Anda di halaman 1dari 15

KEPERAWATAN KELUARGA

”Konsep Implementasi dan Evaluasi”

Dosen Pengampu :
Ns.Arya Ramadia,M.Kep.Sp Kep. J

Disusun Oleh :
Yetri Muliza (180101152)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes AL-INSYIRAH PEKANBARU
TA.2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah mata kuliah Keperawatan Keluarga tentang “Konsep implementasi dan
evaluasi” sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.

Pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas untuk memenuhi tugas mata
kuliah keperawatan keluarga program studi S1 keperawatan

Penulis berharap dengan disusunnya makalah ini dapat sedikit banyak menambah
pengetahuan para pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca demi penyempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 29 Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................ii
Daftar Isi.............................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan...........................................................................................................iv
a. Latar belakang.........................................................................................................iv
b. Rumusan masalah....................................................................................................v
c. Tujuan......................................................................................................................v

BAB II Tinjauan Pustaka.................................................................................................1


1. Konsep implementasi..............................................................................................1
2. Konsep evaluasi.......................................................................................................9

BAB III Penutup................................................................................................................10


a. Kesimpulan..............................................................................................................10
b. Saran........................................................................................................................10

Daftar Pustaka...................................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses keperawatan keluarga menyediakan struktur bagian praktis dengan
penggunaan pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan oleh perawat untuk
mengekspresikan kebutuhan perawatan (human caring). Keperawatan keluarga digunakan
secara terus-menerus ketika merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan keluarga
dengan mempertimbangkan pasien sebagai figur central dalam merencanakan asuhan
dengan mengobservasi respons pasien
Pada saat implementasi perawat harus melaksanakan hasil dari rencana keperawatan
keluarga yang di lihat dari diagnosa keperawatan keluarga. Dimana perawat membantu
klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik
yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dari implementasi ?
2. Bagaimana konsep dari evaluasi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dari implementasi.
2. Untuk mengetahui konsep dari evaluasi.

iv
BAB II
PEMBAHASAN
I. Konsep Implementasi
A. Pengertian Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan
keluarga yang telah di susun pada tahap perencanaan. Ukuran intervensi keperawatan
keluarga yang diberikan kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan
untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk
mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari. Untuk kesuksesan
pelaksanaan implementasi keperawatan keluarga agar sesuai dengan rencana keperawatan
keluarga, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif (intelektual), kemampuan
dalam hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan tindakan. Proses
pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang
mempengaruhi kebutuhan keperawatan keluarga, strategi implementasi keperawatan
keluarga, dan kegiatan komunikasi.
B. Tujuan Implementasi Keperawatan keluarga
 Melaksanakan hasil dari rencana keperawatan keluarga untuk selanjutnya di evaluasi
untuk  mengetahui kondisi kesehatan pasien dalam periode yang singkat
  Mempertahankan daya tahan tubuh
 Mencegah komplikasi
 Menemukan perubahan system tubuh
 Memberikan lingkungan yang nyaman bagi klien
 Implementasi pesan dokter
C. Tipe Implementasi
Menurut Craven dan Hirnle (2000) secara garis besar terdapat tiga kategori dari
implementasi keperawatan keluarga, antara lain:
1. Cognitive implementations
Meliputi pengajaran/ pendidikan, menghubungkan tingkat pengetahuan klien
dengan kegiatan hidup sehari-hari, membuat strategi untuk klien dengan disfungsi
komunikasi, memberikan umpan balik, mengawasi tim keperawatan keluarga,
mengawasi penampilan klien dan keluarga, serta menciptakan lingkungan sesuai
kebutuhan, dan lain lain.
2. Interpersonal implementations

