Anda di halaman 1dari 19

Mata kuliah :

Dosen :Suarni, S.Kep, Ns. M.Kep.

MAKALAH
Metode/model pembelajaran klinik

Disusun oleh :

 KASRIANI (21806082)

 MAHMUD (21806083)

 MAR’ATUL MUSLIMAH AMSI (21806084)

 MAYA FEBRIANTI (21806085)

 SERIANA KOMBONG DATU (21806164)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR

MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,

karunia, serta taufik dak hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah tentang

Metode/model pembelajaran klinik beserta contoh kegiatan pembelajaran klinik. meskipun

banyak kekurangan di dalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Dosen pembimbing

Mata kuliah. Pendidikan Dalam Keperawatan (IDK III).

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan

serta pengetahuan kita mengenai dampak yang ditimbulkan dari penyakit tersebut. Kami juga

menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata

sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan

makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang

sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.

Sekiranya Makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang

yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang

kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari anda demi

perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Makassar, Juni 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB 1 PEDAHULUAN ........................................................................................................ 1

1.1 Latar belakang ............................................................................................................1

1.2 Tujuan ........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................3

2.1 Defenisi ......................................................................................................................3

2.2 Keunggulan pembelajaran klinik ...............................................................................3

2.3 Tantangan pembelajaran klinik ..................................................................................3

2.4 Masalah pembelajaran klinik .....................................................................................4

2.5 Metode- metode pembelajaran klinik ........................................................................5

2.6 Evaluasi praktik keperawatan ....................................................................................11

2.7 Langkah-langkah metode Nursing clinic ...................................................................13

2.8 Coaching ....................................................................................................................13

BAB III PENUTUP ...............................................................................................................15

 Kesimpulan ................................................................................................................15

 Saran .........................................................................................................................15

BAB IV ..................................................................................................................................16

Daftar pustaka ........................................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pendidikan tinggi keperawatan merupakan tingkatan pendidikan yang bertujuan

menghasilkan perawat profesional. Proses pendidikan ini dilaksanakan melalui dua

tahap, yaitu tahap akademik dan tahap profesi. Proses pendidikan tahap profesi di

Indonesia dikenal dengan pembelajaran klinik dan lapangan, yang bertujuan untuk

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menerapkan ilmu yang dipelajari

dikelas (pada tahap akademik) ke praktik klinik. Program profesi (pengalaman

belajar klinik-PBK dan pengalaman belajar lapangan-PBL) merupakan proses

transformasi mahasiswa menjadi perawat profesional. Dengan kata lain, peserta didik

dengan perilaku awal sebagai mahasiswa keperawatan, setelah memperoleh PBK dan

PBL dia akan memiliki perilaku sebagai perawat profesioanl dalam masyarakat

keperawatan dan lingkungan pelayanan atau askep.

Pada kesempatan kali ini akan dibahas tentang pemberian metode pembelajaran

diklinik atau bisa disebut dengan model bimbingan praktik pada pendidikan

keperawatan. Program profesi pengalaman belajar klinik (PBK) dan pengamalan

belajar lapangan (PBL) adalah suatu proses transformasi mahasiswa menjadi perawat

profesional yang memberikan kesempatan mahasiswa untuk beradaptasi dengan

perannya sebagai perawat profesionl dalam melaksanakan praktik keperawatan

profesional di situasi nyata pada pelayanan kesehatan klinik.

2.1 Tujuan

 Mahasiswa mampu mengetahui pengertian metode/model pembelajaran klinik

1
 Mahasiswa mampu memahami tentang metode pembelajaran klini

 Mahasiswa mampu menjelaskan tentang tujuan, kesalahan dan evaluasi dari

suatu metode

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Defenisi

pembelajaran praktisi klinik adalah suatu bentuk pengalaman belajar

profesisional yang meekankan pada pentingnya klien, mahasiswa dan konteks

situasional proses pembelajaran terjadi.

Pengalaman belajar klinik (PBK) dan pengalaman belajar lapangan (BPL)

merupakan salah satu metode pembelajaran yang diterapkan dalam pendidikan tinggi

keperawatan, terutama dalam pelaksanaan pendidikan tinggi keperawatan, terutama

dalam pelaksanaan pendidikan program profesi, dilaksanakan secara terintegrasi

dengan pengalaman belajar lain untuk mencapai tujuan pendidikan.

