Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH KONSEP IMPLEMNTASI SESUAI DENGAN SOP

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7:

1. FRIDA
2. FIRLHY CHICILIYA
3. IMEL
4. JHOSINE ANGELA PATALO
5. IMELDA ROSALINA
6. ILVANA GRACE MENESI
7. INGGRIT

STIKES BALA KESELAMATAN PALU

PRODI DIII KEPERAWATAN TAHUN 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran tuhan yang maha esa karena telah melimpahkan
rahmatnya berua kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah dengan konsep implementasi keperawatan sesuai dengan sop

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata metodologi keperawatan
Semester 2 dengan Dosen pengampu Gustini, Ns.,M.Kep. Tidak lupa kami sampaikan
terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah metodologi keperawatan yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan asuhan keperawatan ini

Akhirnya, penulis sampaikan terimakasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan
kami berharap makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya. Dengan segala kerendahan hati,
saran dan kritik yang sangat konstruktif penulis harapkan dari pembaca guna meningkatkan
pembuatan makalah pada tugas yang lain pada waktu mendatang.

Palu,10 maret 2023

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….................

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………….

BAB I .…………………………………………………………………………………. ……….

PENDAHULUAN…………………………………………………………………….…………

A. LATAR BELAKANG………………………………………………………………….
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………….
C. TUJUAN…………………………………………………………………….....……….

BAB II…………………………………………………………………………………..……….

PEMBAHASAN……………………………………………………………………….……….

A. PENGERTIAN ……………………………………………………………….……….
B. Jenis jenis dari konsep implementasi……………………………………………………….

BAB III …………………………………………………………………………………………

PENUTUP…………………………………………………………………………….…………

A. KESIMPULAN…………………………………………………………………………
B. SARAN……………………………………………………………………….…………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan adalah suatu profesi yang berorientasi pada pelayanan kesehatan
dengan segala perencanaan atau tindakan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan
kehidupan masyarakat (Hidayat, 2007). Pemberi asuhan keperawatan adalah tugas
perawat pelaksana (Hidayat, 2011). Perawat pelaksana bertugas memberikan asuhan
keperawatan, membantu penyembuhan, membantu memecahkan masalah pasien dibawah
pengawasan dokter atau kepala ruang (Pratiwi & Utami, 2010). Untuk mencapai asuhan
kepeawatan yang sempurna maka proses keperawatan harus dilaksanakan sesuai dengan
prosedurnya, salah satu dari proses keperawatan adalah implementasi. Implementasi
merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan dengan melaksanakan
berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan dalam
rencana tindakan keperawatan.
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat
dan pasien (Riyadi, 2010). Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari
rencana keperawatan yang telah disusun pada perencanaan. Implementasi merupakan
proses perawatan di mana perawat memberikan intervensi keperawatan langsung dan
tidak langsung terhadap klien. Implementasi adalah tahap ketika perawat
mengaplikasikan rencana asuhan keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan
guna membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Asmadi, 2008).
Implementasi merupakan tahap proses keperawatan dimana perawat memberikan
intervensi keperawatan langsung dan tidak langsung terhadap klien. Implementasi
keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu
klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik
yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Pada saat implementasi perawat
harus melaksanakan hasil dari rencana keperawatan yang di lihat dari diagnosa
keperawatan. Di mana perawat membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan. Sehingga, dengan proses keperawatan, rasa tanggung jawab dan tanggung
gugat bagi perawat itu dapat dimiliki dan dapat digunakan dalam tindakan-tindakan yang
merugikan atau menghindari tindakan yang legal. Semua tatanan perawatan kesehatan
secara hukum perlu mencatat observasi keperawatan, perawatan yang diberikan, dan
respons pasien. Proses keperawatan adalah salah satu metoda efektif pemecahan masalah
yang dilakukan perawat terhadap klien dengan pendekatan metodologi ilmiah. Asuhan
keperawatan dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan substansi ilmiah yaitu logis,
sistimatis, dinamis dan terstruktur (Muhlisin, 2011).
Proses keperawatan adalah suatu metode ilmiah yang sistematis dan terorganisir
dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang berfokus pada respon individu
terhadap gangguan kesehatan yang dialami (Manurung, 2011). Penting bagi perawat
untuk memahami proses keperawatan. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa
seorang perawat adalah seorang tenaga kesehatan profesional yang membedakannya
dengan tenaga profesional lainnya. Asuhan keperawatan merupakan indikator dalam
menentukan kualitas pelayanan dari suatu Rumah Sakit. Perawat merupakan profesi yang
memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien, dimana salah satu aspek terpenting
dari kinerjanya adalah pendokumentasian asuhan keperawatan. Kinerja perawat dalam
pelayanan keperawatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu karakteristik organisasi
(kepemimpinan), karakteristik individu (motivasi), dan karakteristik pekerjaan (beban
kerja) (Nursalam, 2015). Menurut Robert L. Mathis (2001) faktor yang mempengaruhi
kinerja yaitu: kemampuan, motivasi, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang
mereka lakukan, dan hubungan mereka dengan organisasi.
Implementasi intervensi keperawatan yang berhasil, membutuhkan keterampilan
kognitif, interpersonal, dan psikomotor. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat
kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan,
strategi implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi. (Kozier et al., 1995).
Menurut Hidayat, Proses keperawatan merupakan cara yang sistematis yang dilakukan
oleh perawat bersama klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan
melakukan pengkajian, menentukan diagnosis, merencanakan tindakan yang akan
dilakukan, melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan
dengan berfokus pasa klien, berorentasi pada tujuan pada setiap tahap saling terjadi
ketergantungan dan saling berhubungan.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latarbelakang tersebut di atas, maka dapat di rumuskan sebagai berikut:


