Anda di halaman 1dari 22

Tugas Kelompok

Mata Kuliah : Profesionalisme Kebidanan


Dosen : Sutrani Syarif.
S.ST.,M.Keb.

EVIDANCE BASED DALAM POST PARTUM

DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK 2
VINI ALVIONITA A1A222052
NURUL HAIRA ISMAIL A1A222053
NURYANA A1A222075
SABELLA. A A1A222076
MEGAWATI A1A222080
SANTIKA SAULATU A1A222082
ISTI MEITA PUTRI ILYAS A1A222110
HIDAYATUL ADZKIYAH A1A222105
WIDIYANTI UMASUGI A1A222222
MIRANI EKA SARI A1A222217

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN UNIVERSITAS MEGAREZKY
i
TAHUN 2022/202

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Evidance Based dalam Post Partum”. Tim penulis berharap makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang pengertian
Evidance Based dan kaitannya dengan pelayanan kesehatan. Begitu pula atas
limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT. karuniahi kepada kami
sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui
kajian pustaka maupun melalui media internet.
Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia melainkan Allah
SWT. Tuhan Yang Maha Kuasa, karena itu kami memohon kritik dan saran yang
membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan, ataupun adanya ketidak sesuaian materi yang kami angkat pada
makalah ini, kami mohon maaf. Tim penulis menerima kritik dan saran seluas-
luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada
kesempatan berikutnya.

Makassar, 08 Desember 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan Penulisan......................................................................................2
D. Manfaat Penulisan....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Evidance Based dalam Pelayanan Kebidanan..........................................3
B. Evidance Based dalam Post Partum.........................................................5
C. Contoh Evidance Based Midwifery dalam Post Partum..........................7
BAB III PENUTUP..............................................................................................12
A. Kesimpulan.............................................................................................12
B. Saran.......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
HASIL DISKUSI

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada awal tahun 1990-an, David Sackett dan teman sejawatnya di
Universitas McMaster, Ontario, Kanada, menciptakan istilah evidence-based
medicine (EBM) yang artinya mengintegrasikan keahlian klinis individu
dengan bukti klinis eksternal terbaik yang tersedia dari penelitian yang
sistematis untuk mencapai manajemen pasien sebaik mungkin. Mereka
kemudian menyempurnakan definisinya dengan memperhatikan juga nilai
pasien. (Aliviameita & Puspitasari, 2020)
Evidence Based Practice di bidang pendidikan penting untuk
dilaksanakan dibidang pendidikan maupun di institusi pendidikan adalah
sebuah cikal bakal atau merupakan pondasi utama terbentuknya bidan
professional yang memerlukan strategi untuk dapat meningkatkan keahlian,
ketrampilan dan pengetahuan serta pemahaman yang bertahap terhadap kasus
nyata yang terjadi di lapangan atau masyarakat. (Aliviameita & Puspitasari,
2020)
Evidence Based Practice merupakan sebuah kemampuan utama yang
patut digabungkan kedalam kurikulum oleh instansi pendidikan dalam
menciptakan pendidikan professional. Guna membantu Evidence Based
Practice maka teori konstruktif menjadi sebuah teori diterapkan pada
pembelajaran serta implementasi Evidence Based Practice. Maksud utama
dari teori konstruktivism untuk menambah kemahiran cara berpikir kritis dan
kompetensi dalam kolaborasi, hal ini merupakan komponen softskill utama
yang harus diperoleh peserta didik di instansi pendidikan. (Aliviameita &
Puspitasari, 2020)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Evidance Based dalam Pelayanan Kebidanan?
2. Apa yang dimaksud dengan Evidance Based dalam Post Partum ?
3. Bagaimana Evidance Based dalam Pelayanan Kebidanan ?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Evidance Based
2. Mengetahui pengertian Evidance Based dalam Post Partum
3. Mengetahui Evidance Based dalam Pelayanan Kebidanan
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Pembaca
Penulis berharap makalah yang disusun ini dapat bermanfaat bagi pembaca
sebagai pembelajaran, referensi, dan informasi tentang Pegenalan pada
Evidance Based dalam Pelayanan Kebidanan
2. Bagi Penulis
Menjadi masukan pembelajaran mata kuliah Profesionalisme dalam
Kebidanan dengan materi pengenalan pada Evidance Based dalam
Pelayanan Kebidanan

