Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

METODE PEMBELAJARAN KLINIK

DISUSUN OLEH :

CINDY SARI AGUSTIN

1715301015

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG

JURUSAN DIV KEBIDANAN TANJUNGKARANG

TA. 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Metode
Pembelajaran Klinik”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah Metodik Khusus.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah
ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Bandar Lampung, 07 Januari 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang.......................................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 2
I.3 Tujuan....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1.1 Metode Pembelajaran Klinik......................................................... 3
2.1.1 Pengertian Metode Pembelajaran Klinik....................................... 3
2.2.2 Macam-macam Metode Pembelajaran Klinik............................... 3

BAB III PENUTUP


KESIMPULAN....................................................................................................... 21
SARAN................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembelajaran Praktik Klinik adalah suatu proses transformasi mahasiswa
menjadi seorang bidan professional yang memberi kesempatan mahasiswa untuk
beradaptasi dengan perannya dengan perannya sebagai bidan professional di
situasi nyata pada pelayanan kesehalan klinik atau komunitas (Nursalam & Ferry,
2009).

Pembelajaran klinik berupaya memberikan kesempatan pada peserta didik untuk


menerapkan ilmu yang dipelajari di kelas ke dalam keadaan nyata guna
mendapatkan pengalaman nyata untuk mencapai kemampuan profesional
(intelektual, teknikal, dan interpersonal). Selain itu, pembelajaran klinik juga
berupaya untuk mengembangkan sikap-sikap dan ketrampilan sesuai dengan
lingkup praktek kebidanan.

Metode pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam proses


pembelajaran. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat dapat menumbuhkan
minat peserta didik untuk mengikuti kegiatan belajar-mengajar. Metode
pembelajaran berfungsi sebagai cara untuk menghantarkan bahan pelajaran agar
sampai kepada peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
Kompetensi tersebut dapat dicapai dengan menggunakan metode pembelajaran
yang efektif. Metode pembelajaran ini merupakan metode dalam bentuk teori,
praktik, maupun dalam tatanan nyata praktik di klinik.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian dari Metode Pembelajaran Klinik?
b. Apa saja Metode-metode Pembelajaran Klinik?

1
1.3 Tujuan Pembelajaran
a. Untuk mengetahui dan memahami metode pembelajaran klinik.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Metode Pembelajaran Klinik

2
2.1.1 Pengertian
Pembelajaran Praktik Klinik adalah suatu proses transformasi mahasiswa
menjadi seorang bidan professional yang memberi kesempatan mahasiswa
untuk beradaptasi dengan perannya dengan perannya sebagai bidan
professional di situasi nyata pada pelayanan kesehalan klinik atau
komunitas (Nursalam & Ferry, 2009).

2.1.2 Macam-macam Metode Pembelajaran Klinik


A. Pre/Post Conference

1. Pre conference
Pre conference adalah komunikasi ketua tim dan perawat pelaksana
setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut
yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika
yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference
ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana
harian), dan tambahan rencana dari kepala tim dan penanggung
jawab tim.

Peran Pembimbing klinik dalam pre conference


a. Mengkaji kesiapan mahasiswa melakukan praktek :
- Menandatangani presensi mahasiswa di buku pedoman.
- Mengecek dan menandatangani laporan pendahuluan
kebutuhan dasar (LP) menandatanganinya, dan kontrak
belajar.
- Mendiskusikan laporan pendahuluan “asuhan keperawatan”
sesuai kontrak belajar.
- Mendiskusikan laporan pendahuluan “target ketrampilan”
sesuai kontrak belajar.

b. Mendiskusikan rencana praktek yang akan dilakukan sesuai


LP/Kontrak belajar mahasiswa :

3
- Mengidentifikasi masalah klien.
- Merencanakan asuhan keperawatan.

2. Post conference
Post conference adalah diskusi tentang aspek klinik sesudah
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Conferensi
merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi
dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, pagi, sore
atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan.
konference sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat
mengurangi gangguan dari luar.

