DISUSUN OLEH :
1715301015
TA. 2019/2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Metode
Pembelajaran Klinik”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah Metodik Khusus.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah
ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang.......................................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah..................................................................................... 2
I.3 Tujuan....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1.1 Metode Pembelajaran Klinik......................................................... 3
2.1.1 Pengertian Metode Pembelajaran Klinik....................................... 3
2.2.2 Macam-macam Metode Pembelajaran Klinik............................... 3
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Pembelajaran
a. Untuk mengetahui dan memahami metode pembelajaran klinik.
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.1.1 Pengertian
Pembelajaran Praktik Klinik adalah suatu proses transformasi mahasiswa
menjadi seorang bidan professional yang memberi kesempatan mahasiswa
untuk beradaptasi dengan perannya dengan perannya sebagai bidan
professional di situasi nyata pada pelayanan kesehalan klinik atau
komunitas (Nursalam & Ferry, 2009).
1. Pre conference
Pre conference adalah komunikasi ketua tim dan perawat pelaksana
setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut
yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika
yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference
ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana
harian), dan tambahan rencana dari kepala tim dan penanggung
jawab tim.
3
- Mengidentifikasi masalah klien.
- Merencanakan asuhan keperawatan.
2. Post conference
Post conference adalah diskusi tentang aspek klinik sesudah
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Conferensi
merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi
dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, pagi, sore
atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan.
konference sebaiknya dilakukan di tempat tersendiri sehingga dapat
mengurangi gangguan dari luar.
4
kliniknya sendiri, sehingga dalam post conference peserta didik
dan pembimbing klinik saling memberikan feedback.
3) Peran sebagai partisipan reflektif merupakan salah satu prioritas
yang tinggi bagi instruktur klinik. Peran tersebut meliputi peran
sebagai kolega, pelatih, dan fasilitator tetapi ditambahkan
dimensi-dimensi lain. Dalam melatih siswa untuk mengubah
pikiran mereka tentang kegiatan-kegiatan dalam praktik,
instruktur klinik merefleksikan siswa dengan ‘titik buta (blind
spot)nya, membantu mereka untuk melihat diri mereka sendiri
pada saat bekerja sebagai perawat dan menginterpretasikan
perilaku melalui sudut pandang siswa itu sendiri dan
memaknainya. Peran ini hampir sama dengan peran sebagai
pelajar karena kedua peran tersebut memperbesar konfrontasi
dan pengetahuan tentang diri sendiri. Akhirnya, terdapat
hubungan yang kuat dengan model peran professional. Karena
proses belajar mengajar, interpretasi, dan maknanya
berhubungan dengan rasa saling percaya maka standar etika
perilaku personal, kerahasiaan dan kehati-hatian harus
dilakukan secara timbal balik antara instruktur klinik dan siswa.
5
B. Metode Bed Side Teaching
1. Pengertian
Bed Side Teaching Merupakan metode bimbingan yang dilakukan
disamping tempat tidur klien dengan mempelajari klien terhadap
asuhan keperawatan yang dibutuhkan oleh klien.
2. Manfaat
Agar pembimbing klinik dapat mengajarkan dan mendidik peserta
didik untuk menguasai keterampilan prosedural, menumbuhkan
sikap profesional, mempelajari perkembangan biologis/fisik,
melakukan komunikasi melalui pengamatan langsung.
3. Prisipnya :
a. Jumlah peserta dibatasi 5-6 orang
b. Diskusi awal dan pasca demonstrasi didepan klien
c. Lanjutkan dengan redemontrasi
d. Kaji pemahaman peserta sesegara mungkin terhadap apa yang
dihadapi
e. Kegiatan yang didemontrasikan adalah sesuatu yang belum
pernah diperoleh oleh peserta didik sebelumnya
f. Perlu persiapan fisik, psikologi dari peserta dan pembimbing
6
Pastikan keadaan ruangan nyaman untuk belajar.
7
3) Minta tim untuk mendemonstrasikan teknik yang tepat.
4) Berikan beberapa waktu agar pelajar dapat menilai hasil
pemeriksaan yang baru pertama kali ditemukan.
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Jika mungkin tetap berada disamping tempat tidur.
