Anda di halaman 1dari 44

Recovery

NS. RAHMANIZA,M.KEP
Orang dengan gangguan jiwa
berat mendapatkan dukungan
yang tepat dan secara individual,
dapat pulih dari penyakitnya dan
memiliki kehidupan yang
memuaskan serta produktif.
Pemulihan
 Merupakan suatu proses perjalanan mencapai kesembuhan dan
transformasi yang memampukan seseorang dengan gangguan jiwa
untuk hidup bermakna di komunitas yang dipilihnya untuk mencapai
potensi yang dimiliki.
 Pemulihan merupakan proses dimana seseorang mampu untuk hidup,
bekerja, belajar dan berpartisipasi secara penuh dalam komunitasnya.
 Bagi beberapa individu, pemulihan merupakan kemampuan untuk
hidup dalam kehidupan yang berkecukupan dan produktif walaupun
tetap memiliki ketidakmampuan.
 Bagi orang lain, pemulihan berimplikasi terhadap penurunan atau
pengurangan gejala secara keseluruhan.
 Pemulihan juga meliputi keterhubungan atau kapasitas untuk hubungan
interpersonal yang mutual, dan kewarganegaraan, yang mencakup
hak, kebebasan, dan tanggung jawab sebagai anggota dalam
masyarakat yang demokratis.
 Kekuatan diri merupakan pondasi dari dukungan dan system
pemulihan yang berpusat pada diri sendiri dan motivasi diri.
 Aspek terpenting dari pemulihan oleh setiap individu dengan
pertolongan dari pemberi layanan kesehatan jiwa dan orang yang
sangat penting dalam kehidupannya.
 Memiliki harapan memainkan peran yang penting dalam
pemulihan individu.
 Individu menerima dukungan pemulihan melalui aktivitas yang
diidentifikasi sebagai rehabilitasi, yang merupakan proses
menolong seseorang kembali kepada level fungsi tertinggi yang
dapat dicapai.
 Rehabilitasi gangguan jiwa merupakan gabungan pelayanan
sosial, edukasi, okupasi, perilaku, dan kognitif yang bertujuan pada
pemulihan jangka panjang dan memaksimalkan kecukupan diri.
 Rehabilitasi gangguan jiwa berkembang dari kebutuhan untuk
menciptakan kesempatan bagi orang yang didiagnosis
dengan gangguan jiwa berat untuk hidup, belajar, dan
bekerja dalam komunitas mereka sendiri.
 Pendekatan yang berorientasi kepada pemulihan untuk
memberikan tindakan keperawatan kepada individu yang
menggunakan obat spikofarmaka harus mempertimbangkan
fakta bahwa keengganan untuk minum obat seringkali
berhubungan dengan penyakit klien atau penolakan untuk
mengakui adanya kebutuhan terhadap pengobatan.
 Respon yang berorientasi kepada pemulihan difokuskan
kepada mempelajari tentang alasan klien untuk tidak minum
obat dan kemudian bekerja bersama klien untuk
mengidentifikasi cara untuk membuat pengobatan lebih
dapat diterima berdasarkan tujuan hidup klien.
 Sejumlah praktik berbasis bukti yang medukung dan
meningkatkan pemulihan meliputi: tritmen asertif komunitas,
dukungan keluarga, manajemen dan pemulihan penyakit,
tritmen terintegrasi untuk mendampingi kejadian berulang
gangguan jiwa dan penyalahgunaan zat, psikoedukasi
keluarga, manajemen pengobatan dan dukungan
perumahan permanen.
Pengkajian
Individu

 Pengkajian bertujuan untuk pemulihan seseorang dimulai dengan


kontak awal antara perawat dan klien.
 Pada pengkajian awal perawat perlu membantu klien untuk
merencanakan pemulihan dengan mengidentifikasi tujuan hidup
klien.
 Perawat mengidentifikasi dan menguatkan kekuatan klien sebagai
cara menolong klien untuk bertahan.
 Perawat perlu mengkaji tantangan yang mungkin menghalangi
kemampuan klien untuk mencapai tujuan, dan ketersediaan
pelayanan kesehatan jiwa dari system kesehatan dan jaringan
dukungan sosial yang akan mendukung kekuatan dan membantu
dalam pencapaian tujuan.
1. Karakteristik orang dengan gangguan jiwa berat

