Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH EPIDEMIOLOGI KESEHATAN REPRODUKSI

Konsep Kesehatan Reproduksi dan Epidemiologi Kesehatan


Reproduksi
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Epidemiologi Kesehatan
Reproduksi
Dosen Pembimbing :
dr. FAUZIAH ELYTHA,MSc

Oleh :
USI RAHMADHANI PUTRI

1311211001

GITA ANDRIANA

1311211093

AMELIA SARI

1311211063

FIRSTKA JULIANI PUTRI

13112110

VINNA ZULHELMI

1311211060

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2016

KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kami kesehatan,
kesempatan, dan kemauan hingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Sholawat dan salam tak lupa kami ucapkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.
Yang telah membawa kita kembali ke jalan Allah SWT ,hingga kita dapat menikmati
indahnya Islam.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen mata kuliah
Epidemiologi Kesehatan Reproduksi

ibuk dr. FAUZIAH ELYTHA,MSc. serta

semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari bahwa kami adalah manusia yang
mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Sebab tidak ada hal yang dapat
diselesaikan dengan sempurna, begitu juga makalah ini. Kami melakukannya
semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, kami juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini dan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Padang, Januari
2016

Tim Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB 1 : PENDAHULUAN..........................................................................................3
1.1 Latar Belakang....................................................................................................3
1.2 Perumusan Masalah............................................................................................4
1.3 Tujuan.................................................................................................................4
BAB 2 : PEMBAHASAN............................................................................................5
2.1 Konsep Epidemiologi Kesehatan Reproduksi....................................................5
2.1.1 Pengertian Epidemiologi.............................................................................5
2.1.2 Epidemiologi Kesehatan Reproduksi..........................................................6
2.2 Sejarah dan Perkembangan Epidemiologi Kesehatan Reproduksi.....................7
2.3 Penggunaan Metode Epidemiologi dalam Kesehatan Reproduksi.....................8
2.4 Ruang Lingkup Penelitian Kesehatan Reproduksi...........................................11
BAB 3 : PENUTUP....................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................14
3.2 Saran.................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN

Latar Belakang
Ilmu kedokteran pada saat ini, khususnya ilmu kesehatan begitu cepat bekembang mulai
dari peralatan ataupun teori sehingga mendorong para pengguna serta spesialis tidak mau
ketinggalan untuk bisa memiliki dan memahami wawasan serta ilmu pengetahuan tersebut.
Terkait ilmu kesehatan dalam hal ini, yaitu kesehatan reproduksi banyak sekali teori-teori
serta keilmuan yang harus dimiliki oleh para pakar atau spesialis kesehatan reproduksi. Wilayah
keilmuan tersebut sangat penting dimiliki demi mengemban tugas untuk bisa menolong para
pasien yang mana demi kesehatan, kesejahteraan dan kelancaran pasien dalam menjalanakan
kodratnya sebagai perempuan maupun laki-laki.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan social secara
lengkap dan bukan hanya adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berhubungan
dengan system reproduksi dan fungsi-fungsi serta prosesnya. Menurut Departemen Kesehatan RI
yaitu suatu keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kedudukan sosial yang
berkaitan dengan alat, fungsi serta proses reproduksi dan pemikiran kesehatan reproduksi bukan
hanya kondisi yang bebas dari penyakit, melainkan juga baigaimana seseorang dapat memiliki
seksual yang aman dan memuaskan sebelum dan sesudah menikah.
Pengetahuan kesehatan reproduksi bukan saja penting dimiliki oleh para bidan atau
spesialais tetapi sangat begitu penting pula dimiliki khususnya oleh para istri-istri atau
perempuan sebagai ibu atau bakal ibu dari anak-anaknya demi kesehatan, dan kesejahteraan
meraka.
Dengan banyak nya permasalahan kesehatan reproduksi pada saat ini, kami bermaksud
ingin memberikan beberapa pengertian yang mudah-mudahan makalah ini bermanfaat untuk
khalayak pembaca. Oleh karena itu penulis mengambil judul pada makalah ini, yaitu Konsep
Kesehatan Reproduksi Dan Epidemiologi Kesehatan Reproduksi.

