TINJAUAN PUSTAKA
1
penyakit saluran cerna dapat ditegakkan dengan lebih akurat serta,
memudahkan pengobatan dan mempercepat masa penyembuhan
pasien.
Pada tahun 2008 jumlah pasien yang dilakukan kolonoskopi di
Ruang Tindakan Rawat Jalan C RSPAD Gatot Soebroto Jakarta
sebanyak 182 pasien dengan klasifikasi kasus yaitu, haemorroid
sebanyak 33 pasien(18,1%), colitis infektif 59 pasien (32,4%), pasien
dengan normal kolon 27 pasien (14,8%), pasien dengan tumor kolon
41 pasien (22,5%), pasien dengan polip kolon kurang baik sebanyak 8
pasien (4,3%). (Register ruang tindakan,2008) .Pada tahun 2010 data
pasien yang menjalankan pemeriksaan kolonoskopi berjumlah 211
pasien.
1.2 Tujuan Penulisan
Memberi wawasan kompleksitas dari konsep pemeriksaan
diagnostic endoskopi dan kolonoskopi menjadi dasar perawat dalam
memberi asuhan keperawatan kepada pasien yang akan melakukan
pemeriksaan endoskopi dan kolonoskopi.
1.3 Manfaat Penulisan
1. Meningkatkan pemahaman perawat terhadap ilmu keperawatan
medical bedah dan kesehatan masyarakat pada system
gastrointestinal
2. Sebagai bahan bacaan yang berguna bagi pembaca
2
BAB 2
2.1 ENDOSKOPI
2.1.1 DEFINISI
Tindakan endoskopi adalah untuk mengamati struktur anatomi dan
fisiologi saluran pencernaaan (traktus digestivus) secara langsung dengan
bantuan alat endoskopi beserta asesorisnya. Pengamatan endoskopi
pada saluran cerna bagian atas dikenal dengan istilah esofago-gastro-
duodenoskopi (EGD), sedangkan endoskopi pada saluran cerna bagian
bawah dikenal dengan nama kolonoskopi.
3
Prinsip dasar dari Endoscop fibre-optic ialah merupakan kumpulan
serat fibre-optic yang berdiameter 2-3 mm dan berisi sekitar 20.000 -
40.000 fibre-glass yang halus dengan diameter 10 micro meter. Sinar
yang berasal dari sumber cahaya ditransmisikan melalui refleksi internal
secara sempurna sampai kebagian distal sampai ke obyek yang akan
dilihat. Masing-masing fibre-optic masih diliputi lapisan glass dengan
optical density yang lebih rendah sehingga dapat menghindari kerusakan
akibat sinar yang melewati bagian dalam fibre tapi lapisan ini tidak
menghantarkan sinar disamping itu masih ada ruang antar fibre yang
memberikan bayangan gelap yang menyerupai jala kecil-kecil yang biasa
muncul pada gambar.Hal ini agak berbeda dengan bayangan dari lensa
yang rigid.
4
Video endoscope (evis scope)
Terapeutik
Skleroterapi dan ligasi varises esophagus
Skleroterapi histoacryl varises esophagus
Hemostatik endoskopi perdarahan non varises : adrenalin +
aethoxysclerol, electric coagulation, bipolar probe, dll
Polipektomi polip esophagus-gaster-duodenum
Endoscopic mucosal resection (EMR)
Terapi laser utnuk tumor, perdarahan, dll
Dilatasi esophagus : dengah Busi Hurst atau Svary-Guillard
Pemasangan stent esophagus
5
Pemasangan percutaneous endoscopic gastrostomy (PEG)
Pemasangan selang makanan/NGT-flocar perendoskopi
6
badan), pemakaian obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) dan
riwayat kanker pada keluarga
Prosedur terapeutik seperti polipektomi, pemasangan selang
makanan, dilatasi pada stenosis esophagus atau akalasia, dll.
Kontraindikasi
Kontraindikasi Absolut
- Pasien tidak kooperatif atau menolak prosedur pemeriksaan
tersebut setelah indikasinya dijelaskan secara penuh
- Renjatan berat karena perdarahan, dll
- Oklusi koroner akut
- Gagal jantung berat
- Koma
- Emfisema dan penyakit paru obstruktif berat
Pada keadaan-keadaan tersebut, pemeriksaan endoskopi harus
ditunda dulu hingga keadaan penyakitnya membaik.