Peran pembimbing klinik dalam post conference


1) Aktifitas
- Melakukan review tujuan post conference yaitu, dengan
memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian
masalah dan membandingkan masalah yang dijumpai.
- Menjelaskan tugas pembimbing klinik dalam post
conference untuk membahas pengalaman dan masalah yang
dihadapi dalam praktek
2) Feedback
Tanggung jawab professional sebagai pembimbing klinik untuk
menyiapkan untuk melakukan praktek klinik, caring, perilaku
professional merupakan peran anda sebagai pemberi feed back
dan apabila di laboratorium peran ini tercakup peran anda
sebagai assessor. Pada situasi klinik penekanan pada
peningkatan kemampuan peserta didik melalui pemberian
bimbingan dengan cara pembimbing klinik mengobservasi
penampilan siswa dalam praktek klinik. Dalam praktek klinik
peran peserta didik meliputi belajar mengevaluasi kemampuan

4
kliniknya sendiri, sehingga dalam post conference peserta didik
dan pembimbing klinik saling memberikan feedback.
3) Peran sebagai partisipan reflektif merupakan salah satu prioritas
yang tinggi bagi instruktur klinik. Peran tersebut meliputi peran
sebagai kolega, pelatih, dan fasilitator tetapi ditambahkan
dimensi-dimensi lain. Dalam melatih siswa untuk mengubah
pikiran mereka tentang kegiatan-kegiatan dalam praktik,
instruktur klinik merefleksikan siswa dengan ‘titik buta (blind
spot)nya, membantu mereka untuk melihat diri mereka sendiri
pada saat bekerja sebagai perawat dan menginterpretasikan
perilaku melalui sudut pandang siswa itu sendiri dan
memaknainya. Peran ini hampir sama dengan peran sebagai
pelajar karena kedua peran tersebut memperbesar konfrontasi
dan pengetahuan tentang diri sendiri. Akhirnya, terdapat
hubungan yang kuat dengan model peran professional. Karena
proses belajar mengajar, interpretasi, dan maknanya
berhubungan dengan rasa saling percaya maka standar etika
perilaku personal, kerahasiaan dan kehati-hatian harus
dilakukan secara timbal balik antara instruktur klinik dan siswa.

Secara singkat, peran pembimbing dalam post conference antara


lain:
1) Sebagai pemberi feed back.
2) Sebagai kolega/teman.
3) sebagai assessor/ penilai.
4) Memiliki peran reflektif.
5) Sebagai coach
6) Sebagai fasilitator dan role model professional

5
B. Metode Bed Side Teaching
1. Pengertian
Bed Side Teaching Merupakan metode bimbingan yang dilakukan
disamping tempat tidur klien dengan mempelajari klien terhadap
asuhan keperawatan yang dibutuhkan oleh klien.

2. Manfaat
Agar pembimbing klinik dapat mengajarkan dan mendidik peserta
didik untuk menguasai keterampilan prosedural, menumbuhkan
sikap profesional, mempelajari perkembangan biologis/fisik,
melakukan komunikasi melalui pengamatan langsung.

3. Prisipnya :
a. Jumlah peserta dibatasi 5-6 orang
b. Diskusi awal dan pasca demonstrasi didepan klien
c. Lanjutkan dengan redemontrasi
d. Kaji pemahaman peserta sesegara mungkin terhadap apa yang
dihadapi
e. Kegiatan yang didemontrasikan adalah sesuatu yang belum
pernah diperoleh oleh peserta didik sebelumnya
f. Perlu persiapan fisik, psikologi dari peserta dan pembimbing

4. Persiapan sebelum pelaksanaan bedside teaching :


a. Persiapan
1) Tentukan tujuan dari setiap sesi pembelajaran.
2) Baca teori sebelum pelaksanaan.
b. Ingatkan mahasiswa akan tujuan pembelajaran :
1) Mendemonstrasikan pemeriksaan klinik.
2) Komunikasi dengan pasien.
3) Tingkah laku yang profesional.
c. Persiapan Pasien
1) Keadaan umum pasien baik.
2) Jelaskan pada pasien apa yang akan dilakukan.
d. Lingkungan/Keadaan

