Anda di halaman 1dari 17

TUGAS KELOMPOK

“Makalah tentang Evidence Based Practice dalam Keperawatan Maternitas”

NAMA ANGGOTA :

1. Tri Kumalasari (213210099)

2. Virda Adimia Virnanda (213210100)

3. Wanda Alfina Rahma (213210101)

4. Afifah (213210104)

5. Alfina Damayanti (213210107)

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

JL.KEMUNING NO.57A, CANDIMULYO, KEC.JOMBANG, KAB.JOMBANG,


JAWA TIMUR

61419

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami kirimkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah kami yang berjudul “
Evidence Based Practiced (EBP)”.

Pada makalah ini kami tampilkan hasil diskusi kami, kami juga mengambil beberapa
kesimpulan dari hasil diskusi yang kami lakukan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan laporan ini serta kepada Ibu Anita Rahmawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku
dosen mata kuliah Keperawatan Maternitas.

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca
dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses pembelajaran. Namun, kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan maupun pembahasan dalam
makalah ini, sehingga belum begitu sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki kekurangan- kekurangan tersebut
sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1 Konsep Evidance Based Practiced (EBP)....................................................................................6
2.2 Tujuan Dan Manfaat Evidance Based Practiced (EBP)...............................................................7
2.3 Persyaratan dalam Penerapan EBP..............................................................................................8
2.4 Model Implmentasi Evidence Based Practice..............................................................................8
2.5 Langkah – Langkah Dalam EBP 1...............................................................................................9
2.6 Penerapan EBN dalam Proses Keperawatan..............................................................................11
2.7 Hambatan Untuk Menggunakan EBP ............................................................................12

BAB III................................................................................................................................................15
PENUTUP...........................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................15
3.2 Saran..........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsep Evidence Based Practiced (EBP) pada awalnya berasal dari ilmu kedokteran
yang selanjutnya di adopsi dan disesuaikan dengan ilmu keperawatan. Penggunaan EBP
menjadi sangat penting akhir-akhir ini karena isu patient centered care yang semakin banyak
digaungkan di dunia kesehatan dan keperawatan. Proses keperawatan yang dimiliki oleh
perawat dan juga petugas kesehatan lainnya berfokus hanya pada pasien dan semua
keputusan yang berhubungan dengan kesehatan dan perawatan pasien hanya diletakkan di
tangan pasien. Artinya, pasien memiliki hak penuh untuk menentukan pelayanan
kesehatannya yang berdasarkan hasil diskusi dengan tenaga kesehatan yang profesional.

Tujuan dari EBP adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, yang
selalu mendahulukan keselamatan pasien dan pada akhirnya membantu untuk menurunkan
hospital costs. EBP bukan merupakan satu-satunya langkah atau metode untuk memberikan
pelayanan yang maksimal dan berkualitas. Tapi, EBP merupakan salah satu langkah yang
dapat menjamin pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat adalah berkualitas, tepat
sasaran dan memang didasarkan oleh studi yang kredibel dan dapat dipercaya.

Berdasarkan hal tersebut kami menyusun sebuah makalah menganai Evidence Based
Practiced dengan tujuan agar makalah ini dapat menambah ilmu dan wawasan pembaca.
Dalam mekalah ini kami membahas konsep dari Evidence Based Practiced sampai
penerapannya dalam proses keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana konsep Evidence Based Practiced (EBP) ?
b. Apa tujuan dan manfaat dari Evidenced Based Practiced (EBP) ?
c. Bagaimana persyaratan dan penerapan Evidence Based Practiced (EBP) ?
d. Bagaimana model implementasi dari Evidence Based Practiced (EBP) ?
e. Bagaimana langkah-langkah dalam menerapkan Evidence Based Practiced (EBP) ?
f. Bagaimana penerapan Evidence based Practiced (EBP) dalam proses keperawatan ?
g. Bagaimana hambatan dalammmenggunakan Evidence Based Practiced (EBP) ?
h. Bagaimana usaha dalam meningkatkan Evidence BAsed Practiced (EBP) ?

