Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MATA KULIAH PRAKTIK BERBASIS BUKTI

EVIDENCE-BASED PRACTICE PADA KONSEP DASAR KEPERAWATAN

Disusun oleh:
Kina Hutajulu
2210246840

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU
AGUSTUS 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan bagi Tuhan Yesus Maha Esa, karena atas kehendak-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan menyelesaikan makalah tentang “Evidence-Based Practice Pada
Konsep Dasar Keperawatan”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah Praktik
Berbasis Bukti.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang ikut berkontribusi dalam proses
penulisan makalah ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bayhakki, M.Kep,
Sp.KMB, PhD sebagai dosen mata kuliah Praktik Berbasis Bukti.
Makalah ini akan membahas penerapan konsep Evidence-Based Practice pada dunia
keperawatan.
Masih terdapat kekurangan dalam penulisan makalah “Evidence-Based Practice Pada Konsep
Dasar Keperawatan” ini. Oleh karena itu, semua kritik serta saran yang membangun dari
pembaca sangat dibutuhkan dan diharapkan untuk perbaikan penulisan kedepannya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang ada.

Pekanbaru,23 Agustus 2022

Kina Hutajulu

ii
Daftar Isi
Hal
Cover ................................................................................................................ i
Kata Pengantar................................................................................................. ii
Daftar Isi ........................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 3
1.3. Tujuan Masalah ................................................................................. 4
BAB II. ISI
2.1. Definisi EBPN ..................................................................................... 5
2.2. Tujuan dan Keuntungan EBPN ........................................................... 5
2.3. Model EBPN ...................................................................................... 6
2.4. Metode konsep analisis EBPN .......................................................... 7
2.5. Perbedaan EBPN dan Non-EBPN ...................................................... 8
2.6. Tahapan praktik basis bukti .............................................................. 9
2.7. Tahapan penelitian keperawatan dalam EBPN ................................. 9
2.8. Meningkatkan performa EBPN ......................................................... 9
2.9. Faktor Penghambat EBPN .................................................................. 10
2.10. Implementasi EBPN dalam praktik keperawatan .............................. 10
BAB II. PENUTUP
3.1. Kesimpulan ........................................................................................ 12
3.2. Saran .................................................................................................. 12
Daftar Pustaka.................................................................................................. 13

iii
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Evidence-based Practice atau dalam Bahasa Indonesia yakni Praktik Berbasis Bukti
adalah sebuah pendekatan secara sistematis dimana bertujuan untuk melakukan
peningkatan terhadap kualitas praktik keperawatan. Adapun caranya yakni dengan
mengumpulkan bukti yang terbaik untuk meningkatkan kualitas perawatan (Chien,
2019). Evidence atau bukti adalah fakta atau kejadian yang sebenarnya terjadi.
Reformasi berbasis bukti dalam pendidikan mengacu pada kebijakan yang
memungkinkan atau mendorong penggunaan program dan praktik yang terbukti efektif
dalam penelitian yang ketat (Slavin, 2020). Pada keperawatan sendiri, Evidence-based
Practice Nursing (EBPN) adalah penggunaan bukti internal dan eksternal serta manfaat
dan kebutuhan serta keinginan pasien guna mendukung pengambilan keputusan pada
bidang pelayanan kesehatan.
Kebijakan Implementasi EBPN di Indonesia tertuang dalam UU Keperawatan Nomor 38
Tahun 2014 Pasal 2 huruf b berbunyi bahwa amalan berdasarkan nilai-nilai ilmiah dalam
praktik keperawatan harus berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Amalan
ini dapat diperoleh melalui pendidikan, penelitian dan juga melalui pengalaman
praktek. Meskipun kebijakan mengenai pelaksanaan EBPN sudah ada dan secara tertulis
tertuang dalam UU Keperawatan, namun fenomena pencapaian dalam penerapan
EBPN di Indonesia masih relatif rendah. Sudah banyak hasil penelitian yang dilakukan
di lembaga pendidikan tetapi penyerapannya belum optimal terhadap pelayanan
praktis sehingga banyak perawat yang belum terpapar penelitian. EBPN dapat
meningkatkan kualitas perawatan dan hasil perawatan kesehatan menjadi lebih baik.
Berdasarkan kebutuhan dasar internasional yang sangat tinggi dimana adanya
keperluan untuk meningkatkan efektifitas klinik dan juga efektifitas biaya dalam
kebijakan kesehatan maka muncullah kebutuhan pembangunan layanan dimana
pembangunan ini dilakukan berdasarkan hasil penelitian dengan baik. Berbagai negara
telah mengambil tindakan dimana pemerintahnya melakukan dukungan terhadap

