Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

EFIDENCE BASED PRACTICE DALAM KEPERAWATAN


KELUARGA
KELOMPOK 3

Dosen Pembimbing:

Ns. Fatih

Disusun Oleh:

1. ANNISA OKTAVIA WULANDARI / 202201078


2. DESTI PUTRI ZELLA / 202201047
3. KIRANTI TRI AMANDA / 202201071
4. LINDA CITRA SEPTIANA / 202201060
5. RACHELYA ANASTASYA / 202201049
6. RAHMA JULITA / 202201042
7. WINDA DWI APRILIA /
8. DHEA MONICA /
9. PRETTY ERLINDA /

SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN SAPTA BAKTI TAHUN
AKADEMIK 2024/2025
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR.......................................................................................................iv

BAB 1..................................................................................................................................1

PENDAHULIAN...............................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Perumusan Masalah.................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2

BAB II.................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.................................................................................................................3

A. Pengertian EBP........................................................................................................3
B. Tujuan EBP..............................................................................................................4
C. Keuntungan EBP.....................................................................................................4
D. Model EBP..............................................................................................................4
E. Langkah-langkah Evidence Based Practice.............................................................5
F. Tingkat Evidence Based Practice............................................................................5

BAB III...............................................................................................................................7

KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................................................7

A. Kesimpulan..............................................................................................................7
B. Saran........................................................................................................................7

DAFTAR PURTAKA........................................................................................................8

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan karunia-Nya, sehingga tugas pembuatan makalah mata kuliah
keperawatan keluarga tentang "Evidance-Based Practice" dapat terselesaikan
sesuai batas waktu yang telah ditetapkan.

Pembuatan makalah ini disusun sebagai salah satu wujud tugas kami
dalam menempuh pembelajaran di semester genap ini. Didalam penyusunan
makalah ini kami mengucapkan banyak terimakasih atas dukungan moral
maupun materi kepada pihak-pihak yang terlibat

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan penulis


khususnya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
karena dalam penyusunan kami masih memiliki banyak kekurangan dan
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Oleh sebab itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk bisa memperbaiki
kekurangan di makalah ini.

Bengkulu, Maret 2024

Penyusu

BAB I
PENDAHULUAN

iii
A. Latar belakang
Praktik keperawatan sangat berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada seorang klien. Praktik keperawatan didasarkan pada komponen komponen penting
yang ada sehingga saat melakukan praktik keperawatan akan meminimalisir resiko yang
mungkin saja terjadi. Praktik keperawatan tentunya dilakukan oleh seorang perawat yang
telah lulus bersekolah di perguruan tinggi yang telah mendapatkan ilmu ilmu keperawatan
sebagai dasar atau pedoman di dalam melakukan tindakan keperawatan. Kualitas
pengobatan atau kesembuhan seorang pasien bergantung kepada perawat karena
memegang peranan penting terhadap kesembuhan pasien. Perawat setiap hari akan
bertemu langsung dengan pasien sehingga ketika terjadi hal hal yang aneh atau masalah
lainnya itu semua adalah tanggung jawab seorang perawat. Oleh karena itu, perawat harus
memberikan pelayanan yang bermutu, berkualitas, dan terbaik kepada pasien. Namun
demikian, tidak seperti yang kita bayangkan.
Kebanyakan perawat belum bisa melakukan hal itu dengan baik. Mereka memberikan.
pelayanan terutama dalam asuhan keperawatan kepada klien tidak didasarkan bukti-bukti
atau mengikuti budaya saja yang diketahuinya tanpa ada sumber-sumber bukti yang kuat
dalam membuktikan pelayanannya yang ia berikan. Hal ini mungkin akan beresiko
terhadap pasien. Intervensi yang tidak didasarkan pada pengalaman atau bukti bukti yang
mendukung dan relevan dengan pasien akan membahayakan jiwa pasien karena perawat
sendiri kurang aspek pengetahuan serta keterampilan dalam menyelesaikan kondisi klinis
pasien. Oleh sebab itu, pengumpulan bukti-bukti, pengalaman dalam tindakan
keperawatan, keterampilan serta pengetahuan sangat penting dalam memberikan
pelayanan yang bermutu dan berkualitas bagi seorang pasien.
Keterkaitan antara masalah yang dilakukan oleh perawat dalam praktik keperawatan
disebabkan karena perawat kurang mengaplikasikan EBP dalam tugasnya untuk
memenuhi pelayanan kesehatan. EBP menekankan kepada perawat agar profesional
dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Profesional seorang perawat akan
memberikan keuntungan bagi pasien. Perawat harus menerapkan konsep EBP di dalam
praktik keperawatan karena.
EBP akan memberikan kefektivitasan dalam menangani segala permasalahan yang
ada berdasarkan bukti-bukti hasil riset penelitian yang telah dilakukan berdasarkan
penelitian.