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Evidance Based dalam Pelayanan Kebidanan


1. Evidance Based
Evidence Based Medicine (EBM) adalah usaha meningkatkan
mutu informasi yang dijadikan dasar pengambilan keputusan pelayanan
kesehatan, EBM membantu praktisi untuk menghindari kelebihan
informasi, tetapi pada saat yang sama mencari dan menerapkan informasi
yang paling berguna. (Aliviameita & Puspitasari, 2020)
Istilah Evidence Based Medicine yang secara luas menggantikan
istilah lama epidemiologi klinik, saat ini juga sering disebut evidence
based practice. Disamping menjadi lebih inklusif mencakup berbagai
bidang praktik kesehatan, istilah EBP menyoroti hal penting bahwa bukti
yang dibicarakan merupakan bukti empiris tentang apa yang benar- benar
berguna dan tidak berguna dalam praktik. Bukti empiris tersebut bukan
bukti ilmiah sebuah mekanisme kerja (seperti alur biokimia, efek
fisiologis atau fitur anatomic). Banyak faktor yang mempengaruhi
outcome klinik, mekanisme kerja hanyalah salah satunya. EBP
berhubungan dengan outcome klinik sesungguhnya dan merupakan
istilah yang akan dipakai. (Aliviameita & Puspitasari, 2020)
Evidence Based Practice (EBP) merupakan prosedur yang dapat
menunjang supaya bisa mendapatkan fakta terbaru sehingga menjadikan
bukti guna melakukan ketentuan klinis efektif dan efisien serta
memberikan pasien perawatan yang paling baik. Selain itu, Evidence
Based Practice merupakan strategi untuk memperoleh ilmu serta
ketrampilan guna menambah aksi positif tenaga kesehatan hingga dapat
menerapkan Evidence Based Practice di dalam praktik kesehatan.
Dari kedua penjelasan tentang pengertian Evidence Based Practice
diatas dimengerti sebagai salah satu cara guna memperoleh pengetahuan
yang paling baru dan bersumber pada data jelas dan sangat terkait guna
mengambil kesimpulan klinis paling efektif serta menambah kemampuan

3
tenaga kesehatan di praktikum guna meninggikan derajat kesehatan
pasien. (Aliviameita & Puspitasari, 2020)
Menurut WHO, Evidence based terbagi sebagai berikut:
a. Evidence-based Medicine adalah pemberian informasi obat-
obatan berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa
dipertanggungjawabkan. Temuan obat baru yang dapat saja
segera ditarik dan peredaran hanya dalam waktu beberapa bulan
setelah obat tersebut dipasarkan, karena di populasi terbukti
memberikan efek samping yang berat pada sebagian
penggunanya.
b. Evidence-Based Policy adalah satu sistem peningkatan mutu
pelayanan kesehatan dan kedokteran (Clinical Governance):
suatu tantangan profesi kesehatan dan kedokteran di masa
mendatang.
c. Evidence based Midwifery adalah pemberian informasi
kebidanan berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa
dipertanggungjawabkan.
d. Evidence based report adalah merupakan bentuk penulisan
laporan kasus yang baru berkembang, memperlihatkan
bagaimana hasil penelitian dapat diterapkan pada semua tahapan
penatalaksanaan pasien. (Jayanti, Ira, S.ST., SKM., 2019)
2. Evidance Based dalam Kebidanan
Evidence Based Midwifery adalah pemberian informasi kebidanan
berdasarkan bukti dari penelitian yang bisa dipertanggungjawabkan.
Evidence Based Midwifery adalah suatu teknik yang di gunakan untuk
pengambilan keputusan dalam mengelola pasien dengan
mengintegrasikan 3 faktor yaitu:
a. Keterampilan dan keahlian klinik dari tenaga bidan
b. Kepentingan Pasien
c. Bukti ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. (Jayanti, Ira,
S.ST., SKM., 2019)

