Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PEMERIKSAAN ENDOSKOPI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7:

1. FRIDA
2. FIRLHY CHICHILYA
3. IMEL
4. JHOSINE ANGELA PATALO
5. ILVANA GRACE
6. IMELDA ROSALINA
7. INGGRIT

STIKES BALA KESELAMATAN PALU


PRODI DIII KEPERAWATAN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Endoskopi merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk memeriksa organ
tubuh manusia dengan menggunakan alat yang dimasukan kedalam bagian organ
dalam tubuh berbentuk pipa yang lentur (fleksibel) dan di dalamnya terdapat serat-
serat optik yang berfungsi sebagai pemungut gambar serta pembawa cahaya.
Pemeriksaan endoskopi digunakan untuk mendiagnosis kelainan-kelainan organ
didalam tubuh antara lain saluran pencernaan, saluran perkemihan, rongga mulut,
rongga abdomen, dan lain-lain. Tindakan atau pemeriksaaan endoskopi dilakukan
dengan peralatan endoskopi yang dapat menjawab problematika penyakit saluran dan
sistem pencernaan baik ada orang dewasa maupun anak-anak (Priyanto & Lestari,
2008).
Beberapa kondisi yang merupakan indikasi untuk dilakukan endoskopi adalah
nyeri perut berulang, hematemesis melena, tertelan benda asing, terminum bahan
korosif, disfagia dan perdarahan gastrointestinal bagian bawah. Kontrak indikasi
tindakan endoskopi adalah penderita tidak kooperatif atau psikopat, penderita tidak
puasa, penyakit jantung berat, penyakit paru berat, dalam keadaan syok atau koma,
keadaan sesak nafas, tumor mediastrinum, stenosis esofagus korosif, infark miokard
akut (Athiyyah, 2012).
Menurut American Society for Gastrointestinal Endoscopy dalam Vargo (2017),
terdapat 1.388.235 pasien di Amerika menjalani endoskopi. Di Indonesia sendiri
berdasarkan data Pusat Endoskopi Saluran Cerna (PESC) di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo (2019), terdapat peningkatan sebanyak 26,2% untuk pelayanan
endoskopi, baik yang menerima pelayanan untuk diagnosis seperti menentukan dan
menenegakkan diagnosis pada pemeriksaan, melaksanakan biopsi dan menentukan
sumber perdarahan, bahkan terapeutik di bagian Gastroenterologi. Data di Instalasi
Diagnostik Terpadu (IDT) RSUP Dr. M. Djamil Padang selama periode September
2018 – September 2019, didapatkan sebanyak 471 pasien yang dilakukan endoskopi
yang terdiri dari : Gastroskopi 36%, Bronkoskopi 8%, Kolonoskopi 45% dan
Laringoskopi 11%. Kesimpulannya endoskopi merupakan tindakan yang paling
sering dilakukan untuk melihat kelainan-kelainan organ dengan jelas dibanding
dengan pemeriksaan lainnya.Data Medical Record Ruangan Instalasi Diagnostik
Terpadupada bulanDesember 2018 – September 2019,terdapat sebanyak 35 orang
menolak/membatalkan untuk dilakukan tindakan endoskopi. Hal ini disebabkan
pasien merasa cemas dan takut terhadap tindakan endoskopi dan saat jadwal
endoskopi pasien mengalami peningkatan tekanan darah, pasien sesak dan juga
pasien mengalami peningkatan nadi (Rekam Medis RSUP Dr. M. Djamil Padang,
2019). Pemeriksaan endoskopi ternyata mampu membuat pasien merasa cemas dan
takut.Sierra (2013), mengatakan tindakan endoskopi ini merupakan prosedur yang
tidak nyaman dan menimbulkan rasa nyeri bagi pasien dan juga pasien menunjukan
kecemasan sebelum dilakukan tindakan endoskopi.
Menurut penelitian Toulasik (2013),tingkat kecemasan responden dalam
menghadapi endoskopi didapatkan cemas ringan 28 orang (73,3%), cemas sedang 8
orang (21,1%) dan cemas berat 2 orang (5,3%). Begitu pula dengan penelitian Ersos
(2010), mengatakan terjadinya peningkatan kecemasan pada pasien Gastrointestinal
(45,7%) dan pada pasien Kolonoskopi (44,8%), Ersos juga mendapatkan hasil dalam
penelitiannya bahwa wanita memiliki tingkat kecemasan lebih tinggi dari pada pria.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Hubungan Kecemasan dengan Mekanisme Koping Pada Pasien Pre
Endoskopi?