Perumusan Masalah
1. Bagaimana konsep kesehatan reproduksi?
2. Bagaimana indikator kesehatan reproduksi?

4
3. Bagaimana angka morbiditas dan mortalitas yang sesuai dengan masalah kesehatan
reproduksi?
Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar kesehatan reproduksi
2. Untuk mengetahui indikator kesehatan reproduksi
3. Untuk mengetahui angka morbiditas dan mortalitas dalam masalah kesehatan reproduksi

BAB 2 : PEMBAHASAN

Konsep Kesehatan Reproduksi

2.1.1 Definisi Kesehatan Reproduksi


Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan
sosial dan bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.

5
Kesehatan Reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang
utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan
dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.
Kesehatan Reproduksi menurut hasil ICPD 1994 di Kairo adalah keadaan sempurna fisik,
mental dan kesejahteraan sosial dan tidak semata-mata ketiadaan penyakit atau kelemahan,dalam
segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan fungsi serta proses.
Depkes RI (2000) Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sehat secara menyeluruh
mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial yang berkaitan dengan alat, fungsi serta proses
reproduksi yang pemikiran kesehatan reproduksi bukannya kondisi yang bebas dari penyaki
tmelainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan
sebelum dan sesudah menikah.

2.1.2 Ruang Lingkup Kesehatan Reproduksi dalam Siklus Kehidupan


Ruang lingkup kesehatan reproduksi adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti
memperhatikan kekhususan kebutuhan penanganan sistem reproduksi pada setiap fase
kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah
kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tak ditangani
dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya.
Ruang lingkup kespro meliputi:
a. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
b. Keluarga Berencana
c. Pencegahan dan penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi (ISR), termasuk
PMS HIV AIDS
d. Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi
e. Kesehatan Reproduksi RemaJa.
f. Pencegahan dan penanggulangan Infertilitas
g. Kanker pada usia laNJut dan osteoporosis

6
h. Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain misalnya kanker serViks, mutilasi
genetalia, fistuladll.

2.1.3 Hak-Hak Reproduksi


Hak reproduksi perorangan adalah hak yang dimiliki oleh setiap orang, baik laki-laki
maupun perempuan (tanpa memandang perbedaan kelas sosial, suku, umur, agama, dll) untuk
memutuskan secara bebas dan bertanggung

jawab (kepada diri, keluarga dan masyarakat)

mengenai jumlah anak, jarak antar anak, serta penentuan waktu kelahiran anak dan akan
melahirkan. Hak reproduksi ini didasarkan pada pengakuan akan hak-hak asasi manusia yang
diakui di dunia internasional (Depkes RI, 2001).
Menurut Depkes RI, (2002) hak kesehatan reproduksi dapat dijabarkan secara praktis, antara
lain:
a. Setiap orang berhak memperoleh standar pelayanan kesehatan reproduksi yang terbaik.
ini berarti penyedia pelayanan harus memberikan pelayanan kesehatan reproduksi yang
berkualitas dengan memperhatikan kebutuhan klien, sehingga menjamin keselamatan dan
keamanan klien.
b. Setiap orang, perempuan dan laki-laki (sebagai pasangan atau sebagai individu) berhak
memperoleh informasi selengkap-lengkapnya tentang seksualitas, reproduksi dan manfaat
serta efek samping obat-obatan, alat dan tindakan medis yang digunakan untuk pelayanan
dan atau mengatasi masalah kesehatan reproduksi.
c. Setiap orang memiliki hak untuk memperoleh pelayanan KB yang aman, efektif,
terjangkau, dapat diterima, sesuai dengan pilihan, tanpa paksaan dan tak melawan
hukum.
d. Setiap perempuan berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutuhkannya, yang
memungkinkannya sehat dan selamat dalam menjalani kehamilan dan persalinan, serta
memperoleh bayi yang sehat.
e. Setiap anggota pasangan suami-isteri berhak memiliki hubungan yang didasari
penghargaan.