6
Pastikan keadaan ruangan nyaman untuk belajar.

5. Pelaksanaan bedside teaching antara lain:


a. Membuat peraturan dasar
1) Pastikan setiap orang tahu apa yang diharapkan dari mereka.
2) Mencakup etika.
3) Batasi interupsi jika mungkin.
4) Batasi penggunaan istilah kedokteran saat di depan pasien.
b. Perkenalan
1) Perkenalkan seluruh anggota tim.
2) Jelaskan maksud kunjungan.
3) Biarkan pasien menolak dengan sopan.
4) Anggota keluarga diperkenankan boleh berada dalam
ruangan jika pasien mengizinkan.
5) Jelaskan pada pasien atau keluarga bahwa banyak yang
akan didiskusikan, mungkin tidak diterapkan langsung pada
pasien.
6) Undang partisipasi pasien dan keluarga.
7) Posisikan pasien sewajarnya posisi tim di sekitar tempat
tidur.
c. Anamnesa
1) Hindari pertanyaan tentang jenis kelamin atau ras.
2) Hindari duduk di atas tempat tidur pasien.
3) Izinkan interupsi oleh pasien dan pelajar untuk menyoroti
hal penting atau untuk memperjelas.
4) Jangan mempermalukan dokter yang merawat pasien.
d. Pemeriksaan fisik
1) Minta pelajar untuk memeriksa pasien.
2) Izinkan pasien untuk berpartisipasi(mendengarkan
bising, meraba hepar, dll).

7
3) Minta tim untuk mendemonstrasikan teknik yang tepat.
4) Berikan beberapa waktu agar pelajar dapat menilai hasil
pemeriksaan yang baru pertama kali ditemukan.
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Jika mungkin tetap berada disamping tempat tidur.
2) Rongent, ECG bila mungkin.
3) Izinkan pasien untuk meninjau ulang dan berpartisipasi.
f. Diskusi
1) Ingatkan pasien bahwa tidak semua yang didiskusikan akan
dilaksanakan, biarkan pasien tahu kapan itu
biasa dilaksanakan.
2) Hati-hati memberikan pertanyaan yang tidak dapat dijawab
kepada mahasiswa yang merawat pasien.
3) Berikan pertanyaan pertama kali pada tim yang paling
junior.
4) “Saya tidak tahu” adalah jawaban yang tepat, setelah itu
gunakan kesempatan untuk mencari jawaban.
5) Hindari bicara yang tidak perlu.
6) Izinkan pasien untuk bertanya sebelum meninggalkan
tempat tidur.
7) Minta pasien untuk menanggapi bedside teaching yang telah
dilakukan.
8) Ucapkan terima kasih pada pasien.

C. Replective Learning (Pembelajaran Refleksi)


1. Pengertian
Pembelajaran Refleksi merupakan proses mental yang menerapkan
kegiatan pembelajaran dengan mengaktifkan peserta untuk
menggunakan pemikiran yang kritis (critical thinking) untuk

8
menguji informasi yang didapat, bertanya tentang kebenarannya
dan menyimpulkan berdasarkan ide-ide yg dihasilkannya.

2. Manfaat
Banyak manfaat yang bisa didapat dari proses pembelajaran dengan
menggunakan proses refleksi ini diantaranya;
a. Meningkatkan praktek dimasa yang akan datang
b. Jujur terhadap diri dan penampilan yang dimiliki
c. Selalu mencari pertolongan/bantuan kepada teman (Tim) jika
diperlukan
d. Meyakini bahwa praktek yang dilakukan berdasarkan
penelitian yang up to date
e. Dengan menggunakan critical thinking meningkatkan diri
untuk menghadapi tantangan.
f. Meningkatkan kepercayaan
g. Selalu berusaha menggali dan mencari pembenaran yg rasional
dari tindakan yg dilakukan

Selain itu adapun manfaat dari reflectife learning (Pembelajaran


reflektif) bagi pelajar\mahasiswa adalah:
a. Belajar dari pengalaman
b. Mengembangkan keterampilan praktek profesional
c. Tanggung jawab untuk belajar mereka sendiri (dan tindakan)
d. Membangun kapasitas pengetahuan untuk merestrukturisasi /
reframe
e. Perbaikan secara terus menerus dalam praktek