2) Rongent, ECG bila mungkin.
3) Izinkan pasien untuk meninjau ulang dan berpartisipasi.
f. Diskusi
1) Ingatkan pasien bahwa tidak semua yang didiskusikan akan
dilaksanakan, biarkan pasien tahu kapan itu
biasa dilaksanakan.
2) Hati-hati memberikan pertanyaan yang tidak dapat dijawab
kepada mahasiswa yang merawat pasien.
3) Berikan pertanyaan pertama kali pada tim yang paling
junior.
4) “Saya tidak tahu” adalah jawaban yang tepat, setelah itu
gunakan kesempatan untuk mencari jawaban.
5) Hindari bicara yang tidak perlu.
6) Izinkan pasien untuk bertanya sebelum meninggalkan
tempat tidur.
7) Minta pasien untuk menanggapi bedside teaching yang telah
dilakukan.
8) Ucapkan terima kasih pada pasien.
8
menguji informasi yang didapat, bertanya tentang kebenarannya
dan menyimpulkan berdasarkan ide-ide yg dihasilkannya.
2. Manfaat
Banyak manfaat yang bisa didapat dari proses pembelajaran dengan
menggunakan proses refleksi ini diantaranya;
a. Meningkatkan praktek dimasa yang akan datang
b. Jujur terhadap diri dan penampilan yang dimiliki
c. Selalu mencari pertolongan/bantuan kepada teman (Tim) jika
diperlukan
d. Meyakini bahwa praktek yang dilakukan berdasarkan
penelitian yang up to date
e. Dengan menggunakan critical thinking meningkatkan diri
untuk menghadapi tantangan.
f. Meningkatkan kepercayaan
g. Selalu berusaha menggali dan mencari pembenaran yg rasional
dari tindakan yg dilakukan
9
penting untuk staf dan mahasiswa. Ini melibatkan keterlibatan
individu dalam proses reflektif. Hal ini dapat membantu untuk
menginformasikan tentang apa yang bekerja atau tidak bekerja,
apa yang perlu dilakukan secara berbeda, atau bagaimana
individu mungkin perlu untuk mengembangkan perilaku atau
praktek mereka. Untuk siswa dapat membantu mereka untuk
memahami lebih baik bagaimana teori dapat diterapkan dalam
praktek atau di mana praktek konsisten dengan konsep dan
teori.
b. Pembelajaran reflektif dapat ditangkap (dan dinilai) melalui
kerja dalam berbagai bentuk yang meliputi misalnya, reflektif
Portofolio , esai, buku harian, log atau jurnal. Ini memberikan
struktur di mana untuk menangkap pikiran dan ingatan,
membentuk catatan permanen yang kemudian dapat ditinjau
untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut atau untuk merekam
pembelajaran baru, memberikan bukti pengembangan pribadi.
D. Case Presentation
1. Pengertian
Case presentation/ metode nursing klinik adalah metode penyajian
pasien dengan menggunakan kehadiran seorang pasien dan dipilih
sebagai fokus diskusi kelompok dengan tujuan dapat memberikan
pengalaman langsung dalam pembahasan prinsip-prinsip prosedur
perawatan dari pasien, metode ini sering digunakan dilahan pratek
khususnya dilahan rumah sakit.
10
b. Pasien harus diberi kesempatan untuk mengekspresikan
kebutuhannya
c. Adanya hak pasien untuk prifasi dan rahasia informasi tentang
dirinya
d. Adanya evaluasi tentang pelaksanaan nursing clinic
11
karyawisata atau field trip adalah metode belajar dan mengajar di
mana siswa dengan bimbingan guru diajak untuk mengunjungi
tempat tertentu dengan maksud untuk belajar. Berbeda halnya
dengan tamasya di mana seseorang pergi untuk mencari hiburan
semata, field trip sebagai metode belajar mengajar lebih terikat oleh
tujuan dan tugas belajar.
F. Coaching
1. Pengertian
Metode penugasan membuat catatan dan laoran tertulis
(Eksperensial). Metode ini merupakan metode yang memberikan
penugasan yang membuat catatan dan laporan secara tertulis,
dilahan praktek. Metode ini meliputi penugasan klinik, penugasan
tertulis, stimulasi dan permainan.