iv
Pengaplikasian EBP dalam praktik keperawatan tentunya akan menjadi dasar
scientific dalam pengambilan keputusan terutama dalam hal pemberian intervensi kepada
pasien sehingga intervensi yang telah diberikan dapat dipertanggungjawabkan dengan
bijak. Perlunya pengaplikasian EBP diterapkan di semua profesi kesehatan baik dokter,
apoteker maupun ners. Dengan pengaplikasian EBP di dalam pelayanan kesehatan akan
memberikan dampak positif bagi pasien, perawat, dan institusi kesehatan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian, tujuan, keuntungan EBP?
2. Bagaimana model EBP diterapkan?
3. Bagaimana Langkah-Langkah Evidence Based Practice?
4. Bagaimana Tingkat Evidence Based Practice?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian, tujuan serta keuntungan penerapan EBP
2. Menjelaskan model EBP
3. Menjelaskan Langkah-Langkah Evidence Based Practice
4. Menjelaskan Tingkat Evidence Based Practice

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian EBP

v
Evidence-Based Practice (EBP), salah satunya adalah Evidence-Based Nursing
(EBN), merupakan pendekatan yang dapat digunakan dalam praktik perawatan kesehatan,
yang berdasarkan evidence atau fakta (Gerrish & Clayton, 1998)
Menggunakan hasil penelitian yang diperoleh dari uji RCT (random control trial) atau
desain eksperimen lain untuk menilai atau aplikasikan intervensi. (Gerrish & Clayton,
1998)
Menurut (Goode & Piedalue, 1999) Praktik klinis berdasarkan bukti melibatkan
temuan pengetahuan dari penelitian, review atau tinjauan kritis.
EBP didefinisikan sebagai intervensi dalam perawatan kesehatan yang berdasarkan
pada fakta terbaik yang didapatkan. EBP merupakan proses yang panjang, adanya fakta
dan produk hasil yang membutuhkan evaluasi berdasarkan hasil penerapan pada praktek
lapangan.
EBP menyebabkan terjadinya perubahan besar pada literatur, merupakan proses yang
panjang dan merupakan aplikasi berdasarkan fakta terbaik untuk pengembangan dan
peningkatan pada praktek lapangan. Pencetus dalam penggunaan fakta menjadi pedoman
pelaksanaan praktek dalam memutuskan untuk mengintegrasikan keahlian klinikal
individu dengan fakta yang terbaik berdasarkan penelitian sistematik.
Evidence based practice atau EBP adalah salah satu komponen penting dalam praktek
keperawatan dewasa ini. EBP membantu menggeser paradigma keperawatan dari praktik
berbasis tradisi atau kebiasaan menjadi berbasis bukti ilmiah. Dalam penerapan EBP
diperlukan komitmen,kritical thingking.kreatifitas dan keinginan untuk berubah. Evidence
yang digunakan pada EBP dapat dari penelitian kuantitatif atau kualitatif atau bahkan dari
laporan kasus, namun masing-masing memiliki kekuatan yang berbeda-beda. Penelitian
tentang pasien hemodialisis talah banyak dilakukan namun penerapan hasil-hasil
penelitan tersebut di Indonesia masih terbilang rendah. Pasien hemodialisis mengalami
berbagai masalah kesehatan yang komplek dan perlu penanganan yang tepat dan terpadu
dari perawat dan tenaga kesehatan lainnya. Perlu usaha dan kerja keras serta komitmen
dari perawat dan komunitas keperawatan untuk menjadikan EBP sebagai pendekatan
dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.