3. Keuntungan Reflective Learning (Pembelajaran Refleksi)


a. Pembelajaran reflektif membantu untuk mengembangkan
pemikiran kritis, kesadaran diri dan kemampuan analisis dan

9
penting untuk staf dan mahasiswa. Ini melibatkan keterlibatan
individu dalam proses reflektif. Hal ini dapat membantu untuk
menginformasikan tentang apa yang bekerja atau tidak bekerja,
apa yang perlu dilakukan secara berbeda, atau bagaimana
individu mungkin perlu untuk mengembangkan perilaku atau
praktek mereka. Untuk siswa dapat membantu mereka untuk
memahami lebih baik bagaimana teori dapat diterapkan dalam
praktek atau di mana praktek konsisten dengan konsep dan
teori.
b. Pembelajaran reflektif dapat ditangkap (dan dinilai) melalui
kerja dalam berbagai bentuk yang meliputi misalnya, reflektif
Portofolio , esai, buku harian, log atau jurnal. Ini memberikan
struktur di mana untuk menangkap pikiran dan ingatan,
membentuk catatan permanen yang kemudian dapat ditinjau
untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut atau untuk merekam
pembelajaran baru, memberikan bukti pengembangan pribadi.

D. Case Presentation
1. Pengertian
Case presentation/ metode nursing klinik adalah metode penyajian
pasien dengan menggunakan kehadiran seorang pasien dan dipilih
sebagai fokus diskusi kelompok dengan tujuan dapat memberikan
pengalaman langsung dalam pembahasan prinsip-prinsip prosedur
perawatan dari pasien, metode ini sering digunakan dilahan pratek
khususnya dilahan rumah sakit.

2. Prinsip-prinsip yang dilakukan :


Prinsip yang dilakukan nursing clinik diantranya adalah
a. direncanakan dengan teliti dengan pasien, surat ijin, pemilihan
lokasi, perumusan tujuan informasi dan lain-lain

10
b. Pasien harus diberi kesempatan untuk mengekspresikan
kebutuhannya
c. Adanya hak pasien untuk prifasi dan rahasia informasi tentang
dirinya
d. Adanya evaluasi tentang pelaksanaan nursing clinic

3. Langkah metode nursing clinic


a. Tahap permulaan
Diawali dengan memperkenalkan peserta didik tentang latrar
belakang pasien, situasi pelayanan perawatan, tujuan diskusi,
beberapa informasi yang dibutuhkan tentang pasien.
b. Tahap diskusi yang berpusat pada pasien
Diawali dengan perkenalan dan penyajian singkat tentang
pasien pada peserta didik, kemudian menunjukan gejala-gejala
khusus yang berhubungan dengan masalah pasien yang
mengungkapkan perasaannya.
c. Tahap evaluasi
Dilakukan dengan diskusi dan penilaian terhadap pasien,
perilaku dan kemampuan untuk mengatasi msalah, penilaian
terhdap peserta didik serta evaluasi proses dan hasil dari nursing
clinic apakah tujuan yang ditetapkan tercapai atau belum.

E. Word Tour/Field Trip


1. Pengertian
Metode Field trip ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan
mengajak siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah
untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau
pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, peternakan,
perkebunan, lapangan bermain dan sebagainya (Roestiyah,
2001:85). Winarno (1980: 115-116) mengatakan bahwa metode

11
karyawisata atau field trip adalah metode belajar dan mengajar di
mana siswa dengan bimbingan guru diajak untuk mengunjungi
tempat tertentu dengan maksud untuk belajar. Berbeda halnya
dengan tamasya di mana seseorang pergi untuk mencari hiburan
semata, field trip sebagai metode belajar mengajar lebih terikat oleh
tujuan dan tugas belajar.

2. Kelebihan Metode Field Trip


Metode karyawisata atau field trip mempunyai beberapa kelebihan
antara lain (Syaiful Bahri Djamarah, 2006: 94) :
a. Field trip memiliki prinsip pengajaran modern yang
memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
b. Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relavan dengan
kenyataan dan kebutuhan masyarakat.
c. Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas siswa.
d. Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.

