalahnya besar diberi 5 paling tinggi dan
bila sangat kecil diberi nilai 1. Kemudian nilai-nilai tersebut
dijumlahkan. Masalah yang memperoleh nilai tertinggi (terbesar)
adalah yang diprioritaskan, masalah yang memperoleh nilai
terbesar kedua memperoleh prioritas kedua dan selanjutnya
2) Teknik Non Skoring
Dengan menggunakan teknik ini masalah dinilai melalui
diskusi kelompok, oleh sebab itu juga disebut "nominal group
tecnique (NGT)".

B. Pengorganisasian Kesehatan.
1. Definisi Organisasi
Organisasi berasal dari bahasa Yunani yaitu kata organon, atau dari
bahasa latin yaitu organum, yang berarti alat bagian atau anggota badan.
Pengertian organisasi telah banyak disampaikan oleh para ahli, tetapi
pada dasarnya ada persamaan, bersama ini disampaikan pengertian
organisasi diantaranya adalah:

17
a. Organisasi adalah bentuk perserikatan manusia untuk mencapai
tujuan bersama (James D.Money)
b. Organisasi adalah suatu kelompok orang-orang yang sedang bekerja
ke arah tujuan bersama di bawah kepemimpinan (Ralp Cuuir Davis)
c. Organisasi merupakan suatu susunan skematis di mana tergambar
sistem dari pada aktifitas kerjasama ( Chester I Bernard)
d. Organisasi adalah perpaduan secara sistematis dari pada bagian-
bagian yang saling ketergantungan atau berkaitan untuk membentuk
suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi, dan
pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Dimock)
e. Organisasi adalah sekelompok orang yang bersatu pada bekerja
untuk suatu tujuan bersama di bawah kepemimpinan bersama dan
dengan alat-alat yang tepat( John Price Jones).
Berdasarkan beberapa pengertian organisasi di atas maka ada satu
kesamaan yang dapat diambil kesimpulan bahwa :
a. Organisasi dalam arti bagan yaitu sekelompok orang yang
bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
b. Organisasi dalam arti struktur adalah gambaran secara skematis
tentang hubungan-hubungan kerja sama dari orang-orang yang
terdapat dalam rangka usaha mencapai tujuan
c. Ada tiga ciri-ciri atau unsur dasar organisasi yaitu meliputi : adanya
sekelompok orang, antara hubungan atau kerjasama, adanya tujuan
yang akan dicapai (Masruroh, 2015).
Robbins (1990) menyebutkan bahwa organisasi adalah kesatuan
(entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan
yang relatif dapat didefiniskan, yang bekerja atas dasar aturan formal,
relative, dan terus menerus mencapai suatu tujuan bersama atau tujuan
kelompok (Robbins, 1990).
Koontz dan O’Donnel (1977) menjelaskan bahwa fungsi
pengorganisasian manajer meliputi penentuan penggolongan kegiatan-

18
kegiatan yang diperlukan untuk tujuantujuan perusahaan, pengelompokan
kegiatan-kegiatan tersebut kedalam suatu bagian yang dipimpin oleh
seorang manajer, serta melimpahkan wewenang untuk melaksanakannya
(Koontz, 1977).
Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokkan
orang-orang, alat-alat, tugas, tanggung jawab atau wewenang sedemikian
rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai
satu kesatuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berdasarkan
batasan tersebut diatas, pengorganisasian merupakan alat untuk
memadukan (sinkronisasi) semua kegiatan yang beraspek personil,
finansial, material, dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Melalui fungsi pengorganisasian dapat diketahui (Rimawati E,
2015):
a. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.
b. Hubungan organisatoris antar orang di dalam organisasi tersebut
melalui kegiatan yang dilakukannya.
c. Pendelegasian wewenang.
d. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik.

2. Organizing ( pengorganisasian)
Pengertian organizing (pengorganisasian) disebutkan oleh
beberapa pakar adalah :
a. Organizing adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan
perilaku yang efektif antara masing-masing orang sehingga mereka
dapat bekerjasama secara efisien dan memperoleh kepuasan diri
dalam melaksanakan tugas-tugas terpilih di dalam kondisi
lingkungan yang ada untuk mencapai tujuan dari sasaran(G.R.
Terry).
b. Organizing adalah rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka
yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan bekerjasama dengan

19
jalan membagi dan mengelompokkan pekerjaan yang harus
dilakukan serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja
diantara satuan organisasi atau para pejabatnya (Ensiklopedia
administrasi).
Dengan melihat definisi organizing yang dikemukakan oleh
kedua pakar di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan
mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan
wewenang, dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan dalam rangka
mencapai tujuan organisasi. (Masruroh, 2015).

