Anda di halaman 1dari 19

KONSEP DASAR KEPERAWATAN II

KONSEP BERPIKIR KRITIS DALAM PROSES


PERENCANAAN KEPERAWATAN

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas Konsep Dasar Keperawatan II

Disusun Oleh:

Kelompok 4

Tri Nadia Putri 1811312005

Olivia Evelin 1811312017

Miftahul Khairina 1811312031

Tari Rahmadiya 1811311001

Natasya 1811313019

Ainal Jannata Purnama 1811312043

Cynthia Permata Deswita 1811313001

FAKULTAS KEPERAWATAN

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga tugas Konsep Dasar Keperawatan II yang berjudul Berfikir Kritis Dalam
Proses Perencanaan Keperawatan ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa
kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
bekontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi pera pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karna keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Padang, Februari 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN..............................................................................................1

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................................3

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………..…… 4


B. Rumusan Masalah …………………………………………………… .4
C. Tujuan ………………………………………………………………… 5

BAB II : PEMBAHASAN

A. Menetapkan Tujuan dan Hasil Yang Diharapkan........................................6


B. Merancang Intervensi Keperawatan............................................................8
C. Tipe intervensi Keperawatan……………………………………………..10
D. Perencanaan Asuhan Keperawatan………………………………………11

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………... 18
B. Saran …………………………………………………………………... 18

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 19

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses keperawatan sebagai alat bagi perawat untuk melaksanakan asuhan


keperawatan yang dilakukan pada pasien memiliki arti penting bagi kedua belah
pihak yaitu perawat dan klien. Sebagai seorang perawat proses keperawatan dapat
digunakan sebagai pedoman dalam pemecahan masalah klien, dapat menunjukkan
profesi yang memiliki profesionalitas yang tinggi, serta dapat memberikan
kebebasan kepada klien untuk mendapatkan pelayanan yang cukup sesuai dengan
kebutuhannya, sehingga dapat dirasakan manfaatnya baik dari perawat maupun
klien, manfaat tersebut antara lain dapat meningkatkan kemandirian pada perawat
dalam melaksanakan tugasnya karena didalam proses keperawatan terdapat
metode ilmiah keperawatan yang berupa langkah-langkah proses keperawatan,
akan dapat meningkatkan kepercayaan diri perawat dalam melaksanakan tugas,
karena klien akan merasakan kepuasan setelah dilakukan asuhan keperawatan
dengan pendekatan proses keperawatan, akan dapat selalu meningkatkan
kemampuan intelektual dan teknikal dalam tindakan keperawatan karena melalui
proses keperawatan dituntut mampu memecahkan masalah yang baru sesuai
dengan masalah yang dialami klien, sehingga akan timbul perasaan akan kepuasan
kerja.

Dengan proses keperawatan, rasa tanggung jawab dan tanggung gugat bagi
perawat itu dapat dimiliki dan dapat digunakan dalam tindakan-tindakan yang
merugikan atau menghindari adanya tindakan yang legal.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan suatu permasalahan, yaitu:

1) Bagaimana Menetapkan Tujuan dan Hasil Yang Diharapkan?


2) Bagaimana Merancang Intervensi Keperawatan?
3) Apa saja Tipe intervensi Keperawatan?
4) Bagaimana Perencanaan Asuhan Keperawatan?

4
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui Bagaimana Menetapkan Tujuan dan Hasil Yang
Diharapkan
2) Untuk mengetahui Bagaimana Merancang Intervensi Keperawatan
3) Untuk mengetahui Apa saja Tipe intervensi Keperawatan
4) Untuk mengetahui Bagaimana Perencanaan Asuhan Keperawatan