7
f. Terhadap pasangan masing-masing dan dilakukan dalam situasi dan kondisi yang
diinginkan bersama tanpa unsur pemaksaan, ancaman, dan kekerasan.
g. Setiap remaja, lelaki maupun perempuan, berhak memperoleh informasi yang tepat dan
benar tentang reproduksi, sehingga dapat berperilaku sehat dalam menjalani kehidupan
seksual yang bertanggung jawab.
h. Setiap laki-laki dan perempuan berhak mendapat informasi dengan mudah, lengkap, dan
akurat mengenai penyakit menular seksual, termasuk HIV AIDS.
Menurut ICPD (1994) hak-hak reproduksi antara lain:
a. Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi.
b. Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi.
c. Hak kebebasan berpikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi.
d. Hak untuk dilindungi dari kematian karena kehamilan
e. Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kelahiran anak
f. Hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengan kehidupan reproduksinya
g. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan dari
perkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan pelecehan seksual
h. Hak mendapatkan manfaat kemajuan, ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kesehatan
reproduksi
i. Hak atas kerahasiaan pribadi berkaitan dengan pilihan atas pelayanan dan kehidupan
reproduksinya.
j. Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga.
k. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga dan
kehidupan reproduksi.

8
l. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan dengan
kesehatan reproduksi. Hak Reproduksi maupun akses untuk mendapatkan pelayanan
Kesehatan Reproduksi adalah penting, sehingga perempuan dapat:
1. Mempunyai pengalaman dalam kehidupan seksual yang sehat, terbebas dari penyakit,
kekerasan, ketidakmampuan, ketakutan, kesakitan, atau kematian yang berhubungan
dengan reproduksi dan seksualitas.
2. Mengatur kehamilannya secara aman dan efektif sesuai dengan keinginannya,
menghentikan kehamilan yang tidak diinginkan, dan menjaga kehamilan sampai
waktu persalinan.
3. Mendorong dan membesarkan anak-anak yang sehat seperti juga ketika mereka
menginginkan kesehatan bagi dirinya sendiri.
Indikator kesehatn reproduksi

2.2.1 Morbiditas
2.2.1.1 Pengertian Morbiditas
Dalam artian sempit morbiditas merupakan peristiwa sakit atau kesakitan. Arti luas
morbiditas memiliki arti yang lebih kompleks, tidak hanya terbatas pada statistik atau ukuran
tentang peristiwa tersebut, namun juga pada faktor yang mempengaruhinya (determinan
factor), seperti faktor sosial, ekonomi dan lain sebagainya
2.2.1.2 Ukuran Dasar Morbiditas
a. Insiden suatu penyakit didefinisikan sebagai jumlah kasus baru suatu penyakit selama
suatu kurun waktu tertentu. Angka insiden merupakan jumlah peristiwa per penduduk
beresiko. Penduduk beresiko merupakan jumlah lama waktu sehat dalam tahun yang
dijalani bersama-sama oleh semua anggota penduduk dari awal sampai akhir suatu
kurun waktu pengamatan. Dalam praktiknya, ukuran ini diperkirakan dengan jumlah
penduduk tengah periode, namun pada tidak mudah memperkirakan kapan tepatnya
suatu penyakit akan mulai timbul. Sehingga penentuan insiden suatu penyakit
umumnya didasarkan pada mulainya gejala timbul, waktu diagnosis penyakit, tanggal
pelaporan, dan tanggal dirawat

9
b. Prevalensi. Pravalensi titik suatu penyakit menyatakan jumlah penduduk yang sakit
pada titik waktu tertentu, tanpa memperhitungkan kapan kasus penyakit dimulai.
Angka Pravalensi Titik adalah rasio antara pravalensi dengan penduduk atau jumlah
orang beresiko pada suatu titik waktu tertentu.Angka pembilang adalah semua orang
yang pada saat itu sedang sakit, tanpa memandang kapan kasus tersebut
dimulai.Angka Penyebut adalah semua penduduk beresiko, baik yang sedang sakit
atau tidak. Angka Pravalensi Periode adalah jumlah penduduk yang sakit, baik sakit
lama maupun baru selama periode tertentu.Merupakan jumlah antara pravalensi titik
pada awal suatu periode waktu dan insiden selama periode tertentu

2.2.2 Mortalitas
2.2.2.1 Pengertian Mortalitas
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik)
pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan. Mortalitas khusus
mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per 1000 individu per tahun, hingga, rata-rata
mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun.
Mortalitas berbeda dengan morbiditas yang merujuk pada jumlah individual yang memiliki
penyakit selama periode waktu tertentu.
2.2.2.2 Ukuran Dasar Mortalitas
a.