3. Tujuan Organisasi
Tujuan organisasi secara umum dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Merupakan arah akhir di mana semua kegiatan organisasi diarahkan.
b. Sebagai bentuk kegiatan yang diperlukan sebelum menetapkan
haluan, prosedur, metode, strategi peraturan.
c. Merupakan kebutuhan manusia baik jasmani maupun rohani yang
diusahakan untuk dicapai dengan kerja sama sekelompok orang
(Syafruddin, 2009).

4. Manfaat organisasi
Beberapa manfaat organisasi yaitu (Alam S, 2007):
a. Organisasi sebagai penuntun pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan
akan lebih efektif dengan adanya organisasi yang baik.
b. Organisasi dapat mengubah kehidupan masyarakat. Contoh dari
manfaat ini ialah, jika organisasi bergerak di bidang kesehatan dapat
membentuk masyarakat menjadi dan memiliki pola hidup sehat.
Organisasi Kepramukaan, akan menciptakan generasi mudah yang
tangguh dan ksatria.

20
c. Organisasi menawarkan karier. Karier berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan. Jika kita menginginkan karier untuk
kemajuan hidup, berorganisasi dapat menjadi solusi.
d. Organisasi sebagai cagar ilmu pengetahuan. Organisasi selalu
berkembang seiring dengn munculnya fenomenafenomena organisasi
tertentu. Peran penelitian dan pengembangan sangat dibutuhkan
sebagai dokumentasi yang nanti akan mengukir sejarah ilmu
pengetahuan.
Sedangkan, pengorganisasian bermanfaat untuk hal-hal berikut
(Alam S, 2007):
a. Memungkinkan pembagian tugas sesuai dengan keadaan perusahaan.
b. Mengakibatkan adanya spesialisasi dalam melaksanakan tugas.
c. Anggota organisasi mengetahui tugas-tugas yang akan dikerjakan
dalam rangka mencapai tujuan.

5. Langkah – langkah pengorganisasian


Secara garis besar, langkah-langkah pengorganisasian dimulai dari
merencanakan, melaksanakan, dan memantau kerja organisasi. Secara
garis besar adalah sebagai berikut (Umar H, 2003):
a. Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan organisasi agar
sesuai dengan misi dan visinya.
b. Membagi beban kerja ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis
dan memadai dapat dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang.
c. Mengkombinasikan pekerjaan anggota organisasi dengan cara yang
logis dan efisien.
d. Menetapkan mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan
anggota organisasi dalam satu kesatuan yang harmonis.
e. Memantau efektivitas organisasi dna mengambil langkahlangkah
penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.

21
6. Wewenang dalam organisasi
Wewenang adalah kekuasaan resmi yang dimiliki seseorang untuk
bertindak dan memerintah orang lain. Tanpa ada wewenang terhadap
suatu pekerjaan, jangan mengerjakan pekerjaan tersebut karena tidak
mempunyai dasar hukum untuk melakukan nya (Hasibuan, 2000).
Wewenang (authority) hanya dapat dimiliki oleh unsur manusia.
Hal ini disebabkan oleh manusia harus selalu berperan aktif dalam setiap
kegiatan. Tanpa peran serta tenaga kerja manusia, alat-alat handal dan
canggih yang dimiliki lembaga tidak ada gunanya.
Manusia merupakan unsur terpenting dalam manajemen, karena
tujuan manajemen dan proses manajemen ditetapkan oleh manusia.
Setiap kegiatan untuk mencapai tujuan itu harus dengan bantuan tenaga
kerja manusia dan tujuan itu pun untuk memenuhi kepuasan/kebutuhan
manusia (Malik H, 2013).
Dalam suatu organisasi, unit-unit pegawai digabungkan bersama
melalui suatu wewenang yang menetapkan hubungan antara unit-unit
tersebut. Hubungan seperti itu perlu ditetapkan karena hanya apabila
hubungan tersebut dipahami benar - benar oleh tiap-tiap unit maka
mereka dapat berfungsi sebagai komponen pelaksana. Pada umumnya
wewenang dapat diartikan sebagai hak seorang pimpinan untuk
mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas serta tanggung jawab
dapat dilaksanakan dengan baik (Malik H, 2013).
Daft (2002) mengemukakan bahwa wewenang adalah hak formal
dan legitimasi dari seseorang manajer untuk membuat keputusan,
mengeluarkan perintah, dan mengalokasikan sumber daya untuk
mencapai hasil yang diinginkan oleh organisasi (Daft, 2002). Wewenang
adalah kekuasaan untuk mengambil keputusan yang membimbing
tindakan-tindakan individu-individu lainnya.
Namun menurut Herujito (2001) menyatakan setiap pejabat dalam
organisasi harus melaksanakan tugas dan kewajibannya berdasarkan atas
wewenang yang melekat pada jabatannya mempunyai arti setelah