1
Meliputi koordinasi kegiatan-kegiatan, meningkatkan pelayanan, menciptakan
komunikasi terapeutik, menetapkan jadwal personal, pengungkapan perasaan,
memberikan dukungan spiritual, bertindak sebagai advokasi klien, role model, dan
lain lain.
3. Technical implementations
Meliputi pemberian perawatan kebersihan kulit, melakukan aktivitas rutin
keperawatan keluarga, menemukan perubahan dari data dasar klien, mengorganisir
respon klien yang abnormal, melakukan tindakan keperawatan keluarga mandiri,
kolaborasi, dan rujukan, dan lain-lain.
Sedangkan dalam melakukan implementasi keperawatan keluarga, perawat dapat
melakukannya sesuai dengan rencana keperawatan keluarga dan jenis implementasi
keperawatan keluarga. Dalam pelaksanaannya terdapat tiga jenis implementasi
keperawatan keluarga, antara lain:
1. Independent
Adalah suatu kegiatan yang di laksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan
printah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya
Contoh tindakan independent
a. Memberikan perawatan diri
b. Mengatur posisi tidur
c. Menciptakan lingkungan yang terapeutik
d. Memberikan dorongan motivasi
e. Pemenuhan kebutuhan psiko-sosio-spiritual
f. Partisipasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan.
Tipe tindakan independent keperawatan keluarga ada 4 yaitu:
a. Tindakan Diagnostik
 Wawancara dengan klien
 Observasidan pemeriksaan fisik
 Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana,misalnya HB dan membaca
hasil dari pemeriksaan laboratorium tersebut.
b. Tindakan terapeutik
Tindakan untuk mencegah,mengurangi, dan mengatasi masalah klien. Misalnya:
Untuk mencegah gangguan integritas kulit dengan melakukan mobilisasi dan
memberikan bantal air pada bagian tubuh yang tertekan.
2
c. Tindakan Edukatif
Tindakan ini untuk merubah perilaku klien melalui promosi kesehatan dan
pendidikan kesehatan kepada klien. Misalnya: Perawat mengajarkan kepada klien
cara injeksi insulin.
d. Tindakan Merujuk
Tindakan kerja sama dengan tim kesehatan lainnya.
2. Interdependent
Yaitu suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerja sama dengan tenaga
kesehatan lainnya misalnya tenaga soaial, ahli gizi, fisioterapi dan dokter.
Misalnya: Pemberian obat obatan sesuai dengan intruksi dokter .
Jadi jenis, dosis dan efek samping menjadi tanggung jawab dokter, tetapi pemberian
obat sampai atau tidak menjadi tanggung jawab perawat.
3. Dependent
Tindakan keperawatan keluarga atas dasar rujukan dari profesi lain. seperti ahli
gizi, physiotherapies, psikolog dan sebagainya.
Misalnya:
Pemberian nutrisi pada klien sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh ahli gizi,
latihan fisik (mobilisasi fisik) sesuai dengan anjuran dari bagian fisioterapi.
D. Tahap Yang Perlu Diperhatikan Dalam Implementasi
Secara operasional hal-hal yang perlu diperhatikan perawat dalam pelaksanaan
implementasi keperawatan keluarga adalah:
1. Pada tahap persiapan.
a. Menggali perasaan, analisis kekuatan dan keterbatasan professional sendiri.
b. Memahami rencana keperawatan keluarga secara baik.
c. Menguasai keterampilan teknis keperawatan keluarga.
d. Memahami rasional ilmiah dari tindakan yang akan dilakukan.
e. Mengetahui sumber daya yang diperlukan.
f. Memahami kode etik dan aspek hukum yang berlaku dalam pelayanan
keperawatan keluarga.
g. Memahami standar praktik klinik keperawatan keluarga untuk mengukur
keberhasilan.
h. Memahami efek samping dan komplikasi yang mungkin muncul.
i. enampilan perawat harus menyakinkan.
2. Pada tahap pelaksanaan.
3
a. Mengkomunikasikan/menginformasikan kepada klien tentang keputusan tindakan
keperawatan keluarga yang akan dilakukan oleh perawat.
b. Beri kesempatan kepada klien untuk mengekspresikan perasaannya terhadap
penjelasan yang telah diberikan oleh perawat.
c. Menerapkan pengetahuan intelektual, kemampuan hubungan antar manusia dan
kemampuan teknis keperawatan keluarga dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan keluarga yang diberikan oleh perawat.
d. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan tindakan adalah energi
klien, pencegahan kecelakaan dan komplikasi, rasa aman, privacy, kondisi klien,
respon klien terhadap tindakan yang telah diberikan.
3. Pada tahap terminasi
a. Terus memperhatikan respons klien terhadap tindakan keperawatan keluarga yang
telah diberikan.
b. Tinjau kemajuan klien dari tindakan keperawatan keluarga yang telah diberikan.
c. Rapikan peralatan dan lingkungan klien dan lakukan terminasi.
d. Lakukan pendokumentasian.
E. Pendekatan Tindakan Implementasi
Dalam Implementasi tindakan keperawatan keluarga memerlukan beberapa
pertimbangan, antara lain:
1. Individualitas klien, dengan mengkomunikasikan makna dasar dari suatu
implementasi keperawatan keluarga yang akan dilakukan.
2. Melibatkan klien dengan mempertimbangkan energi yang dimiliki, penyakitnya,
hakikat stressor, keadaan psiko-sosio-kultural, pengertian terhadap penyakit dan
intervensi.
3. Pencegahan terhadap komplikasi yang mungkin terjadi.
4. Mempertahankan kondisi tubuh agar penyakit tidak menjadi lebih parah serta upaya
peningkatan kesehatan.
5. Upaya rasa aman dan bantuan kepada klien dalam memenuhi kebutuhannnya.
6. Penampilan perawat yang bijaksana dari segala kegiatan yang dilakukan kepada klien.
F. Prinsip Implementasi
Beberapa pedoman atau prinsip dalam pelaksanaan implementasi keperawatan
keluarga (Kozier et al,. 1995) adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan respons klien.