Angka kematian kasar (crude death rate)


CDR merupakan jumlah kematian per 1000 penduduk pada tahun tertentu. Kelemahan
CDR yaitu tidak memperhitungakan pengaruh struktur umur penduduk.Struktur umur
penduduk yang berbeda akan menghasilkan kematian yang berbeda pula

b.

Angka kematian menurut umur (age specific death rate asdr)


ASDR merupakan jumlah kematian yang terjadi pada kelompok umur tertentu per 1000
penduduk kelompok umur tersebut pada tahun tertentu.

c.

Angka kematian bayi (infant mortality rate imR)


IMR merupakan jumlah kematian bayi usia di bawah 1 tahun (0-11 bulan) per 1000
kelahiran hidup pada tahun tertentu.

d.

Angka kematian balita (childhood mortality rate cmR)


CMR merupakan jumlah kematian bayi usia dibawah usia lima tahun per 1000 kelahiran
hidup dalam tahun tertentu.Balita atau bawah lima tahun adalah semua anak termasuk

10
bayi yang baru lahir, yang berusia 0 sampai menjelang tepat 5 tahun (4 tahun, 11 bulan,
29 hari). Pada umumnya ditulis dengan notasi 0-4 tahun. CMR merupakan refleksi
tinggi rendahnya angka kematian bayi dan angka kematian anak. CMR merupakan
probabilitas anak lahir hidup dalam tahun atau periode tertentu untuk meninggal
sebelum mencapai usia 5 tahun, dengan asumsi anak tersebut mengikuti angka kematian
menurut umur pada periode tersebut.
e.

Angka kematian ibu (Maternal mortality rate MmR)


MMR merupakan jumlah kematian wanita yang disebabkan oleh komplikasi kemahilan
dan kelahiran anak per 100.000 kelahiran hidup. Batas waktu : hari sejak terminasi
kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena
kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain

f.

Angka harapan hidup (Life expectancy)


Angka Harapan Hidup Saat Lahir adalah rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh
bayi yang baru lahir pada suatu tahun tertentu.Angka Harapan Hidup pada suatu umur x
adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah
berhasil mencapai umur x, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang
berlaku di lingkungan masyarakatnya

2.3 Angka mortalitas yang sesuai untuk masalah kesehatan reproduksi


Tipe Rate/Rasio Mortalitas
A. Mortalitas Bayi
Mortalitas Bayi adalah indikator utama status kesehatan penduduk dan ukuran
kunci status kesehatan suatu komunitas/populasi. Angka kematian bayi (Infant mortality
Rate, IMR) adalah suatu ukuran untuk jumlah kematian dalam periode satu tahun. Angka
kematian bayi juga mencerminkan status kesehatan ibu dan anak saat kehamilan dan
proses kelahiran serta bagaimana pemeliharaan nutrisi nya pada masa prenatal dan
pascanatal tersebut.
1. Angka Kematian Bayi
Mortalitas bayi mencakup semua kematian anak mulai dari saat lahir sampai 365
hari kehidupannya. Mortalitas bayi adalah kematian pada anak yang usianya kurang
dari satu tahun. Penyebutnya adalah jumlah kelahiran hidup untuk periode waktu
yang sama : satu tahun. Tujuan dari angka kematian bayi adalah agar pembilang
hanya mencakup kematian yang terjadi dalam populasi penyebut. Angka kematian

11
bayi dibawah satu tahun didasarkan pada populasi total (penyebut) dan berbeda
dengan angka kematian bayi yang didasarkan pada kelahiran hidup (penyebut).
Pembilangnya mencakup jumlah kematian anak dibawah usia satu tahun.
Rumus angka kematian bayi :
Jumla h kematian anak usia kurang dari 1 tah un
dalam satu tah un
Angka Kematian bayi
jumla h kela h iranh idup diwaktu yang sama