5
D.

BAB II
PEMBAHASAN

A. MENETAPKAN TUJUAN DAN HASIL YANG DI HARAPKAN


1. Menetapkan Tujuan
Tujuan berpusat pada klien yang merupakan perilaku atau respon spesifik
klien yang menggambarkan tingkat kemungkinan tertinggi dari kesejahteraan dan
kemandirian klien. Tujuan yang ditetapkan merupakan perubahan perilaku klien
yang diharapkan setelah tindakan keperawatan dilakukan. Tindakan keperawatan
bisa dikatakan berhasil apabila tujuan yang diharapkan sudah tercapai. Tujuan
bersifat realistis dan didasarkan pada kebutuhan dan sumber daya klien.
Tujuan dapat di bagi menjadi dua, yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan
jangka panjang. Tujuan jangka pendek merupakan perilaku klien yang
diharapkan dalam jangka waktu pendek, biasanya dalam waktu satu minggu.
Misalnya, tingkat kenyamanan. Tujuan jangka panjang merupakan perilaku
klien yang diharapkan dalam waktu jangka panjang, biasanya dalam beberapa
minggu bahkan sampai bulan. Misalnya, usaha klien yang akan berhenti merokok
dalam 60 hari.
Dalam menentukan tujuan, kita dapat menggunakan rumus rumus formula.
Diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Rumus Pertama
S+P+H+K+T
Berdasarkan rumus tersebut, dalam merumuskan tujuan harus terdapat
komponen komponen sebagai berikut:
 S = Subjek, Siapa yang akan mencapai tujuan
 P = Predikat, kata kerja“ mampu “ sebagai tolak ukur
 H = Hasil, respon fisiologis ataupun gaya hidup yan diharapkan dari klien
 K = Kriteria, mengukur kemajuan klien dalam mencapai hasil
 T = Timer, target waktu tercapainya kriteria hasil ataupun tujuan

b. Formulasi Kedua
S+P+K
Berdasarkan rumus tersebut, dalam merumuskan tujuan harus terdapat
komponen komponen sebagai berikut
 S = Subjek
 P = Predikat
 K = Kriteria kondisi pencapaian tujuan

6
c. Formuasi Ketiga
S + M +A+ R +T=T
Berdasarkan rumus tersebut, dalam merumuskan tujuan harus terdapat
komponen komponen sebagai berikut
 S = Spesifik, berfokus pada pasien, singkat, dan jelas
 M = Measurable, dapat diukur
 A = Achiavable, realistis
 R = Reasonable, ditentukan perawat dan klien
 T = Time, kontrak waktu.

Berikut ini contoh contoh dari tujuan :

 Klien dapat beradaptasi dengan nyeri selama proses persalinan


 Nyeri klien berkurang dalam waktu 1 x 24 jam
 Nyeri klien hilang dalam waktu 3 x 24 jam
 Integritas kulit tetap utuh selama klien tidak sadar

2. Menetapkan Hasil yang Diharapkan


Hasil yang diharapkan adalah perubahan spesifik dan terukur pada status klien
yang anda harapkan sebagai respons terhadap asuhan keperawatan. Hasil yang
diharapkan dapat menyediakan fokus atau arahan bagi asuhan keperawatan karena
merupakan bentuk respons fisiologis, psikologis, sosial, perkembangan, atau
spiritual yang menunjukkan perbaikan masalah kesehatan klien. Berdasarkan
jangka pendek dan jangka panjang, hasil akan menentukan saat dimana tujuan
spesifik telah tercapai.
Biasanya akan ditetapkan beberapa hasil yang diharapkan untuk tiap diagnosis
keperawatan dan tujuannya. Tindakan ini dilakukan karena terkadang satu
intervensi keperawatan tidak cukup untuk menyelesaikan masalah klien. Perawat
harus selalu menuliskan pernyataan hasil yang diharapkan dalam satuan yang
dapat diukur. Ini memungkinkan anda untuk melihat secara spesifik respon
prilaku atau fisiologis sebagai bentuk penyelesaian masalah klien.
Penetapan kriteria hasil dapat menggambarkan perilaku yang ingin anda capai
dengan tepat. Perilaku ini dapat berbentuk kognitif, yaitu perubahan pengetahuan
klien dari keadaan tidak tahu, kurang tahu, dan salah konsep, menjadi tau dan
mempunyai konsep yang benar
Aspek yang kedua adalah afektif, yaitu perubahan status emosional, dan
keadaan menolak, pengingkaran, marah, tidak kooperatif, koping tidak efektif,
serta menjadi perilaku asertif dan kooperatif. Lalu, psikomotor merupakan bentuk

7
perilaku aktif yang dapat dilihat melalui perubahan tindakan klien secara nyata,
yaitu perubahan dari ketidakmampuan melakukan suatu keterampilan dan
kemampuan mandiri.
Aspek perubahan fungsi tubuh, berkaitan dengan respons tubuh yang timbul
akibat keadaan patologis, tindakan atau situasi yang mengancam. Perubahan
perilaku yang diinginkan adalah perubahan dari kondisi abnormal dan normal.