C. Tujuan
Untuk mengetahui Hubungan Kecemasan dengan Mekanisme Koping Pada Pasien
Pre Endoskopi?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Endoskopi adalah tindakan non bedah yang digunakan untuk memeriksa saluran
pencernaan dari pasien dan, dalam beberapa kasus, disertai pengobatan, jika sudah
memungkinkan. Tindakan ini menggunakan endoskop, tabung lentur (fleksibel) dengan
kamera yang melekat pada salah satu ujungnya. Kamera tersebut mengambil gambar
bagian dalam dari saluran pencernaan, memungkinkan dokter yang memeriksa untuk
melihat gambar tersebut melalui layar televisi yang terhubung dengan endoskop.

B. Jenis- Jenis Endoskopi

Terdapat banyak cara melakukan endoskopi. Beberapa diantaranya adalah:

 Endoskopi atas %u2013 endoskopi atas dilakukan dengan cara memasukkan endoskop


melalui mulut, tenggorokan, dan turun ke kerongkongan. Cara ini digunakan ketika
dokter perlu memeriksa kerongkongan, lambung, dan usus kecil, khususnya di bagian
atas.
 Sigmoidoskopi atau kolonoskopi %u2013 adalah dua tindakan serupa yang
memasukkan endoskop melalui rektum menuju usus besar atau kolon. Cara ini dilakukan
ketika diperkirakan terjadi permasalahan dengan usus besar.
 Endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP) %u2013 Cara ini adalah
jenis endoskopi khusus yang memeriksa kandung empedu dan pankreas. Cara ini juga
digunakan untuk memeriksa bagian tubuh yang berada di sekitar tempat yang sama.
ERCP juga terkadang digunakan untuk menghancurkan batu empedu yang terdapat di
saluran empedu.
 Endoscopic ultrasound (EUS) %u2013 Cara ini menggabungkan endoskopi dengan
teknologi gelombang ultrasound untuk memperoleh informasi yang berguna terhadap
keadaan dan kesehatan saluran pencernaan.
 Biopsi (pengambilan contoh jaringan tubuh) %u2013 Dokter Anda juga mungkin
menggunakan endoskop selama tindakan endoskopi untuk memperoleh contoh jaringan
dari saluran pencernaan. Alat khusus akan digunakan untuk mengangkat jaringan dari
daerah yang terinfeksi. Contoh jaringan ini kemudian akan dianalisis untuk menentukan
apakah terdapat penyakit tertentu.

Keunggulan Endoskopi Saluran Pencernaan :


 
1. Dapat melihat dengan jelas lokasi dan jenis kelainan dalam rongga salurancerna
secara langsung pada penderita dengan bantuan monitor dalamwaktu singkat serta
akurasi yang tinggi..
 
2. Dapat dilakukan biopsy untuk pemeriksaan Patologi Anatomi sehingggadapat
diketahui kelainan secara pasti..
 
3. Hasil pemeriksaan dapat langsung dicetak, kelainan langsung didiagnosisdan
segera ditentukan cara mengatasinya.
 
4. Dapat dipakai untuk melakukan tindakan pengobatan kelainan salurancerna (atas
dan bawah), dengan resiko yang jauh lebih ringan dari padaoperasi.
 