2.2 Keunggulan pembelajaran klinik

Belajar dilingkungan klinik memiliki banyak keunggulan. Pembelajaran klinik

berfokus pada masalah nyata dalam konteks praktik profesional. Pesertaa didik

termotivasi oleh kesesuaian kompetensi yang dilakukan melalui partisifasi aktif

pembelajaran klinik; sedangkan, pemikiran, tindakan, dan sikap profesional di

perankan oleh pembimbing klinik (clinical-instruction-CL). Lingkungan klinik

merupakan wadah bagi mahasiswa untuk belajar pemeriksaan fisik,argumentasi

klinik, pengambilan keputusan,empati, serta profesionalisme yang diajarkan dan

dipelajari sebagai satu kesatuan.

2.3 Tantangan pembelajaran klinik

Tantangan dari pengajaran klinik adalah sebagai berikut :

 Dibatasi oleh waktu.

 Berorientasi pada tuntutan klink (jumlah klien dan mahasiswa).

3
 Meningkatnya jumlah mahasiswa

 Jumlah klien yang sedikit (hari rawatnya pendek, ada klien yang

menolak imform consent)

 Lingkungan klinik terkadang kurang kondusif bagi pembelajaran

(sarana dan prasarana)

 Reward yang diterima oleh pembimbing klinik kurang memenuhi

standar.

2.4 Masalah pembelajaran klinik

Masalah utama dalam pembelajaran klinik adalah sebagai berikut :

 Belum jelasnya tujuan yang ingin dicapai

 Lebih cenderung untuk fokus pada aspek pengetahuan berdasar fakta

daripada pengembangan sikap serta keterampilan memecahkan

masalah.

 Peserta didik lebih banyak melakukan observasi pasif dibandingkan

partisifasi aktif.

 Supervise yang belum adekuat dan kurangnya masukan dari

pembimbing klinik.

 Kesempatan untuk berdiskusi masih kurang

 Kurangnya penghargaan terhadap privasi dan harga diri klien.

Berbagai prinsip mengajar yang baik dapat diintegrasikan ke dalam

pengajaran klink, salah satu hal penting yang perlu dilakukan adalah perencanaan.

Funsi perencanaan adalah memberikan panduan pada pembimbing dan mahasiswa

dalam struktur dan konteks seperti kerangka kerja untuk refleksi dan evaluasi.

4
2.5 Metode pembelajaran di klinik

Metode pembelajaran merupakan salah satu metode mendidik peserta didik di

klinik, yang memungkinkan pendidik memilih dan menerapkan cara mendidik yang

sesuai dengan tujuan dan karakteristik individual peserta didik berdasarkan kerangka

konsep pembelajaran.

Jenis metode pembelajaran klinikllapangan yang biasanya digunakan adalah

eksperinsial. konferensi, observasi, ronde keperawatan dan bedsideteaching.

A. Experenslal

 Pengertian Experensial

Suatu metode yang dipergunakan pembimbing akademik dalam membatu

peserta didik dalam menyelesaikan masalah dan mengambll keputusan

terhadap kasus yang tedadl dengan paslen atau keluarga pasien.

 Kegunaan dari metode eksperinsial adalah sebagai berikut :

1. Membantu menganalisls situasi klinik melalui proses identifikasi masalah.

2. Menentukan tindakan yang akan diambil.

3. Mengimplementasikan pengetahuan ke dalam masalah klinik.

4. Menekankan hubungan antara pengalaman belajar lalu dan pengalaman

terhadap masalalu lalu.

5. Berasal dari teori kognitif yang dipadukan dengan teori proses Informasi

dan teori pengambilan keputusan.

6. Kegiatan pada metode Ini meliputi :

 Situasi penyelesaian masalah.

 membantu peserta didik meningkatkan sikap professional.

 mampu menerapkan masalah konseptual keperawatan dalam

kurikulum berdasarkan masalah actual.

5
7. Menggambarkan secara tertulis kejadian atau peristiwa dengan tujuan :

 menanggulangi masalah yang terdapat di klinik ;

 mengidentifikasi data menunjang masalah ;

 mengajukan hipotesis yang relevan ;

 merencanakan tindakan keperawatan yang tepat;

 menerapkan teori ke dalam praktek

8. Situasi pengambilan keputusan

9. Merupakan situasi penyelesaian masalah yang memerlukan pengambil

keputusan.

10. Peserta didik meiakukan :

 Pengujian data yang ada.

