Anda di halaman 1dari 11

KONSEP EVIDENCE BASED PRACTICE (EBP)

OLEH :

KELOMPOK 1

-DIAN MILASARI (21222006)

-SAKINAH (21222019)

-SARI AKMIDA (21222020)

-THESSA YUNISIO PUTRI (21222023)

-TISYA CANTIKA HUSNA (21222025)

-WIDYA WIGUNA (21222027)

DOSEN PEMBIMBING : EKA PUTRI PRIMASARI, SKM., M. Kes.

PROGRAM STUDI ALIH JENJANG S1 KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MERCUBAKTIJAYA PADANG

2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT., karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “KONSEP
EVIDENCE BASED PRACTICE (EBP)”.

Dengan selesainya makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing dan teman- teman yang telah memberi arahan dan dukungan tentang materi
yang kami bahas dalam makalah ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Evidence Based dalam
Praktik Kebidanan” dan menjadi sumber materi yang berguna dalam proses perkuliahan.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa masih ada kesalahan dan
kekurangan yang harus dibenahi. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
mendukung untuk menuju kesempurnaan.

Makalah ini diharapkan bermanfaat untuk orang banyak, baik dijadikan sumber
referensi ataupun menjadi pembelajaran dan menambah ilmu pengetahuan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Padang, Oktober 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................................i

Daftar Isi....................................................................................................................................ii

Bab I : Pendahuluan...................................................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1

Bab II : Pembahasan...................................................................................................................2

A. Definisi Evidence Based Practice……………………………………………………...2


B. Model Evidence Based Practice……………………………………………………….2
C. Sejarah Evidence Based Practice………………………………………………...……3
D. Peran dan Tujuan Evidence Base Practice…………………………………………….5
E. Kekuatan dan Kelemahan dalam Penerapan Evidence Based Practice………………..6

Bab III : Penutup........................................................................................................................7

A. Kesimpulan.....................................................................................................................7
B. Saran...............................................................................................................................7

Daftar Pustaka

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan utama penelitian ialah untuk memperoleh kebenaran mengenai suatu kejadian
yang dijadikan sebagai acuan dalam memperkirakan dan menyelesaikan suatu masalah.
Penelitian mempunyai peranan penting terhadap kehidupan manusia apabila hasil dari
penelitian dapat digunakan semaksimal mungkin untuk mencapai kesejahteraan manusia.
Oleh karena itu, diharapkan hasil penelitian dalam praktik kebidanan dapat dimanfaatkan
sebagai pedoman dalam praktik kebidanan.

Dedikasi untuk kemajuan praktik berbasis bukti (EBP) merupakan kompetensi baru
untuk bidan. Tujuan dari EBP adalah untuk mempromosikan intervensi kebidanan yang
efektid, perawatan efisien dan memberikan hasil bagi pasien dan untuk pengambilan
keputusan. Dalam kompleks saat ini lingkungan perawatan pasien yang dinamis,
intervensi kebidanan dan proses diinformasikan oleh bukti terbaik sangat penting untuk
mewujudkan perbaikan kesehatan dan kehematan biaya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu definisi dari evidence based practice?
2. Apa saja model evidence based practice?
3. Bagaimana sejarah dari evidence based practice?
4. Apa saja peran dan tujuan dari evidence based practice?
5. Bagaimana kekuatan dan kelemahan dalam penerapan evidence based practice?

C. Tujuan
1. Memahami definisi evidence based practice.
2. Memahami model evidence based practice.
3. Memahami sejarah evidence based practice.
4. Memahami peran dan tujuan evidence based practice.
5. Memahami kekuatan dan kelemahan dalam penerapan evidence based practice.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evidence Based Practice

Menurut Bostwick (2013), evidence based practice adalah strategi untuk memperoleh
pengetahuan dan skill untuk bisa meningkatkan tingkah laku yang positif sehingga bisa
menerapkan EBP tersebut dalam praktik. Dapat dipahami bahwa evidence based practice
merupakan suatu strategi untuk mendapatkan knowledge atau pengetahuan terbaru
berdasarkan evidence atau bukti yang jelas dan relevan untuk membuat keputusan klinis
yang efektif dan meningkatkan skill dalam praktek guna meningkatkan kualitas kesehatan
pasien. Komponen utama dalam institusi pendidikan kesehatan yang bisa dijadikan
prinsip adalah membuat keputusan berdasarkan evidence based serta mengintegrasikan
EBP ke dalam kurikulum merupakan hal yang sangat penting.

Pentingnya evidence based practice dalam kurikulum undergraduate juga dijelaskan


dalam (Sink & Bleques, 2017) menyatakan bahwa pembelajaran evidence based practice
pada undergraduate student merupakan tahap awal dalam menyiapkan peran mereka
sebagai registered nursed (RN). Namun dalam penerapannya, ada beberapa konsep yang
memiliki kesamaan dan perbedaan dengan evidence based practice. Evidence based
practice yang muncul dari konsep evidence based medicine memiliki konsep yang sama
dan memiliki makna yang lebih luas dari RU atau research utilization (Levin & Feldman,
2012).