5. Pada kondusi tertentu dapat menggantikan fungsi tindakan operasi, lebihnyaman,
biaya lebih murah, dan rawat inap lebih singkat.
 
6. Dapat juga dilakukan pada bayi dan anak-anak. Untuk kenyamanan
danmengurangi trauma selama tindakan dapat dilakukan pembiusan umum.
.
 
Gastroskopi dipakai untuk :
 
a. Menentukan diagnosis penderita dengan keluhan saluran cernayang berulang (kronis)
atau berat, dengan keluhan seperti : nyeri pada ulu hati, kembung, mual, dan muntah. 
 
b. Mengetahui pendarahan saluran cerna atas (ditandai denganmuntah darah), menentukan
sumber pendarahan, danmenghentikan pendarahan tersebut.

c. Pengobatan varices tenggorokan (esofagus).d.


 
d. Mengangkat daging daging tumbuh (polip) di tenggorokan(esofagus) maupun dilambung
 
e. Mengambil benda-benda yang tertelan pada saluran cerna, seperti :koin, gigi palsu, duri
ikan, batu baterai (jam tangan), kancing, dll.

Sebuah endoskopi terdiri dari sumber cahaya (meliputi sumber dan catudaya) dan juga
fiber optic yang berfungsi sebagai jalur cahaya menuju bagianyang diperiksa. Sumber
cahaya yang digunakan biasanya adalah halogen dan bolalampu metal-halogen. Bola

lampu berfungsi untuk memfokuskan cahaya input.


ada permukaan ujung fiberoptik . Sumber cahaya yang tengah dikembangkansaat ini adalah dari
LED (light emitting diode)

C. Gambar pemeriksaan endoskopi

ai dengan gambar 2, image bundle berfungsi sebagai elemen yangmentransmisikan gambar dari
dua ujung permukaan fiber, menuju pangkal fiber.Pada pangkal fiber (proximal end) terdapat
sebuah system lensa yang berfungsiuntuk mentransmisikan gambar dan juga menghubungkan

dengan lensa okuler(untuk pengamatan) ataupun dengan video camera ( Annalie Lombard and

WillieLiebenberg, 2008)

Alat Endoskopi merupakan alat yang canggih dengan harga yangcukupmahal. Perawatan
Endoskopi beserta kelengkapannya merupakansalah satufaktor penting didalam menunjang
keberhasilan tindakan

 Endoscopy

danmempertahankan alat tetap awet dan tidak mudah rusak.Konsep pemeliharaan alatmeliputi
hal berikut :

1. Handling AlatAlat harus diperlakukan dengan halus dan penuh kasih sayang.Tahapan yang


harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh untukmencegahkerusakan alat dimulai dari cara
mengambil alat dari lemaripenyimpanannya,membawa alat ke tempat pemeriksaan,
meletakkan alat pada sandaran endoskopiatau meja pemeriksaan, memasang alat pada sumber
cahaya, saat memulai indakan, waktu manuver, observasi dan waktu menarik alat dari pasien,
melepasalat dari sumber cahaya, membersihkan alat, mengeringkan sertamengembalikannya lagi
ke lemari penyimpanan.

2. PeyimpananTempat penyimpanan alat harus mempunyai suhu konstan dibawah 20 0


C.Kelembaban diusahakan stabil dengan memelihara silica gelyang harus selaludiganti, bebas
jamur dan bakteri. Lemari penyimpanan  Endoscopy didesain sesuaikebutuhan, sandaran dibuat
dengankemiringan 600 dengan dilapisi peredam untukmelindungi dari benturansewaktu
mengambil dan meletakkan

 
3. PembersihanPembersihan alat
Endoscopy.

melalui 3 tahapan yaitu: pembersihan,desinfektan dan steril. Hati-hati terjadi kontaminasi infeksi


yang sering
terjadi pada paska skleroterapi. Oleh karena itu perlu tindakanpembersihan yang baik.Kelalaian
pada proses ini dapat mengakibatkanterjadinya infeksi paska tindakan.