1
pembangunan sistem pelayanan kesehatan. Dukungan ini dilakukan berdasarkan hasil
penelitian dimana keputusannya disepakati oleh manajer, pelaksana pelayanan
kesehatan, pembuat keputusan, serta pasien. Kesepakatan yang diambil ini dilakukan
berdasarkan ilmu pengetahuan yang berkualitas tinggi.
Perawat sebagai salah satu komponen pelayanan kesehatan mempunyai peran yang
penting dalam memberikan pengasuhan kepada pasien. Adapun ketiga peran perawat
yang mereka asumsikan untuk memberikan perawatan pasien, yaitu peran independen,
terkait perawatan medis dan peran interdependen (Lukewich, Tranmer, Kirkland, &
Walsh, 2019).
Perawat adalah ujung tombak pada pemberian pelayanan kesehatan kepada
masyarakat, sehingga hal ini sangat menentukan bagaimana pemberian asuhan
keperawatan yang aman kepada pasien. World Health Organization (WHO)
menyarankan pemberian asuhan keperawatan yang aman kepada pasien, sehingga
perlu dilakukan penelitian serta penerapan dari hasil penelitian yang telah dilakukan
agar hal ini dapat tercapai.
Pada pelaksanaan praktik keperawatan, EBPN adalah ciri khas dari pelaksanaan praktik
keperawatan profesional dimana praktik ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas
asuhan oleh para perawat. Praktik ini dilakukan oleh perawat sebagai tenaga medis
untuk memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas baik kepada pasien yang
diobati. Adapun hal ini dilakukan karena pengambilan keputusan berlandaskan bukti-
bukti, sehingga keputusan akhir yang diambil lebih cocok dan tepat sasaran. Keputusan
yanh diambil oleh seorang perawat profesional secara tepat dalam asuhan
keperawatan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain pengalaman klinik
perawat tersebut dan hasil riset yang terbaik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pereira, Pellaux dan Verloo pada pusat
kesehatan komunitas di wilayah Valais, Swiss, dari total 100 sampel lebih dari separuh
responden sebelumnya pernah mendengar tentang EBP; sebagian besar percaya pada
nilai menggunakan bukti untuk memandu praktik mereka dan siap untuk meningkatkan
keterampilan mereka agar dapat melakukannya (Pereira, Pellaux, & Verloo, 2018).

2
Namun, tingkat penerapan EBPN dalam praktik sehari-hari dalam 8 minggu sebelum
survei itu buruk. Hubungan positif yang signifikan secara statistik ditemukan antara
keyakinan tentang EBPN dan bagaimana responden telah mendengarnya dan antara
tingkat implementasi dan apakah mereka pernah mendengar tentang EBP dan
bagaimana mereka melakukannya. EBPN yang membutuhkan pengetahuan dan
keterampilan ilmiah lebih jarang diterapkan. Pengalaman perawatan kesehatan
masyarakat profesional yang lebih besar dan peran manajemen tidak meningkatkan
penerapan EBPN.
Kepuasan pasien dan tujuan pengalaman pasien sering dikaitkan dengan konsekuensi
finansial. Meskipun tautannya memang ada, intinya bukan hanya tentang uang; ini
tentang memberikan pengalaman berkualitas bagi pasien dan menciptakan lingkungan
yang melibatkan staf. Pada penelitian yang dilakukan oleh Skaggs et al, terjadi
peningkatan kepuasan pasien dalam waktu 8 minggu penelitian. Sebelum intervensi
(Juli 2015), 50% pasien menilai kualitas perawatan mereka secara keseluruhan sangat
baik, kemudian meningkat sebanyak 42,5%. Implementasi pendidikan paket pasca-
layanan (September 2015), 60% pasien menilai kualitas perawatan mereka secara
keseluruhan sangat baik, meningkatkan peringkat kami ke 85,5%. Dengan penerapan
EBPN, hasilnya mengalami peningkatan 11,8% dalam jumlah pasien yang menilai
kualitas perawatan mereka secara keseluruhan sangat baik (DiltsSkaggs, F.Daniels,
J.Hodge, & L.DeCamp, 2018).
EBPN mencegah praktik yang tidak aman/tidak efisien dan meningkatkan kualitas
layanan kesehatan, tetapi penerapannya menantang karena kesenjangan penelitian
dan praktik. Program pendidikan terfokus dapat membantu perawat masa depan untuk
meminimalkan kesenjangan ini (Cardoso, et al., 2021)