B. Model Evidence Based Practice

Dalam memindahkan evidence ke dalam praktek guna meningkatkan kualitas


kesehatan dan keselamatan (patient safety) dibutuhkan langkah-langkah yang sistematis
dan berbagai model EBP dapat membantu perawat atau tenaga kesehatan lainnya dalam
mengembangkan konsep melalui pendekatan yang sistematis dan jelas, alokasi waktu dan
sumber yang jelas, sumber daya yang terlibat, serta mencegah implementasi yang tidak
runut dan lengkap dalam sebuah organisasi (Gawlinski & Rutledge, 2008). Namun
demikian, beberapa model memiliki keunggulannya masing-masing sehingga setiap
institusi dapat memilih model yang sesuai dengan kondisi organisasi. Beberapa model
yang sering digunakan dalam mengimplementasikan evidence based practice adalah lowa
model (2001), ACE STAR model (2004), john hopkins evidence-based practice model

2
(2017), rosswurm dan larrabee’s model, serta evidence based model for stuff nurse
(2008).

Beberapa karakteristik tiap-tiap model yang dapat dijadikan landasan dalam


menerapkan EBP yang sering digunakan yaitu IOWA model dalam EBP digunakan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, digunakan dalam berbagai akademik dan
setting klinis. Ciri khas dari model ini adalah konsep “triggers” dalam pelaksanaan EBP.
Triggers adalah masalah klinis atau informasi yang berasal dari luar organisasi. Ada 3
kuncu dalam membuat keputusan yaitu adanya penyebab mendasar timbulnya masalah
atau pengetahuan terkait dengan kebijakan institusi atau organisasi, penelitian yang cukup
kuat, dan pertimbangan mengenai kemungkinan diterapkannya perubahan ke dalam
praktek sehingga dalam model tidak semua jenis masalah dapat diangkat dan menjadi
topik prioritas organisasi (Melnyk & Fineout, 2011).

Sedangkan john hopkin’s model mempunyai 3 dominan prioritas masalah yaitu


praktek keperawatan, penelitian, dan pendidikan. Dalam pelaksanaannya model ini
terdapat beberapa tahapan yaitu menyusun practice question yang menggunakan pico
approach, menentukan evidence dengan penjelasan mengenai tiap level yang jelas dan
translation yang lebih sistematis dengan model lainnya serta memiliki lingkup yang lebih
luas. Sedangkan ACE star model merupakan model transformasi pengetahuan
berdasarkan research. Evidence non research tidak digunakan dalam model ini. Untuk
stetler’s model merupakan model yang tidak berorientasi pada perubahan formal tetapi
pada perubahan oleh individu perawat. Model ini menyusun masalah berdasarkan data
internal (quality improvement dan operasional) dan data eksternal yang berasal dari
penelitian. Model ini menjadi panduan preseptor dalam mendidik perawat baru. Dalam
pelaksanaannya, untuk mahasiswa sarjana dan master sangat disarankan menggunakan
model john hopkin, sedangkan untuk mahasiswa undergraduate disarankan menggunakan
ACE star model dengan proses yang lebih sederhana dan sama dengan proses
keperawatan (Schneider & Whitehead, 2013).

C. Sejarah Evidence Based Practice

Sejarah evidence dimulai pada tahun 1970 ketika Archie-Cochrane menegaskan


perlunya mengevaluasi pelayanan kesehatan berdasarkan bukti-bukti ilmiah (scientific
evidence). Sejak itu berbagai istilah digunakan terkait dengan evidence based, diantaranya
evidence based medicine (EBM), evidence based nursing (EBN), dan evidence based

3
practice (EBP). Evidence based practice (EBP) merupakan upaya untuk mengambil
keputusan klinis berdasarkan sumber yang paling relevan dan valid. Oleh karena itu, EBP
merupakan jalan untuk mentransformasikan hasil penelitian ke dalam praktek sehingga
perawat dapat meningkatkan “quality of care” terhadap pasien.

Selain itu, implementasi EBP juga akan menurunkan biaya perawatan yang memberi
dampak positif tidak hanya bagi pasien, perawat, juga bagi institusi pelayanan kesehatan.
Sayangnya penggunaan bukti-bukti riset sebagai dasar dalam pengambilan keputusan
klinis seperti seorang bayi yang masih berada dalam tahap pertumbuhan.

Saat ini Meta-analysis dianggap sebagai “golden standard” yang sering digunakan
sebagai landasan dalam EBP. Steed, DL., et. Al (2006) membagi 3 level evidence based,
yaitu :

1. Evidence Level I Meta-Analysis dari multiple Randomized Controlled Trial (RCT)


atau minimal dua RCT yang mendukung intervensi yang direkomendasikan.
2. Evidence Level II kurang dari Level I, namun minimal satu RCT atau minimal dua
hasil signifikan di klinis atau pendapat pakar dengan review literature yang
mendukung intervensi yang direkomendasikan. Selain itu, bukti eksperimen yang
mendukung intervensi namun belum ditunjang oleh pengalaman adekuat pada
manusia.
3. Evidence Level III kurang dari Level II, ada data dan bukti penunjang namun lemah
untuk dikategorikan sebagai meta-analysis, RCT atau multiple clinical series.