4
Evidence Based Practice dalam pendidikan kebidanan adalah
menyiapkan bidan yang professional dan memiliki kemampuan untuk
memberikan sebuah pelayanan kebidanan yang mempunyai kualitas yang
di dasarkan dari evidence based. Implementasi Praktik berbasis bukti
mempunyai maksud untuk memberikan respon terbaik dan menambah
derajat asuhan kebidanan. (Aliviameita & Puspitasari, 2020)
B. Evidance Based dalam Post Partum
1. Evidance Based dalam Post Partum
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan nifas, kita harus
berdasarkan bukti yang terbaik (evidence based practice), pelaksanaan
praktik asuhan kebidanan bukan sekedar berdasarkan kebiasaan rutinitas
praktik atau pengalaman klinis saja, namun berdasarkan bukti yang
terbaik. Adapun yang dimaksud bukti yang terbaik (evidence based)
adalah hasil- hasil riset yang terbukti terpilih dan direkomendasikan
untuk memperbaiki kualitas asuhan kebidanan. Semakin banyak bukti
penelitian yang tersedia untuk menginformasikan asuhan postnatal atau
nifas yang kita berikan, kita memiliki tugas untuk menerapkan
pengetahuan maupun kompetensi asuhan ini. (Jayanti, Ira, S.ST., SKM.,
2019)
2. Manfaat Evidance Based dalam Pelayanan Kebidanan
Praktik berdasarkan penelitian merupakan penggunaan yang
sistematik, ilmiah dan eksplisit dari penelitian terbaik saat ini dalam
pengambilan keputusan tentang asuhan pasien secara individu. Hal ini
menghasilkan asuhan yang efektif dan tidak selalu melakukan intervensi.
Kajian ulang intervensi secara historis memunculkan asumsi bahwa
sebagian besar komplikasi obstetri yang mengancam jiwa bisa diprediksi
atau dicegah. Intervensi harus dilaksanakan atas dasar indikasi yang
spesifik, bukan sebagai rutinitas sebab test-test rutin, obat, atau prosedur
lain pada kehamilan dapat membahayakan ibu maupun janin. Bidan yang
terampil harus tahu kapan ia harus melakukan sesuatu dan intervensi

5
yang dilakukannya haruslah aman berdasarkan bukti ilmiah. (Jayanti, Ira,
S.ST., SKM., 2019)
Asuhan yang dilakukan dituntut tanggap terhadap fakta yang
terjadi, menyesuaikan dengan keadaan atau kondisi pasien dengan
mengutamakan keselamatan dan kesehatan pasien dengan mengikuti
prosedur yang sesuai dengan evidence based asuhan. kebidanan, yang
tentu saja berdasar kepada hal-hal yang sudah dibahas sebelumnya, yaitu:
standar asuhan kebidanan, standar pelayanan kebidanan, kewenangan
bidan komunitas, fungsi utama bidan bagi masyarakat. Fungsi utama
profesi kebidanan, ruang lingkup asuhan yang diberikan. (Jayanti, Ira,
S.ST., SKM., 2019)
Dengan pelaksanaan praktik asuhan kebidanan yang berdasarkan
evidence based tersebut tentu saja bermanfaat membantu mengurangi
angka kematian ibu hamil dan risiko- risiko yang di alami selama
persalinan bagi ibu dan bayi serta bermanfaat juga untuk memperbaiki
keadaan kesehatan masyarakat.
Manfaat Evidence Based Midwifery dalam praktik Kebidanan
a. Menghasilkan asuhan yang efektif dan tidak selalu
melakukan intervensi
b. Intervensi harus dilaksanakan atas dasar indikasi yang
spesifik, bukan sebagai rutinitas
c. Membantu mengurangi angka kematian ibu hamil dan resiko
resiko yang di alami selama persalinan bagi ibu dan bayi
serta bermanfaat juga untuk memperbaiki keadaan kesehatan
masyarakat
d. Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan
berdasarkan bukti ilmiah
e. Meningkatkan kompetensi (kognitif)
f. Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagai professional
dalam memberikan asuhan yang bermutu. (Jayanti, Ira, S.ST.,
SKM., 2019)