Menurut syaiful Sagala (2006: 215) mengemukakan bahwa


kelebihan metode field trip adalah :

a. Anak didik dapat mengamati kanyataan-kenyataan yang


beraneka ragam dari dekat.
b. Anak didik dapat menghayati pengalaman-pengalaman baru
dengan mencoba turut serta di dalam suatu kegiatan.
c. Anak didik dapat menjawab masalah-masalah atau
pernyataanpernyataan dengan melihat, mendengar, mencoba,
dan membuktikan secara langsung.

F. Coaching
1. Pengertian
Metode penugasan membuat catatan dan laoran tertulis
(Eksperensial). Metode ini merupakan metode yang memberikan
penugasan yang membuat catatan dan laporan secara tertulis,
dilahan praktek. Metode ini meliputi penugasan klinik, penugasan
tertulis, stimulasi dan permainan.

12
2. Contoh penugasan klink
Melakukan keterampilan psikomotor dan pengembangan
keterampilan dan penyelesaian masalah dalam pengembilan
keputusan berdasarkan moral dan etik.

3. Contoh penugasan tertulis :

a. Menulis rencana keperawatan


b. Studi kasus
c. Perencanaan penddikan kesehatan
d. Proses pencatatan
e. Membuat laporan kunjungan
f. Pembuatan makalah dan cacatan kerja peserta didik tentang hasil
observasi di lapangan serta pengalaman prakteknya.

4. Contoh simulasi dan permainan


Menggunakan model boneka dalam melakukan keterampilan
a. Pemeriksaan payudara
b. Katerisasi urine
c. Pemberian injeksi

G. Supervisi Praktek Klinik

1. Pengertian
Pada mulanya, supervisi klinik dirancang sebagai salah satu model
atau pendekatan dalam melakukan supervisi pengajaran terhadap
calon guru yang sedang berpraktek mengajar. Dalam supervisi ini
ditekanannya pada klinik, yang diwujudkan adalah bentuk
hubungan tatap muka antara supervisor dan calon guru yang sedang

13
berpraktek, Cogan (1973) mendefinisikan supervisi klinik sebagai
berikut :
The rational and practice designed to improve the
teacher’supervisi classroom performance. It takes its principal data
from the events of the classroom. The analysis of these data and the
relationships between teacher and supervisor from the basis of the
program, procedures, and strategies designed to improve the
student’supervisi learning by improving the teacher’supervisi
classroom behavior (Cogan 1973, halaman 54).
2. Tujuan
Tujuan ini dirinci lagi ke dalam tujuan yang lebih spesifik, sebagai
berikut.
a. Menyediakan umpan balik yang obyektif terhadap guru,
mengenai pengajaran yang dilaksanakannya.
b. Mendiagnosis dan membantu memecahkan masalah-masalah
pengajaran.
c. Membantu guru mengembangkan keterampilannnya
menggunakan strategi pengajaran.
d. Mengevaluasi guru untuk kepentingan promosi jabatan dan
keputusan lainnya.
e. Membantu guru mengembangkan satu sikap positif terhadap
pengembangan profesional yang berkesinambungan.

H. Bimbingan Klinik

1. Pengertian
Pembimbing Klinik/Clinical Instructure adalah perawat yang
terpilih, perawat yang ahli dalam praktik klinik, bertugas untuk
membimbing dan mengarahkan peserta didik selama proses
pembelajaran di lahan praktik sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang telah dibuat.