4
2. Berdasarkan ilmu pengetahuan, hasil penelitian keperawatan keluarga, standar
pelayanan professional, hukum dan kode etik keperawatan keluarga.
3. Berdasarkan penggunaan sumber-sumber yang tersedia.
4. Sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugat profesi keperawatan keluarga.
5. Mengerti dengan jelas pesanan-pesanan yang ada dalam rencana intervensi
keperawatan keluarga.
6. Harus dapat menciptakan adaptasi dengan klien sebagai individu dalam upaya
meningkatkan peran serta untuk merawat diri sendiri (Self Care).
7. Menekankan pada aspek pencegahan dan upaya peningkatan status kesehatan. Dapat
menjaga rasa aman, harga diri dan melindungi klien.
8. Memberikan pendidikan, dukungan dan bantuan.
9. Bersifat holistik.
10. Kerjasama dengan profesi lain.
11. Melakukan dokumentasi
G. Metode Implementasi
1. Membantu Dalam Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari
Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari(AKS) adalah aktivitas yang biasanya dilakukan
sepanjang hari/ normal, aktivitas tersebut mencakup: ambulasi, makan, berpakaian,
mandi,menyikat gigi,dan berhias.Kondisi yang mengakibatkan kebutuhan AKS dapat
bersifat akut, kronis, temporer, permanen, Sebagai contoh, klien pascaoperatif yang
tidak mampu untuk secara mandiri menyelesaikansemua AKS,Sementara terus beralih
melewati periode pascaoperatif,klien secara bertahap kurang bergantung pada perawat
untuk menyelesaikan AKS.
2. Konseling
Konseling merupakan metoda implementasi yang membantu klien menggunakan
proses pemecahan masalah untuk mengelani dan menangani stres dan yang
memudahkan hubungan interpersonal diantara klien,keluarganya,dan tim perawatan
kesehatan.klien dengan diagnosa psikiatris membutuhkan terapi oleh perawat yang
mempunyai keahlian dalam keperawatan keluarga psikiatris oleh pekerja
sosial,psikiater dan psikolog
3. Penyuluhan
Digunakan menyajikan prinsip,prosedur dan teknik yang tepat tentang perawatan
kesehatan untuk klien dan untuk menginformasikan klien tentang ststus kesehatannya.