 Orang yang mengalami gangguan jiwa berat memiliki


gejala primer dan sekunder.
 Gejala primer secara langsung disebabkan oleh
penyakitnya. Sebagai contoh: halusinasi dan waham
merupakan gejala primer dari skizofrenia, dan eforia
serta hiperaktivitas merupakan gejala gangguan bipolar.
 Gejala sekunder seperti:kesepian dan isolasi sosial,
disebabkan oleh respons seseorang terhadap penyakit
atau tindakannya.
2. Perilaku Gangguan Jiwa Berat

 Kendala pemulihan bagi klien dengan gangguan jiwa


berat termasuk kemiskinan, korban dan stigma.
 Orang dengan gangguan jiwa berat seringkali tidak
bekerja, kurang suka terlibat dalam hubungan sosial
yang intim atau berinteraksi, dan cenderung memiliki
sumber finansial yang tidak ade kuat dibandingkan
dengan rekan sebayanya.
 Stigma yang dialami oleh orang yang mengalami
gangguan jiwa berhubungan dengan harga diri. Jadi,
efek dari stigma, kemiskinan dan menjadi korban harus
dikaji dalam pengkajian dan rencana tindakan
keperawatan untuk klien.
3. aktivitas kehidupan sehari-hari

 Aktivitas kehidupan sehari-hari merupakan keterampilan


yang penting untuk hidup secara mandiri, seperti mengurus
rumah, berbelanja, menyiapkan makanan, manajemen
keuangan dan kebersihan diri.
 Tujuan utama dari pemulihan adalah untuk menolong
seseorang mengembangkan keterampilan hidup mandiri.
4. Hubungan interpersonal

 Orang yang mengalami gangguan jiwa berat seringkali


digambarkan sebagai orang yang mengisolasi diri atau isolasi
sosial.
 Kondisi ini seringkali dihubungkan dengan gejala primer penyakit.
 Sebagai contoh, depresi menyebabkan apatis dan mengisolasi
diri, dan skizofrenia mengakibatkan masalah dalam menerima
dan memproses komunikasi dengan orang lain.
 Perilaku ini menciptakan masalah masalah yang serius dalam
membangun hubungan yang dekat dengan orang lain.
5. harga diri rendah

 Harga diri merupakan perasaan berharga atau


menghargai diri sendiri.
 Kurangnya kemampuan untuk mempertahankan
pekerjaan, hidup secara mandiri, menikah, dan memiliki
anak memberikan kontribusi kepada harga diri yang
rendah.
 Orang yang mengalami gangguan jiwa berat seringkali
merasa tertipu oleh pengalaman hidup mereka
harapkan untuk dinikmati sebelum mereka menjadi sakit.
6. motivasi

 Ketakutan terhadap kegagalan seringkali menciut nyali


seseorang untuk mencoba pengalaman baru.
 Orang lain mungkin melihatnya kurang motivasi.
 Penampilan kurang motivasi juga mungkin disebabkan oleh
kurangnya energi.
 Hal ini dapat dihubungkan dengan efek biologis dari
penyakit atau pengobatan.
 Dalam kasus ini orang tersebut mungkin ingin menjadi lebih
aktif tetapi secara fisik tidak mampu.
7. kekuatan

 Rehabilitasi dan pemulihan tergantung pada pengendalian penyakit, demikian juga


dengan perkembangan potensi kesehatan, dengan memobilisasi kekuatan.
 Kekuatan merupakan suatu kemampuan, keterampilan atau ketertarikan yang pernah
digunakan oleh orang tersebut sebelumnya.
 Penekanan pada kekuatan memberikan harapan yang akan meningkatkan fungsi.
 Kekuatan dapat dihubungkan dengan aktivitas rekreasi dan santa, keterampilan krja,
pencapaian edukasi, keterampilan perawatan diri, ketertarikan khusus, talenta dan
kemampuan, serta hubungan interpersonal yang positif.
 Orang dengan gangguan jiwa berat seringkali mebutuhkan bantuan dalam
mendefinisikan keterampilan, kemampuan dan ketertarikan mereka sebagai suatu
kekuatan.
 Harga diri rendah membuat mereka percaya bahwa mereka hanya memiliki masalah,
bukan kekuatan.
8. ketidakpatuhan