1.  Troubleshooting
a. Unit memiliki tidak ada cahaya tapi udara fungsi pompa1.
 
Lampu PenggantianHarus lampu terbakar , sebuah EJA baru ( 150Watt 21Volt )lampu
halogen dapat dengan mudah diganti dengan cara berikut :
a. Matikan & cabut unit .  
b. Biarkan menjadi dingin 5 menit.
c. Putar plat kunci sekrup counterclock.
 
Pegang penutup tegas dengan satu tangan dan mendorong klip lampuke arah belakang unitd.
 
Ambil bohlam dari pemegang keramik dan ganti dengan bohlam baru . Catatan : Hati-
hati untuk menghindari sidik jari pada bolalampu atau reflektor .ePasang lampu sampai
sepenuhnya kencang

Komplikasi yang bisa terjadi seperti perdarahan setelah tindakansfingterotomi bisa ditangani
segera dengan injeksi adrenalin maupun penekanandaerah yang menjadi sumber perdarahan
dengan balon. Sedangkan komplikasilain seperti pankreatitis akibat rangsangan kanulasi pada
papil bisa di tata laksanaseperti pasien pankreatitis pada umumnya walaupun tidak selalu
terjadi.Pada pasien-pasien usia lanjut tindakan ini sangat bermanfaat biladibandingkan tindakan
operasi yang memiliki kemungkinan komplikasi
cukup besar. Saat ini dengan adanya kemajuan di bidang radiologi diagnostik, adanya pemeriks
aan MRCP (pemeriksaan non-invasif) sudah bisa menggantikan ERCPdiagnostik sehingga saat ini
tindakan ERCP hanya dilakukan untuk terapi saja.Selain itu, RS Medistra sudah bisa melakukan
tindakan pemeriksaan EndoskopikUltrasonografi (Endoscopic Ultrsound / EUS). EUS adalah
suatu pemeriksaanultrasonografi (USG) dengan alat endoskopi melalui saluran pencernaan
sehinggadidapatkan gambaran organ yang lebih baik bila dibandingkan
dengan pemeriksaan USG saja. Pada kasus batu saluran empedu ataupun kecurigaanadanya
tumor ganas di pankreas terkadang sulit untuk dideteksi
dengan pemeriksaan USG saja bahkan dengan pemeriksaan yang lebih canggih sepertiCT-scan
abdomen.Teknologi pencitraan seperti MRI-MRCP sebetulnya memilikisensitivitas yang tinggi
dalam mendeteksi kelainan pada saluran empedu
ataupun pankreas tetapi biasanya pada penderita usia lanjut sulit untuk dilakukan olehkarena
sulitnya untuk menahan nafas selama pemeriksaan, dan juga adanyaketakutan pasien dalam
ruang tertutup yang memakan waktu cukup lamaterkadang bisa menjadi kendala. Selain itu,
pada sebagian kasus juga bisa sajasulit untuk mendeteksi adanya tumor.Pemeriksaan EUS
memiliki keunggulan seperti tidak adanya risiko radiasi,dilakukan hanya di ruang tindakan
endoskopi biasa, dan tidak memakan waktuyang lama. Pasien juga tidak perlu khawatir oleh
karena tindakan ini biasadilakukan dengan sedasi/anestesi sehingga tidak perlu merasa cemas
hingga pemeriksaan ini berakhir. Dengan adanya tindakan pemeriksaan EUS bukan berarti meni
adakan peran dari pemeriksaan pencitraan lainnya, seperti CT-scanabdomen dan MRI abdomen
tetapi bisa melengkapi kekurangan dari pemeriksaantersebut bahkan bisa menjadi alternatif
pemeriksaan bila pasien mengalamikesulitan untuk menjalani pemeriksaan pencitran tersebut.
BAB III
PENUTUP