6
C. Contoh Evidance Based Midwifery dalam Post Partum

Tindakan yang dilakukan Sebelum Evidance Based Setelah Evidance Based


Midwifery Midwifery
Setelah persalinan ibu Ibu yang kurang ibu yang mendapat
tidak terlalu dihiraukan, mendapatkan dukungan dukungan sosial yang baik
karena semua perhatian sosial dari keluarga, selama kehamilan sampai
suami dan keluarga besar mereka kurang mampu pada masa nifas dapat
tertuju pada anggota mencapai perannya mencapai perannya sebagai
keluarga yang baru (bayi). sebagai seorang ibu. seorang ibu. Mereka
(Umrah & Asmawati, 2019) Mereka menyatakan menyatakan bahwa selama
bahwa selama masa kehamilan sampai pada
kehamilan sampai pada masa nifas keluarga
proses masa nifas saat ini senantiasa memberikan
kurang mendapatkan dukungan sosial pada ibu
bantuan atau dukungan guna mencapai perannya
sosial dari keluarga berupa sebagai seorang ibu
berlatih peran, berbagi
pengalaman, berbagai
informasi mengenai
kondisi tubuh setelah
melahirkan
Pengetahuan yang Melancarkan ASI dan Breaset care (perawatan
berkembang dimasyarakat mencegah bendungan asi payudara) pemijatan
awam jika ingan payudara jika dilakukan
memperbanyak produksi dengan teratur dapat
ASI,saat mandi ibu merangsang pelepasan ASI
disarankan untuk dan mengurangi resiko
memasukkan payudara cedera saat menyusui,dari
kedalam timba (gayung) hasil penelitian breast care
yang berisi air kemudian pada ibu nifas hormon
dikocok sampai payudara prolactin meningkat 72,1 %
terasa lembek. sebelum dan sesudah
(Yuniarti, 2018) breaset care.

Payudara ibu yang Dikompreskan daun pengompresan pada


mengalami pembengkakan dingin-dingin dan daun payudara yang bengkak
atau bendungan ASI cocor bebek ,tapi pada ibu dengan menggunakan aloe
ditempelkan daun-daun yang memiliki kulit vera selama 20 menit, di
yang sudah ditumbuk sensitif biasanya akan lakukan 2-3 kali dalam
halus terjadi infeksi. sehari, terjadi perubahan
(Annisa Nurhayati yang signifikan yaitu
Hidayat, 2018) pengurangan rasa nyeri pada
payudara ibu,
pembengkakan berkurang
dan pengeluaran ASI lancar.

7
Kesehatan psikologi jarang Mandi mengunakan air Herbal steam bath
diperhatikan pada asuhan dingin keramas 2 kali merupakan mandi uap
nifas konvensional, sehari selama masa nifas tradisional dengan rempah
sedangkan kesehatan jiwa dapat mencegah darah alami untuk meningkatkan
akan berpengaruh pada putih. kenyamanan ibu,
kesehatan fisik yang tidak menurunkan depresi,
dapat dipisahkan,Ibu meningkatkan fungsi
dianjurakan untuk keramas jantung ibu sehingga
setiap hari selama masa peredaran darah menjadi
nifas. lancar dengan harapan akan
(Jamroni, 2021) membantu memulihkan
kondisi fisik dan mental ibu.
Nyeri berdampak sangat Dilakukan usaha untuk Prinsip pelaksanaan
komplek bagi perawatan mengentikan nyeri dengan manajemen nyeri pada
ibu post partum, antara cara massase pada daerah evidence based sesuai
lain: terhambatnya perut. dengan konsep teori yaitu
mobilisasi dini, prinsip stimulasi kutaneus
terhambatnya laktasi, dan distraksi. Area masase
terhambatnya proses dipilih pada wajah dan bahu
bonding attachment, dengan pertimbangan
perasaan lelah, kecemasan, adanya pemetaan nyeri.
kecewa karena Media distraksi yang
ketidaknyamanan, digunakan adalah interaksi
gangguan pola tidur, dan dengan bayi, media ini
bahkan bila nyeri mempunyai banyak
berkepanjangan akan manfaat, selain untuk
meningkatkan risiko post mengalihkan pusat perhatian
partum blues. dari nyeri media ini juga
(Vasra & Sukarni, 2018) dapat dipakai untuk
meningkatkan pembentukan
bonding attachment.
Interaksi dengan bayi
merupakan media bonding.
Bonding didefinisikan
sebagai suatu ketertarikan
mutual pertama antar
individu, misalnya antara
orangtuadan anak, saat
bonding.
Ibu tidak mendapatkan Setelah persalinan bidan Protocol Evidence Based
kontak langsung dengan langsung memisahkan bayi yang telah diperbaharui
bayinya segera setelah dari ibunya setelah tentang asuhan bayi baru
bayinya lahir, demikian dilahirkan. lahir untuk satu jam pertama
juga dengan sikap dan adalah bayi harus mendapat
motivasi ibu pada saat kontak kulit ke kulit dengan
proses persalinan tidak ibunya segera setelah lahir