Bagaimana perawat memberikan asuhan keperawatan dan membantu penyembuhan,
membantu memecahkan masalah pasien?

C. TUJUAN
membantu atau mendukung kegiatan sehari-hari klien, memberikan arahan
keperawatan untuk mencapai tujuan yang berpusat pada klien, mencatat dan mengerjakan
informasi yang relevan dengan perawatan kesehatan yang didukung oleh klien.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Implementasi merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan dengan
melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan
dalam rencana tindakan keperawatan. Dalam melaksanakan rencana perawatan dibutuhkan
lingkungan yang kondusif. Perawat harus mampu menghormati martabat dan rahasia pasien,
mampu memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien, menyesuaikan diri dengan beban
kerja yang ada serta mampu bekerja dengan tim kesehatan yang lain (Aziz Alimul Hidayat,
2009). Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat dan
pasien (Riyadi, 2010). Implementasi keperawatan adalah pengelolaan dan perwujudan dari
rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.

B. Jenis jenis dari konsep implementasi:

 Implementasi Kebijakan
Implementasi kebijakan yang bersifat top-down dan secara bersaman juga muncul
pendekatan bottom-up. Generasi ketiga dikembangkan oleh Malcolm L.. Goggin (1990)
Memperkenalkan pemikiran bahwa variabel perilaku dari aktor pelaksana implementasi
kebijakan yang lebih menentukan keberhasilan implementasi kebijakan. Pada saat yang
sama muncul pendekatan kontijensi atau situasional dalam implementasi kebijakan yang
mengemukakan bahwa implementasi kebijakan banyak didukung oleh adaptabilitas
implementasi kebijakan tersebut.
 Indikator-Indikator
Indikator pertama adalah kondisi eksternal yang dihadapi badan pelaksana yaitu BPJS
kesehatan. Kondisi eksternal yang ditekankan dalam penelitian ini adalah tingkat
pemahaman dan penerimaan masyarakat sebagai target grup. Berdasrkan hasil
wawancara dari penelusuran dokumen dilokasi penelitan yang berkaitan pemahan
masyarakat mengenai kebijakan jaminan kesehatan nasional(JKN) ini, penulis
menemukan bahwa kebijakan ini bersifat wajib bagi seluruh warga negara. Oleh karena
ini menjadi sebuah kewajiban, maka setiap warga negara diharuskan daftarkan diri
sebagai syarat untuk mendapatkan pelayanan jaminan kesehatan nasional sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.Adapun untuk memperoleh akses jaminan kesehatan ini dibadan
penyelengara, masyarakat selaku sasaran kebijakan harus memenuhi dan mematuhi
berbagai syarat dan aturan yang berlaku.
 Implementasi Keperawatan
Menurut Gordon (1994), praktik keperawatan adalah serangkaian kegiatan
yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien berpindah dari masalah
dengan status kesehatannya  ke keadaan kesehatan yang baik yang
menggambarkan kriteria hasil, harapan.