X 1000

Angka kematian bayi usia kurang dari 1 tahun


=

jumla h kematian anak usia<1 tah un dalam 1 tah un


Populasi Total

X 100.000

2. Angka Kematian Bayi Baru Lahir


Waktu paling berbahaya bagi bayi adalah waktu tepat sebelum dan sesudah lahir .
Neonatal Rate menggambarkan buruknya perawatan prenatal, berat badan lahir
rendah, infeksi, kurangnya sarana prasarana kesehatan, cedera, prematuritas, dan
defek/cacat lahir
Angka kematian bayi baru lahir ( neonatal mortality rate) adalah jumlah kematian
bayi dibawah usia 28 hari (pembilang) dalam periode waktu tertentu, biasanya satu
tahun. Hasil perhitungan biasanya dinyatakan dalam kematian per 1000 (atau 10000
atau 100000, seperti ketentuan)

Angka Kematian Bayi Baru Lahir =

Jumla h kematianbayi berusia


dibawa h28 h ari
jumla h kela hiran h idup
dita h un yang sama

X 1000

3. Angka Kematian Pascaneonatal


Angka Kematian Pascaneonatal diperlukan untuk menelusuri kematian di Negara
belum berkembang, terutama pada wilayah tempat bayi meninggal pada tahun
pertama kehidupannya, akibat malnutrisi, defisiensi malnutrisi, dan penyakit infeksi.
Angka kematian bayi baru lahir adalah kematian yang terjadi pada usia 0 sampai

12
dengan 28 hari per 1000 kelahiran dalam 1 tahun kalender. Angka kematian
pascaneonatal adalah kematian yang terjadi pada bayi usia 28 hari sampai 1 tahun per
1000 kelahiran hidup dalam dalam 1 tahun kalender.

Angka kematian pascaneonatal =

juml h kematianbayi usia


antara 28 h ari sampai 1 ta hun
jumla h kela h iranh idup ditah un yang sama

1000
4. Angka kematian perinatal
Periode paling besar risiko kematiannya bagi manusia adalah periode perinatal
dan periode setelah usia 60 tahun.
Angka kematian perinatal menghubungkan kematian janin ditingkat lanjut
kehidupannya, saat lahir, maupun saat kanak-kanak akhir dan dinyatakan dalam
jumlah kematian pada minggu ke-20 atau lebih gestasi ditambah dengan semua
kematian bayi baru lahir pada periode waktu tertentu.
Seperti yang dipakai negara maju/industry sebagai berikut:

Angka kematian perinatal periode 1 =

jumla h kematian janin28 minggu


atau lebi h
gestasi +kematian pasca la hir (7 Hari)
total kematian janin+ La hir hidup dalam
periode waktu yang sama

X 1000

Angka kematian perinatal periode 2 =

jumlahkematian janin 20 minggu


atau lebih
gestas i+kematianbayi baru lahir (7 Hari)
Total kelahiran ( lahir mati danlahir hidup )
dalam periode waktu yang sama

X 1000

WHO menggunakan teknik pengumpulan data statistic vital dan system pencatatan
yang tidak konsisten dan tidak terlalu formal untuk Negara-negara anggotanya.

13

Angka kematian perinatal WHO =

jumla h kematian janin 28 minggu ataulebi h


gestasi+ kematian pasca lah ir( 7 Hari )
Total kela hiran h idupdalam ta hun itu

X 1000
5. Angka kematian janin dan rasio kematian janin
Hal ini disebut juga dengan istilah kelahiran mati. Kematian janin adalah
kematian yang terjadi akibat keluar atau dikeluarkannya janin dari rahim, terlepas dari
durasi kehamilannya. Jika bayi tidak bernafas atau tidak menunjukkan tanda-tanda
kehidupan saat lahir bayi dinyatakan meninggal. Tanda-tanda kehidupan biasanya
ditentukan dari pernafasan , detak jantung, detak tali pusat, atau gerkan otot volunteer.
Angka kematian janin dihitung berdasarkan kematian setelah minggu ke-20 atau
dalam beberapa kasus setelah minggu ke-28 gestasi

Angka kematian janin


Adalah proporsi jumlah kematian janin yang dikaitkan dengan jumlah
kelahiran pada periode waktu tertentu, biasanya 1 tahun

Angka Kematian Janin =

jumla h kematian janin pada periode satu waktu(1 ta hun)


total kematian janin+lah ir h idup
pada periode waktu yang sama

1000

Rasio Kematian Janin (Fetal Death Ratio/FDR)


Merupakan rasio yang mengukur kematian janin yang dihubungkan dan

dibandingkan dengan jumlah kelahiran hidup.