B. MERANCANG INTERVENSI KEPERAWATAN

Rencana tindakan adalah desain spesifik intervensi untuk membantu klien


dalam mencapai kriteria hasil. Rencana mendefinisikan suatu aktifitas yang
diperlukan untuk membatasi faktor-faktor pendukung terhadap suatu
permasalahan.

Bulecheck & McCloskey (1989) menyatakan bahwa intervensi


keperawatan adalah suatu tindakan langsung kepada klien yang dilaksanakan oleh
perawat. Tindakan tersebut meliputi tindakan independen keperawatan
berdasarkan diagnosa keperawatan, tindakan medis berdasarkan diagnosa medis
dan membantu pemenuhan kebutuhan dasar fungsi kesehatan kepada klien yang
tidak dapat melakukannya.

1) Diagnosa keperawatan aktual, intervensi ditujukan untuk :

 Mengurangi atau membatasi faktor penyebab dan masalah.

 Meningkatkan status kesehatan klien.

 Memonitor status kesehatan.

2) Diagnosa keperawatan risiko tinggi, intervensi ditujukan untuk :

 Mengurangi dan membatasi faktor resiko

 Mencegah maslah yang akan timbul

 Memonitor terjadinya masalah.

3) Diagnosa keperawatan kemungkinan, intervensi ditujukan pada :

8
 Pengkajian aktifitas untuk menyusun diagnosa keperawatan dam masalah
kolaburasi.

 Memonitor aktifitas untuk mengevaluasi status fisiologi tertentu.

 Rencana tindakan keperawatan.

 Tindakan medis, berhubungan dengan respon dari tindakan medis.

 Aktifitas fungsi kesehatan sehari-hari yang mungkin tidak berpengaruh


terhadap diagnosa keperawatan atau medis tetapi telah dilakukan oleh
perawat kepada klien yang tidak dapat melaksanakan kebutuhannya.

 Aktifitas untuk mengevaluasi dampak dan tindakan keperawatan dan


medis

4) Diagnosa keperawatan kolaburatif, intervensi ditujukan pada :

 Memonitor perubahan status kesehatan.

 Mengelola perubahan status kesehatan terhadap intervensi keperawatan


dan medis.

 Mengevaluasi respon.

Komponen Rencana Tindakan Keperawatan

Komponen tesebut dibawah ini harus diperhatikan untuk menghindari


kerancuan dalam rencana tindakan. Komponen tersebut adalah :

a. waktu.

Semua rencana keperawatan harus diberi waktu untuk mengidentifikasikan


tanggal dilaksanakan, misalnya : pertahankan tungkai kanan tetap dalam posisi
istirahat selama 24 jam

b. Menggunakan kata kerja

Semua rencana tindakan keperawatan secara jelas menjabarkan setiap


kegiatan, misalnya : lakukan kompres dingin selama 20 menit.

9
c. Fokus pada pertanyaan

Spesifik pada pertanyaan “who, what, where, when, which, and how..” :
siapa, apa, dimana, kapan, yang mana, dan bagaimana.

Karakteristik rencana tindakan keperawatan

a. Konsisten dengan rencana tindakan.

b. Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah(rasional)

c. Berdasarkan situasi individu klien.

d. Digunakan untuk menciptakan suatu situasi yang aman dan terapeutik.

e. Menciptakan suatu situasi pengajaran.

f. Menggunakan saran yang sesuai(ANA, 1973)

C. TIPE INTERVENSI
1. Intervensi Perawat

Intervensi perawat adalah respon perawat terhadap kebutuhan perawatan


kesehatan dan diagnnosa keperawatan klien. Tipe intervensi ini adalah “Suatu
tindakan autonomi berdasarkan rasional ilmiah yang dilakukan untuk kepentingan
klien dalam cara yang diprediksi yang berhubungan dengan diagnosa keperawatan
dan tujuan klien” (Bulechek & McCloskey, 1994).

Intervensi ini tidak membutuhkan supervisi atau arahan dari orang lain.
Sebagai contoh, intervensi untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi
yang adekuat atau aktivitas kehidupan sehari – hari yang berhubungan dengan
higiene adalah tindakan keperawatan mandiri.