 Kegagalan minum obat merupakan penyebab umum dari


kekambuhan dan dirawat kembali. Kemungkinan ada pengingkaran
terhadap penyakit atau kurangnya pemahaman terhadap alasan
untuk regimen tritmen.
 Kadang seseorang ingin patuh tetapi butuh pertolongan, seperti
transportasi untuk sampai ketempat pengambilan obat atau saran
untuk memperoleh kartu bantuan pengobatan (contoh: BPJS).
 Beberapa klien tidak suka efek samping dari pengobatan, tetapi
mereka tidak cukup asertif untuk mengatakannya kepada dokter
tentang ketidaknyamanan tersebut.
9. pengkajian keterampilan hidup

 Pengkajian terhadap klien dengan gangguan jiwa berat


harus mencakup analisis komponen fisik, emosional dan
intelektual dari keterampilan yang dibutuhkan untuk
kehidupan, pembelajaran dan bekerja di komunitas.
Pengkajian
Keluarga

 Kebanyakan orang dengan gangguan jiwa terlibat


dengan keluarganya dan memiliki kontak yang sering
dengan anggota keluarga selama mereka hidup di
komunitas.
 Sekitar 65 % orang dengan gangguan jiwa tinggal
dengan keluarganya.
1. komponen pengkajian keluarga

 Perawat yang mengkaji keluarga sebagai bagian dari suatu rencana


pemulihan harus mempertimbangkan asek dinamika keluarga sebagai
berikut:
 Struktur keluarga, meliputi tahap perkembangan, peran, tanggung jawab,
norma dan nilai
 Sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa.
 Iklim emosional keluarga (ketakutan, kemarahan, depresi, ansietas,
ketenangan)
 Dukungan sosial yang tersedia untuk keluarga, meliputi keluarga besar,
teman, dukungan finansial, keterlibatan religi dan hubungan dengan
masyarakat
 Pengalaman keluarga dengan pelayanan kesehatan jiwa
 Pemahaman keluarga terkait masalah klien dan rencana asuhan
keperawatan.
2. Beban keluarga
 Gangguan jiwa yang dialami oleh anggota keluarga akan mempengaruhi
keluarga secara keseluruhan
 Dampak ini seringkali disebut sebagai beban keluarga.
 Beban keluarga dapat berhubungan dengan kekhawatiran tentang masa
depan, konsentrasi yang buruk, marah terhadap rutinitas rumah tangga,
merasa bersalah karena tidak mengerjakan sesuatu dengan cukup baik,
merasa terjebak , dan merasa marah karena perubahan yang terjadi pada
anggota keluarga.
 Beban objektif: berhubungan dengan perilaku klien, penampilan peran, efek
buruk pada keluarga , kebutuhan dukungan, dan biaya finansial dari penyakit
yang diderita.
 Beban Subjektif : merupakan perasaan seseorang bahwa ia memiliki beban:
perasaan ini bersifat individual dan tidak selalu berhubungan dengan beban
objektif.
 Contoh : seorang klien dapat menjadi kurang berambisi dan tetap
mempertahankan ketergantungan terhadap orang lain saat usia dewasa.
3. kebutuhan dukungan sosial

 Keluarga yang memberikan perawatan kepada anggota keluarga


yang memiliki gangguan jiwa erat seringkali merasa diisolasi dan
sendirian dalam menghadapi tantangan perawatan.
 Sumber dukungan sosial sebelumnya mungkin tidak lagi atau berkurang
karena kebutuhan untuk konsantrasi terhadap anggota keluarga yang
sakit.
 Klien gangguan jiwa dapat juga berkontribusi terhadap keluarg mereka,
membantu meringankan stress pada anggota keluarga yang lain.
 Perawat dapat memainkan peran penting dalam menawarkan
anggota keluarga kesempatan untuk mendiskusikan focus perhatian
mereka dan melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan mereka
jika memungkinkan.
Pengkajian
Komunitas

 Komunitas memiliki pengaruh yang besar dalam rehabilitasi dan


pemulihan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
 Tenaga kesehatan jiwa memiliki peran yang unik dalam komunitas
karena mereka adalah anggota komunitas dan juga melakukan
advokasi terhadap klien gangguan jiwa dan keluhan pada waktu
yang bersamaan.
 Pelaku rawat , termasuk perawat, harus mengambil peran pemimpin
dalam mengkaji kecukupan dan keefektifan dari sumber-sumber
komunitas dan merekomendasikan perubahan untuk meningkatkan
akses dan kualitas dari perawatan kesehatan jiwa.
Perencanaan dan implementasi
Individu