1.2. Rumusan Masalah


Untuk lebih dapat memahami EBPN, maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut untuk dibahas:
1. Ada itu EBPN?

3
2. Apa saja tujuan dan keuntungan dari penerapan EBPN?
3. Bagaimana penerapan model EBPN?
4. Bagaimana metode konsep analisis EBPN?
5. Apa saja perbedaan dari EBPN dan Non-EBPN?
6. Bagaimana tahapan praktik berbasis bukti?
7. Bagaimana tahapan penelitian keperawatan dalam EBPN?
8. Apa saja cara meningkatkan performa penerapan EBPN?
9. Apa saja faktor yang menghambat penerapan EBPN?
10. Bagaimana mengimplementasikan EBPN dalam praktik keperawatan?

1.3. Tujuan
Berdasarkan kesepuluh masalah yang telah dirumuskan di atas, adapun tujuan umum
penulisan makalah “Evidence-Based Practice Pada Konsep Dasar Keperawatan” ini
adalah untuk mengerti lebih mendalam tentang apa itu EBPN dan penerapannya dalam
praktik keperawatan. Secara khusus berikut merupakan tujuan penulisan makalah ini:
1. Menjelaskan pengertian dari EPBN.
2. Menjelaskan tujuan dan keuntungan dari penerapan EBPN.
3. Menjelaskan penerapan model EBPN.
4. Menjelaskan metode konsep analisis EBPN.
5. Menjelaskan perbedaan dari EBPN dan Non-EBPN.
6. Menjelaskan tahapan praktik berbasis bukti.
7. Menjelaskan tahapan penelitian keperawatan dalam EBPN.
8. Menjelaskan cara meningkatkan performa penerapan EBPN.
9. Menjelaskan faktor yang menghambat penerapan EBPN.
10. Menjelaskan pengimplementasian EBPN dalam praktik keperawatan.

4
BAB II. ISI

2.1. Definisi EBPN


EBPN terdiri dari dua kata utama, yakni evidence dan practice. Evidence adalah bukti
atau keterangan nyata yang menyatakan kebenaran dan suatu peristiwa. Practice
adalah praktek atau proses tentang pelaksanaan secara nyata apa yang diuraikan dalam
teori.
Evidence-based practice adalah menerapkan atau menerjemahkan temuan penelitian
dalam praktik perawatan pasien sehari-hari dan pengambilan keputusan klinis
(Saunders, Gallagher-Ford, Kvist, & Vehviläinen-Julkunen, 2019).
Kesiapan EBPN menggabungkan kesiapan pribadi dan organisasi. Anteseden mencakup
kemampuan untuk mengenali kebutuhan akan praktik berbasis bukti, kemampuan
untuk mengakses dan menafsirkan praktik berbasis bukti, dan lingkungan yang
mendukung (Schaefer & Welton, 2018).

2.2. Tujuan dan Keuntungan EBPN


Tujuan umum EBPN adalah untuk memilih dari literatur kesehatan terkait artikel-artikel
yang melaporkan studi dan ulasan yang memerlukan perhatian segera oleh perawat
yang berusaha untuk mengimbangi kemajuan penting dalam profesi mereka. Artikel-
artikel ini dirangkum dalam abstrak "nilai tambah" dan dikomentari oleh para ahli klinis.
Adapun tujuan khusus dari EBPN adalah:
1. Untuk mengidentifikasi, menggunakan kriteria yang telah ditentukan, artikel asli
dan ulasan kuantitatif dan kualitatif terbaik tentang arti, penyebab, kursus,
penilaian, pencegahan, pengobatan, atau ekonomi masalah kesehatan yang
dikelola oleh perawat dan tentang jaminan kualitas
2. Untuk meringkas literatur ini dalam bentuk "abstrak terstruktur" yang
menggambarkan pertanyaan, metode, hasil, dan kesimpulan studi berbasis bukti
dengan cara yang dapat direproduksi dan akurat