 Pengidentiflkasian alternatif tindakan.

 Penentuan prioritas tindakan.

 Pembuatan keputusan.

11.Melengkapi situasi pengambilan keputusan secara indidvidual atau

kelompok.

12.Berdiskusl dan menggali proses berpikir daiam menanggapi situasi.

 Proses lnslden

Kegunaan dari proses Insiden adalah sebagai berikut:

a. Membantu peserta didik mengembangkan keterampilan reflektif

berdasarkan kejadian kliniklinsiden.

b. !nsiden berasal dari pengalaman praktik aktual atau dikembangkan

secara hipotetikan.

c. Bisa dalam bentuk insiden terkait klien. staf atau tatanan praktik.

6
B. Konferensi

Keguanaan dari metode konferensi adalah sebagai berikut:

1. Dirancang melalui diska kelompok

2. Meningkatkan pembelajaran penyelesaian masalah dalam kelompok.

melalui analisis kritikal, pemilihan alternatif pemecahan masalah, dan

pendekatan kreaktif,

3. Memberikan kesempatan mengemukakan pendapat dalam menyelesaikan

masalah.

4. Menerima umpan balik dari kelompok atau pengajar.

5. Memberi kesempatan terjadi peerreview, diskusi kepedulian, issue, dan

penyelesaian masalah oleh disiplin lain.

6. Berinteraksi dan menggunakan orang lain sebagai narasumber.

7. Meningkatkan kemampuaan memformulasikan idea.

8. Adanya kemampuan konstribusi peserta didik.

9. Meningkatkan percaya diri da|am berinteraksi dengan kelompok.

10. Kemampuan menggali perasaan, sikap dan nilainilai yang mempengaruhi

praktik.

11. Mengembangkan keterampilan beragumentasl.

12. Mengembangkan keterampilan kepemimpinan.

Jenis konferensi ada|ah sebagai berikut :

 pre dan post konferensi.

 peerreview,

 issue dan

 multidisiplin.

7
C. Observasi (Ronde Keperawatan) Manfaat dari observasi adalah sebagai

berikut;

 Mendapatkan pengalaman atau contohnya.

 Mengembangkan perilaku baru untuk pembelajaran yang mendatang.

 Kegiatannya meliputi ; observasi lapangan, fleldrip, demonstrasi dan ronde

keperawatan.

 Ronde Keperawatan

Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang

memungkinkan pesertadidik menstranfer dan mengapnkasikan pengetahuan

teoritiskedalam praktik keperawatan langsung.

1. Tujuan

d. Menumbuhkan cara berpikir kritis

e. Menumbuhkan pemikiran bahwa tindakan keperawatan berasal dari

masalah klien.

f. Meningkatkan pola pikir sistematis.

g. Meningkatkan validitas data klien.

h. Menilai kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.

i. Meningkatkan kemampuan membuat jastifikasi, menilai hasil

kerjaDanmemodifikasi Renpra.

2. Karakteristik .

a. Klien dilibatkan langsung

b. Klien merupakan fokus kegiatan peserta didik

c. Peserta didik dan pembimbing melakukan diskusi

d. Pembimbing memfasilitasi kreaktifitaspesrta didik adanya ide-ide

baru.

8
e. Pembimbing klinik membantumengembangkan kemampuan peserta

didik untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.

3. Kelemahan

Klien dan keluarga merasa kurang nyaman dan privacy terganggu

4. Tujuan Ronde Keperawatan

a. Menumbuhkan cara berpikir kritis

b. Menumbuhkan pemikiran bahwa tindakan keperawatan berasal dari

masalah klien.

c. Meningkatkan pola pikir sistematis

d. Meningkatkan validitas data klien

e. Menilai kemampuan menentukan diagnosa keperawatan.

f. Menilai kemampuan membuat justifikasi

g. Menilai kemampuan menilai hasil kerja . Menilai kemampuan

memodifikasi rencana keperawatan.

5. Peran/tugas Peserta Didik

a. Menjelaskan data demografi

b. Menjelaskan masalah keperawatan utama

c. Menjelaskan Intervensi yang dilakukan

d. Menjelaskan hasil yang didapat

e. Menentukan tindakan selanjutnya

f. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil

9
6. Peran Pembimbing

a. Membantu peserta didik untuk belajar

b. Mendukung dalam proses pembetaiaran

c. Memberikan justifikasi

d. Memberikan Reinforcement

e. Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta

rasional tindakan

f. Mengarahkan dan mengoreksi

g. Mengintegrasikan teori, dan konsep yang telah dipelajari

7. Masalah

a. Berorientasi pada prosedur keperawata

b. Persiapan sebelum praktik kurang memadai

c. Belum ada keseragaman tentang hasil ronde keperawatan.

d. Belum ada kesepakatan tentang rmodel , ronde keperawanan.