5
4. Memberikan asuhan keperawatan keluarga langsung
Untuk mencapai tujuan terapeutik klien,perawat melakukan intervensi untuk
mengurangi reaksi yang merugikan dengan menggunakan tindakan pencegahan dan
preventive dalam memberikan asuhan.
H. Pedoman dalam Melaksanakan Implementasi Keperawatan keluarga
Beberapa pedoman dalam pelaksanaan implementasi keperawatan keluarga adalah
sebagai berikut:
1. Berdasarkan respons klien.
2. Berdasarkan ilmu pengetahuan, hasil penelitian keperawatan keluarga, standar
pelayanan professional, hukum dan kode etikkeperawatan keluarga.
3. Berdasarkan penggunaan sumber-sumber yang tersedia.
4. Sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugat profesi keperawatan keluarga.
5. Mengerti dengan jelas pesanan-pesanan yang ada dalam rencana intervensi
keperawatan keluarga.
6. Harus dapat menciptakan adaptasi dengan klien sebagai individu dalam upaya
meningkatkan peran serta untuk merawat diri sendiri (Self Care).
7. Menekankan pada aspek pencegahan dan upaya peningkatan status kesehatan.
8. Dapat menjaga rasa aman, harga diri dan melindungi klien.
9. Memberikan pendidikan, dukungan dan bantuan.
10. Bersifat holistik.
11. Kerjasama dengan profesi lain.
12. Melakukan dokumentasi
I. Kategori dalam Implementasi Keperawatan keluarga   
Menurut Craven dan Hirnle (2000) secara garis besar terdapat tiga kategori dari
implementasi keperawatan keluarga, antara lain:
1. Cognitive implementations, meliputi pengajaran/ pendidikan, menghubungkan
tingkat pengetahuan klien dengan kegiatan hidup sehari-hari, membuat strategi untuk
klien dengan disfungsi komunikasi, memberikan umpan balik, mengawasi tim
keperawatan keluarga, mengawasi penampilan klien dan keluarga, serta menciptakan
lingkungan sesuai kebutuhan, dan lain lain./
2. Interpersonal implementations, meliputi koordinasi kegiatan-kegiatan, meningkatkan
pelayanan, menciptakan komunikasi terapeutik, menetapkan jadwal personal,
pengungkapan perasaan, memberikan dukungan spiritual, bertindak sebagai advokasi
klien, role model, dan lain lain.
6
3. Technical implementations, meliputi pemberian perawatan kebersihan kulit,
melakukan aktivitas rutin keperawatan keluarga, menemukan perubahan dari data
dasar klien, mengorganisir respon klien yang abnormal, melakukan tindakan
keperawatan keluarga mandiri, kolaborasi, dan rujukan, dan lain-lain.
J. Metode Implementasi
1. Membantu dalam aktifitas kehidupan sehari-sehari
Aktifitas kehidupan sehari-hari adalah aktifitas yang biasanya dilakukan dalam
sepanjang hari normal: mencakup ambulasi, makan, berpakaian, menyikat gigi,
berhias.
2. Konseling
Konseling adalah metode implementasi yang mebantu klien menggunakan
proses pemecahan masalah untuk mengenali dan menangani stres dan yang
memudahkan  hubungan interpersonal antara klien, keluarganya, dan tim perawatan
kesehatan. Ini  berjtujuan untuk membantu klien menerima perubahan yang akaan
terjadi yang diakibatkan stres berupa dukungan emosional, intelektual, spiritual, dan
psikologis.
3. Penyuluhan
Penyuluhan adalah metode implementasi yang digunakan untuk menyajiakn
prinnsip , prosedur, dan teknik yang tepat tentang perawatn kesehatan untuk klien dan
untuk  menginformasikan klien tentang status kesehatannya.
4. Memberikan asuhan keperawatan keluarga langsung.
5. Kompensasi untuk reaksi yang merugikan.
6. Teknik tepat dalam memberikan perawatan dan menyiapkan klien untuk prosedur.
7. Mencapai tujuan perawatan.
8. Mengawasi dan mengevaluasi kerja dari anggota staf lain
K. Tahap tahap tindakan keperawatan keluarga
Ada 3 tahap dalam tindakan keperawatan keluarga, yaitu
1. Persiapan
Persiapan ini meliputi kegiatan kegiatan:
a. Review antisipasi tindakan keperawatan keluarga
b. Menganalisis pengetahuan dan keterampilan yang di perlukan
c. Mengetahui yang mungkin timbul
d. Mempersiapkan peralatan yang di perlukan
e. Mempersiapkan lingkungan yang kondusif
7
f. Mengidentifikasi aspek aspek hukum dan etik
2. Intervensi
Tindakan keperawatan keluarga di bedakan berdasarkan kewenangan dan
tanggung jawab perawat secara profesional antara lain adalah
3. Dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga harus di ikuti oleh pencatatan yang
lengkap dan akurat  terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan keluarga.
L. Hal hal yang harus di dokumentasikani:
Hal-hal yang perlu didokumentasikan pada tahap implementasi:
1. Mencatat waktu dan tanggal pelaksanaan.
2. Mencatat diagnosa keperawatan keluarga nomor berapa yang dilakukan intervensi
tersebut
3. Mencatat semua jenis intervensi keperawatan keluarga termasuk
a. Contoh : Mengornpres luka dengan betadin 5 %
b. Flasil : luka tampak bersih, pus tidak ada, tidak berbau
4. Berikan tanda tangan dan nama jelas perawat satu tim kesehatan yang telah
melakukan intervensi.
M. Petunjuk Pendokumentasian Pelaksanaan (Implementasi)
1. Gunakan ballpoint tertulis jelas, tulis dengan huruf cetak bila tulisan tidak jelas. Bila
salah tidak boleh di tipp ex tetapi dicoret saja, dan ditulis kembali diatas atau 
disamping.
2. Jangan lupa selalu menuliskan waktu, jam pelaksanaan
3. Jangan  membiarkan baris kosong, tetapi buatlah garis kesamping untuk mengisi
tempat yang tidak digunakan
4. Dokumentasikan sesegera mungkin setelah tindakan dilaksanakan guna menghin dari
kealpaan (lupa)
5. Gunakan kata kerja aktif, untuk menjelaskan apa yang dikerjakon.
6. Dokumentasikan bagaimana respon pasien terhadap tindakan yang dilakukan
7. Dokumentesikan aspekkeamanan, kenyamanan dan pengawasan infeksi terhadap
klien. Juga tindakan-tindakan invasive harus dicatat.
8. Dokumentasikan pula modifikasi lingkungan bila itu merupakan bagian dari tindakan
keperawatan keluarga.
9. Dokumentasikan.persetujuan keluarga untuk prosedur khusus dan tindakan invasif
yang mempunyai resiko tambahan.
8
10. Dokumentasikan semua informasi yang diberikan dan pendidikan kesehatan yang
diberikan.
11. Dokumentasikan dengan jelas, lengkap, bukan berarti semua kalimat harus
ditulis,tetapi kata-kata kunci dan simbol-simbol / lambang-lambang sudah baku/lazim
dapat digunakan.
12. Spesifik hindarkan penggunaan kata yang tidak jelas,bila perlu tuliskan ungkapan
klien untuk memperjelas maksud.
II. Konsep Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap integral pada proses keperawatan. Apa yang kurang dapat
ditambahkan, dan apabila mendapatkan kasus baru dan mampu diselesaikan dengan baik,
maka hal itu disebut sebagai keberhasilan atau temuan sebuah penelitian.
Evaluasi bisa dimulai dari pengumpulan data, apakah masih perlu direvisi untuk
menentukan, apakah informasi yang telah dikumpukan sudah mencukupi, dan apakah
perilaku yang diobservasi yang sudah sesuai. Diagnosa juga perlu di evaluasi dala hal
keakuratan dan kelengkapannya. Tujan dan intervensi evaluasi adalah untuk menentukan
apakah tujuan tersebut dapat dicapai secara efektif.
Tahap ini dilakukan sesuai dengan formatif dan sumatif. Evaluasi formatif adalah
evaluasi yang dilakukan selama proses asahun keperawatan, seangkan evaluasi sumatif
adalah evaluasi akhir.
Untuk dilakukam evaluasi, ada baiknya disusun dengan menggunakan SOAP secara
operasional :
S : adalah berbagai persoalan yang disampaikan oleh keluarga setelah dilakukan tindakan
keperawatan. Misalnya yang tadinya dirasakan sakit, kini tidak sakit lagi.
O : adalah berbagai pesoalan yang ditemukan oleh perawat setelah dilakukan tindakan
keperawatan. Misalnya, berat badan naik 1 kg dalam 1 bulan.
A : adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang terkait
dengan diagnosis.
P : adalah perencanaan direncanakan kembali setelah mendapatkan hasil dari respons
keluarga pada tahap evaluasi.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dokumentasi yang baik mencerminkan tidak hanya kualitas perawatan tetapi juga
membuktikan pertanggunggugatan setiap anggota tim perawatan dalam memberikan
perawatan. Perawat mendokumentasikannya perlu ditekankan pada penulisannya, untuk
menghindari salah persepsi dan kejelasan dalam menyusun tindakan perawatan lebih
lanjut.