 Perencanaan tritmen dan tindakan pemulihan sebagai focus dari


keperawatan jiwa bertujuan untuk meningkatkan kemandirian melalui
memaksimalkan kekuatan individu.
 Perawat menolong individu untuk melakukan hal-hal berikut:
 Mengembangkan kekuatan diri, mempelajari keterampilan hidup,
mengelola penyakit, mengakses dukungan lingkungan.
 Perawat dapat mengambil peran “ mitra penolong” ketika
memberikan pelayanan kepada orang dengan gangguan jiwa berat.
 Karakteristik dari mitra penolong mencakup komunikasi yang penuh
perhatian dan penghargaan, menjadi sumber informasi, kesabaran
dan berorientasi pada pemulihan, guru yang penuh pengetahuan.
 Rencana tritmen keperawatan harus diorganisir seputar tujuan
perilaku yang sangat spesifik berdasarkan pengkajian yang
komprehensif terhadap keterampilan hidup individu.
 Tujuan ini harus dibangun pada saat perkembangan masa akut
penyakit.
 Bagian dari rencana keperawatan ini dapat disebut sebagai
perencanaan pulang pada tatanan tritmen rawat inap.
 Perencanaan pulang mengingatkan perawat dan klien bahwa
hasil akhir yang diharapkan dari asuhab keperawatan adalah
berfungsi secara mandiri.
1. Perkembangan kekuatan dan potensi

 Perkembangan kekuatan dan potensi klien merupakan hal yang sangat penting.
 Tindakan keperawatan yang mengembangkan kekuatan dan potensi dapat
menolong klien mengembangkan keterampilan hidup mandiri, hubungan
interpersonal, dan sumber koping dan pada akhirnya menolong untuk memenuhi
kebutuhan khusus mereka.
 Hasil yang diharapkan dari tindakan tersebut adalah perubahan dalam konsep diri
klien dan peningkatan harga diri.
 Salah satu tindakan keperawatan keperawatan yang membantu klien mengubah
persepsi diri mereka yang negative adalah dengan menggambarkan persepsi
perawat tentang keluatan klien.
 Tindakan keperawatan yang menyadarkan klien tentang kekuatannya dibagi
kedalam dua katergori yaitu secara spontan dan direncanakan.
2.Belajar keterampilan hidup

 Pelatihan keterampilan sosial menggunakan teknik kognitif


dan perilaku untuk membantu seseorang mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk
hidup dalam masyarakat.
 Klien diajarkan cara terstruktur memeriksa dan memodifikasi
pikiran dan perilaku mereka yang dapat dilanjutkan dengan
menurunkan keterlibatan klinis sejalan dengan bertambah
terampilnya klien mengelola situasi sulit.
 Aspek penting dari dukungan pemulihan kejiwaan berkaitan
dengan mempromosikan kesejahteraan fisik dari orang-orang
dengan gangguan jiwa berat.
3. Manajemen penyakit dan pemulihan .

 Manajemen penyakit memberdayakan orang-


orang yang memiliki gangguan jiwa berat untuk
memahami dan mengelola penyakit mereka
secara efektif.
 Hal ini berfokus pada membatu klien untuk
mengambil kendali atas penyakit dan fungsi
pada tingkat kemandirian tertinggi yng mungkin
dicapai.
 Tindak yang diidentifikasi untuk mendukung
manajemen penyakit pada orang yang telah pulih
dari gangguan jiwa :
1. psikoedukasi
2. pembentukan perilaku untuk pengobatan
3.Pelatihan pencegahan kambuh
4. pelatihan keterampilan koping
Unsur-unsur rencana psikoedukasi:

 Tanda dan gejala


 Sifat penyakit
 Etiolgi yang mungkin
 Pemeriksaan diagnosis dan tindakan
 Indikasi perubahan gaya hidup
 Pilihan tritmen
 Hasil tritmen yang diharapkan
 Strategi terapeutik
 Respon koping yang adaptif
 Potensial masalah kepatuhan
 Tanda-tanda dini kambuh
 Keseimbangan kebutuhan dan perawatan diri sendiri.
4. Mengakses dukungan komunitas