5
3. Untuk memberikan komentar singkat dan sangat ahli tentang konteks setiap
artikel, metodenya, dan aplikasi klinis yang diperlukan oleh temuannya
4. Untuk menyebarkan ringkasan secara tepat waktu kepada perawat.

Sedangkan keuntungan dari EBPN adalah sebagai berikut:

1. Merupakan metode untuk mengevaluasi sistem kerja perawat dalam melakukan


praktik keperawatan.
2. Mengintegrasikan komponen pendukung EBPN dalam pelayanan kesehatan.
3. Melakukan intervensi kepada pasien berdasarkan hasil penelitian yang telah
terbukti.
4. Mengurangi resiko yang dapat terjadi dalam proses pelayanan kesehatan
5. Profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien
6. Menguntungkan pasien, perawat, dan institusi kesehatan.

2.3. Model EBPN


Ada empat model EBPN, antara lain:
1. Model Iowa
Model ini merupakan pendekatan pemecahan masalah, dengan fokus pada
pengorganisasian proses yang mendukung implementasi EBP. Ini memiliki
langkah-langkah yang jelas dan ringkas yang memandu perawat dalam merancang
praktik perubahan EBP, dari identifikasi masalah hingga mempertahankan
perubahan dalam praktik
Terdiri dari lima langkah yaitu: mengidentifikasi masalah atau pemicu; memilih,
menilai, mengkritik dan mensintesis penelitian yang relevan; desain, rencana, dan
percontohan perubahan berbasis bukti dalam praktik; mengintegrasikan dan
mempertahankan perubahan dan menyebarluaskan hasilnya (Chiwaula, et al.,
2021).
2. Model Stetler
Pada tahun 1976, model Stetler pertama kali dikembangkan, kemudian model ini
telah disempurnakan lebih lanjut berdasarkan metodologi tinjauan integratif yang

6
berfokus pada pemanfaatan terkait, konsep bukti yang ditargetkan, dan
pengalaman berkelanjutan melalui penggunaan model dengan spesialis perawat
klinis. Model kedua ini melakukan penyusunan masalah dari data internal (quality
improvement dan operasional) dan data eksternal dari penelitian. Model ini tidak
berorientasi pada perubahan formal tetapi pada perubahan oleh individu perawat.
3. Model ACE Star
Model ACE Star menggambarkan bagaimana pengetahuan bergerak dari
penemuan pengetahuan ke dalam praktik klinis. Kerangka kerja ACE terdiri dari
bintang 5 titik, yang menggambarkan lima tahap transformasi pengetahuan yakni:
(1) penemuan pengetahuan (penelitian asli); (2) sintesa atau ringkasan bukti; (3)
terjemahan ke dalam rekomendasi klinis; (4) implementasi ke dalam pengaturan
klinis; dan (5) evaluasi (Chen, Zhou, Tan, & Tao, 2020). Siklus transformasi
pengetahuan dimulai dengan penemuan saat melakukan studi penelitian primer.
Ringkasan bukti adalah titik bintang di mana sintesis beberapa studi
dikembangkan menjadi satu pernyataan tunggal tentang keadaan pengetahuan
pada suatu topik. Ini adalah titik yang membedakan EBP dari model pemanfaatan
penelitian sebelumnya.
4. Model John Hopkin’s
Model John Hopkins memiliki tiga lingkup prioritas masalah, yakni praktik
keperawatan, penelitian, dan pendidikan. Adapun tahapan dalam pelaksanaan
model ini, yaitu yang pertama menyusun practice question dimana
penyusunannya menggunakan PICO approach, kemudian menentukan evidence
dengan penjelasan mengenai setiap level yang jelas dan tahapan terakhir yakni
translation yang lebih sistematis dengan model lainnya serta memiliki lingkup yang
lebih luas.