22
kepadanya diberi wewenang organisasi, wewenang organisasi merupakan
hak untuk bertindak atau hak untuk memberi perintah dan juga untuk
menimbulkan tindakan-tindakan dari orang lain (Herujito, 2001). Jadi,
dapat dijelaskan bahwa wewenang (authority) merupakan dasar untuk
bertindak, berbuat, dan melakukan kegiatan/aktivitas dalam suatu
lembaga. Tanpa wewenang orang-orang dalam lembaga tidak dapat
berbuat apa-apa. Dalam authority selalu terdapat power and right, tetapi
dalam power belum tentu terdapat wewenang yang baik (Hasibuan,
2000).
Adapun jenis-jenis authority adalah sebagai berikut (Hasibuan,
2000):
a. Line authority / relationship. Wewenang lini terjadi bila terdapat
hubungan wewenang langsung antara atasan bawahan, yang berarti
tiap manajer melaksanakan wewenang yang utuh kepada seluruh
bawahan nya.
b. Staff authority/relationship. Biasanya staf mempunyai hak untuk
memberikan saran usulan dan pendapat pada para manajer lini,
dimana manajer lini adalah orang orang yang bertanggung jawab
atas keberhasilan atau kegagalan organisasi. Dengan adanya
wewenang staf ini, terdapat keuntungan maupaun kelemahan yang
ditimbulkan terhadap organisasi.
Adapun keuntungannya sebagai berikut (Hasibuan, 2000):
a) Bisa mendapatkan saran-saran dari para ahli dalam berbagai area
dalam organisasi.
b) Para ahli dalam fungsi staf mempunyai cukup waktu untuk
berpikir, mengumpulkan data dan menganalisa nya dimana
manajer lininya tidak dapat melakukannya.
c) Dapat membantu manajer lini agar bias bekerja efektif.
Sedangkan kelemahannya adalah (Hasibuan, 2000):
a) Mengabaikan wewenang lini dari manajer departemen.
b) Kurangnya tanggung jawab staf.

23
c) Kemungkinan adanya perbedaan pola pikir staf dengan realitanya,
karena mereka tidak benar-benar menerapkan apa yang mereka
sarankan.
d) Dilanggar nya prinsip kesatuan perintah (unity of command).
e) Terlalu banyak aktivitas staf dapat menyulitkan control dari
manajer lini.
c. Functional authority.
Hak yang didelegasikan kepada seorang individu atau
departemen untukmengontrol aktivitas yang spesifik yang dilakukan
oleh karyawan dimana pun aktivitas itu berada dalam organisasi
(dalam departemen lain).
d. Personality authority (wewenang kewibawaan).
Wewenang kewibawaan seseorang adalah karena kecakapan,
perilaku, ketangkasan, dan kemampuan, sehingga ia disegani.
Sementara itu Hasibuan (2006) mengklasifikasi sumbersumber
wewenang (authority) sebagai berikut (Hasibuan, 2006):
a) Teori wewenang formal (Formal authority theory). Menurut
teori ini, authority yang dimiliki seseorang bersumber dari
barang-barang yang dimilikinya, sebagaimana yang diatur oleh
undang-undang, hukum, dan hukum adat dari lembaga tersebut.
b) Teori penerimaan wewenang (Acceptance authority theory).
Menurut teori ini, authority seseorang bersumber dari
penerimaan, kepatuhan, dan pengakuan para bawahan - 64 -
terhadap perintah, dan kebijakan-kebijakan atas kuasa yang
dipegangnya.
c) Wewenang diperoleh seseorang karena situasi (Authority ot the
situation). Menurut teori ini, authority seseorang bersumber dari
situasi, misalnya keadaan darurat atau kejadian-kejadian luar
biasa.
d) Wewenang karena posisi (jabatan) dalam organisasi (Position
authority). Menurut teori ini, wewenang yang diperoleh

24
seseorang bersumber dari posisi (kedudukan) superior yang
dijabatnya didalam organisasi yang bersangkutan.
e) Wewenang teknis (Tecnical authority). Menurut teori ini,
wewenang seseorang (operator) bersumber atau berasal dari
computer yang dipakai nya untuk memproses data.
f) Wewenang hukum (Yuridis authority). Menurut teori ini,
wewenang seseorang bersumber dari hukum atau undang-
undang yang berlaku.