4
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui konsep dari Evidence Based Practiced (EBP).
b. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat Evidence Based Practiced (EBP).
c. Untuk mengetahui persyaratan, penerapan dan model implementasi dari Evidence Based
Practiced (EBP).
d. Untuk menegtahui langkah-langkah dalam menerapkan Evidence Based Practiced (EBP).
e. Untuk mengetahui penerapan Evidence Based Practiced (EBP) dalam proses keperawatan.
f. Untuk mengetahui hambatan dalam menggunakan Evidence Based Practiced (EBP).
g. Untuk mengetahui usaha dalam meningkatkan Evidence Based Practiced (EBP).

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Evidance Based Practiced (EBP)


Evidence Based Practice (EBP) merupakan upaya untuk mengambil keputusan klinis
berdasarkan sumber yang paling relevan dan valid. Dengan kata lain, EBP merupakan jalan
untuk mentransformasikan hasil penelitian ke dalam praktek keperawatan sehingga perawat
dapat meningkatkan rasa pedulinya terhadap pasien. EBP merupakan suatu pendekatan
memecahkan masalah untuk mengambilan keputusan dalam organisasi pelayanan kesehatan
yang terintegrasi di dalamnya adalah ilmu pengetahuan atau teori yang ada dengan
pengalaman dan bukti - bukti nyata yang baik (pasien dan praktisi). Evidence Based Practice
(EBP) adalah Penggunaan bukti terbaik saat ini secara sadar dan bijaksana dalam
hubungannya dengan keahlian klinis, nilai pasien, dan keadaan untuk memandu keputusan
perawatan kesehatan. EBP merupakan pendekatan yang dapat digunakan dalam praktik
keperawatan kesehatan, yang berdasarkan hasil penelitian atau fakta dan bukan hanya asumsi
untuk menuntun pengambilan keputusan dalam proses perawatan.

Menurut (Ingersoll G, 2000), EBP adalah penggunaan teori dan informasi yang diperoleh
berdasarkan hasil penelitian secara teliti, jelas dan bijaksana dalam pembuatan keputusan
tentang pemberian asuhan keperawatan pada individu atau sekelompok pasien dan dengan
mempertimbangkan kebutuhan dan pilihan dari pasien tersebut. Sedangkan menurut (Mullhal
1998), EBP merupakan penggabungan bukti yang diperoleh dari hasil penelitian dan praktek
klinis ditambah dengan pilihan dari pasien ke dalam keputusan klinis.

Haynes et al (1996) membuat suatu model keputusan klinis berdasarkan bukti ilmiah.
Pada model tersebut, terdapat 4 komponen yang dapat mempengaruhi pengelolaan masalah
yang dihadapi pasien yaitu :

1.Keahlian klinis Keahlian klinis merupakan elemen penting dalam mengaplikasikan


aturan-aturan dan panduan yang ada dalam memberikan asuhan keperawatan.

2.Bukti/hasil penelitian Kunci penggunaan bukti/hasil penelitian adalah dengan memastikan


bahwa desain penelitian yang tepat digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Masing-masing desain penelitian mempunyai tujuan, kekuatan dan kelemahan.

6
Penelitian kuantitatif (randomized trials dan review sistematik)

merupakan desain penelitian yang terbaik untuk mengevaluasi intervensi keperawatan. Di


lain pihak, penelitian kualitatif merupakan desain terbaik yang dapat digunakan untuk
memahami pengalaman, tingkah laku dan kepercayaan pasien.

3.Pilihan pasien Pilihan pasien terhadap asuhan perawatan dapat meliputi proses memilih
perawatan alternatif dan mencari second opinions.
Dewasa ini pasien telah mempunyai akses yang luas terhadap informasi klinis dan menjadi
lebih sadar tehadap kondisi kesehatannya. Pada beberapa hal, pilihan pasien merupakan
aspek penting dalam proses pengambilan keputusan klinis.

4.Sumber - sumber Yang dimaksud dengan sumber-sumber di sini adalah sumber-sumber


terhadap perawatan kesehatan. Hampir seluruh keputusan dalam perawatan kesehatan
mempunyai implikasi terhadap sumber-sumber, misalnya pada saat suatu intervensi
mempunyai potensi yang menguntungkan bagi pasien, namun tidak dapat segera
dilaksanakan karena keterbatasan biaya.