2.4. Metode konsep analisis EBPN

7
Konsep EBPN dipilih untuk analisis EBPN karena ini merupakan prioritas dalam
memberikan perawatan, serta untuk mempertimbangkan strategi paling efektif yang
dapat mengarah pada peningkatan hasil klinis dan kondisi pasien yang lebih baik.
Keuntungan dari EBPN adalah praktik ini lebih berpotensi untuk meningkatkan kualitas
perawatan dan memberikan apa yang bermanfaat bagi pasien, perawat dan bidan, dan
sistem perawatan kesehatan. Asuhan keperawatan juga diberikan dalam lingkungan yang
dinamis yang membutuhkan penerapan bukti penelitian dalam praktik yang efektif dan
efisien. Dengan melakukan penerapan bukti, tujuan dari melakukan analisis konsep
adalah untuk memperjelas konsep EBPN untuk mencapai pemahaman yang lebih baik
tentang konsep antara perawat dalam pemberian perawatan dan untuk mendorong
mereka untuk memulai EBPN yang luas.

2.5. Perbedaan EBPN dan Non-EBPN


Adapun perbedaan dari EBPN dan Non-EBPN yang pertama adalah intervensinya yang
berdasarkan penelitian dan riset, untuk Non-EBPN intervensinya berdasarkan tradisi atau
budaya. Kemudian EBPN praktiknya dilakukan berdasarkan bukti dan literatur jurnal serta
artikel, sedangkan Non-EBPN berdasarkan kebiasaan dan perkataan dari mulut ke mulut.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa EBPN dianggap sebagai kompetensi utama untuk
mempraktikkan keperawatan berkualitas tinggi dan aman (Park, Jeong, Lee, & Cullen,
2020).
Dengan adanya EBPN maka memungkinkan adanya tindakan terbaik yang diberikan
seorang perawat terhadap klien, karena perawatan yang diberikan bukan hanya
berpedoman pada kebiasaan atau tradisi lama dimana kebenarannya belum terbukti.
Tetapi tindakan yang dilakukan didasari oleh penelitian dan memiliki bukti konkret.
Berbeda dengan perawat yang tidak menerapkan EBPN, mereka hanya menggunakan
ilmu atau yang diajarkan pada saat menempuh pendidikan seperti kuliah Keperawatan,
atau hanya berdasarkan pada prosedur tempat mereka bekerja atau sebatas pengalaman
mereka saja. Peningkatan kualitas perawatan yang akan diberikan merupakan tujuan
EPBN. Sehingga pasien tidak akan rugi.

8
2.6. Tahapan praktik berbasis bukti
EBPN merupakan proses pengambilan keputusan untuk praktik yang mencakup lima
langkah berikut: (Herliani, Harun, Setyawati, & Ibrahim, 2018)
1. Merumuskan pertanyaan praktik yang dapat dijawab;
2. Melakukan pencarian terhadap bukti penelitian yang terbaik;
3. Melakukan penilaian secara kritis bukti penelitian untuk validitas dan
penerapannya;
4. Menerapkan keputusan praktik setelah mengintegrasikan bukti penelitian dengan
karakteristik, preferensi, dan nilai klien;
5. Mengevaluasi hasilnya

2.7. Tahapan penelitian keperawatan dalam EBPN


Penelitian adalah penyelidikan sistematis ke dalam dan studi bahan dan sumber untuk
membangun fakta dan mencapai kesimpulan baru. Penelitian keperawatan didukung oleh
International Council of Nurses (ICN) (1986) dan American Nurses Association (ANA).
Terdapat 3 komponen dari penelitian keperawatan yang bisa dilakukan, yaitu:
1. Penelitian Manajemen Hasil
2. Metode Ilmiah
3. Keperawatan dan Pendekatan Ilmiah

2.8. Meningkatkan performa EBPN


Untuk meningkatkan performa EBPN maka ada langkah-langkah yang harus diambil yang
pertama Komite QI melakukan pengkajian terhadap tingkat kualitas dan performa saat
ini. Setelah dilakukan pengkajian, maka dilakukan perubahan terhadap kebijakan ataupun
sistem pelayanan. Tujuan dari perubahan ini yakni untuk ke arah yang lebih baik. Hasil
perubahan kemudian disampaikan kepada staf melalui diskusi. Kemudian kebijakan yang
telah disusun diimplementasikan dalam lingkungan kerja. Implementasi praktik berbasis
bukti dalam praktik klinis sangat penting (Dagne & Beshah, 2021).