7. Unsur-unsur Pengorganisasian
Dilihat dari beberapa batasan pengorganisasian di atas dapat dilihat
beberapa unsur pokok yang perlu dipahami. Unsur-unsur pokok yang
dimaksud jika disederhanakan dapat dibedakan atas 3 macam yaitu :
a. Hal yang diorganisasikan ada dua macam:
1) Kegiatan
Pengorganisasian kegiatan ialah pengaturan berbagai
kegiatan yang ada dalam rencana sehingga terbentuk satu
kesatuan yang terpadu, yang secara keseluruhan diarahkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2) Tenaga pelaksana.
Pengorganisasian tenaga pelaksana mencakup pengaturan
struktur organisasi, susunan personalia serta hak dan wewenang
dari setiap tenaga pelaksana, sedemikian rupa sehingga setiap
kegiatan ada tanggung jawabnya.
b. Proses pengorganisasian.
Proses yang dimaksud disini adalah yang menyangkut
pelaksanaan langkah-langkah yang harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga semua kegiatan yang akan dilaksanakan serta tenaga
pelaksana yang dibutuhkan, mendapatkan penagturan yang sebaik-
baiknya, serta setiap kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut
memiliki penanggung jawab pelaksanaanya.

25
c. Hasil pengorganisasian
Adalah terbentuk suatu wadah, yang pada dasarnya merupakan
perpaduan antara kegiatan yang akan dilaksanakan serta tenaga
pelaksana yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegitan tersebut
(Simatupang, 2008).

8. Prinsip pokok Organisasi


Untuk dapat melakukan pekerjaan pengorganisasian dengan baik
perlu pula dipahami berbagai prinsip pokok yang terdapat dalam
organisasi. Prinsip pokok yang dimaksud banyak macamnya. Beberapa
diantaranya yang terpenting ialah:
a. Mempunyai pendukung.
Pendukung yang dimaksud adalah setiap orang yang
bersepakat untuk membentuk organisasi. Tentu mudah dipahami
bahwa untuk satu organisasi yang bersifat badan usaha, pendukung
yang dimaksud di sisni termasuk juga karyawan yang bekerja di
perusahaan tersebut.
b. Mempunyai tujuan.
Setiap organisasi harus mempunyai tujuan, baik yang bersifat
umum dan ataupun yang bersifat khusus. Pada dasarnya tujuan yang
dimaksud ini adalah sesuatu yang mengikat para pendukung yakni
orang-orang yang bersekutu dalam organisasi. Secara umum
disebutkan makin sesuai tujuan organisasi dengan tujuan para
pendukung, maka makin kokoh lah ikatan persekutuan antara para
pendukung. Agar organisasi dapat berfungsi sebagaimana yang
diharapkan maka tujuan organisasi ini haruslah dipahami oleh semua
pihak yang berada dalam organisasi.
c. Mempunyai kegiatan.
Agar tujuan organisasi dapat dicapai, diperlukan adanya
berbagai kegiatan.Suatu organisasi yang baik adalah apabila
organisasi tersebut memiliki kegiatan yang jelas dan terarah. Secara