8
didampingi suami, minimal satu jam, bayi
sehingga motivasi dari ibu harus dibiarkan untuk
itu kurang, dan tidak melakukan inisiasi menyusu
disertai dengan dan ibu dapat mengenali
pengetahuan tentang bayinya siap untuk
manfaat inisiasi menyusu menyusui, menunda semua
dini. prosedur lainnya yang harus
(Pesak et al., 2017) dilakukan kepada bayi
sampai dengan Inisiasi
Menyusu selesai dilakukan
Ibu dilarang Dikhawatirkan jika yang Seafood dan daun kelor
mengkonsumsi makanan mengkonsumsi seafood memiliki kandungan zat
yang mengandung (udang dan cumi) dan besi yang melimpah
seafood (udang dan cumi) sayur kelor bisa makanan mengandung zat
dan daun kelor. menyebabkan anaknya besi ini juga kaya akan vit
(Armynia Subratha, 2022) hitam dan pada persalinan B12 yang baik untuk
kala 1 memanjang, menjaga kesehatan saraf dan
sedangkan mengkonsumsi sel darah.jika kekurangan
kelor bisa, kelorokang zat besi dapat menyebabkan
(bahasa makassar). kan anemia,dan dapat
memicu terjadinya
pendarahab postpartum.
Ibu dilarang makan Dengan mengkonsumsi Hasil penelitian kadar
makanan yang manis- makanan yang manis- hemoglobin ibu nifas
manis ,kurma merupakan manis dapat mengalami sebelum diberikan
makanan yang cukup DM dan Obesitas. intervensi terendah yaitu 9,0
mewah yang ada gr % dan tertinggi 11,7 gr
dimasyarakat dijaman % ,kemudian sesudah
dulu. diberikan intervensi ,kadar
(Tandja, 2020) Hemoglobin terendah pada
ibu nifas yaitu 11,8 gr %
dan tertinggi yaitu 14,7 gr
% pemberian sari kurma
terhadap peningkatan kadar
hemoglobin pada ibu nifas.
Dilakukan untuk Pengetahuan keluarga Pijat oksitosin efektif
merangsang refleks terutama suami kurang dilakukan 2 hari pada hari
oksitosin dan refleks let terkait pijat oksitosin pertama dan kedua post
down sehingga terjadi sehingga ibu post partum partum karna pada 2 hari
pengeluaran ASI kurang melakukan pijat pertama pengeluaran ASI
oksitosin belum lancar sehinga
diperlukan pijat oksitosin
untuk mengurangi sumbatan
ASI, pembengkakan,
mempertahankan produksi

9
ASI ketika ibu &bayi sakit.
Tampon vagina bidan menggunakan Tampon vagina menyerap
tampon agar pendarahan darah tetapi tidak
berhenti henghentikan perdarahan,
bahkan , perdarahan tetap
tergadi dan dapat
menyebabkan infeksi
menggunakan gurita ibu menggunakan gurita Setelah 2 jam pertama atau
untuk menghindari perut selanjutnya penggunaan
semakin buncit gurita akan menyebabkan
kesulitan pemantaval
Involusio Rahim
memisahkan ibu dan bayi faktor kondisi ibu yang Siaga selama 2 jam pertama
belum stabil ibu harus setelah kelahiran Ini
istirahat merupakan. waktu yang
tepat untut melakukan
kontak kulit ke kulit untuk
mempererat bonding
attachment serta
keberhasilan pemberian Asi
pemberian kolostrum takut bayi kedinginan,ibu kolostrum adalah cairan
terlalu lelah untuk segere pertama yang disekresi oleh
menyusui bayinya,dan kelenjar payudara
kolestrum merupakan air kandungan tertinggi dalam
susu basi yang harus kolestrum dan antibody
dibuang yang siap melindungi bayi
ketika kondisi bayi sangat
lemah kandungan protein
yang tinggi.
Masase bertujuan untuk Nyeri berdampak sangat Pemeriksaan yang dilakukan
menstimulasi produksi komplek bagi perawatan adalah melakukan masase
endhorpin dan dinorpin ibu postpartum, antara ain: ringan pada wajah dan bahu.
yang memblokade terhambatnya mobilisasi Intervensi nyeri postpartum
transmisi nyeri melalui dini, terhambatnya laktasi, dapat dilakukan melalui
system control desenden. terhambatnya proses kompres hangat, distraksi,
bonding attachment, imajinasi terbimbing,
perasaan lelah, sentuhan terapiutik atau
kecemasan,kecewa karena masase, interaksi dengan
ketidaknyamanan, bayi
gangguan pola tidur, dan
bahkan nyeri
berkepanjangan akan
meningkatkan resiko