Intervensi perawat tidak membutuhkan instruksi dokter atau profesi


lainnya. Dokter seringkali dalam instruksi tertulisnya mencakup intervensi
keperawatan mandiri. Namun demikian berdasarkan undang – undang praktik
keperawatan di sebagian besar negara bagian, tindakan keperawatan yang

10
berkaitan dengan aktivitas kehidupan sehari – hari, penyuluhan kesehatan,
promosi kesehatan, dan konseling berada dalam domain praktik keperawatan.

2. Intervensi Dokter

Intervensi dokter didasarkan pada respon dokter terhadap dioagnosa


medis, dan perawat menyelesaikan instruksi tertulis dokter (Bulechek &
McCloskey, 1994). Memberikan medikasi, mengimplementasikan suatu prosedur
invasif, mengganti balutan dan menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostik
adalah contoh – contoh dari intervensi tersebut.

Intervensi ini tidak selalu berada dalam praktik legal keperawatan bagi
perawat untuk meresepkan atau menginstruksikan tindakan ini, tetapi intervensi
tersebut berada dalam praktik keperawatan bagi perawat untuk menyelesaikan
instruksi tersebut dan untuk mengkhususkan pendekatan tindakan.

Sebagai contoh, dokter menginstruksikan untuk mengganti balutan 2x


sehari, medikasi intravena setiap 6 jam, dan pemindaian tulang untuk Tn. D.
Perawat memadukan setiap instruksi ini kedalam rencana perawatan Tn. D
sehingga instruksi ini diselesiakan secara aman dan efisien.

Setiap intervensi dokter membutuhkan tanggung jawab keperawatan


spesifik dan pengetahuan keperawatan teknik spesifik. Ketika memberikan obat –
obatan, perawat bertanggung jawab untuk mengetahui kalasifikasi dari obat, kerja
fisiologisnya, dosis normal, efek samping, dan intervensi keperawatan yang
berhubungan dengan kerja obat atau efek sampingnya. Intervensi keperawatan
yang berkaitan dengan pemberian medikasi bergatung pada instruksi tertulis
dokter.

3. Intervensi Kolaboratif

Intervensi kolaboratif adalah terapi yang membutuhkan pengetahuan,


keterampilan, dan keahlian dari berbagai profesional perawatan kesehatan.

Sebagai contoh, Tn. J adalah pria yang berusia 78 tahun yang mengalami
hemiplegia akibat stroke dan juga mempunyai riwayat demensia lama. Fungsi

11
kognitifnya terbatas, ia beresiko mengalami masalah yang berhubungan dengan
kerusakan sensasi dan mobilitas, dan tidak mampu secara mandiri menyelesaikan
aktivitas kehidupan sehari – hari. Dengan tujuan agar Tn. J mempertahankan
tingkat kesehatannya saat ini, ia membutuhkan intervensi keperawatan spesifik
untuk mencegah luka dekubitus; intervensi terapi fisik untuk mencegah perubahan
muskuloskeletal akibat imobilitas; dan intervensi terapi okupasi untuk makan dan
kebutuhan higiene. Perawatan klien ini membutuhkan koordinasi intervensi
kolaboratif dari berbagai profesional perawatan kesehatan yang semuanya
diarahkan pada tujuan jangka panjang untuk mempertahankan tingkat kesehatan
Tn. J saat ini.

Jadi, intervensi perawat, intervensi dokter, dan intervensi kolaboratif


membutuhkan penilaian keperawatan yang kritis dan pembuatan keputusan.
Ketika menghadapi intervensi dokter atau intervensi kolaboratif, perawat tidak
secara otomatis mengimplementasikan terapi, tetapi harus menentukan apakah
intervensi yang diminta sesuai untuk klien.

12
D. PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN

Perencanaan adalah suatu kategori dari prilaku keperawatan dimana tujuan


yang berpusat pada klien dan hasil yang di perkirakan di tetapkan dan intervensi
keperawatan di pilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter. 2005) dalam
menetapkan perencanaan seorang pereawat perlu berkolaborasi dengan berbagai
pihak yakni klien, keluarga, serta petugas medis lain seperti dokter, ahli farmasi
dan nutrisionist.