26
umum disebutkan, makin aktif suatu organisasi melaksanakan
kegiatannya, maka baik pula lah organisasi tersebut. Sama halnya
dengan tujuan, maka kegiatan ini haruslah dipahami oleh semua
pihak yang berada dalam organisasi.
d. Mempunyai pembagian tugas.
Yang dimaksud dengan kegiatan organisasi pada dasarnya
adalah kegiatan yang dilakukan oleh para pendukung
organisasi.Agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik, perlu
diatur pembagian tugas antara para pendukung. Secara umum
disebut organisasi dinilai suatu organisasi yang baik, apabila setiap
tugas yang ada dalam organisasi tersebut dapat dibagi habis antar
para pendukung untuk selanjutnya setiap pendukung tersebut
mengetahui serta dapat melaksanakannya setiap tugas dan tanggung
jawab masing-masing. Prinsip pembagian tugas ini dalam organisasi
dikenal dengan nama prinsip bagi habis tugas.
e. Mempunyai perangkat organisasi.
Agar tugas-tugas yang dipercayakan kepada pendukung dapat
terlaksana, diperlukan adanya perangkat organisasi yang popular
disebut dengan satuan organisasi. Satuan organisasi banyak
macamnya, yang jika ditinjau menurut tugas, tanggung jawab serta
wewenang yang dimiliki dapat dibedakan atas beberapa macam.
Mulai dari yang bersifat pengarah dan penentu kebijakan sampai
dengan yang bersifat pelaksana kegiatan. Tentu mudah dipahami
setiap organisasi ini harus dimiliki fungsi dan wewenangnya yang
jelas. Prinsip memiliki fungsi yang seperti ini dalam organisasi
dikenal dengan nama prinsip fungsional.
f. Mempunyai pembagian dan pendelegasian wewenang.
Karena peranan yang dimiliki oleh setiap satuan organisasi
tidak sama, perlu diatur pembagian dan pendelegasian wewenang
untuk setiap satuan organisasi. Secara umum disebutkan, wewenang
suatu organisasi pimpinan semestinya hanya bersifat memutuskan

27
hal-hal yang bersifat penting saja. Sedangkan wewenang
pengambilan keputusan yang bersifat rutin harus didelegasikan
kepada suatu organisasi yang lebih bawah. Prinsip pendelegasian
wewenang yang seperti ini dikenal dengan nama prinsip
pengecualian.
g. Mempunyai kesinambungan kegiatan, kesatuan perintah dan arah.
Agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai, kegiatan yang
dilaksanakan oleh suatu organisasi bersifat kontinu, fleksibel serta
sederhana. Selanjutnya untuk menjamin kegiatan yang dilaksanakan
oleh setiap perangkat organisasi sesuai dengan yang telah ditetapkan
yakni dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan, perlu ada
prinsip kesatuan perintah serta kesatuan arah yang semuanya harus
dapat membentuk suatu hubungan mata rantai yang tak terputus.
Sebab, apabila tidak demikian halnya, akan menyebabkan tujuan
organisasi akan sulit dicapai (Syafruddin, 2009).

9. Langkah-langkah Pengorganisasian
Ada enam langkah dalam menyusun fungsi pengorganisasian
a. Tujuan organisasi harus dipahami. Tujuan organisasi sudah disusun
pada saat fungsi perencanaan.
b. Membagi habis pekerjaaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok
untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini, pimpinan yang mengemban
tugas pokok organisasi sesuai dengan visi dan misi organisasi Untuk
itu membagi tugas pokok pada staf yang ada. Dari sini akan muncul
gagasan pengembangan bidang-bidang, seksi-seksi dan sebagainya
sesuai dengan kegiatan pokok.
c. Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam suatu kegiatan yang
prkatis. Pembagian tugas pokok ke dalam elemen kegiatan harus
mencerminkan apa yang harus dikerjakan oleh staf.
d. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan dan menyediakan
fasilitas pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugas nya.

28
Pengaturan ruangan dan dukungan alat-lat kerja adalah salah satu
contohnya.
e. Penugasan personel yang cakap yang memilih dan menempatkan staf
yang dianggap mampu melaksanakan tugas. Bagian ini penting
dipahami oleh manajer personalia pada saat mengangkat atau
memilih staf pejabat atau yang akan melaksanakan tugas-tugas
tertentu organisasi.
f. Mendelegasikan wewenang, tugas-tugas staf dan mekanisme
pelimpahan wewenang dapat diketahui melalui struktur organisasi
yang dianut. Untuk organisasi seperti puskesmas yang mempunyai
jumlah tenaga yang terbatas tetapi ruang lingkup kerja dan
kegiatannya cukup luas, prinsip kerja sama yang sifatnya integratif
perlu diterapkan. Contohnya: kegiatan imunisasi. Staf puskesmas
yang diberikan kewenangan mengoordinasi kegiatan imunisasi
hanya satu, tetapi sasaran kelompok penduduk dan wilayah kerjanya
cukup luas. Untuk melaksanakan kegiatan ini, staf lain diberikan
tugas dan wewenang membantu melaksanakan kegiatan imunisasi
tersebut sehingga semua penduduk sasaran dapat diberikan
pelayanan imunisasi secara efisien dan efektif. (Syafruddin, 2009).