1
postpartum blues.
Tanda bahaya masa nifas pengetahuan ibu kurang bidan/ perawat memberikan
Adalah suatu tindakan ,susah informasi dan bimbingan
yang abnormal yang untuk mencega terjadinya pada ibu untuk dapat
mengidentifikasi adanya infeksi atau peradangan mengenali tanda-tanda
bahaya / komplikasi yang pada masa nifas. bahaya pada masa nifas.
dapat terjadi selama masa berbagai factor dari dalam, Dimana dengan adanya
nifas, apabila tidak seperti motivasi dan factor pengetahuan ibu tentang
dilaporkan atau tidak dari luar berupa sarana tanda-tanda bahaya masa
terdeteksi bisa informasi yang tersedia, nifas dapat mencegah dan
menyebabkan kematian serta keadaan social mengurangi terjadi
ibu. budaya. komplikasi pada masa nifas
(Elis et al., 2019) sehingga dapat mengurangi
angka kematian ibu pada
masa nifas.

1
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Evidence Based Medicine (EBM) merupakan usaha meningkatkan mutu
informasi yang dijadikan dasar pengambilan keputusan pelayanan kesehatan,
EBM membantu praktisi untuk menghindari kelebihan informasi, tetapi pada
saat yang sama mencari dan menerapkan informasi yang paling berguna. saat
ini juga sering disebut Evidence Based Practice (EBP).
Terdapat sebagian aspek yang akan membantu dalam menerapkan
praktek berbasis bukti diantaranya niat, knowledge, perbuatan dan tingkah
laku. Diantara tiga aspek tersebut, aspek perbuatan menerapkan Evidence
Based Practice adalah aspek yang dapat menunjang dalam menerapkan EBP.
Proses evidence based practice mempunyai langkah- langkah yaitu :
menanamkan semangat pengkajian (inquiry), mengajukan pertanyaan PICO (T)
question, mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis dan pilihan pasien
untuk membuat keputusan klinis terbaik, evaluasi hasil dari perubahan praktek
setelah penerapan EBP, menyebarluaskan hasil (disseminate outcome).
B. SARAN
Sebagai Bidan sudah seharusnya memiliki keterampilan kepemimpinan
dalam pelayanan kebidanan yang dijalankan dengan Praktik Evidance Based
karena bidan merupakan tenaga kesehatan yang memegang peranan penting
dalam pelayanan maternal dan perinatal. Bidan dalam melaksanakan peran,
fungsi dan tugasnya didasarkan pada kemampuan dan kewenangan yang diatur
melalui Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES).

