Sendi panggul bayi yang lunak dan masih terbentuk dari kartilago menyebabkan mudah
terjadi dislokasi ataupun subluksasi pada saat perkembangannya.
soket palsu di atas acetabulum dan m. psoas, menimbulkan suatu penampilan jam pasir
(hourglass). Pada saatnya otot di sekelilingnya menyesuaikan diri dengan memendek. (apley)
PROGNOSIS
Diagnosis dini pada pasien DDH semakin cepat dapat semakin baik prognosisnya karena
dapat mengurangi kecendrungan untuk mengalami komplikasi seperti avascular nekrosis yang
dapat menetap dan menyebabkan kecacatan pada sendi panggul. Semakin muda umur semakin
mudah penanganan dan hasil yang diharapkan semakin baik karena sendi panggul masih lunak
dan terdiri dari kartilago sehingga dengan reposisi diharapkan kembali normal.
MRI
MRI mampu dengan baik memvisualisasikan sendi panggul infantil, tapi tidak biasa
digunakan karena permasalahan biaya dan memerlukan sedasi. Kashiwagi dan asosiasi membuat
klasifikasi DDh berdasarkan MRI yaitu :
a. Grup 1 : sendi panggul dengan pinggiran asetabulum yang tajam dan keseluruhan dapat
di reduksi dengan palvik harness.
b. Grup 2 : sendi panggul dengan pinggiran asetabulum yang bulat dan hampir
keseluruhan dapat di reduksi dengan palvik harness
c. Grup 3 : sendi panggul dengan pinggiran asetabulum yang terbalik dan tidak dapat di
reduksi dengan palvik harness
MRI dapat menilai adanya pelebaran tulang iliaka, penyimpangan ke lateral bagian
superior dan posterior dari dasar asetabulum, pertumbuhan berlebihan dari kartilago asetabulum
dan kecembungan dari bagian posterior kartilago asetabulum (Hering J.A)
1. American Academy of Pediatrics. 2003. Hip Dysplasia (Developmental Dysplasia of The Hip. Di unduh
dari http://www.illinipediatrics.com/hip_dysplasia.pdf pada tanggal 11 Mei 2014 Pukul 20.00
WIB
2. Herring, J.A. Developmental Dysplasia of The Hip. Tadjidanss Pediatrics Orthopaedic Vol. 1 Ed.5.
Elsevier Saunders.
3.