29
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencananaan pelayanan kesehatan adalah suatu proses
mempersiapkan secara sistimatis kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Perencanaan dalan manajemen pelayanan
kebidanan merupakan bagian dari administrasi kesehatan,yang mana terdiri
atas beberapa unsur pokok yaitu: input, proses,output, effect, dan outcome.
Untuk membuat perencanaan kita harus mengetahui Why: Mengapa
kegiatan itu harus dikerjakan, dengan penjelasan yang jelas. What: Apa
tujuan yang ingin dicapai , How : Bagaimana cara mengerjakannya, Who :
siapa yang akan mengerjakan, dan sasarannya harus jelas, What kind of
support : Sumber daya pendukung, Where: di mana kegiatan akan dilakukan
tertera jelas, When: Kejelasan waktu untuk melaksanakan dan menyelesaikan
kegiatan. Jika perlu ditambah dengan which : Siapa yang terkait dengan
kegiatan tersebut ( lintas sektor walaupun lintas program yang terkait ).
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan
dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan
wewenang, dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan dalam rangka
mencapai tujuan organisasi.
Institusi pelayanan kesehatan adalah suatu organisasi yang
mempunyai tujuan menghasilkan suatu jenis produk yang berbentuk layanan
kesehatan. Produk layanan ini ditujukan kepada pelanggan yang mempunyai
karakteristik sangat majemuk. Untuk itu institusi pelayanan kesehatan
memerlukan suatu manajemen yang cukup kompleks agar produk jasa
layanan kesehatan yang dihasilkan sesuai dengan harapan pelanggan,
memuaskan pelanggan dan pada akhirnya juga mencapai semua yang menjadi
tujaun awal dari pendirian institusi tersebut.
Perencanaan dan pengorganisasian adalah 2 (dua) langkah penting
dalam manajemen, termasuk dalam manajemen pelayanan kesehatan. Pihak

30
manajemen pelayanan kesehatan harus merencanakan berbagai input
(masukan) untuk proses pemberian layanan yang baik. Semua input yang ada
merupakan sumberdaya utama pelaksanaan proses yang terdiri
dari Hardware (perangkat keras) dan Software(perangkat lunak). Perangkat
keras yang dimaksud adalah semua material yang dipakai selama proses
pemberian layanan baik alat, bangunan atau juga bahan habis pakai.
Perangkat lunak dalam suatu institusi pelayanan kesehatan adalah beberapa
kesepakatan, aturan, prosedur pelayanan standar (SOP = standard operating
procedure) dan lain sebagainya yang menjadi acuan pelaksanaan proses
layanan.
Setelah semua sumberdaya direncanakan, institusi pelayanan
kesehatan harus mulai memenuhi semua kebutuhan tersebut dan mengatur
penempatan dan penggunaannya dengan baik. Inilah yang dimaksud dengan
pengorganisasian dalam institusi pelayanan kesehatan. Termasuk di dalamnya
adalah pengaturan personel pelaksana dan penanggung jawab pada setiap
bagian / unit.

B. Saran
Harapannya, setelah mengetahui defenisi perencanaan, tujuan dan
manfaat perencanaan, ruang lingkup perencanaan, serta bagaimana proses
perencanaan itu sendiri, dan pengorganisasian dapat memberikan pemahaman
kepada pembaca tentang bagaimana menjadi seorang pemimpin yang
tentunya selalu melakukan fungsi perencanaan dan pengorganisasia dalam
berbagai aktivitas atau kegiatan dalam proses kepemimpinannya, baik
pemimpin di dalam organisasi, perusahaan, maupun lembaga pendidikan.
Selanjutnya, untuk mahasiswa administrasi pendidikan sebagai calon
administrator yang diharapkan dapat menerapkannya di dunia kerja.

31
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, dkk. Buku ajar dasar - dasar manajemen kesehatan. Banjar masin. Pustaka
banua.
http://kesehatanbers.blogspot.com/2016/12/v-behaviorurldefaultvmlo.html
https://angelinaps88.blogspot.com/2018/03/perencanaan-dan-
pengorganisasian.html
http://kamikazeners.blogspot.com/2009/06/perencanaan-dan
pengorganisasian.html
http://eprints.ulm.ac.id/1149/1/Buku_Ajar_DD_Mankes_fix.pdf

32

Anda mungkin juga menyukai