14
Pembelajaran Klinik Keperawatan adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan dalam tatanan nyata. Pengalaman
belajar klinik adalah suatu bentuk pengalaman belajar yang
diperoleh peserta didik melalui kesempatan melatih diri dalam
melaksanakan praktik keperawatan profesional dalam tatanan nyata.
2. Peran Fungsi dan Tanggung Jawab
a. Peran fungsi pembimbing klinik sebagai berikut:
1) Sebagai agen pembaharu (Change Agent)
Seorang pembimbing klinik diharapkan mampu
mengadakan perubahan-perubahan yang mengarah kepada
pembaharuan dan peningkatan mutu bimbingan terhadap
peserta didik, yang pada akhirnya akan memberi dampak
pada mutu pelayanan dan asuhan keperawatan serta
perkembangan profesi keperawatan.
2) Sebagai nara sumber
Pembimbing klinik senantiasa menjadi tempat bertanya dan
tempat menemukan jawaban bagi peserta didik saat
mengalami kesulitan selama proses pembelajaran di lahan
praktik.
3) Sebagai manajer (Pengelola)
Dalam perannya sebagai manajer, pembimbing klinik
hendaknya mampu mengelola lingkungan dan fasilitas di
lahan praktik yang dapat mamfasilitasi peserta didik
melaksanakan praktik klnik sehingga dapat mencapai
pengalaman belajar klinik secara optimal sesuai tujuan yang
telah ditetapkan. Selain itu pembimbing klinik juga harus
mampu membimbing dan memberi pengarahan kepada
peserta didik sehingga secara bertahap mengurangi
ketergantungan peserta didik pada pembimbing serta dapat
belajar lebih efektif dan efisiensi.
4) Sebagai mediator dan fasilitator
Sebagai mediator, pembimbing klinik diharapkan dapat
menjadi perantara dalam hubungan antar manusia. Untuk itu

15
pembimbing klinik harus terampil mempergunakan
pengetahuan tentang bagaimana orang berinteraksi dan
berkomunikasi.
5) Sebagai demonstrator
Pembimbing klinik hendaknya senantiasa menguasai
bahan/materi, prosedur/perasat yang akan diajarkan kepada
peserta didik, selain itu secara terus menerus mengikuti
perkembangan IPTEK terutama yang berkaitan dengan
kesehatan dan keperawatan.
6) Sebagai evaluator
Pembimbing klinik diharapkan mampu memberikan
penilaian kepada peserta didik baik selama proses
pembelajaran klinik maupun pada akhir praktik.
Pembimbing klinik hendaknya mengevaluasi apakah tujuan
praktik telah dicapai, apakah ketrampilan yang telah
dilakukan benar-benar dikuasai, apakah metode bimbingan
telah sesuai. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini
akan merupakan umpan balik terhadap proses pembelajaran
klinik selanjutnya.
b. Tanggung Jawab Pembimbing Klinik
Dalam rangka melaksanakan peran-peran tersebut, pembimbing
klinik memiliki beberapa tugas/tanggung jawab sebagai berikut:
1) Membina hubungan yang baik dengan kepala dan staf
perawatan lahan praktik serta profesi lain.
2) Berperan serta dalam pertemuan tim kesehatan yang ada di
lahan praktik.
3) Merancang mitra/perawat untuk magang peserta didik.
4) Memberikan penugasan tertulis/tidak tertulis yang berkaitan
dengan masalah klinik
5) Melaksanakan komunikasi yang terapeutik baik terhadap
peserta didik, pasien maupun dengan staf dan profesi lain
6) Memberi kesempatan sukses bagi peserta didik
7) Mengidentifikasi populasi pasien untuk pembelajaran
8) Menentukan tempat untuk konferensi klinik
9) Mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik

16
10) Mengorientasi peserta didik
11) Menyeleksi pengalaman belajar klinik
12) Mendemonstrasikan kemampuan professional
13) Berkomunikasi dengan staf klinik
14) Mendampingi peserta didik selam praktik klinik,
memberikan motivasi
15) Memfasilitasi proses pembelajaran
16) Menilai pengalaman pembelajaran klnik peserta didik
sesuai dengan lembar evaluasi yang tersedia semoga
bermanfaat.

I. Metode studi asuhan keperawatan (nursing care studi)


Studi asuhan keperawatan merupakan suatu kegiatan pemecahan
masalah dimana peserta didik melakukan pengkajian secara mendalam
dan menyeluruh mengenai masalah klinik yang mendasari para
perencanaan pelaksanaan dan evaluasi terhadap tindakan yang
dilakukan. Studi ini dapat dilakukan pada pasien kelompok maupun
keluarganya.