1
DAFTAR PUSTAKA

Aliviameita, A., & Puspitasari. (2020). Buku Ajar Mata Kuliah Evidance Based
Midwifery.
Annisa Nurhayati Hidayat, D. P. (2018). Prosiding Kebidanan E-ISSN: 2622-
6871 SEMINAR NASIONAL ¨BIDAN TANGGUH BIDAN MAJU¨.
September, 10–11.
Armynia Subratha, H. F. (2022). Anemia Dalam Kehamilan Dengan Kejadian
Perdarahan Post Partum. Jurnal BIMTAS: Jurnal Kebidanan Umtas, 5(1), 1–
6. https://doi.org/10.35568/bimtas.v5i1.1793
Elis, A., Maryam, A., Sakona, Y., & Kasmawati. (2019). Analisis Hubungan
Pengetahuan ibu Nifas Dengan Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas di Rumah
Sakit Umum daerah Labuang Baji Makassar. Jurnal Ilmiah Media Bidan,
4(2), 67–71.
Jamroni. (2021). Jurnal Peduli Masyarakat. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat (JPKM) - Aphelion, 3(September), 207–212.
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPM
Jayanti, Ira, S.ST., SKM., M. K. (2019). Evidence Based dalam Praktik
Kebidanan (1st ed.). DEEPUBLISH. www.deepublish.co.id
Pesak, E., Losu, F. N., & Sulawesiana, W. (2017). Determinan Penerapan Inisiasi
Menyusu Dini Oleh Bidan Berdasarkan Evidence Based Di Puskesmas
Rawat Inap Kota Tomohon. JIDAN (Jurnal Ilmiah Bidan), 5(1), 1–11.
Tandja, Y. H. (2020). The Efektivitas Sari Kurma Terhadap Peningkatan Kadar
Hemoglobin Pada Ibu Nifas di Wilayah UPT Kereng Bangkirai Kota
Palangka Raya. Jurnal Skala Kesehatan, 11(2), 74–79.
https://doi.org/10.31964/jsk.v11i2.238
Umrah, A. S., & Asmawati, A. (2019). Pengaruh Pemberian Dukungan Sosial
Terhadap Pencapaian Peran Ibu Nifas. Voice of Midwifery, 9(1), 787–795.
https://doi.org/10.35906/vom.v9i1.51
Vasra, E., & Sukarni, D. (2018). Pengaruh Terapi Nyeri Non Invasifpada Ibu
Postpartum Berdasarkan Evidace Based Terhadap Intensitas Nyeri Di Bpm
Kota Palembang Tahun 2017. Jurnal Kesehatan Palembang, 12(2), 117–123.

1
Yuniarti, Y. (2018). Metode Breast Care Meningkatkan Volume Asi Pada Ibu
Nifas. Media Informasi, 14(2), 171–174.
https://doi.org/10.37160/bmi.v14i2.180

1
HASIL DISKUSI

Mata Kuliah : Profesionalisme Kebidanan

Moderator : Widiyanti Umasugi (A1A222222)

Pemateri : Sabella. A (A1A222076)

Notulen : Megawati (A1A222080)

Menjawab : 1. Vini alvionita

(A1A222052)

2. Nuryana (A1A222075)

Menambahkan: 1. Hidayatul Adzkiyah (A1A222105)

