Anda di halaman 1dari 8

BAB II

ILUSTRASI KASUS
ANAMNESA
Identitas pasien
Nama

: an. UA

Umur

: 12 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki


Suku

: Minang

Nama Ibu

: Naumi

Alamat

: Kubang Duo Nagari Bukit Batabuah Candung, Agam

ALLOANAMNESA
Seorang anak laki-laki umur 12 tahun masuk bangsal Anak RSAM pada tanggal 30
Oktober 2014 dengan :
Keluhan utama : Sembab di wajah sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat penyakit sekarang :
-

Riwayat terjatuh dan luka di lutut kiri 3 minggu sebelum masuk rumah sakit

Buang air kecil berwarna kemerahan seperti air cucian daging 9 hari sebelum masuk
rumah sakit. Nyeri saat buang air kecil tidak ada.

Sembab di wajah sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit, sembab dirasakan ketika
bangun pagi hari dan berkurang saat siang hari.

Nyeri Perut ada sejak 2 hari yang lalu

Demam tidak ada.

Nyeri menelan tidak ada.

Batuk dan influenza tidak ada.

Sesak napas tidak ada.

Buang air besar konsistensi dan warna biasa.

Riwayat penyakit dahulu


Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.
Riwayat penyakit keluarga :

Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit dengan sembab atau buang air kecil
keruh.
Riwayat persalinan :
Pasien anak ke 6 dari 8 bersaudara, lahir spontan cukup bulan di tolong bidan di Rumah
bersalin. Berat Badan Lahir 3300 gram, Panjang Badan Lahir 50 cm, langsung menangis
kuat.
Riwayat imunisasi :
BCG

: 0 bulan , scare (-)

DPT

: 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan

Polio

: 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan

Hepatitis : 2 bulan, 6 bulan


Campak

: 9 bulan

Kesan : imunisasi dasar lengkap sesuai umur


Riwayat pertumbuhan dan perkembangan fisik :
a. Pertumbuhan
Berat badan : 36 Kg
Tinggi badan : 147 cm
Kesan : pertumbuhan baik
b. Perkembangan fisik
-

Tengkurap

: 6 bulan

Duduk : 6 bulan

Berdiri

: 10 bulan

Berjalan

: 12 bulan

Bicara

: 12 bulan

Kesan : perkembangan baik


Riwayat Perumahan dan Lingkungan
Rumah tempat tinggal : Kayu
Sumber air minum

: Air sungai

Jamban

: Di luar rumah

Pekarangan

: cukup luas

Sampah

: Dijemput petugas

Kesan : Higienis dan sanitasi lingkungan kurang


Pemeriksaan fisik
Tanda vital :
-

Keadaan umum

: sakit sedang

Kesadaran

: sadar

Frekuensi nadi

: 130 x/menit

Frekuensi nafas

: 30 x/menit

Suhu

: 370C

BB

: 36 kg.

Tinggi badan

: 147 cm

Status gizi

: BB/U

: 90 %

TB/U

: 98,65 %

BB/TB

: 92,3 %

Kesan : Gizi Baik


- Edema

: Ada

- Sianosis

: tidak ada

- Anemis

: tidak ada

Pemeriksaan sistemik :
Kulit

: teraba hangat, turgor kembali lambat

Kelenjar getah bening : Tidak ditemukan pembesaran KGB


Kepala

: bulat, simetris. normocephal

Rambut

: hitam tidak mudah rontok

Mata

: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, ukuran


2mm/2mm, reflek cahaya +/+.

Telinga

: tidak ditemukan kelainan

Hidung

: tidak ditemukan kelainan.

Mulut

: mukosa bibir dan mulut basah, oral trush tidak ada

Tenggorok

: Tonsil T1 T1 Tidak Hiperemis, Faring tidak hiperemis

Leher

: JVP 5-2

Dada

Paru
-

Inspeksi

: Normochest, pergerakan simetris kiri dan kanan, retraksi epigastrium


tidak ada

Palpasi

: fremitus kiri sama dengan kanan.

Perkusi

: sonor

Auskultrasi

: suara nafas vesikuler, ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada

Jantung :
-

Inspeksi

: Iktus tidak terlihat

Palpasi

: Iktus teraba pada 1 jari medial Linea midklavikularis sinistra RIC V

Perkusi

Batas jantung atas : RIC II, kanan : Linea sternalis dextra, kanan : 1 jari

medial Linea midklavikularis sinistra RIC V


-

Auskultrasi

: irama jantung teratur, bising tidak ada

Abdomen :
-

Inspeksi

: distensi tidak ada

Palpasi: supel, hepar dan lien tidak teraba, ballotemen ginjal (-)

Perkusi

Auskultrasi

timpani
: bising usus (+) normal

Punggung

: Nyeri Ketok CVA (+)