Prinsip yang digunakan :


1. Peserta didik harus dibimbing dalam menulis pasien studi asuhan
keperawatan, pemilihan tersebut harus sesuai dengan kemampuan
peserta didik
2. Peserta didik harus dibekali dengan bahan perujukan dengan yang
cukup agar asuhan keperawatan yang efektif
3. Studi asuhan keperawatan itu harus dapt dilihat dan digunakan
sebagi bagian integral dari pengalaman dilapangan
4. Pedoman asuhan keperawatan harus sesuai dengan petunjuk dasar
pada format asuhan yang tertulis.
5. Studi asuhan keperawatan dapat dilakukan dengan menggabungkan
dengan metode lain seperti komprehensip atau nursing klinik

17
6. Laporan asuhan keperawatan harus dicek, dievaluasi, dikomentari
sesuai dengan petunjuk yang ada.

J. Clinic tour
Rounde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik
yang menginginkan peserta didik menstransfer dan mengaplikasikan
pengetahuan teoritis dalam keperawatan langsung (nursalam :2001).

a. Karakteristik
1. Klien dilibatkan langsung
2. Klien merupakan fokus kegiatan peserta didik
3. Peserta didik dan pembimbing melakukan diskusi
4. Pembimbing mengfasilitasi kreatifitas peserta didik adanya ide-
ide baru
5. Pembimbing klinik membantu mengembangkan kemampuan
peserta didik untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi
masalah.

b. Kelemahan
Klien dan keluarga tidak merasa nyaman dan prifasi terganggu

c. Tujuan Ronde keperawatan


1. Menumbuhkan cara berfikir kritis
2. Menumbuhkan pemikiran bahwa tindakan keperawatan berasal
dari masalah lain
3. Meningkatkan pola pikir sistematis
4. Meningkatkan validitas data klien
5. Menilai kemampuan menentukan diagnosa masalah
6. Menilai kemampuan membuat justifikasi
7. Menilai kemampuan hasil kerja

18
8. Menilai kempuan memodifikasi rencara keperawatan

d. Peran/ tugas peserta didik


1. Menjelaskan data demograsi
2. Menjelaskan keperawatan utama
3. Menjelaskan interfensi yang dilakukan
4. Menjelaskan hasil yang didapat
5. Menentukan tindakan yang selanjutnya
6. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil

e. Peran pembimbing
1. Membantu peserta didik untuk belajar
2. Mendudukung proses pembelajaran
3. Membertikan justifikasi
4. Memberikan reeinforsemen
5. Menilai kebenaran dari masalah dan interfensi keperawatan serta
rasional keperawatan
6. Pengarahkan dan mengoreksi
7. Mengintergrasikan teori konsep yang telah dipelajari

f. Masalah
1. Berorientasi pada prosedur keperawatan
2. Persiapan sebelum praktek kuyrang memadai
3. Belum ada kesereagaman tentang hasil ronde keperawatan
4. Belum ada kesepakatan tentang mode ronde keperawatan

BAB III
PENUTUP

19
c.1 Kesimpulan
Pengalaman belajar klinik dan lapangan merupakan proses pembelajaran yang
penting diberikan kepada mahasiswa/i untuk mempersiapkan diri menjadi tenaga
kesehatan profesional. Melalui pengalaman belajar klinik dan lapangan
diharapkan dapat membentuk kemampuan akademik dan profesional, mampu
mengembangkan keterampilan dalam memberikan pelayanan atau asuhan yang
sesuai dengan standar serta dapat berorientasi dengan peran profesional.

c.2 Saran

Bagi para mahasiswa diharapkan mampu untuk mengetahui metode


pembelajaran klinik. Demikian makalah ini kami buat, sebagaimana pepatah
mengatakan “tiada gading yang tak retak”. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Nurachmah, E. 2012. Metode Pengajaran Klinik Keperawatan. Jakarta: EGC.

Djamarah, syaiful bahri. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: rineke cipta.


Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Proffesional: Menciptakan Pembelajaran
Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Rosda.
Nikmatur, Rohmah dkk. 2014. Metode Belajar Dalam Model Pembelajaran Klinik
Keperawatan Terpadu. Jember: Univ. Muhammadiyah Jember.

20
21

Anda mungkin juga menyukai