2.2 Tujuan Dan Manfaat Evidance Based Practiced (EBP)


Tujuan EBP :

1.Tujuan EBP yaitu memberikan data pada perawat praktisi berdasarkan bukti ilmiah agar
dapat memberikan perawatan secara efektif dengan menggunakan hasil penelitian yang
terbaik, menyelesaikan masalah yang ada di tempat pemberian pelayanan terhadap pasien,
mencapai kesempurnaan dalam pemberian asuhan keperawatan dan jaminan standar kualitas
dan untuk memicu adanya inovasi (Grinspun, Virani & Bajnok, 200l / 2002).
2.Menurut Stout & Hayes (2005), EBP bertujuan untuk memberi alat, berdasarkan bukti-
bukti terbaik, untuk mencegah, mendeteksi dan menangani gangguan kesehatan artinya dalam
memilih suatu pendekatan pengobatan kita hendaknya secara empiris melihat kajian
penelitian yang menunjukkan keefektifan suatu pendekatan terapi tertentu pada diri individu
tertentu.

Manfaat EBP :
1. Menjadi jembatan antara penelitian dan praktik keperawatan.
2. Mengeliminasi penelitian dengan kualitas penelitian yang buruk.
3. Mencegah terjadinya informasi yang overload terkait hasil-hasil penelitian.
4. Mengeliminasi budaya layanan kesehatan dimana praktik yang tidak berbasis bukti

7
5. Meningkatkan kepercayaan diri dalam mengambil keputusan
6. Integrasi EBP dan praktik asuhan keperawatan sangat penting untuk meningkatkan
kualitas perawatan pada pasien

2.3 Persyaratan dalam Penerapan EBP


Dalam menerapkan EBP, perawat harus memahami konsep penelitian dan tahu bagaimana
secara akurat mengevaluasi hasil penelitian. Konsep penelitian meliputi antara lain
proses/langkah-langkah dalam penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif, etika penelitian,
desain penelitian, dan sebagainya. Keakuratan dalam mengevaluasi hasil penelitian antara
lain dapat ditingkatkan dengan menggunakan panduan yang sesuai dengan desain dan jenis
penelitian yang dilakukan. Tingkatan Hirarki dari penerapan EBP tingkat hirarki digunakan
untuk mengukur kekuatan suatu evidence dari rentang tingkatan rendah menuju ke tingkatan
tinggi :

a ) Laporan fenomena atau kejadian - kejadian yang kita temuai sehari – hari
b ) Studi kasus
c ) Studi lapangan atau laporan deskriptif
d ) Studi percobaan tanpa penggunaan teknik pengambilan sampel secara acak (random)
e ) Studi percobaan yang menggunakan setidaknya ada satu kelompok pembanding dan
menggunakan sampel secara acak
f ) Systemic reviews untuk kelompok bijak bestari atau metaanalisa yaitu pengkajian
berbagai penelitian yang ada dengan tingkat kepercayaan yang tinggi.

2.4 Model Implmentasi Evidence Based Practice


1. Model Settler Merupakan seperangkat perlengkapan atau media penelitian untuk
meningkatkan penerapan Evidence Based. 5 langkah dalam Model settler:

a. Fase 1 : Persiapan.
b. Fase 2 : Validasi.
c. Fase 3 : Perbandingan evaluasi dan pengambilan keputusan.
d. Fase 4 : Translasi dan aplikasi.
e. Fase 5 : Evaluasi
2. Model IOWA Model of Evidence Based Practice to Promote Quality Care Model EBP
IOWA dikembangkan oleh Marita G. Titler, PhD, RN, FAAN, Model IOWA diawali
dari pemicu atau masalah. Pemicu / masalah ini sebagai focus masalah. Jika masalah

8
mengenai prioritas dari suatu organisasi tim segera dibentuk. Tim terdiri dari
stakeholders, klinisian, staf perawat dan tenaga kesehatan lain yang dirasakan penting
untuk diliatkan dalam EBP. Langkah selanjutnya adalah mensistesis EBP. Perubahan
terjadi dan dilakukan jika terdadat cukup bukti yang mendukung untuk terjadinya
perubahan. kemudian dilakukan evaluasi dan diikuti dengan diseminasi (Jones dan
Bartlett, 2004 : Bernadette Mazurek Melnyk, 2011).