Penggunaan evidence based dalam praktek akan menjadi dasar scientific dalam
pengambilan klinis sehingga intervensi yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan.
Sayangnya pendekatan evidence based di Indonesia belum berkembang termasuk
penggunaan hasil riset ke dalam praktek. Tidak dapat dipungkiri bahwa riset di Indonesia
hanya untuk kebutuhan penyelesaian studi sehingga hanya menjadi tumpukan kertas
semata.

Suksesnya evidence based medicine (EBM) (Tanner, 1999) :

1. Menstandarkan praktik profesi dokter.


2. Mengeliminasi praktik yang tidak layak (buruk).
3. Mendukung praktik yang baik (terbaik).
4. Meminimalkan biaya dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

4
Di Indonesia, secara menyeluruh praktik pelayanan EBP belum terimplementasi di
semua rumah sakit. Dari studi sebelumnya yang dilakukan oleh Elysabeth & Natalia
(2014) tentang hubungan tingkat pendidikan perawat dengan kompetensi aplikasi EBP di
RS Siloam Kebun Jeruk menyebutkan bahwa hanya sebagian kecil perawat yang
memiliki kompetensi dalam mengaplikasikan EBP. Sementara itu, Sandofa, Rudini, &
Fitri (2016) mengemukakan bahwa sebagian perawat ICU di RSUD Raden Mataher
Jambi memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang EBP dan berpendapat bahwa EBP
penting pada praktek keperawatan klinis namun sebagian dari mereka tidak dapat menilai
secara kritis sebuah karya ilmiah.

Saunders & Vehvilainen-Julkunen (2015) mengemukakan bahwa kemampuan


perawat untuk melakukan EBP sangat dipengaruhi oleh kesiapan perawat dalam
melaksanakan EBP. Identifikasi kesiapan perawat sebelum melakukan EBP merupakan
hal yang sangat penting, karena dengan hal ini diketahui variabel penghambat dan
variabel yang memfasilitasi pelaksanaan EBP (Thiel & Ghosh, 2008). Fenomena inilah
yang membuat ingin mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kesiapan
perawat dalam melaksanakan EBP.

D. Peran dan Tujuan Evidence Based Practice

Tujuan utama di implementasikannya evidence based practice di dalam praktek


adalah untuk meningkatkan kualitas perawatan dan memberikan hasil yang terbaik dari
asuhan kebidanan yang diberikan. Selain itu juga, dengan dimaksimalkannya kualitas
perawatan tingkat kesembuhan pasien bisa lebih cepat dan lama perawatan bisa lebih
pendek serta biaya perawatan bisa ditekan (Madarshahian et. al, 2012).

Tujuan utama mengajarkan EBP dalam pendidikan keperawtan pada level


undergraduate student adalah menyiapkan perawat profesional yang mempunyai
kemampuan dalam memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas berdasarkan
evidence based (Ashktorab, 2015). Pentingnya pelaksanaan EBP pada institusi
pendidikan yang merupakan cikal bakal atau pondasi utama dibentuknya perawat
profesional membutuhkan banyak strategi untuk bisa meningkatkan knowledge dan skill
serta pemahaman terhadap kasus real di lapangan. Diantaranya adalah penggunaan vitual
based patients scenario dalam kegiatan problem based learning tutorial yang akan bisa
memberikan gambaran real terhadap kondisi pasien dengan teknologi virtual guna
meningkatkan knowledge dan critical thinking mahasiswa.

5
E. Kekuatan dan Kelemahan dalam Penerapan Evidence Based Practice

kekuatan dan kelemahan evidence kita harus bisa memahami sejauh mana peneliti

mengikuti aturan penelitian yang benar. Selain itu juga, penguasaan terhadap kajian dan

konsep logis serta keterkaitan antar tiap elemen harus bisa dianalisa. Sehingga pada

akhirnya kita adapat menyimpulkan tingkat validitas dan reliabilitas evidence atau jurnal

dengan melihat tingkat kesesuaian, keadekuatan, dan representatif atau tidaknya

proses dan kompenen penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti (Burns &

Grove, 2008

6
3.2 Saran
Penerapan EBP perlu ditingkatkan kembali dalam praktik kebidanan khususnya
dalam intervensi kepada pasien. Karena ketika EBP dilakukan dengan baik, maka pasien
yang dirawat akan menerima dampak yang baik pula. Maka dari itu, pengetahuan
mengenai EBP harus di perlu diperhatikan bagi para tenaga kesehatan yang dituntut untuk
profesionalitas tinggi dengan berbagai kompetensi dan skill.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/510881300/Pengertian-evidence-based-practice

https://id.scribd.com/document/456859998/TUGAS-SEJARAH-EVIDENCE-BASED-
PRACTICE

Anda mungkin juga menyukai