Anda di halaman 1dari 6

D.

PENGENDALIAN LIMBAH INDUSTRI


1. LIMBAH PADAT
Limbah padat pada PT Madubaru PG-PG Madukismo berupa ampas tebu (bagasse).
Ampas tebu yang merupakan hasil pemerasan tingkat akhir, setelah dipisah dari air tebu/ nira .
Proses pemerasan tersebut berlangsung hingga lima kali menggunakan mesin penggilingan.
Kemudian ampas tebu tersebut dapat dimanfaatkan sebagai :
- Bahan bakar organik
Ampas tebu merupakan limbah yang dihasilkan pada proses awal penggilingan tebu
menjadi nira mentah. Limbah ini jumlahnya cukup banyak sehingga sangat bermanfaat jika dapat
diolah sehingga tidak mencemari lingkungan. PG. Madukismo memanfaatkan limbah ampas tebu
sebagai bahan bakar organik yang dikenal dengan istilah Biomass (bahan bakar organik) yang
diolah untuk menghasilkan listrik. PG Madukismo memiliki PLTU sendiri yang digunakan untuk
menghidupkan mesin-mesin pabrik.
- Blotong
Limbah padat Blothong yang dihasilkan oleh pabrik gula Madukismo mempunyai
volume yang cukup besar tiap harinya sekitar 100 ton/hari. Pabrik membeli seluas lahan di
sekitar pabrik untuk menempatkan limbah tersebut, karena limbah blothong biasanya dibuang
dengan cara penumpukan (open dumping). Blotong ini masih mengandung sejumlah belerang
sehingga baik untuk dijadikan sebagai bahan bakar. Pihak PG. Madukismo melakukan
pengovenan blotong pada oven dengan suhu 105 dalam kurun waktu 3 jam sebelum
membuangnya. Tujuan blotong di oven untuk mengurangi kadar air yang terdapat di blotong
tersebut, sehingga tidak menimbulkan bau yang sangat menyengat ketika dibuang.
- Batako
Bagasse atau ampas tebu yang dibakar akan menjadi arang, yang bermanfaat untuk pupuk
pertanian dan bahan bangunan (batako). Arang tersebut sebelum diolah dirubah dulu menjadi
abu.

Gambar 3.1. Ampas Tebu

Gambar 3.2. Batako hasil pengolahan ampas tebu

2. LIMBAH CAIR
Limbah cair yang dihasilkan dari PG Madukismo ada yang dimanfaatkan kembali
menjadi bahan baku pembuatan alcohol dan spiritus namun adapula yang dialirkan ke sungai
setelah dilakukan degradasi polutan sehingga lebih aman untuk lingkungan
- Limbah Cair Tetes sebagai Alkohol
Limbah cair tetes yang dihasilkan dari proses pengolahan tebu menjadi gula
dimanfaatkan PG. Madukismo sebagai alkohol. Alkohol yang diproduksi di P.S Madubaru
merupakan alkohol jenis etanol. Pembuatan alkohol ini merupakan salah satu upaya P.S
Madubaru untuk mengolah limbah. Alkohol dapat digunakan sebagai campuran kosmetik dan
industri farmasi. Tetes tebu sebelum menjadi alkohol akan mengalami tahap-tahap pengolahan.
Hasil akhir dari proses produksi alkohol adalah etanol yang memiliki kadar yang tinggi
yakni berkisar antara 94%-96%. Proses pengolahan limbah tetes ini selain dapat menyelamatkan
lingkungan dari pencemaran, juga dapat menghasilkan income untuk PG. Madukismo.

Proses pengolahan alkohol dapat dilihat pada lembar berikutnya :


a. Masakan
Tetes diencerkan dengan air sampai kadar tertentu dan ditambah nutrisi untuk
pertumbuhan ragi sebagai sumber Nitrogen dipakai pupuk urea dan sebagai sumber pospor
dipakai pupuk NPK, PH diatur sekitar 4,8 dengan H 2SO4 agar tidak terjadi kontaminasi dari
bakteri lain.
b. Peragian
Peragian dilaksanakan mulai volume3.010,18000 liter dan 75000 liter, waktu peragian
utama berkisar 50-60jam dan kadar alcohol disampai antara 9 sampai 10.
c. Penyulingan

Adonan yang telah selesai diragikan , dipisahkan alkoholnya (disuling) didalam pesawat
penyulingan yang terdiri dari 4 kolom dan penyulingan dilakukan dengan mengunakan tenega
uap dengan tekanan 0,5 kg/cm2 suhu 120C. Adapun pada tahap akhir penyulingan akan
menghasilkan alkohol murni dengan kadar 95%.
- Limbah cair yang tidak dapat diolah
Seluruh limbah cair yang tidak dapat diolah akan dikumpulkan ke kolam equalisasi
kemudian dialirkan kedalam bak penampungan yang terdiri dari :
a. Bak sedimentasi : digunakan sebagai penampungan sementara sebelum dialirkan ke bak
bakteri, didalamnya terdapat bakteri yang dorman.
b. Bak bakteri : terdapat bakteri Inola 22 yang berfungsi untuk mendegradasi polutan yang
terdapat

dalam

limbah

Gambar 3.3. :Aliran limbah cair

cair.

Hasilnya

akan

dialirkan

ke

sungai

Gambar 3.4. Tabung Equalisasi

Bedong

Gambar 3.5. Instalasi pengelolaan limbah

Gambar 3.6. Bak Sedimentasi dan Bak Bakteri

3. LIMBAH GAS
a. Gas belerang ( Sulfur )
Limbah berupa bau belerang yang dihasilkan selama proses pembuatan gula dan spiritus.
dikumpulkan oleh gas collector yang berupa cerobong asap yang dilengkapi filter sehingga kadar
belerang atau sulfur yang dikeluarkan dalam batas normal.
b. Bau busuk
Bau busuk lain yang dihasilkan dari proses pembuatan gula dan spiritus diminimalisir
dengan menggunakan local exhaust van yang kemudian dikeluarkan melalui ventilasi.
c. Uap-uap panas
Uap-uap panas yang dikeluarkan dari proses evaporasi dialirkan keluar lewat ketel uap.
Uap ini tidak berbahaya bagi lingkungan karena merupakan hasil evaporator dari bagian
pemasakan.

Gambar 3.7. Cerobong asap yang mengandung belerang

Gambar 3.8. Ketel Uap

Anda mungkin juga menyukai