D. Bed Side Teaching

1. Pengertian

Bed Side Teaching merupakan metode mengajar pada peserta didik, dilakukan

disamping tempat tidur ktien meliputi kegiatan mempelajari kondisi klien dan

asuhan keperawatan yang dibutuhkan oleh klien.

2. Manfaat

Agar pembimbing klinik dapat mengajarkan dan mendidik peserta didik untuk

menguasai keterampilan prosedural. menumbuhkan sikap profesional.

mempelajari perkembangan biologismslk, melakukan komunikasi melalui

pengamatan langsung.

3. Prinsip

10
a. Sikap fisik maupun psikologis dari pembimbing klinik peserta didik

dan klien.

b. Jumlah peserta didik dibatasi (ideal 5-6 orang)

c. Diskusi pada awal dan paska demonstrasi didepan klien diIakukan

seminimal mungkin.

d. Lanjutkan dengan _redemonstrasi

e. Kaji pemahaman peserta didik sesegera mungkin terhadap apa yang

didapatnya saat itu.

f. Kegiatan yang didemonstrasikan adalah sesuatu yang belum peman

diperoleh peserta didik sebelumnya, atau apabila peserta didik

menghadapi kesulitan menerapkan.

4. Persiapan

a. Mendapatkan kasus yang sesuai yang dapat memberikan kesempatan

pada peserta didik untuk menerapkan keterampi|an teknik prosedural

dan interpersonal.

b. Koordinasi dengan staffdiklinik agar tidak mengganggu jalannya

rutinitas perawatan klien.

c. Melengkapi peralatan atau fasilitas yang akan digunakan.

2.6 Evaluasi Praktik Keperawatan

Evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan

penafsiran informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam

merancang suatu sistem pembelajaran.

Evaluasi belajar mengajar merupakan bagian integral dalam proses

pendidikan. Karena itu harus dilakukan oleh setiap pendldlk sebagal bagian dari

tugasnya dalam merancang sistem pembelajaran. Setlap merancang sistem

11
pembelajaran. sebaiknya telah dltetapkan terlebih dahulu tuiuan-Muan yang Ingin

dicapai yang akan dituangkan dalam rumusan rencana evaluasi. Evaluasi 10 atau

penilaian tidak hanya dilakukan terhadap hasil belajar tetapi juga dilakukan terhadap

proses pengajaran itu sendiri.

Banyak keuntungan yang didapat apabila evaluasi telah direncanaka

sebelumnya dan dikelola dengan baik. Keuntungan-keuntmgan itu antara lain:

 Memberikan kemudahan dalam mengkaji ulang model atau rancangan

pembelajaran yang telah disusun.

 Membantu dalam mengumpulkan informasi tentang pemahaman peserta

didik terhadap suatu materi dan memberikan waktu yang cukup untuk

merancang tes sehingga tes yang dilakukan tidak terkesan asal-asalan.

Pengelolaan evaluasi pembelajaran klinik adalah pelaksanaan evaluasi terhadap

pembelajaran di klinik. Pembelajaran di klinik tidak sama dengan pembelajaran di

kelas atau pun di laboratorium. Mahasiswa yang melaksanakan praktik biasanya

terbagi menjadi kelompokkeiompok kecil dengan jumlah 8-12 mahasiswa untuk

setiap bagian. Maslng-masing bagian melaksanakan praktik klinik selama tiga sampai

dengan empat minggu, tergantung kompetensi yang harus dicapai mahasiswa dan

bobot SKS yang harus ditempuh pada setiap bagian. Pelaksanaan evaluasl

pembelajaran klinik ada kecenderungan dilaksanakan pada minggu terakhir di setiap

siklusnya.

Pengelolaan evaluasi pada setiap bagian bSa saja berbeda, akan tetapi prinsip,

syarat. alat dan model evaluasi sebaiknya dipahaml Instruktur klnlk. Sehingga

evaluasl yang dilaksanakan benar-benar mampu menilai pembelajaran yang telah

dllaksanakan. Has“ evaluasl bukan merupakan suatu hal yang Dermotsubgektlf atau

keberuntungan. Ball: buruknya has“ evaluasl akan memadllndlkator suatu institusi.