 
A. Kesimpulan

Endoskop adalah alat yang digunakan dalam pemeriksaanendoskopi. Alat ini berbentuk pipa
kecil panjang yang dapat dimasukkanke dalam tubuh, misalnya ke lambung, ke dalam sendi, atau
ke ronggatubuh lainnya. Di dalam pipa tersebut terdapat dua buah serat optik. Satuuntuk
menghasilkan cahaya agar bagian tubuh di depan ujung endoskopterlihat jelas, sedangkan serat
lainnya berfungsi sebagai penghantargambar yang ditangkap oleh kamera.Penggunaan alat ini
digunakan saat melakukan tindakanEndoskopi. Tindakan Endoskopi sendiri dilakukan saat
kondisi pasien :
 
 
1. keluhan saluran cerna yang berulang(kronis atau berat).dilakukantindakan gastroskopi
2. pendarahan saluran cerna atas(muntah darah dan buang air besar berwarna
hitam) dilakukan tindakan gastroskopi
3. pendarahan saluran cerna bawah.dilakukan kolonoskopi
4. adanya perubahan kebiasaan pada waktu buang air besar.dilakukantindakan kolonoskopi.
5. pengobatan varices (pelebaran) pembuluh darah padatenggorokan.dilakukan tindakan
gastroskopi. 

B. Saran

Setelah kita mengetahui kegunaan dan pentingnya alat ini,setidaknya pemerintah dapat


menyediakan/menambah alat endoskop inidalam rangka endoskopi atau terapeutik di Rumah
Sakit Umum Daerahuntuk meningkatkan pelayanan kesehatan di daerah sebagai pusat rujukan
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa karena telah melimpahkan
rahmatnya berua kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah pemeriksaan endoskopi.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah KBM Semester 2
dengan Dosen pengampu Nova Beba, Ns., M. Kep. Tidak lupa kami sampaikan terimakasih
kepada dosen pengampu mata kuliah KMB I yang telah memberikan arahan dan bimbingan
dalam pembuatan makalah ini

Akhirnya, penulis sampaikan terimakasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan
kami berharap makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya. Dengan segala kerendahan hati,
saran dan kritik yang sangat konstruktif penulis harapkan dari pembaca guna meningkatkan
pembuatan makalah pada tugas yang lain pada waktu mendatang.

Palu,13 maret 202


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................................................

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................................

A. LATAR BELAKANG......................................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN...........................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................................

A. PENGERTIAN.................................................................................................................................
B. Jenis- Jenis Endoskopi.....................................................................................................................
C. Gambar pemeriksaan Endoskopi...................................................................................................

BAB III PENUTUP......................................................................................................................................

A. KESIMPULAN................................................................................................................................
B. SARAN..............................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

Bartiansyah, Eko. 2008. Panduan Lengkap : Membaca Tes Kesehatan. Jakarta :Penebar
PlusBrooker, Chris. 2008.

Ensiklopedia Keperawatan. Alih bahasa Andy Hartono dkk.Ed Estu tiar. Jakarta : EGCKee, Joyce
LeFever. 1997.

Buku Saku Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostikdengan Implikasi Keperawatan. Alih


bahasa Easter Nurses, Ed MonicaEster. Jakarta : EGCPriyanto, Agus dan Sri, Lestari. 2008.
Endoskopi Gastrointestinal. Jakarta :Salemba
Medikahttps://www.scribd.com/doc/194852272/alat-kesehatan;

diakaes pada tanggal25 Desember 2015

 http://jurnal.fkep.unand.ac.id/vol11no1_2015_5.pdf  ;

diakaes pada tanggal 25Desember 2015

 http://www.medistra.com/index.php?option=com_content&view=article&id=159 &Itemid=67 ;
diakses pada 9 Januari 2015

Anda mungkin juga menyukai