3. Model konseptual Rosswurm dan Larrabee Model ini disebut juga dengan model
Evidence Based Practice Change yang terdiri dari 6 langkah yaitu :
1.Tahap 1 : mengkaji kebutuhan untuk perubahan praktis

2.Tahap 2 : tentukkan evidence terbaik


3.Tahap 3 : kritikal analisis evidence
4.Tahap 4 : design perubahan dalam praktek
5.Tahap 5 : implementasi dan evaluasi perubahan
6.Tahap 6 : integrasikan dan maintain perubahan dalam praktek Model ini
menjelaskan bahwa penerapan Evidence Based ke lahan praktek harus
memperhatikan latar belakang teori yang ada, kevalidan dan kereliabilitasan metode
yang digunakan serta penggunaan nomenklatur yang standar.

2.5 Langkah – Langkah Dalam EBP 1.


Langkah 1: Kembangkan semangat penelitian Sebelum memulai dalam tahapan yang
sebenarnya didalam EBP, harus ditumbuhkan semangat dalam penelitian sehingga
klinikan akan lebih nyaman dan tertarik mengenai pertanyaan - pertanyaan berkaitan
dengan perawatan pasien.
Langkah 2: Ajukan pertanyaan klinis dalam format PICOT Pertanyaan klinis dalam
format PICOT untuk menghasilkan evidence yang lebih baik dan relevan.

Populasi pasien (P) :

a. Siapa yang menjadi populasi yang menderita masalah ?


b. Intervensi (I) : Intervensi keperawatan seperti apa yang kira - kira menyebabkan
masalah bagi pasien, bagi organisasi, bagi perawat?
c. Perbandingan intervensi / Comparison intervensi (C) : intervensi standar atau intervensi
yang biasa dilakukan.
d. Hasil yang diharapkan / Outcome (O) : berupa pengetahuan, praktik / proses dan pasien.
e. Batas waktu / Time (T) : berapa waktu yang diperlukan ?

9
Langkah 3 : Cari bukti terbaik Mencari bukti untuk menginformasikan praktek klinis
adalah sangatnefisien ketika pertanyaan diminta dalam format PICOT jika perawat dalam
skenario respon cepat itu hanya mengetik ‘’ apa dampak dari memiliki time respon cepat?
ke dalam kolom pencarian dari data base hasilnya akan menjadi ratusan abstrak sebagian
besar dari mereka tidak relevan. Menggunakan format PICOT membantu untuk
mengidentifikasi kata kunci atau frase yang ketika masuk berturut - turut dan kemudian
digabungkan, memperlancar lokasi artikel yang relevan dalam data base penelitian besar.

Langkah 4: Kritis menilai bukti Setelah artikel yang dipilih untuk direview mereka harus
cepat dinilai untuk menentukan yang paling relevan, valid, terpercaya, dan berlaku untuk
pertanyaan klinis. Studi - studi ini adalah studi kiper. Salah satu alasan perawat khawatir
bahwa mereka tidak punya waktu untuk menerapkan EBP adalah banyak telah diajarkan
proses mengkritisi melelahkan, termasuk penggunaan berbagai pertanyaan yang
dirancang untuk mengungkapkan setiap elemen dari sebuah penelitian. Contoh
pertanyaannya :
a. Apakah hasil penelitian valid ?
b. Apakah hasilnya dapat dikonfirmasi ?
c. Akankah hasil dapat membantu saya merawat pasien saya ?

Langkah 5 : Mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis dan preferensi pasien dan
nilai – nilai. Bukti penelitian saja tidak cukup untuk membenarkan perubahan dalam
praktek. Keahlian klinis berdasarkan penilaian pasien, data laboratorium, dan data dari
program manajemen hasil, serta referensi dan nilai - nilai pasien adalah komponen
penting dari EBP. Tidak ada formula ajaib untuk bagaimana untuk menimbang masing -
masing elemen pelaksanaan EBP sangat dipengaruhi oleh variabel kelembagaan dan
klinis. Jika kualitas evidence bagus dan intervensi sangat memberikan manfaat, akan
tetapi jika hasil diskusi dengan pasien menghasilkan suatu alasan yang membuat pasien
menolak treatment, maka intervensi tersebut tidak bisa diaplikasikan.