1. Tahap-Tahap Merencanakan Asuhan Keperawatan


a. Menetapkan prioritas

Penetapan prioritas sangat di butuhkan karena hal ini dapat mengidentifikasi


urutan intervensi keperawatan ketika klien mempunyai masalah dalam
menetapkan prioritas tidak hanya memperhatikan aspek fisiologis tapi juga aspek
keinginan, kebutuhan, dan keselamatan klien.

Prioritas di klasifikasikan menjadi tiga yakni tinggi, menengah dan rendah

1) Prioritas tinggi

Prioritas yang berdasarkan diagnosa keperawatan dapat mengakibstksn


ancaman bagi klien atau orang lain bila tidak segera di tangani.

2) Prioritas menengah

Prioritas ini mencakup kebutuhan klien non emergency tidak mengancam


kehidupan.

3) Prioritas rendah

Mencakup kebutuhan yang tidak secara langsung berhubungan dengan


suatu penyakit spesifik

b. Menetapkan Tujuan Asuhan Keperawatan

Tujuan asuhan keperawatan adalah sasaran rang ingin di capai dalam


pemberian intervensi terhadap dua tipe tujuan dan harus di capai yakni jangka

13
pendek (diarahkan rencana keperawatan mendesak) dan harus di capai dalam
waktu yang relative singkat. Tipe lain adalah tujuan jangka panang yang di capai
dalam waktu yang relative lebih lama. Biasanya tujuan jangka panjang berfokus
pada pencegahan, pemulangan, rehabilitasi dan pendidikan kesehatan.

Dalam menentukan tujuan dan beberapa kriteria yakni sebagai berikut :

a) Berfokus kepada klien.


b) Jelas dan singkat
c) Dapat diukur dan diobservasi
d) Waktu relatif dibatasi (jangka pendek, menengah dan panjang)
e) Realistik untuk kemampuan/kondisi klien dalam waktu seperti yang
ditetapkan
f) Realistik untuk tingkat pengalaman dan ketrampilan perawat
g) Ditentukan bersama oleh perawat dan klien
h) Tujuan harus sejalan dan menyokong terapi lain

Tujuan Umum

1. Sebagai alat komunikasi antara sesama anggota perawatan dan antar tim
kesehatan lainnya

2. Untuk meningkatkan kesinambungan asuhan keperawatan terhadap klien

3. Mendokumentasikan proses dan kriteria hasil asuhan keperawatan yang akan


dicapai.

Tujuan administratif

1. Mengidentifikasi fokus keperawatan kepada klien atau kelompok

2. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi kesehatan lainnya

3. Menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi keperawatan

4. Menyediakan kriteria klasifikasi klien

Tujuan klinik

1. Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan


2. Mengomunikasikan dengan staf perawat, apa yang diajarkan, apa yang
diobservasi dan apa yang dilaksanakan

14
3. Menyediakan kriteria hasil (outcomes) sebagai pengulangan dan evaluasi
keperawatan
4. Rencana tindakan yang spesifik secara langsung bagi individu, keluarga
dan tenaga kesehatan lainnya untuk melaksanakan tindakan

Petunjuk Umum dalam Menulis Tujuan

1. Tulislah tujuan dalam istilah yang dapat diukur. Hindari kata-kata : baik,
normal, cukup dan perbaikan.
2. Tulislah tujuan dalam istilah `yang dapat dicapai oleh klien`, bukan
tindakan keperawatan
3. Tulis tujuan sesingkat mungkin
4. Buat tujuan yang spesifik
5. Setiap tujuan berdasarkan dari satu diagnosis keperawatan
6. Rencanakan batas waktu untuk pencapaian setiap tujuan. Tulis tanggal
tujuan dan tanggal evaluasi.
c. Menetapkan Kriteria Hasil Asuhan Keperawatan
1. Merupakan model atau standar yang digunakan untu membuat keputusan
2. Dinyatakan sebagai hasil, misalnya merupakan perubahan status kesehatan
3. Menentukan apakah tujuan dapat dicapai
4. Menentukan kriteria keberhasilan yang ditentukan, yang mencakup
perubahan perilaku, apa yang dilakukan oleh klien dan bagaimana
kemampuan klien sebelum mencapai tujuan

Manifestasi terhadap respon manusia : KAPP (Kognitif, Afektif, Psikomotor,


dan Perubahan fungsi tubuh)