Rumus :
Rasio

Kematian

Janin

jumla h kematian janin setela h 28 minggu ataulebi h gestasi


jumla h total kelah iran hidup pada periode waktu yang sama(1Ta hun)

14
Rasio

Kematian

Janin

jumla h kematian janin dalam periode waktu tertentu(1Ta hun)


jumla h total kelah iran hidup pada periode waktu yang sama(1Ta hun)

B. ABORTUS
Merupakan penghentian kehamilan dengan sengaja sebelum janin mampu untuk hidup
diluar kandungan. .

Angka Abortus

Angka Abortus =

jumla h aborsi yang dilakukan per tah un


jumla h total perempuan usia1544 tah un dita h un yang sama

1000
C. Angka Kematian Ibu
Mortalitas ibu merupakan salah satu indicator utama status kesehatan suatu populasi.
Angka mortalitas ibu terendah biasa ditemukan pada Negara yang memiliki homogenitas tinggi,
Negara industry dan Negara maju. Negara yang belum berkembang memiliki angka yang lebih
tinggi akibat tingginya angka kemiskinan dan kurangnya kegiatan kesehatan masyarakat.
Mortalitas ibu dikaitkan dengan komplikasi kehamilan dan proses kelahiran. Kematian
ibu mencerminkan seberapa baik penanganan manajemen medis pada proses kelahiran. Ada
beberapa hal yang berperan dalam menurunkan angka kematian ibu, yaitu : Tindakan sanitasi,
kesehatan masyarakat pengobatan medis lanjut, perawatan, prosedur obstetric, perawatan
prenatal, kesinambungan dalam memusnahkan penyakit, konseling gizi, tindakan pencegahan
merokok dan penyalahgunaan alkohol. Sementara itu, ada juga beberapa faktor yang berperan
dalam mortalitas ibu, seperti : tingkat pendidikan, tingkat kemiskinan dan status social ekonomi
Mortalitas ibu menurut WHO adalah kematian perempuan yang mengandung atau meninggal
dalam 42 hari setelah akhir kehamilannya, terlepas dari lamanya kehamilan atau letak
kehamilannya. Kematian yang tiba-tiba atau peristiwa apapun yang tidak berkaitan dengan
penyebab disaat kehamilan, kelahiran, atau nifas, tidak dimasukkan dalam kasus mortalitas ibu..

15
karena jumlah total ibu hamil tidak diketahui, rumus angka kematian ibu menggunakan kelahiran
hidup.

Angka Kematian Ibu =

jumla h kematian akibat penyabab saat nifas


dlamta h un dan populasi tertentu
jumla htotal kela h iranh idup
pada periode ( 1 Ta h un ) dan populasi yang sama

BAB 3 : PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

X 100000

16

DAFTAR PUSTAKA
Timmerck,Thomas C . 2005. Epidemiologi Suatu Pengantar Edisi 2.Jakarta:EGC
Azwar, Azrul. 1999. Pengantar Epidemiologi. Jakarta : Binarupa Aksara.
http://amanimidwife.blogspot.co.id/2014/03/indikator-status-kesehatan-reproduksi.html di akses
pada tanggal 27 januari 2016
http://idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/kesehatan-reproduksi-remaja-dalam-aspek-sosial
di akses pada tanggal 27 januari 2016

17
http://lien-fea.blogspot.co.id/2013/06/makalah-kesehatan-reproduksi.html diakses pada tanggal
29 Januari 2016
http://bidansitifatonah.blogspot.co.id/2013/05/konsep-dasar-kesehatan-reproduksi.html di akses
pada tanggal 29 Januari 2016

Anda mungkin juga menyukai