Langkah 6 : Evaluasi hasil keputusan praktek atau perubahan berdasarkan bukti setelah
menerapkan EBP. Penting untuk memantau dan mengevaluasi setiap perubahan
hasilsehingga efek positif dapat didukung dan yang negatif diperbaiki. Hanya karena
intervensi efektif dalam uji ketat dikendalikan tidak berarti ia akan bekerja dengan cara

10
yang sama dalam pengaturan klinis. Pemantauan efek perubahan EBP pada kualitas
perawatan kesehatan dan hasil dapat membantu dokter melihat kekurangan dalam
pelaksanaan dan mengidentifikasi lebih tepat pasien mana yang paling mungkin untuk
mendapatkan keuntungan. Ketika hasil beda dari yang dilaporkan dalam literatur
penelitian, pemantauan dapat membantu menentukan hal yang akan dilakukan.

Langkah 7 : Menyebarluaskan hasil EBP Perawat dapat mencapai hasil yang sesuai bagi
pasien mereka melalui EBP, tetapi mereka sering gagal untuk berbagi pengalaman dengan
rekan - rekan dan organisasi perawatan kesehatan mereka sendiri atau lainnya. Hal ini
menjelaskan perlu duplikasi usaha, dan melakukan pendekatan klinis yang tidak
berdasarkan bukti – bukti. Di antara cara untuk menyebarkan inisiatif sukses adalah
putaran EBP di institusi, presentasi di konferensi lokal, regional, dan nasional, dan
laporan dalam jurnal peer review, news letter profesional, publikasi untuk khalayak
umum.

2.6 Penerapan EBN dalam Proses Keperawatan


Proses keperawatan merupakan cara berpikir perawat tentang bagaimana mengorganisir
perawatan terhadap individu, keluarga dan komunitas. Banyak manfaat yang dapat diperoleh
dalam proses ini, antara lain membantu meningkatkan kolaborasi dengan tim kesehatan,
menurunkan biaya perawatan, membantu orang lain untuk mengerti apa yang dilakukan oleh
perawat, diperlukan untuk standar praktek profesional, meningkatkan partisipasi klien dalam
perawatan, meningkatkan otonomi pasien, meningkatkan perawatan yang spesifik untuk
masing-masing individu, meningkatkan efisiensi, menjaga keberlangsungan dan koordinasi
perawatan, dan meningkatkan kepuasan kerja (Wilkinson, 2007). Dalam proses keperawatan,
terdapat banyak aktivitas pengambilan keputusan dari saat tahap pengkajian, diagnosis,
perencanaan, implementasi dan evaluasi.

Pada setiap fase proses keperawatan tersebut, hasil-hasil penelitian dapat membantu
perawat dalam membuat keputusan dan melakukan tindakan yang mempunyai dasar/rasional
hasil penelitian yang kuat.
a. Tahap pengkajian

Pada tahap ini, perawat mengumpulkan informasi untuk mengkaji kebutuhan pasien
dari berbagai sumber. Informasi dapat diperoleh melalui wawancara dengan pasien, anggota
keluarga, perawat yang lain, atau tenaga kesehatan yang lain dan juga dapat melalui rekam

11
medis, dan observasi. Masingmasing sumber tersebut berkontribusi secara unik terhadap hasil
pengkajian secara keseluruhan. Hasil penelitian yang dapat digunakan dapat berupa hal yang
terkait dengan cara terbaik untuk mengumpulkan informasi, tipe informasi ap ayang perlu
diperoleh, bagaimana menggabungkan seluruh bagian data pengkajian, dan bagaimana
meningkatkan akurasi pengumpulan informasi. Hasil penelitian juga dapat membantu
perawat dalam memilih alternative metode atau bentuk untuk tipe pasien, situasi maupun
pada tempat pelayanan tertentu.

b. Tahap penegakkan diagnosis

Keperawatan Hasil penelitian yang dapat digunakan antara lain adalah hal yang terkait
membuat diagnosis keperawatan secara lebih akurat dan frekuensi terjadinya masing-masing
batasan karaktersitik yang terkait dengan suatu diagnosis keperawatan.