9
Manajer perawat memiliki peran berpengaruh tertentu pada penerapan praktik berbasis
bukti dalam hal menyediakan budaya dan lingkungan yang mendukung. Untuk ini mereka
perlu memiliki pengetahuan yang mendasari tetapi juga untuk menyadari dan mengatasi
hambatan implementasi, dan memahami peran kunci manajer perawat dalam
menciptakan dan mendukung lingkungan yang optimal (Bianchi, et al., 2018).
Mengintegrasikan EBPN ke dalam praktik sehari-hari profesional kesehatan memiliki
potensi untuk meningkatkan lingkungan praktik serta hasil pasien (Abu-Baker, AbuAlrub,
Obeidat, & Assmairan, 2021)

2.9. Faktor Penghambat EBPN


Adapun hambatan untuk praktik berbasis bukti yakni sebagai berikut:
1) Kurangnya waktu untuk menemukan laporan penelitian,
2) Kurangnya waktu untuk menemukan informasi terkait organisasi (adapun
informasinya seperti pedoman yang berlaku dan protokol),
3) Kepercayaan diri yang masih rendah dalam menilai kualitas penelitian,
4) Kemampuan berbahasa Inggris yang masih rendah sehingga sulit untuk
memahami bacaan atau penelitian dan
5) Kurangnya waktu tenaga kesehatan khususnya perawat pada tempat kerja untuk
menerapkan perubahan dalam praktik.

2.10. Implementasi EBPN dalam praktik keperawatan


1. Pendekatan buku resep keperawatan
Pendekatan buku resep keperawatan didasarkan pada bukti nyata dimana hal ini
relevan terhadap pasien mengenai suatu permasalah terkait kondisi klinisnya.
Dengan demikian, pasien dapat mengetahui kondisinya dan tindakan apa yang akan
diberikan kepadanya. Buku resep keperawatan ini menjadikan pengobatan yang
lebih transparan dan jelas, sehingga pelayanan kesehatan tidak bersifat individualis
terhadap perawat saja.
2. Intervensi berdasarkan Hasil Penelitian

10
Pemberian intervensi oleh perawat kepada pasien tidak lagi berdasarkan
pengalaman atau sekedar mengikuti aturan saja, namun sudah berdasarkan EBPN.
Perawat dalam memberikan intervensi harus memusatkan kepada kenyamanan
dan juga harus sepengetahuan pasien dengan demikian hubungan saling percaya
akan tercipta antara kedua belah pihak.

11
BAB III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa EBPN sangatlah
bermanfaat ketika diterapkan dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan
penerapan EBPN maka pelayanan terbaik dan berkualitas akan dirasakan oleh pasien.
Adapun hal yang menyebabkan ini karena pelaksanaan EBPN dilakukan berdasarkan
bukti-bukti konkret yang terjadi. Bukti tersebut ditemukan melalui riset yang dilakukan
dan juga dari internet dengan mencari jurnal penelitian atau artikel ilmiah yang relevan
dengan masalah atau kondisi klinis dari pasien. Untuk memajukan ilmu keperawatan,
meningkatkan praktik untuk perawat masa depan, dan meningkatkan hasil pasien,
sangat penting untuk mengajar mahasiswa keperawatan tidak hanya nilai pengetahuan
berbasis bukti, tetapi juga bagaimana mengakses pengetahuan ini, menilainya, dan
menerapkannya dengan benar sesuai kebutuhan.
3.2. Saran
Penerapan EBPN harus ditingkatkan kembali guna memberikan pelayanan maksimal
kepada masyarakat. Ketika EBPN dilaksanakan dengan baik maka pasien yang dirawat
mendapatkan dampak yang baik pula. Diperlukan kesadaran akan EBPN bagi para
perawat agar dapat meningkatkan skill dan pengetahuan mereka.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abu-Baker, N. N., AbuAlrub, S., Obeidat, R. F., & Assmairan, K. (2021). Evidence-based practice beliefs and
implementations: a cross-sectional study among undergraduate nursing students. BMC Nursing,
20(13).