Kontraindikasi Relatif
- Luka korodif akut pada esophagus, aneurisma aorta, aritmia
jantung berat
- Kifoskoliosis berat, divertikulum Zenker, osteofit bear pada
tulang servikal, struma besar. Pada keadaan tersebut
pemeriksaan endoskopi harus dilakukan dengan hati-hati
- Pasien gagal jantung
- Penyakit infeksi akut (misal pneumonia, peritonitis, kolesistitis)
- Pasien anemia berat misalnya karena perdarahan, harus diberi
transfuse darah terlebih dahulu hingga Hb minimal 10g/dl
- Toksemia pada kehamilan terutama bila disertai infeksi berat
atau kejang-kejang
- Pasien pasca bedah abdomen yang baru
- Gangguan kesadaran
- Tumor mediastinum
7
Pemeriksaan Endoskopi Kapsul
Indikasi
Perdarahan saluran cerna bagian atas dan bawah yang disebabkan
kelainan usus halus
Diare kronik yang disebabkan kelainan usus halus
Kontraindikasi
Obstruksi saluran cerna
Stenosis atau striktur saluran cerna
8
2.1.6 PROSEDUR PEMERIKSAAN ENDOSKOPI
Prosedur endoskopi biasanya berlangsung antara 5 sampai 10
menit.Pertama lakukan cuci tangan kemudian gunakan APD seperti
handscoon, masker, dan scord. Lakukan instruksi dokter dengan
menyemprotkan anastesi local (xylokain) spray ke daerah orofaring.
Kemudian pasang mouthpiece ke mulut pasien untuk memfiksasi mulut
agar tidak menggigit skop endoskopi. Berikan suntikan premedikasi sesuai
dengan order dari dokter. Jika diindikasikan untuk melakukan biopsy
siapkan botol yang berisi cairan formalin 10% untuk menempatkan
jaringan yang telah diambil oleh dokter.Selama prosedur lakukan
monitoring terhadap TTV pasien.
2.1.7 KOMPLIKASI
Penyulit atau komplikasi yang dapat timbul jika dilakukan tindakan
endoskopi meliputi adanya :
9
reaksi terhadap obat-obatan (misalnya koma karena diazepam,
gangguan pernapasan)
pneumonia aspirasi
perforasi
perdarahan
gangguan kardiopulmoner
penularan infeksi
instrument impaction
Handling Alat
Peyimpanan
10
Endoscop didesain sesuai kebutuhan, sandaran dibuat dengan
kemiringan 60º dengan dilapisi peredam untuk melindungi dari benturan
sewaktu mengambil dan meletakkan Endoscop.
Pembersihan
11
Light Guide Plug merupakan bagian ujung umbilical cord yang
berfungsi sebagai penghubung endoskop dengan sumber cahaya, air, dan
udara.Bagian ini memiliki terminal yang tidak tahan terhadap air sehingga
harus ditutup saat dibersihkan.Light guide plug dihubungkan dengan
control section melalui umbilical cable/umbilical cord. Umbilical cord
merupakan sekumpulan serabut inkoheren yang mentransmisikan cahaya
dari light guide plug ke control section. Bagian ini meneruskan udara dan
air dari air and water container ke control section. Control section
merupakan bagian endoskop yang berfungsi mengatur pergerakan
insertion tube dan fungsi-fungsi lainnya. Pada bagian ini, terdapat
angulation control knobs dan breaking lever yang berfungsi memanipulasi
ujung insertion tube serta air and water valve yang berfungsi mengatur
insuflasi air dan udara.Control section juga dilengkapi dengan operating
channel sebagai pintu untuk memasukan peralatan tambahan seperti
biopsy forceps, aspiration needle, dan lain lain. Di bagian atas control
section terdapat eyepiece yang dapat dihubungkan dengan monitor untuk
menampilkan gambar organ yang diamati. Insertion tube merupakan
bagian endoskop yang dimasukan ke dalam tubuh hewan.Pada ujung
distal insertion tube terdapat distal tip yang menjadi ujung dari
endoskop.Distal tip memiliki microelectronic charge coupled device (CCD)
yang berfungsi menangkap dan mentransmisikan gambar serta pintu
gerbang dari air and water nozzle, objective lense, iluminating lenses, dan
operating channel (Barthel et al. 2005).