Tujuan pelaksanaan adalah untuk membantu klien mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, antara lain:
 Meningkatkan kesehatan
 Mencegah penyakit
 Memulihkan kesehatan
 Memudahkan deputi pengobatan

Metode Implementasi. Beberapa metode yang digunakan dalam tahap implementasi


keperawatan padaasuhan keperawatan yaitu:
1. Membantu dalam aktifitas kehidupan sehari-sehari. Aktifitas kehidupan sehari-hari
adalah aktifitas yang biasanya dilakukan dalamsepanjang hari normal: mencakup
ambulasi, makan, berpakaian, menyikatgigi, berhias.
2. Konseling Konseling adalah metode implementasi yang mebantu klien
menggunakan proses pemecahan masalah untuk mengenali dan menangani stres dan
yangmemudahkan hubungan interpersonal antara klien, keluarganya, dan tim
perawatankesehatan. Ini berjtujuan untuk membantu klien menerima perubahan yang
akanterjadi, yang diakibatkan stres berupa dukungan emosional, intelektual, spiritual,
dan psikologis.
3. Penyuluhan Penyuluhan adalah metode implementasi yang digunakan untuk
menyajikan prinsip prosedur, dan teknik yang tepat tentang perawatan kesehatan
untuk klien dan untukmenginformasikan klien tentang status kesehatannya.
4. Memberikan asuhan keperawatan
5. Kompensasi untuk reaksi yang merugikan.

Perawat juga harus memiliki Keterampilan dalam proses implementasi keperawatan.