 Kognitif : pengetahuan; berdasarkan pengulangan informasi yang


telah diajarkan kepada klien.
 Affektif : mengetahui bagaimana respon klien dan keluarga
terhadap stress yang dihadapi (status emosional)
 Psikomotor : mengidentifikasi apa yang seharusnya bisa
dilaksanakan oleh klien sebagai hasil dari rencana pengajaran
 Perubahan fungsi tubuh : sejumlah manifestasi yang dapat
diobservasi

Ciri-ciri keberhasilan

1. Berhubungan dengan tujuan


2. Bersifat khusus dan konkrit
3. Hasilnya dapat dilihat, didengar, diraba dan diukur oleh orang lain

15
4. Dinyatakan dengan istilah yang positif.
5. Menetapkan intervensi

Setelah menerapkan prioritas dan tujuan asuhan keperawatan maka seorang


perawat menetapkan intervensi keperawatan yang akan di berikan kepada klien.

d. Menuliskan Dan Mendokumentasikan Perencanaan Asuhan


Keperawatan

Mendokumentasikan perlu di lakukan sebagai bukti dan juga dapat di gunakan


sebagai acuan terhadap proses selanjutnya atau perencanaan asuhan keperawatan
lain di kemudian hari.

Kriteria dalam penulisan perencanaan, yakni sebagai berikut.

1) Memekai tenaga kerja yang tepat

2) Dapat memodifikasikan

3) Bersifat spesifik

Manfaat membuat perencanaan asuhan keperawatan

Tujuan dan dalam pembuatan perencanaan agar setiap implementasi


asuhan keperawatan dapat dilakukan langkah yang tepat dan efisien.

1) Sebagai penghubung kebutuhan klien


2) Untuk menjelaskan intervensi keperawatan yang harus dilaksanakan
3) Untuk meningkatkan praktik keperawatan, sehingga mendapatkan
pengertian yang lebih jelas tentang prinsip proses keperawatan
4) Menjadi dasar pendekatan yang sistematis terhadap asuhan keperawatan
Rencana Perawatan di berbagai lingkungan

Struktur dari asuhan keperawatan beragam dari satu lingkungan perawatan


kesehatan dengan lainnya. Sebagai contoh, rencana asuhan keperawatam yang
digunakan dirumah sakit, berbeda dengan rencana asuhan keperawatan yang
digunakan dalam lingkungan kesehatan komunitas

Rencana Perawatan Institusional

16
Rencana perawatan institusional (staf) adalah dokumen ringkas yang menjadi
bagian dari catatan medis klien. Banyak rumah sakit menggunakan kardex
rencana asuhan keperawatan. Kardex adalah nama dagang untuk sistem pengisian
lembar catatan yang memungkinkan rujukan cepat untuk kebutuhan tertentu.

e. Menuliskan Rencana Asuhan Keperawatan

Perawat membuat prioritas pada setiap diagnosa keperawatan, prioritas dapat


didasarkan pada hirarki kebutuhan menurut maslow, urgensi kebutuhan fisiologis
dan keselamatan, dan kebutuhan penting yang dirasakan klien. Diagnosa
keperawatan dengan prioritas tertinggi adalah titik awal untuk rencana asuhan
keperawatan dan diikuti oleh diagnosa keperawatan lain sesuai dengan prioritas
telah ditetapkan.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan rangkaian analisis dasar dan pembahasan pada BAB


sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan proses
keperawatan secara umum bertujuan untuk menghasilkan asuhan keperawatan
yang berkualitas sehingga berbagai masalah kebutuhan klien dapat teratasi. Proses
keperawatan merupakan cara yang sistematis yang dilakukan oleh perawat
bersama klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan
melakukan pengkajian, menentukan diagnosis, merencanakan tindakan yang akan
dilakukan, melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah
diberikan dengan berfokus pada klien, berorientasi pada tujuan pada setiap tahap
saling terjadi ketergantungan dan saling berhubungan.

B. Saran

Bagi para pembaca yang telah membaca makalah ini kiranya dapat
memberikan saran/kritik serta masukan yang berarti pada perbaikan selanjutnya
supaya makalah ini menjadi makalah yang sempurna.

18
DAFTAR PUSTAKA

Potter, P.A., dan Perry, A.G. 2009. Fundamental of Nursing Seven Edition.
Jakarta: Salemba Medika.

Budiono & Sumirah. 2017. Konsep dasar Keperawatan. Jakarta: Bumi Medika

19

Anda mungkin juga menyukai