12
2. Contoh penugasan klink
Melakukan keterampilan psikomotor dan pengembangan
keterampilan dan penyelesaian masalah dalam pengembilan
keputusan berdasarkan moral dan etik.
1. Pengertian
Pada mulanya, supervisi klinik dirancang sebagai salah satu model
atau pendekatan dalam melakukan supervisi pengajaran terhadap
calon guru yang sedang berpraktek mengajar. Dalam supervisi ini
ditekanannya pada klinik, yang diwujudkan adalah bentuk
hubungan tatap muka antara supervisor dan calon guru yang sedang
13
berpraktek, Cogan (1973) mendefinisikan supervisi klinik sebagai
berikut :
The rational and practice designed to improve the
teacher’supervisi classroom performance. It takes its principal data
from the events of the classroom. The analysis of these data and the
relationships between teacher and supervisor from the basis of the
program, procedures, and strategies designed to improve the
student’supervisi learning by improving the teacher’supervisi
classroom behavior (Cogan 1973, halaman 54).
2. Tujuan
Tujuan ini dirinci lagi ke dalam tujuan yang lebih spesifik, sebagai
berikut.
a. Menyediakan umpan balik yang obyektif terhadap guru,
mengenai pengajaran yang dilaksanakannya.
b. Mendiagnosis dan membantu memecahkan masalah-masalah
pengajaran.
c. Membantu guru mengembangkan keterampilannnya
menggunakan strategi pengajaran.
d. Mengevaluasi guru untuk kepentingan promosi jabatan dan
keputusan lainnya.
e. Membantu guru mengembangkan satu sikap positif terhadap
pengembangan profesional yang berkesinambungan.
H. Bimbingan Klinik
1. Pengertian
Pembimbing Klinik/Clinical Instructure adalah perawat yang
terpilih, perawat yang ahli dalam praktik klinik, bertugas untuk
membimbing dan mengarahkan peserta didik selama proses
pembelajaran di lahan praktik sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang telah dibuat.
14
Pembelajaran Klinik Keperawatan adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan dalam tatanan nyata. Pengalaman
belajar klinik adalah suatu bentuk pengalaman belajar yang
diperoleh peserta didik melalui kesempatan melatih diri dalam
melaksanakan praktik keperawatan profesional dalam tatanan nyata.
2. Peran Fungsi dan Tanggung Jawab
a. Peran fungsi pembimbing klinik sebagai berikut:
1) Sebagai agen pembaharu (Change Agent)
Seorang pembimbing klinik diharapkan mampu
mengadakan perubahan-perubahan yang mengarah kepada
pembaharuan dan peningkatan mutu bimbingan terhadap
peserta didik, yang pada akhirnya akan memberi dampak
pada mutu pelayanan dan asuhan keperawatan serta
perkembangan profesi keperawatan.
2) Sebagai nara sumber
Pembimbing klinik senantiasa menjadi tempat bertanya dan
tempat menemukan jawaban bagi peserta didik saat
mengalami kesulitan selama proses pembelajaran di lahan
praktik.
3) Sebagai manajer (Pengelola)
Dalam perannya sebagai manajer, pembimbing klinik
hendaknya mampu mengelola lingkungan dan fasilitas di
lahan praktik yang dapat mamfasilitasi peserta didik
melaksanakan praktik klnik sehingga dapat mencapai
pengalaman belajar klinik secara optimal sesuai tujuan yang
telah ditetapkan. Selain itu pembimbing klinik juga harus
mampu membimbing dan memberi pengarahan kepada
peserta didik sehingga secara bertahap mengurangi
ketergantungan peserta didik pada pembimbing serta dapat
belajar lebih efektif dan efisiensi.
4) Sebagai mediator dan fasilitator
Sebagai mediator, pembimbing klinik diharapkan dapat
menjadi perantara dalam hubungan antar manusia. Untuk itu
15
pembimbing klinik harus terampil mempergunakan
pengetahuan tentang bagaimana orang berinteraksi dan
berkomunikasi.