Praktik keperawatan terdiri atas keterampilan kognitif, interpersonal, dan psikomotor
(teknis). Setiap keterampilan diperlukan untuk mengimplementasikan intervensi.
Perawat bertanggung jawab untuk mengetahui kapan salah satu dari metoda ini lebih
dibutuhkan dari metoda lainnya dan untuk mempunyai pengetahuan teoretis yang
diperlukan serta keterampilan psikomotor untuk mengimplementasikan setiap
intervensi. Berikut adalah jenis keterampilan keperawatan : 1. Keterampilan Konitif
Keterampilan konitif mencakup penetahuan keperawatan. Perawat mengetahui alasan
untuk setiap intervensi terapeutik, memahami respons fisiologis dan psikologis
normal dan abnormalnya, mampu mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran dan
pemulangan klien dan mengenali promosi kesehatan klien dan kebutuhan pencegahan
penyakit. 2. Keterampilan Interpersonal Keterampilan interpersonal penting untuk
tindakan keperawatan yang efektif. Perawat harus berkomunikasi secara jelas dengan
klien, keluarganya dan anggota tim perawatan kesehatan lain. Perhatian dan rasa
saling percaya ditunjukkan ketika perawat berkomunikasi secara terbuka dan jujur.
Penyuluhan dan konsling harus dilakukan hingga tingkat pemahaman dan
pengharapan klien. perawat juga harus sensitive terhadap respon emosional klien
terhadap penyakit dan pengobatan. Penggunaan keterampilan interpersonal yang
sesuai memuggkinkan perawat mempunyai perseptif terhadap komunikasi verbal dan
nonverbal klien. 3. Keterampilan Psikomotor Keterampilan psikomotor mencakup
kebutuhan langsung perawatan klien, seperti penggantian balutan, memberikan
suntikan, atau melakukan pengisapan trakheostomi. Perawat mempunyai tanggung
jawab professional untuk mendapatkan keterampilan ini. dalam halnya keterampilan
baru, perawat mengkaji tingkat kompetensi mereka dan mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk memastikan bahwa klien mendapat tindakan dengan aman. 4.
Mengomunikasikan Intervensi Keperawatan Intervensi keperawatan ditulis atau
dikomunikasikan secara verbal. Ketika dituliskan, intervensi keperawatan dipadukan
ke dalam rencana keperawatan dan catatan medis klien. rencana keperawatan
biasanya mencerminkan tujuan intervensi keperawatan. Setelah intervnsi diterapkan,
respons klien terhadap pengobatan dicatatkan pada lembar catatan yang sesuai.
Infirmasi ini biasanya mencakup deskripsi singkat tentang pengkajian keperawatan,
prosedur spesifik, dan respons klien.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Implementasi merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun untuk
mencapai klien mencapai tujuan yang diharapkan (sembuh). Implementasi adalah
pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yangtelah di susun pada
tahap perencanaan. Ukuran intervensi keperawatan yang diberikankepada klien
terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi,
pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah
kesehatan yangmuncul dikemudian hari. Untuk kesuksesan pelaksanaan
implementasi keperawatan agarsesuai dengan rencana keperawatan.

B. SARAN
Diharapkan agar masyarakat Indonesia memahami tentang konsep implementasi.
Terutama implementasi keperawatan terutama untuk kesehatan klien dan
keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2013). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta. EGC


Budiono, & Parman, S. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Bumi Medika.
Butar-Butar, J., &Simamora, R. H. (2016).
HubunganMutuPelayananKeperawatandengan Tingkat
KepuasanPasienRawatInap di RSUD PandanKabupatenTapanuli Tengah. Jurnal
Ners Indonesia, 6(1), 50-63..
Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan: Penerapan Konsep & Kerangka Kerja.
Yogyakarta : Gosyen.
Efendi, N. F. (2015). Pendidikan dalam keperawatan. Surabaya: Salemba Medika
Kodim, Yulianingsih. 2015. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: TIM
Rahmat. (2018). Implementasi Keperawatan Islami Perawat Pelaksana Terhadap Pasien
Safety Di Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung Tahun 2017. Jurnal Ilmu
Kesehatan Bhakti Husada , 9(1),8-17.
Rosdahl, B. C. & Kowalski, T. M. (2014). Buku Ajar Keperawatan Dasar. Jakarta:
EGC Sari, I. P. (2016). Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Model Asuhan
Keperawatan Metode Tim Dengan Implementasinya Di Ruang Bedah Flamboyan
Rsud Dr Soetomo Surabaya. Jurnal Medical Majapahit, 8(2), 74-79.
Simamora, R. H. (2005).
HubunganPersepsiPerawatPelaksanaTerhadapPenerapanFungsiPengorganisasian
Yang DilakukanOlehKepalaRuanganDenganKinerjanyaDiruangRawatInap RSUD
Koja Jakarta Utara (Doctoral dissertation, Tesis FIK UI, Tidakdipublikasikan).
Sitorus Ratna. (2013). Dampak Implementasi Model Praktik Keperawatan Profesional
Terhadap Mutu Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan
Indonesia73(2), 41-47.
Tarigan Rosari, Hanny Handiyani. (2019). Manfaat Implementasi Dokumentasi Asuhan
Keperawatan Berbasis Komputerisasi Dalam Meningkatkan Mutu Asuhan
Keperawatan. JJurnal Ilmiah
Kesehatan Pencerah 8(2), 110-116.

Anda mungkin juga menyukai