2. Mirani Eka Sari (A1A222217)

3. Nurul Hairah Ismail (A1A222

4. Santika saulatu (A1A222082)

1. Di slide ta mengatakan menggunakan daun dingin2 cocor bebek kadang


menyababkan infeksi Krn Di akbatkan ibu yg kulit sensitif apakah Aloe Vera
tidak menyebabkan iritasi dan kulit sensitif pada ibu dan apa kandungan dari
Aloe Vera sehingga di katakan dpat melancarkan pengeluaran asi?
(Jumriah)
Jawaban : mengapa bisa menyebabkan infeksi karena lebih kepada
kebersihannya , sehingga memungkinkan ibu mengalami keluhan.dan skrang
banyak dijumpai aloe vera dalam kemasan yang lebih hygenis , pemberian
kompres aloe vera merupakan salah satu cara penanganan secara non
farmakologis untuk mengurangi bengkak payudara. Aloe vera banyak
mengandung air dan zat yang dapat mengurangi nyeri sehingga nyeri yang di
rasakan akan berkurang. (Vini Alvionita)
Menambahkan : Aloe vera mengandung anthraquinone, aloe emodin, enzim
bradikinase, carboxypeptidase, salisilat, tannin dan saponin yang
masingmasing memiliki kemampuan sebagai anti nyeri dan anti inflamasi.
1
Aloe vera bersifat dingin dan mengandung zat lignin yang memiliki
kemampuan penyerapan yang tinggi, efek dingin pada aloe vera dapat
meningkatkan kenyamanan pada ibu yang mengalami nyeri pembengkakan.
dengan hilangnya rasa nyeri dan pembengkakan pada payudara diharapkan
ibu bisa menyusui dengan aman dan nyaman. (Santika Saulatu)
2. Saya ingin bertanya untuk kelompok 2 dari beberapa evidence based post
partum yang kalian jelaskan, bisa disebutkan menurut kalian evidence based
post partum yang mungkin paling cocok untuk digunakan atau
direkomendasikan itu yang mana dan apakah aman untuk ibu yg post partum
? (Nursyam)
Jawaban : Dari beberapa evidance based post partum yg dipaparkan
semuanya dapat direkomendasikan tergantung kebutuhan dan kondisi karena
Evodance Based biasanya tidak langsung diterapkan, akan tetapi bertahap.
Namun, evidance based post partum yg paling sering kita temui sekarang
adalah rooming in atau rawat gabung yg sdh sering dijumpai. Jadi, semua
evidance tsb dapat dilakukan. (Nuryana)
3. Bagaimana penerapan dalam melakukan asuhan kebidanan pada ibu
postpartum dengan konsep evidence based? (Kornelia)
Jawaban : dengan adanya penerapan evidence based diharpakan asuhan yang
diberikan bisa berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan bukti
metedologi yang bisa dipertanggungjawabkan jadi semua asuhan yang
diberikan kepasien bukan hanya berdasarkan intervensi tetapi berdasarkan
bukti atau fakta yang akurat (Vini Alvionita)
Menambahkan : dengan begitu dapat menghasilnya manfaat Menghasilkan
asuhan yang efektif dan tidak selalu melakukan intervensi
a. Intervensi harus dilaksanakan atas dasar indikasi yang spesifik, bukan
sebagai rutinitas
b. Membantu mengurangi angka kematian ibu hamil dan resiko resiko
yang di alami selama persalinan bagi ibu dan bayi serta bermanfaat
juga untuk memperbaiki keadaan kesehatan masyarakat
c. Bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti ilmiah

1
d. Meningkatkan kompetensi (kognitif). ( Nurul Haira Ismail)
4. Jika mislanya masih ada ibu atau keluarga yg masih meyakini bahwa
kolostrum itu adalah nanah dan harus di buang tidak di berikan pada bayi,
bagaimana evidance based/pembuktian yang bidan berikan kepada ibu dan
keluarga bahwa kolostrum itu baik untuk bayi berdasrakan penelitian atau
jurnal? Dan bagaimana bidan bisa tahu bahwa ibu percaya dan tdk akan
melakukan hal tersebut? (Aldira)
Jawaban : Dengan memberikan informasi dan edukasi tentang manfaat
colostrum kepada ibu dan keluarga serta memberikan pemahaman bahwa
kandungan colostrum berperan dalam pencegahan infeksi karena kandungan
sel darah putih dan zat2 kekebalan tubuh dapat mencegah infeksi pada luka
terbuka tali pusat yg dipotong. (Vini Alvionita)
Menambahkan : Melakukan evaluasi dan monitoring apakah ibu dan
keluarga paham dengan informasi dan edukasi yg telah diberikan.
( Hidayatul Adzkiyah)
5. Apakah ada Evidance base tentang produksi asi berlebih pada masa
kehamilan, dan apa dampak positif dan negatif pengeluaran asi pada masa
kehamilan? (Suarni)
Jawaban : ada jurnalnya yaitu,dengan melakukan perawatan payudara
selama masa kehamilan Perawatan payudara selama kehamilan adalah salah
satu bagian penting yang harus diperhatikan sebagai persiapan untuk
menyusui nantinya. Payudara perlu dipersiapkan sejak masa kehamilan
sehingga bila bayi lahir dapat segera berfungsi dengan baik. ( Vini Alvionita)
Menambahkan : dampaknya positifnya ibu dapat memenuhi kebutuhan ASI
dan stok asi perah bisa disimpan dikulkas atau freser ,dampak negatifnya pd
terasa penuh dan berat dan ibu biasa merasakan ketidak nyamanan karena asi
sering merembes.perlu juga diketahui bahwa ASI yang keluar saat kehamilan
bukan merupakan kolostrum,kolostrum keluar 24-36 jam setelah persalinan.
( Mirani Eka Sari)
Menurut pengalaman saya sewaktu saya hamil anak pertama usia kehamilan
7 bulan pengeluaran ASI sdh bnyak tapi untuk colostrum belum nampak ,

1
colostrum nampak itu setelah kurang dari 24 jam post partum. ( Herayanti
Endah)

Anda mungkin juga menyukai