5) Sebagai demonstrator
Pembimbing klinik hendaknya senantiasa menguasai
bahan/materi, prosedur/perasat yang akan diajarkan kepada
peserta didik, selain itu secara terus menerus mengikuti
perkembangan IPTEK terutama yang berkaitan dengan
kesehatan dan keperawatan.
6) Sebagai evaluator
Pembimbing klinik diharapkan mampu memberikan
penilaian kepada peserta didik baik selama proses
pembelajaran klinik maupun pada akhir praktik.
Pembimbing klinik hendaknya mengevaluasi apakah tujuan
praktik telah dicapai, apakah ketrampilan yang telah
dilakukan benar-benar dikuasai, apakah metode bimbingan
telah sesuai. Informasi yang diperoleh melalui evaluasi ini
akan merupakan umpan balik terhadap proses pembelajaran
klinik selanjutnya.
b. Tanggung Jawab Pembimbing Klinik
Dalam rangka melaksanakan peran-peran tersebut, pembimbing
klinik memiliki beberapa tugas/tanggung jawab sebagai berikut:
1) Membina hubungan yang baik dengan kepala dan staf
perawatan lahan praktik serta profesi lain.
2) Berperan serta dalam pertemuan tim kesehatan yang ada di
lahan praktik.
3) Merancang mitra/perawat untuk magang peserta didik.
4) Memberikan penugasan tertulis/tidak tertulis yang berkaitan
dengan masalah klinik
5) Melaksanakan komunikasi yang terapeutik baik terhadap
peserta didik, pasien maupun dengan staf dan profesi lain
6) Memberi kesempatan sukses bagi peserta didik
7) Mengidentifikasi populasi pasien untuk pembelajaran
8) Menentukan tempat untuk konferensi klinik
9) Mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik
16
10) Mengorientasi peserta didik
11) Menyeleksi pengalaman belajar klinik
12) Mendemonstrasikan kemampuan professional
13) Berkomunikasi dengan staf klinik
14) Mendampingi peserta didik selam praktik klinik,
memberikan motivasi
15) Memfasilitasi proses pembelajaran
16) Menilai pengalaman pembelajaran klnik peserta didik
sesuai dengan lembar evaluasi yang tersedia semoga
bermanfaat.
17
6. Laporan asuhan keperawatan harus dicek, dievaluasi, dikomentari
sesuai dengan petunjuk yang ada.
J. Clinic tour
Rounde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik
yang menginginkan peserta didik menstransfer dan mengaplikasikan
pengetahuan teoritis dalam keperawatan langsung (nursalam :2001).
a. Karakteristik
1. Klien dilibatkan langsung
2. Klien merupakan fokus kegiatan peserta didik
3. Peserta didik dan pembimbing melakukan diskusi
4. Pembimbing mengfasilitasi kreatifitas peserta didik adanya ide-
ide baru
5. Pembimbing klinik membantu mengembangkan kemampuan
peserta didik untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi
masalah.
b. Kelemahan
Klien dan keluarga tidak merasa nyaman dan prifasi terganggu
18
8. Menilai kempuan memodifikasi rencara keperawatan
e. Peran pembimbing
1. Membantu peserta didik untuk belajar
2. Mendudukung proses pembelajaran
3. Membertikan justifikasi
4. Memberikan reeinforsemen
5. Menilai kebenaran dari masalah dan interfensi keperawatan serta
rasional keperawatan
6. Pengarahkan dan mengoreksi
7. Mengintergrasikan teori konsep yang telah dipelajari
f. Masalah
1. Berorientasi pada prosedur keperawatan
2. Persiapan sebelum praktek kuyrang memadai
3. Belum ada kesereagaman tentang hasil ronde keperawatan
4. Belum ada kesepakatan tentang mode ronde keperawatan
BAB III
PENUTUP
19
c.1 Kesimpulan
Pengalaman belajar klinik dan lapangan merupakan proses pembelajaran yang
penting diberikan kepada mahasiswa/i untuk mempersiapkan diri menjadi tenaga
kesehatan profesional. Melalui pengalaman belajar klinik dan lapangan
diharapkan dapat membentuk kemampuan akademik dan profesional, mampu
mengembangkan keterampilan dalam memberikan pelayanan atau asuhan yang
sesuai dengan standar serta dapat berorientasi dengan peran profesional.
c.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
20
21