c. Tahap perencanaan

Pada tahap ini, hasil penelitian yang dapat digunakan antara lain hasil penelitian yang
mengindikasikan intervensi keperawatan tertentu yang efektif untuk diaplikasikan pada suatu
budaya tertentu, tipe dan masalah tertentu, dan pada pasien tertentu.

d.Tahap intervensi / implementasi Idealnya,

Perawat yang bertanggung jawab akan melakukan intervensi keperawatan yang


sebanyak mungkin didasarkan pada hasil-hasil penelitian.

e. Tahap evaluasi

Pada tahap ini, evaluasi dilakukan untuk menilai apakah intervensi yang dilakukan
berdasarkan perencanaan sudah berhasil dan apakah efektif dari segi biaya. Hasil penelitian
yang dapat digunakan pada tahap ini adalah hal yang terkait keberhasilan ataupun kegagalan
dalam suatu pemberian asuhan keperawatan.

2.7 Hambatan Untuk Menggunakan EBP

Hambatan dari perawat untuk menggunakan EBP penelitian dalam praktik sehari-hari sebagai
berikut dikutip dalam berbagai penelitian, diantaranya (Clifford &Murray, 2001) antara lain :

1. Kurangnya nilai untuk penelitian dalam praktek


2. Kesulitand alam mengubah praktek
3. Kurangnya dukungan administratif

12
4. Kurangnya mentor berpengetahuan
5. Kurangnya waktu untuk melakukan penelitian
6. Kurangnya pendidikan tentang proses penelitian
7. Kurangnya kesadaran tentang praktek penelitian atau berbasis bukti
8. Laporan Penelitian/artikel tidak tersedia
9. Kesulitan mengakses laporan penelitian dan artike

10. Tidak ada waktu dalam bekerja untuk membaca penelitian

11. Kompleksitas laporan penelitian

12. Kurangnya pengetahuan tentang EBP dan kritik dari artikel

13. Merasa kewalahan

14. Lingkungan kerja tidak mendukung dalam usaha mencari informasi hasil penelitian

2.8 Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan EBP

Secara umum, usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan EBP adalah:

1. Meningkatkan akses terhadap hasil-hasil penelitian

2. Mengajarkan ketrampilan untuk mengkritisi hasil penelitian

3. Mengadakan konferensi terkait penggunaan hasil-hasil penelitian

4. Membuat jurnal yang memuat hasil penelitian

Menurut Polit & Hungler (1999) membagi usaha yang dapat dilakukan tersebut berdasarkan
latar belakang perawatnya:

Oleh perawat peneliti:

a) Melakukan penelitian yang berkualitas tinggi

b) Melakukan penelitian yang hasilnya relevan dengan kondisi di tempat pemberian asuhan
keperawatan

c) Mengulang penelitian

d) Melakukan kolaborasi dengan perawat praktisi

e) Mendesiminasikan hasil penelitian secara luas dan proaktif

13
f) Melakukan komunikasi dengan jelas

g) Penelitian yang dilakukan mempunyai implikasi klinis 

Oleh Perawat pendidik :

a) Menerapkan hasil penelitian ke dalam kurikulum pengajaran

b) Mendorong digunakannya hasil-hasil penelitian

c) Memberikan masukan pada peneliti

Oleh perawat praktisi dan mahasiswa keperawatan :

a) Banyak membaca hasil penelitian dan mengkritisinya

b) Menghadiri konferensi/seminar/workshop

c) Belajar untuk mencari bukti ilmiah bahwa suatu prosedur efektif digunakan

d) Mencari lingkungan yang mendukung penggunaan hasil-hasil penelitian

e) Terlibat dalam klub-klub penelitian

f) Berkolaborasi dengan perawat peneliti

g) Mencari dan berpartisipasi dalam proyek-proyek penelitian dan penggunaan hasil-hasil


penelitian 

Oleh perawat pengelola :

a) Membangun iklim ‘ keingintahuan intelektual’

b) Memberikan dukungan secara emosional atau moral

c) Memberikan dukungan keuangan atau sumber-sumber yang dibutuhkan dalam penggunaan


hasil penelitian

d) Memberikan penghargaan erhadap usaha menggunakan hasil-hasil penelitian

14
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. EBP merupakan jalan untuk mentransformasikan hasil penelitian ke dalam praktek
keperawatan sehingga perawat dapat meningkatkan rasa pedulinya terhadap pasien.