B. Saran
Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai cara
pendokumentasian keperawatan keluarga sehingga dapat dikembangkan dalam tatanan
layanan keperawatan keluarga. Diharapkan agar perawat bisa menindaklanjuti
pendokumentasian tersebut melalui kegiatan asuhan keperawatan keluarga sebagai dasar
untuk pengembangan kedisiplinan di Lingkungan Rumah Sakit dalam ruang lingkup
keperawatan keluarga

10
DAFTAR PUSTAKA

Isti handayaningsih, dokumentasi keperawatan keluarga (panduan, konsep dan aplikasi),


mitra cendikia press, yogyakarta, 2009.
Setiadi, Konsep dan penulisan dokumentasi asuhan keperawatan keluarga(teori dan praktik),
graha ilmu, yogyakarta, 2012.
Bulechek, G.M., Butcher,H.K., Dochherman,J.M.,2008. Nursing Intertvention Classification
(NIC) ; 5th edition. Mosby Elsevier
Perry, Potter.2010.Fundamental keperawatan keluarga buku 1 edisi 7.Jakarta:Salemba
Medika
Potter-Perry. 2011. Basic Nursing. 7th edition. Mosby Elsevier
Purwanto. Edi. 2011. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan keluarga.

11

Anda mungkin juga menyukai