12
bahkan turut menentukan apakah suatu program masih layak dipertahankan sandalnya

berdasarkan hasll evaluasi yang telah dllalukan adalah kurang memuaskan. Oleh

karena ltubalk tidaknya pengeloaan evaluasi llcut menemukan penguasaan mahasiswa

terhadap kompetensi yang hans dicapainya dan berdampak pada mutu suatu lnstltusl.

2.7 Langkah metode nursingclinic

 Tahap permulaan

Diawali dengan memperkenalkan peserta didik tentang latrar belakang pasien,

situasi pelayanan perawatan, tujuan diskusi, beberapa informasi yang

dibutuhkan tentang pasien.

 Tahap diskusi yang berpusat pada pasien.

Diawali dengan perkenalan dan penyajian singkat tentang pasien pada peserta

didik, kemudian menunjukan gejala-gejala khusus yang berhubungan dengan

masalah pasien yang mengungkapkan perasaannya.

 Tahap evaluasi

Dilakukan dengan diskusi dan penilaian terhadap pasien, perilaku dan

kemampuan untuk mengatasi msalah, penilaian terhdap peserta didik serta

evaluasi proses dan hasil dari nursingclinic apakah tujuan yang ditetapkan

tercapai atau belum.

2.8 Coaching

Metode penugasan membuat catatan dan laoran tertulis (Eksperensial).

Metode ini merupakan metode yang memberikan penugasan yang membuat catatan

dan laporan secara tertulis, dilahanpraktek. Metode ini neliputi penugasan klinik,

penugasan tertulis, stimulasi dan permainan.

13
Contoh penugasan klink Melakukan keterampilan psikomotor dan pengembangan

keterampilan dan penyelesaian masalah dalam pengembilan keputusan berdasarkan

moral dan etik .

Contoh penugasan tertulis :

1. Menulis rencana keperawatan

2. Studi kasus

3. Perencanaan penddikan kesehatan

4. Proses pencatatan

5. Membuat laporan kunjungan

6. Pembuatan makalah dan cacatan kerja peserta didik tentang hasil

observasi di lapangan serta pengalaman prakteknya.

Contoh simulasi dan permainan.

Menggunakan model boneka dalam melakukan keterampilan :

a. Pemeriksaan payudara

b. Katerisasi urine

c. Pemberian Injeksi

14
BAB III

PENUTUP

 KESIMPULAN

Pengalaman belajar klinik dan lapangan merupakan proses pembelajaran yang penting

diberikan kepada peserta didik untuk mempersiapkan mereka menjadi perawat profesional

pemula. Melalui pengalaman belajar klinik dan lapangan diharapkan dapat membentuk

kemampuan akademik dan profesional, mampu mengembangkan ketrampilan dalam

memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan profesional, serta dapat berorientasi dengan

peran profesionalnya.

Untuk mencapai tujuan dari PBK atau PBL. secara efektif. diperlukan berbagai

metode pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar dan fasilitas belajar serta

komunikasi profesional yang kondusif, baik di rumah sakit pendidikan maupun dikomunitas.

 SARAN

Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu bagi para pembaca untuk

menambah pengetahuan dan wawasan. Namun demikian masih banyak kekurangan dan jauh

dari kesempuranaan serta banyak yang belum sesuai dengan apa yang kita harapkan. Demi

kesempurnaan makalah ini, kami akan mengharapkan kritik dan saran serta dukungan yang

bersifat membangun agar dalam pembuatan makalah berikutnya akan lebih baik lagi.

15
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

 https: //id. Scribd.com/doc/154291198/Makalah-Metode-pembelajaran-klinik

 http:nurariffahsoekarno. Com/2016/02/metode-pembelajaran –klinik.html?m=1

 eprints. Ners .unair. ac. id > ah

 Nursalam. 2002. Manajemen keperawatan : Aplikasi dalam keperawatan profesional.

Edisi pertama, Jakarta : salemba medika.

 Nursalam, 2007. Manajemen keperawatan: Aplikasi dalam keperawatan profesional.

Edisi ke-2, Jakarta : salemba Medika.

 Nursalam dan ferry E. 2008, pendidikan dalam keperawatan, Jakarta : salemba

Medika.

16

Anda mungkin juga menyukai