b.Tujuan EBP yaitu memberikan data pada perawat praktisi berdasarkan bukti ilmiah agar
dapat memberikan perawatan secara efektif dengan menggunakan hasil penelitian yang
terbaik, menyelesaikan masalah yang ada di tempat pemberian pelayanan terhadap pasien,
mencapai kesempurnaan dalam pemberian asuhan keperawatan dan jaminan standar kualitas
dan untuk memicu adanya inovasi (Grinspun, Virani & Bajnok, 200l / 2002).

c. Manfaat EBP, yaitu: menjadi jembatan antara penelitian dan praktik keperawatan,
mengeliminasi penelitian dengan kualitas penelitian yang buruk , encegah terjadinya
informasi yang overload terkait hasil-hasil penelitian, mengeliminasi budaya layanan
kesehatan dimana praktik yang tidak berbasis bukti, eningkatkan kepercayaan diri dalam
mengambil keputusan, integrasi EBP dan praktik asuhan keperawatan sangat penting untuk
meningkatkan kualitas perawatan pada pasien.
d. Dalam menerapkan EBP, perawat harus memahami konsep penelitian dan tahu bagaimana
secara akurat mengevaluasi hasil penelitian.
e. Model Implmentasi Evidence Based Practice, yaitu model Settler, model IOWA Model of
Evidence Based Practice to Promote Quality Care, dan model konseptual Rosswurm dan
Larrabee.
f. Langkah – Langkah Dalam EBP ada 7, yaitu: kembangkan semangat penelitian, ajukan
pertanyaan klinis dalam format PICOT, cari bukti terbaik, kritis menilai bukti,
mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis dan preferensi pasien dan nilai – nilai,
evaluasi hasil keputusan praktek atau perubahan berdasarkan bukti setelah menerapkan EBP,
menyebarluaskan hasil EBP.
g.Dalam proses keperawatan, terdapat banyak aktivitas pengambilan keputusan dari saat
tahap pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pada setiap fase proses
keperawatan tersebut, hasil-hasil penelitian dapat membantu perawat dalam membuat

15
keputusan dan melakukan tindakan yang mempunyai dasar/rasional hasil penelitian yang
kuat.

h. Hambatan dari perawat untuk menggunakan EBP penelitian dalam praktik sehari-hari
sebagai berikut: kurangnya nilai untuk penelitian dalam praktek, kesulitand alam mengubah
praktek, kurangnya dukungan administratif, kurangnya mentor berpengetahuan, dan lain-lain.
i. Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan EBP adalah: meningkatkan akses
terhadap hasil-hasil penelitian, mengajarkan ketrampilan untuk mengkritisi hasil penelitian,
mengadakan konferensi terkait penggunaan hasil-hasil penelitian, dan membuat jurnal yang
memuat hasil penelitian.

3.2 Saran

Sebagai seorang perawat pemahaman mengenai konsep Evidence Based Practiced harus
harus lebih ditingkatkan. Hal ini dikarenakan EBP merupakan salah satu langkah atau metode
untuk memberikan pelayanan yang maksimal dan berkualitas. EBP juga merupakan salah
satu langkah yang dapat menjamin pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat
adalah berkualitas, tepat sasaran dan memang didasarkan oleh studi yang kredibel dan dapat
dipercaya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Lobiondo Wood, Geri. Evidence Based Practice : for Nursing and Health Care Quality
Improvement. China: Elsevier Elysabeth, Dame & Gita Libranty, Siska Natalia. 2014.
Hubungan Tingkat Pendidikan Perawat Dengan Kompetensi Perawat Dengan Kompetensi
Perawat Melakukan Evidance Based Practice. Jurnal Keperawatan Aisyiyah Bandung.
Volume 1, Nomor 2. Holleman G, Eliens A, van Vliet M, Achterberg T. Promotion of
evidence-based practice by professional nursing association: literature review. Jurnal
Advance Nursing 53 (6), 702-709.

Dwi Hapsari, Elsi S.Kp, M.S., D.S. Pengantar Evidance Based Nursing. Jurnal Blok 1.1

17

Anda mungkin juga menyukai