Disusun Oleh:
Kelompok 4
Natasya 1811313019
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya
sehingga tugas Konsep Dasar Keperawatan II yang berjudul Berfikir Kritis Dalam
Proses Perencanaan Keperawatan ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa
kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
bekontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN..............................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
A. Kesimpulan …………………………………………………………... 18
B. Saran …………………………………………………………………... 18
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 19
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan proses keperawatan, rasa tanggung jawab dan tanggung gugat bagi
perawat itu dapat dimiliki dan dapat digunakan dalam tindakan-tindakan yang
merugikan atau menghindari adanya tindakan yang legal.
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan
1) Untuk mengetahui Bagaimana Menetapkan Tujuan dan Hasil Yang
Diharapkan
2) Untuk mengetahui Bagaimana Merancang Intervensi Keperawatan
3) Untuk mengetahui Apa saja Tipe intervensi Keperawatan
4) Untuk mengetahui Bagaimana Perencanaan Asuhan Keperawatan
5
D.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Formulasi Kedua
S+P+K
Berdasarkan rumus tersebut, dalam merumuskan tujuan harus terdapat
komponen komponen sebagai berikut
S = Subjek
P = Predikat
K = Kriteria kondisi pencapaian tujuan
6
c. Formuasi Ketiga
S + M +A+ R +T=T
Berdasarkan rumus tersebut, dalam merumuskan tujuan harus terdapat
komponen komponen sebagai berikut
S = Spesifik, berfokus pada pasien, singkat, dan jelas
M = Measurable, dapat diukur
A = Achiavable, realistis
R = Reasonable, ditentukan perawat dan klien
T = Time, kontrak waktu.
7
perilaku aktif yang dapat dilihat melalui perubahan tindakan klien secara nyata,
yaitu perubahan dari ketidakmampuan melakukan suatu keterampilan dan
kemampuan mandiri.
Aspek perubahan fungsi tubuh, berkaitan dengan respons tubuh yang timbul
akibat keadaan patologis, tindakan atau situasi yang mengancam. Perubahan
perilaku yang diinginkan adalah perubahan dari kondisi abnormal dan normal.
8
Pengkajian aktifitas untuk menyusun diagnosa keperawatan dam masalah
kolaburasi.
Mengevaluasi respon.
a. waktu.
9
c. Fokus pada pertanyaan
Spesifik pada pertanyaan “who, what, where, when, which, and how..” :
siapa, apa, dimana, kapan, yang mana, dan bagaimana.
C. TIPE INTERVENSI
1. Intervensi Perawat
Intervensi ini tidak membutuhkan supervisi atau arahan dari orang lain.
Sebagai contoh, intervensi untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi
yang adekuat atau aktivitas kehidupan sehari – hari yang berhubungan dengan
higiene adalah tindakan keperawatan mandiri.
10
berkaitan dengan aktivitas kehidupan sehari – hari, penyuluhan kesehatan,
promosi kesehatan, dan konseling berada dalam domain praktik keperawatan.
2. Intervensi Dokter
Intervensi ini tidak selalu berada dalam praktik legal keperawatan bagi
perawat untuk meresepkan atau menginstruksikan tindakan ini, tetapi intervensi
tersebut berada dalam praktik keperawatan bagi perawat untuk menyelesaikan
instruksi tersebut dan untuk mengkhususkan pendekatan tindakan.
3. Intervensi Kolaboratif
Sebagai contoh, Tn. J adalah pria yang berusia 78 tahun yang mengalami
hemiplegia akibat stroke dan juga mempunyai riwayat demensia lama. Fungsi
11
kognitifnya terbatas, ia beresiko mengalami masalah yang berhubungan dengan
kerusakan sensasi dan mobilitas, dan tidak mampu secara mandiri menyelesaikan
aktivitas kehidupan sehari – hari. Dengan tujuan agar Tn. J mempertahankan
tingkat kesehatannya saat ini, ia membutuhkan intervensi keperawatan spesifik
untuk mencegah luka dekubitus; intervensi terapi fisik untuk mencegah perubahan
muskuloskeletal akibat imobilitas; dan intervensi terapi okupasi untuk makan dan
kebutuhan higiene. Perawatan klien ini membutuhkan koordinasi intervensi
kolaboratif dari berbagai profesional perawatan kesehatan yang semuanya
diarahkan pada tujuan jangka panjang untuk mempertahankan tingkat kesehatan
Tn. J saat ini.
12
D. PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN
1) Prioritas tinggi
2) Prioritas menengah
3) Prioritas rendah
13
pendek (diarahkan rencana keperawatan mendesak) dan harus di capai dalam
waktu yang relative singkat. Tipe lain adalah tujuan jangka panang yang di capai
dalam waktu yang relative lebih lama. Biasanya tujuan jangka panjang berfokus
pada pencegahan, pemulangan, rehabilitasi dan pendidikan kesehatan.
Tujuan Umum
1. Sebagai alat komunikasi antara sesama anggota perawatan dan antar tim
kesehatan lainnya
Tujuan administratif
Tujuan klinik
14
3. Menyediakan kriteria hasil (outcomes) sebagai pengulangan dan evaluasi
keperawatan
4. Rencana tindakan yang spesifik secara langsung bagi individu, keluarga
dan tenaga kesehatan lainnya untuk melaksanakan tindakan
1. Tulislah tujuan dalam istilah yang dapat diukur. Hindari kata-kata : baik,
normal, cukup dan perbaikan.
2. Tulislah tujuan dalam istilah `yang dapat dicapai oleh klien`, bukan
tindakan keperawatan
3. Tulis tujuan sesingkat mungkin
4. Buat tujuan yang spesifik
5. Setiap tujuan berdasarkan dari satu diagnosis keperawatan
6. Rencanakan batas waktu untuk pencapaian setiap tujuan. Tulis tanggal
tujuan dan tanggal evaluasi.
c. Menetapkan Kriteria Hasil Asuhan Keperawatan
1. Merupakan model atau standar yang digunakan untu membuat keputusan
2. Dinyatakan sebagai hasil, misalnya merupakan perubahan status kesehatan
3. Menentukan apakah tujuan dapat dicapai
4. Menentukan kriteria keberhasilan yang ditentukan, yang mencakup
perubahan perilaku, apa yang dilakukan oleh klien dan bagaimana
kemampuan klien sebelum mencapai tujuan
Ciri-ciri keberhasilan
15
4. Dinyatakan dengan istilah yang positif.
5. Menetapkan intervensi
2) Dapat memodifikasikan
3) Bersifat spesifik
16
Rencana perawatan institusional (staf) adalah dokumen ringkas yang menjadi
bagian dari catatan medis klien. Banyak rumah sakit menggunakan kardex
rencana asuhan keperawatan. Kardex adalah nama dagang untuk sistem pengisian
lembar catatan yang memungkinkan rujukan cepat untuk kebutuhan tertentu.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Bagi para pembaca yang telah membaca makalah ini kiranya dapat
memberikan saran/kritik serta masukan yang berarti pada perbaikan selanjutnya
supaya makalah ini menjadi makalah yang sempurna.
18
DAFTAR PUSTAKA
Potter, P.A., dan Perry, A.G. 2009. Fundamental of Nursing Seven Edition.
Jakarta: Salemba Medika.
Budiono & Sumirah. 2017. Konsep dasar Keperawatan. Jakarta: Bumi Medika
19