Bianchi, M., Bagnasco, A., Bressan, V., Barisone, M., Timmins, F., Rossi, S., . . . Sasso, L. (2018). A review of
the role of nurse leadership in promoting and sustaining evidence-based practice. Journal of
Nursing Management. doi:https://doi.org/10.1111/jonm.12638

Cardoso, D., Couto, F., Cardoso, A. F., Bobrowicz-Campos, E., Santos, L., Rodrigues, R., . . . Apóstolo1, J.
(2021). The Effectiveness of an Evidence-Based Practice (EBP) Educational Program on
Undergraduate Nursing Students’ EBP Knowledge and Skills: A Cluster Randomized Control Trial.
International Journal of Environmental Research and Public Health, 18(1).
doi:10.3390/ijerph18010293

Chen, X., Zhou, L., Tan, Y., & Tao, Z. (2020). Selection of PICC catheter location in neonates via evidence-
based ACE Star model. Journal of Central South University, 45(9), 1082-1088.
doi:10.11817/j.issn.1672-7347

Chien, L.-Y. (2019, Agusuts). Evidence-Based Practice and Nursing Research. Journal of Nursing Research,
27(4). doi:10.1097/jnr.0000000000000346

Chiwaula, C. H., Kanjakaya, P., Chipeta, D., Chikatipwa, A., Kalimbuka, T., Zyambo, L., . . . Jere, D. L. (2021).
Introducing evidence based practice in nursing care delivery, utilizing the Iowa model in intensive
care unit at Kamuzu Central Hospital, Malawi. International Journal of Africa Nursing Sciences, 14.
doi:https://doi.org/10.1016/j.ijans.2020.100272

Dagne, A. H., & Beshah, M. H. (2021). Implementation of evidence-based practice: The experience of
nurses and midwives. PLoS One, 16(8). doi:10.1371/journal.pone.0256600

DiltsSkaggs, M. K., F.Daniels, J., J.Hodge, A., & L.DeCamp, V. (2018). Using the Evidence-Based Practice
Service Nursing Bundle to Increase Patient Satisfaction. Journal of Emergency Nursing, 44(1), 37-
45. doi:https://doi.org/10.1016/j.jen.2017.10.011

Herliani, Y. K., Harun, H., Setyawati, A., & Ibrahim, K. (2018). Self-Efficacy and the Competency of Nursing
Students Toward the Implementation of. Jurnal Ners, 13(1), 50-56.

Lukewich, J. A., Tranmer, J. E., Kirkland, M. C., & Walsh, A. J. (2019). Exploring the utility of the Nursing
Role Effectiveness Model in evaluating nursing contributions in primary health care: A scoping
review. Nursing Open, 6(3), 685-697. doi:10.1002/nop2.281

Park, M., Jeong, M., Lee, M., & Cullen, L. (2020). Web-based experiential learning strategies to enhance
the evidence-based-practice competence of undergraduate nursing students. Nurse Education
Today, 91. doi:https://doi.org/10.1016/j.nedt.2020.104466

13
Pereira, F., Pellaux, V., & Verloo, H. (2018). Beliefs and implementation of evidence-based practice among
community health nurses: A cross-sectional descriptive study. Journal of Clinical Nursing, 2052–
2061. doi:https://doi.org/10.1111/jocn.14348

Saunders, H., Gallagher-Ford, L., Kvist, T., & Vehviläinen-Julkunen, K. (2019). Practicing Healthcare
Professionals’ Evidence-Based Practice Competencies: An Overview of Systematic Reviews.
Worldviews on Evidence-Based Nursing, 16(3), 176-185. doi:https://doi.org/10.1111/wvn.12363

Schaefer, J. D., & Welton, J. M. (2018). Evidence based practice readiness: A concept analysis. Journal of
Nursing Management. doi:https://doi.org/10.1111/jonm.12599

Slavin, R. E. (2020). How evidence-based reform will transform research and practice in education.
Educational Psychologist, 55(1), 21-31. doi:10.1080/00461520.2019.1611432

14

Anda mungkin juga menyukai