(BUNUH DIRI)
Oleh : MIFTAHUL KHAIRINA HIDAYAT
1811312031
PENGERTIAN
Resiko bunuh diri adalah resiko
untuk mencederai diri sendiri yang
dapat mengancam kehidupan.
Bunuh diri merupakan kedaruratan
psikiatri karena merupakan perilaku
untuk mengakhiri kehidupannya.
Perilaku bunuh diri terbagi menjadi tiga kategori yaitu (Stuart, 2006):
1) Diagnosis psikiatri
2) Sifat kepribadian
3) Lingkungan psikososial
4) Biologis
5) Psikologis
6) Sosiokultural
B. Faktor Presipitasi
Faktor Resiko
Gangguan psikiatri yang sering menjadi faktor resiko bunuh diri pada anak dan
remaja adalah gangguan suasana perasaan (depresi dan bipolar), skizofrenia,
penyalahgunaan zat, gangguan tingkah laku, dan gangguan makan (Apter dan
Freudstein, 2000; Gould dan Kramer, 2001; Shain dan Care, 2007).
Faktor resiko lain yang juga bisa memunculkan perilaku bunuh diri yaitu
adanya kejadian yang menimbulkan stres, masalah hubungan anak dan
orangtua, perceraian orangtua, riwayat keluarga, dan penyakit kronis (Shafii et
al., 1985; Gould et al., 1996; Pfeffer, 2000; Gould dan Kramer, 2001;
Sofronoff, Dagliesh dan Kosky, 2005; Gray dan Dihigo, 2015).
1. PATOFISIOLOGI
Perilaku bunuh diri menunjukkan terjadinya kegagalan
mekanisme koping. Ancaman bunuh diri menunjukkan upaya
terakhir untuk mendapatkan pertolongan adgar untuk mengatasi
masalah. Resiko yang mungkin terjadi pada klien yang mengalami
krisis bunuh diri adalah mencederai diri dengan tujuan mengakhiri
hidup. Perilaku yang muncul meliputi isyarat, percobaan atau
ancaman verbal untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan
kematian perlukaan atau nyeri pada diri sendiri.
1. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada klien resiko bunuh diri salah
satunya adalah dengan terapi farmakologi. Menurut (videbeck, 2008), obat-obat yang
biasanya digunakan pada klien resiko bunuh diri adalah SSRI (selective serotonine
reuptake inhibitor) (fluoksetin 20 mg/hari per oral), venlafaksin (75-225 mg/hari per
oral), nefazodon (300-600 mg/hari per oral), trazodon (200-300 mg/hari per oral), dan
bupropion (200-300 mg/hari per oral). Obat-obat tersebut sering dipilih karena tidak
berisiko letal akibat overdosis.
4. Active Listening
Bantu klien untuk mendapatkan
dukungan sosial
5. Afirmasi Positif