B. Tujuan
Grinspun, Vinari & Bajnok dalam Hapsari (2011) menyatakan tujuan EBP
memberikan data pada perawat praktisi berdasarkan bukti ilmiah agar dapat memberikan
perawatan secara efektif dengan menggunakan hasil penelitian yang terbaik,

vi
menyelesaikan masalah yang ada di tempat pemberian pelayanan terhadap pasien,
mencapai kesempurnaan dalam pemberian asuhan keperawatan dan jaminan standar
kualitas dan memicu inovasi.

C. Keuntungan EBP
a. Metode untuk mengevaluasi sistem kerja perawat dalam melakukan praktik
keperawatan
b. Mengintegrasikan komponen komponen pendukung EBP dalam pelayanan kesehatan
c. Melakukan intervensi kepada pasien berdasarkan bukti-bukti hasil penelitian
d. Meminimalisir resiko yang mungkin terjadi dalam proses pelayanan kesehatan
e. Bersikap profesional dalam memberikan layanan kesehatan kepada pasien
f. Menguntungkan perawat, pasien, serta institusi kesehatan.

D. Model EBP
Langkah-langkah yang sistematis dibutuhkan dalam memindahkan evidence ke dalam
praktik guna meningkatkan kualitas kesehatan dan keselamatan (patient safety) dan dalam
mengembangkan konsep, perawat dapat dibantu dengan berbagai model EBP melalui
pendekatan yang sistematis dan jelas, alokasi waktu dan sumber yang jelas, sumber daya
yang terlibat, serta mencegah implementasi yang tidak runut dan lengkap dalam sebuah
organisasi (Gawlinski & Rutledge, 2008). Setiap institusi dapat memilih model yang
sesuai dengan kondisi organisasi karena beberapa model memiliki keunggulannya
masing-masing.
Model-model yang dapat digunakan dalam mengimplementasikan EBP adalah lowa
Model (2001), Stetler Model (2001), ACE STAR Model (2004), John Hopkin's EBP
Model. (2007), Rosswurm dan Larrabee's Model. Karakteristik model yang dapat
dijadikan landasan dalam menerapkan EBP yang sering digunakan yaitu IOWA Model
dimana model ini dalam EBP digunakan untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan,
digunakan dalam berbagai akademik dan setting klinis. Ciri khas dari model ini adalah
adanya konsep (triggers) dalam melaksanakan EBP. Triggers adalah informasi ataupun
masalah klinis yang berasal dari luar organisasi. Terdapat 3 kunci dalam membuat
keputusan, yaitu; adanya penyebab mendasar timbulnya masalah, pengetahuan terkait
dengan kebijakan institusi atau organisasi, penelitian yang cukup kuat, dan pertimbangan
mengenai kemungkinan diterapkannya perubahan ke dalam praktik sehingga dalam
model tidak semua jenis masalah dapat diangkat dan menjadi topik prioritas organisasi.

vii
Model John Hopkins memiliki 3 domain prioritas masalah, yaitu praktik keperawatan,
penelitian, dan pendidikan. Terdapat beberapa tahapan dalam pelaksanaan model ini,
yaitu menyusun practice question yang menggunakan PICO approach, menentukan
evidence dengan penjelasan mengenai setiap level yang jelas dan translation yang lebih
sistematis dengan model lainnya serta memiliki lingkup yang lebih luas.
ACE Star Model merupakan model transformasi pengetahuan berdasarkan research
atau penelitian. Model ini tidak menggunakan evidence non-research. Sedangkan untuk
Stetler's Model tidak berorientasi pada perubahan formal tetapi pada perubahan oleh
individu perawat. Model ini dilaksanakan dengan menyusun masalah berdasarkan data
internal yang disebut juga quality improvement dan operasional dan data eksternal yang
berasal dari research atau penelitian (Schneider & Whitehead, 2013).