12
bending section merupakan serangkaian metal yang menjadi engsel pada
distal tip. Dengan adanya bending section, distal tip dapat membelok
mengikuti arah angulation control knobs (Shumway dan Broussard 2003).
13
14
2.2 KOLONOSKOPI
2.2.1 DEFINISI
Indikasi
15
Terapeutik seperti polipektomi, pengambilan benda asing
Kontraindikasi
2.2.3 PERSIAPAN
Secara umum klien diminta untuk diet rendah serat selama 1-2 hari
sebelum pemeriksaan, istilah yang sering digunakan adalah makan bubur
kecap, malam sebelum tindakan klien diberi obat laksan dan diberikan
enema 1-2 jam sebelum tindakan kolonoskopi.
16
Pasien puasa, pada pagi hari sebelum tindakan, hanya boleh
minum air putih saja atau air manis
Tidak diperbolehkan minum air susu
Pagi hari buang air besar terlebih dahulu sebelum datang ke
ruangan pemeriksaan
Sesuai jam perjanjian pasien datang ke Unit Endoskopi untuk
minum cairan PEG sebanyak 1 liter untuk membersihkan sisa
kotoran yang masih ada di usus besar
Setelah minum cairan PEG pasien akan buang air besar, tunggu
sampai 2 jam atau sampai cairan feses berwarna sama dengan
cairan PEG yang diminum. Untuk menunjukkan daerah usus sudah
bersih dari sisa-sisa kotoran
2.2.4 PROSEDUR
17
Bagian dalam saluran usus besar akan terpantau secara jelas dan
cermat oleh kamera pada ujung serat optic, yang akan menyalurkan
gambar hasil pemeriksaan ke layar monitor untuk dianalisa oleh dokter
dan gambar daapat direkam dalam rekaman video tape.Prosedur ini
biasanya memakan waktu sekitar 20 menit atau bias lebih dilanjutkan
dengan tindakan pengangkatan polip. Bila dalam pemeriksaan ditemukan
adanya polip atau bagian usus besar yang harus diperiksa lebih detail,
dokter akan melakukan pengambilan [olip atau contoh jaringan pada
bagian yang dicurigai adanya kelainan tersebut, dengan menggunakan
alat yang sama. Contoh jaringan, selanjutnya akan diperiksa di
laboratorium patologi-anatomi untuk menentukan ada tidaknya sel-sel
ganas.
Divertikel kolon
- Protusi dinding kolon
- Berbentuk kantong dengan leher sempit
- Besarnya beberapa mm samapai 2 mm
- Divertikel sejati
Kantong terdiri dari semua / seluruh lapisan dinding kolon
- Divertikel palsu
18
Kantong hanya terdiri dari lapisan mukosa dan submukosa
Polyposis Kolon
- Herediter
- Polip majemuk
- Potensial ganas ( 60% kasus )
- Insiden pria = wanita
- Diagnose ditegakan berdasarkan riwayat polip keluarga, foto barium,
endoskopi
- Pencegahan dengan pemeriksaan berkala pada keluarga yang
beresiko
- Nyeri tumpul
- Teraba massa pada 1/3 kasus
- Anemia
- Sering diare
- Sifat tumor fungating dan besar ulseri rapuh
Karsinoma rectum
19
Hemoroid interna
Hemoroid Eksterna
Fisura Anus
Abses Anorektal
Fistel Perianal
Prolapse rectum
20
- Penyebabnya karena kelemahan otot dasar panggul, tekanan
abdomen yang meningkat
2.2.6 KOMPLIKASI
Gangguan kardiovaskuler dan pernafasan
Perforasi kolon
Perdarahan
Reaksi vasovagal
Distensi pasca kolonoskopi
Phlebitis
Infeksi
Volvulus
21
DAFTAR PUSTAKA
22