 Mendukung orang dengan gangguan jiwa berat di


lingkungan masyarakat memerlukan pengembangan
beragam program bantuan masyarakat.
 Ketika layanan ini disediakan, orang-orang yang sebelumnya
dinyatakan akan menghabiskan banyak waktu mereka
dirumah sakit dapat hidup di masyarakat dapat hidup di
masyarakat dengan sukses.
 Model perawatan berbasis-kumunitas meliputi manajemen
kasus dan tritmen asertif komunitas/ assertive community
treatment (ACT).
5. Program rehabilitasi

 Program rehabilitasi gangguan jiwa ( disebut


juga rehabilitasi psikososial) dikembangkan
sebagai respon terhadap klien gangguan jiwa
yang telah keluar dari rumah sakit jiwa yang
tidak memiliki keterampilan dan sumber daya
yang dibutuhkan untuk hidup mandiri.
6. Layanan berpusat pada konsumen

 Perasaan yang kuat ditemukan diantar beberapa konsumen


bahwa program psikososial tidak memenuhi kebutuhan mereka.
 Model pemberdayaan pemulihan dikembangkan oleh pusat
pemberdayaan nasional, sebuah organisasi penelitian dan
pelatihan yang dikelola oleh mantan konsumen pelayanan
kesehatan jiwa dan membahas isu-isu yang berkaitan dengan
pelayanan kesehatan jiwa yang berorientasi kepada
pemulihan.
 Mengembangkan prokram pekatihan dan pendidikan yang
disebut PACE ( Personal Assistence in Community Existence/
Bantuan personal dalam keberadaan komunitas) yang
didasarkan pada model pemberdayaan.
Prinsip bantuan personal di komunitas (Principles of
personal assistance in community existence (PACE)

 Seseorang benar-benar pulih bahkan dari jenis ganggua jiw yang paling berat
 Kepercayaam adalah landasan dari pemulihan
 Pengendalian dan pemaksaan ditekankan saat tidak adanya kepercayaan dan
terjadi gangguan pemulihan
 Seseorang harus dapat mengikuti mimpi mereka sendiri, bukan mimpi orang lai,
untuk menjadi pulih.
 Ketetapan diri sangat penting untuk pemulihan
 Martabat manusia dan rasa hormat sangat penting untuk pemulihan
 Memahami bawa gangguan jiwa merupakan label untuk stress emosional yang
berat yang mengganggu peran seseorang dalam masyarakat membantu dalam
pemulihan.
 Orang-orang yang percaya bahwa orang dengan gangguan jiwa dapat
membantu diri mereka untuk pulih
 Selalu ada makna, bahkan pada periode stress emosional yang paling berat
sekalipun, dan memahami makna tersebut menolong dalam pemulihan.
 Orang-orang yang percaya bahwa orang dengan gangguanjiwa dapat
membantu diri mereka untuk pulih
 Selalu ada makna, bahkan pada periode stress emosional yang paling berat
sekalipun, dan memahami makna tersebut menolong dalam pemulihan.
 Orang-orang dapat dan sangat mendambakan untuk berhubungan secara
emosional, terutama ketika mereka mengalami stress emosional yang berat.
 Merasa aman secara emosional dalam suatu hubungan sangat penting untuk
mengungkapkan perasaan.
 Segala sesuatu yang dipelajari tentang pentingnya hubungan manusia juga
berlaku untuk orang-orang yang diberikan label gangguan jiwa.
7. Layanan perumahan

 Dukungan perumahan yang permanen adalah


elemen penting dari pemulihan yang sukses.
 Rumah layak huni haruslah aman, terjangkau
dan dapat diterima oleh konsumen.
 Konsumen memiliki pilihan untuk perumahan
yang mandiri dengan dukungan yang fleksibel.
8. Dukungan pekerjaan

 Ketika orang dengan gangguan jiwa berat ditanya


tentang visi mereka tentang pemulihan, kebanyakan
dari mereka mengidentifikasi pekerjaan sebagai
focus utama.
 Bekerja di pekerjaan yang kompertitif, yang berarti
pekerjaan yang tersedia bagi siapa saja dan tidak
hanya bekerja bersama orang dengan gangguan
jiwa, membuka jalan untuk tujuan hidup lainnya,
seperti tempat untuk hidup yang layak, pendidikan
dan akses ke kegiatan rekreasi.
Hambatan untuk bekerja ditemukan bagi orang dengan
gangguan jiwa, tindakan yang direkomendasikan untuk
membantu mengatasi hambatan:

 Asuransi kesehatan untuk perawatan medis, perawatan kesehatan


jiwa, dan obat-obatan tanpa memandang status pekerjaan.
 Integrasi dan koordinasi pelayanan klinis dan vokasi
 Akses ke program pendidikan
 Manfaat perencanaan dan bantuan manajemen keuangan
 Pengembangan asset melalui program tabungan khusus untuk
individu berpenghasilan rendah
 Perumahan yang aman, terjangkau dan stabil yang tidak akan
terancam oleh mereka yang memiliki pendapatan yang lebih tinggi
 Bantuan hokum untuk menangani diskriminasi dan
membantu akse ke layanan
 Dukungan teman (kelompok swabantu) dan
menolong diri sendiri
 Melibatkan pengusaha dan dunia usaha dalam
menciptakan dan meningkatkan kesemptan
kerja.
9. Pelayanan pendidikan

 Pendidikan yang ditawarkan dalam lingkungan


yang mendukung dapat meningkatkan harga
diri, meningkatkan kualifikasi pekerjaan, dan
mendorong beberapa konsumen untuk
mengejar pendidikan yang lebih tinggi.
Perencanaan dan implementasi
Keluarga

 Gangguan jiwa yang dialami oleh anggota


keluarga seringkali merupakan suatu kejutan
dan sumber stres yang besar bagi keluarga
 Program yang efektif bagi keluarga klien
gangguan jiwa berat termasuk pemberdayaan
dan pendidikan.
1. Pemberdayaan

 Beberapa masalah yang umum terjadi dalam


kehidupan keluarga dapat di antisipasi.
 Belajar cara untuk menangani area masalah
tersebut dapat memberdayakan keluarga
dengan memberikan kemampuan mengontrol
kehidupan mereka.
2. Psikoedukasi keluarga

 Psikoedukasi keluarga merupakan tindakan


keperawatan utama yang ditawarkan kepada
keluarga orang dengan gangguan jiwa berat.
 Edukasi dapat membantu keluarga
mengidentifikasi cara-cara untuk mendukung
pemulihan klien.
 Pada pertemuan keluarga hal yang dilakukan
mencakup pemberian informasi dan latihan
membangun keterampilan.
Perencanaan dan implementasi
Komunitas
 Perawat ikut terlibat dalam komunitas untuk mendorong
pembetukan program orientasi pemulihan kesehatan jiwa
dengan beberapa cara.
 Diantaranya adalah pendidikan kesehatan, keanggotaan
dalam kelompok advokasi, jejaring, dan tindkan politik
 Perawat kesehatan jiwa juga dapat melakukan layanan yang
berharga dengan mendidk rekan kerja mereka dan rekan-rekan
professional tentang penelitian saat ini yang berkaitan dengan
gangguan jiwa berat.
 Perawat perlu menyadari dan terlibat dalam proses politik.
Evaluasi
Evaluasi klien dan keluarga

 Ukuran objektif umumnya terkait dengan pertanyaan:


 Apakah klien tinggal di perumahan pilihan pribadi?
 Apakag hari rawat inap pada tahun lalu menurun?
 Beberapa banyak kunjungan klien ke unit darurat?
 Berapa hari dalam setahun terakhir telah dihabiskan di penembpatan kerja transisi?
Atau sedang dalam kerja yang kompetitif?
 Seberap sering klien memiliki kontak dengan anggota keluarga?siapa mereka?
 Dapatkah klien mengidentifikasi orang yang dapat memberika dukungan dalam situasi
krisis?
 Apakah klien terlibat dalam kegiatan masyarakat?
 Apakah klien terdaftar disebuah kursus pendidkan untuk orang dewasa? Dalam
program pendidikan akademik?
 Ukuransubjektif dari keefektifan adalah sangat
penting dan harus berfokus kepada kualitas
hidup yang dirasakan oleh klien, kemajuan
dalam memperoleh tujuan hidup, dan
kepuasan terhadap pelayanan kesehatan
yang diterima.

Anda mungkin juga menyukai