E. Langkah-Langkah Evidence Based Practice


Langkah-langkah melakukan EBP menurut AMSN (2013) dan Melnyk&Overholt
(2005) adalah sebagai berikut:
1. Mengkaji kondisi praktik dan merumuskan pertanyaan yang berasal dari masalah
yang ditemukan dari hasil pengkajian.
2. Mencari dan mengumpulkan most relevance and best evidence untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan. Evidence yang dicari adalah hasil penelitian yang tersedia
dan dapat dipercaya dan relevan dengan masalah yang ditemukan.
3. Menilai dan mengkritisi evidence yang sudah ditemukan.
4. Membuat perencanaanpenerapan evidence yang ditemukan diintegrasikan dengan
keahlian klinis dan disesuaikan dengan nilai-nilai dan kesukaan pasien.
5. Mengimplemasikan perencanaan yang telah dibuat.
6. Mengevaluasikan keefektifan/dampak/outcome dari hasil implementasikan.

F. Tingkat Evidence Based Practice


Ada 6 level evidence menurut Melnyk &Overholt (2005) yaitu:
1. Level Latau level tertinggi, berupa Systematic reviews atau meta analysis of multiple
RCT's.
2. Level II, berupa oe well designed RCT.
3. Level III yaitu Quasi-experimental studies.
4. Level IV yaitu non kualitatif. experimental studies,dapat berupa deskriptif atau
kualitatif

viii
5. Level V yaitu dapat berupa case reports.program evaluation, narrative literature
review.
6. Level VI yaitu opinion of respected authorities.

ix
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, konsep Evidence Based Practice sangat diperlukan
untuk dapat mencapai patient outcomes, menghindari intervensi yang tidak perlu dan
tidak sesuai dan tentu saja mengurangi/menghindari komplikasi hasil dari perawatan dan
juga pengobatan. Namun dalam pelaksanaan dan penerapan Evidence Based Practice
tidaklah mudah, hambatan utama dalam pelaksanaannya yaitu kurangnya pemahaman dan
referensi yang dapat digunakan sebagai pedoman pelaksanaan penerapan Evidence Based
Practice.

B. Saran
Dalam pemberian pelayanan kesehatan khususnya asuhan keperawatan yang baik,
serta mengambil keputusan yang bersifat klinis hendaknya mengacu pada SPO (Standart
Prosedure Operational) yang dibuat berdasarkan teori-teori dan penelitian terkini.
Evidence Based Practice dapat menjadi panduan dalam menentukan atau membuat SPO
yang memiliki landasan berdasarkan teori, penelitian, serta pengalaman klinis yang baik
oleh petugas kesehatan maupun pasien.

x
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Juhendri. 2016. Hubungan Antara Aktivitas Fisik Dengan Resiko Jatuh Pada
Lanjut Usia Di Desa Pucangan Kecamatan Kartasura Surakarta [Skripsi].
Surakarta (ID): Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jolley, Jeremy. 2010. Introducing Research And Evidence-Based Practice For Nurses.
London: Pearson Nursing & Health

Sari, Yullinda 2015. Hubungan Tingkat Kemandirian Aktivitas Sehari-Hari Dengan


Resiko Jatuh Pada Lansia Di PTSW Unit Budhi Luhur Kasongan Bantul
Yogyakarta [Skripsi]. Yogyakarta (ID). Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
'Aisyiyah

Susilo, Wilson, dkk. 2017. The Risk Of Falling In Elderly Increase With Age Growth
And Unaffected By Gender. Journal Of Madicine And Health. Volume 1 (6)

xi

Anda mungkin juga menyukai