Alat kelamin

: tidak ada kelainan, status pubertas A2P2G2

Anus

: colok dubur tidak dilakukan

Ekstremitas

: Akral hangat, perfusi baik, reflek fisiologis +/+, reflek patologi -/-

Pemeriksaan laboratorium :
Darah

: Hemoglobin

: 17.910/mm3

Leukosit
Urin

: Warna
Protein

: 16,9 gr/dl

: kuning
: (++++)

Reduksi : (-)
Bilirubin : (-)
Urobilin : (-)
Sedimen : Leukosit (+), eritrosit (+) 3, silinder (-), kristal (-),
epitel (+), bakteri (+)

Kesan : Proteinuria, Hematuria


Tinja

: Makroskopis : warna kuning, konsistensi cair, darah (-), lendir (-), pH netral
Mikroskopis : eritrosit (-), lekosit (-), telur cacing (-)

Kesan : Tidak ditemukan kelainan


Diagnosa kerja :
-

Glomerulonefritis Akut Pasca Streptococcus


DD / Sindroma Nefrotik

Pemeriksaan Anjuran :
-

Pemeriksaan Darah Lengkap :


LED

: 57

Trombosit

: 616.000

Albumin

:3

Na/ K/ Cl

: 127, 4/ 4,4 / 107,2

GDR

: 87

USG Ginjal : Kesan : Suspek Fokal Pielonefritis Dextra

ASTO : (+)

CRP

: (+)

Diagnosis :
-

Glomerulonefritis Akut Pasca Streptococcus

Terapi:

Bedrest

Diet MB RG 1

Amoxycillin 3 x 500 mg p.o

Captopril 3 x 15 mg p.o

Furosemid 1x 20 mg p.o

KCL 3 x 850 mg

FOLLOW UP :
Tanggal 3 November 2014
S/

- Bengkak di wajah masih ada


- Buang Air kecil seperti air cucian daging masih ada
- Nyeri perut masih ada
- demam tidak ada

O/ KU
Sedang

kes

nafas

nadi

sadar

20x

95x

suhu
370

TD
150/100 mmHg

Kulit

: teraba hangat

Mata

: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Thorax

: Jantung dalam batas normal


Paru dalam batas normal

Abdomen : distensi tidak ada, bising usus (+) normal, Hepar dan Lien tidak teraba,
Ballotemen Ginjal (-)
Punggung : Nyeri Ketok CVA (+)
Ekstremitas : akral hangat, perfusi baik
Kesan : Glomerulonefritis Akut Pasca Streptococcus dalam terapi
Th/ :

Bedrest

Diet MB RG 1

Amoxycillin 3 x 500 mg p.o

Captopril 3 x 15 mg p.o

Furosemid 1x 20 mg p.o

KCL 3 x 850 mg

Tanggal 4 November 2014


S/

- Bengkak di wajah sudah tidak ada


- Buang Air kecil warna kecoklatan
- Nyeri perut masih ada, sudah berkurang
- demam tidak ada

O/ KU
Sedang

kes

nafas

nadi

suhu

TD

sadar

20x

105x

36,80

120/70 mmHg

Kulit

: teraba hangat

Mata

: konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Thorax

: Jantung dalam batas normal


Paru dalam batas normal

Abdomen : distensi tidak ada, bising usus (+) normal, Hepar dan Lien tidak teraba,
Ballotemen Ginjal (-)
Punggung : Nyeri Ketok CVA (+)
Ekstremitas : akral hangat, perfusi baik
Kesan : Glomerulonefritis Akut Pasca Streptococcus dalam terapi
Th/ :

Bedrest

Diet MB RG 1

Amoxycillin 3 x 500 mg p.o

Captopril 3 x 15 mg p.o

Furosemid 1x 20 mg p.o

KCL 3 x 850 mg

BAB III
DISKUSI
Kasus diatas didiagnosis sebagai Glomerulonefritis Akut pasca streptococcus.
Dasar dari diagnosis pada pasien ini adalah dari anamnesis didapatkan adanya bengkak di
wajah sejak adanya mencret sejak 1 minggu sebanyak > 6 kali sehari, dengan jumlah
gelas per kali mencret, kondisi tersebut sangat mendukung bahwa ada infeksi gastrointestinal
pada anak tersebut. Anak dalam keadaan gelisah dan rewel saat dibawa ke IGD, masih mau
minum ASI. Dari pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum sedang, anak tampak gelisah,
nadi normal, pernapasan normal, mata cekung, air mata kering, mukosa mulut kering, turgor
kembali lambat yang mendukung diagnosis dehidrasi sedang. Pasien kehilangan berat badan
sekitar 5-10 %, dimana berat badan sebelum diare 5,6 Kg dan setelah diare turun menjadi 5,3
Kg. Pasien telah dikenal menderita epilepsi dan kontrol teratur dengan Sp.A (K) dan
mendapat obat Luminal 2 x 12,5 mg, Fenitoin 2x 12, 5 mg dan Piracetam 1 x cth. Saat ini
pasien tidak ada mengalami kejang.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit dalam batas normal,
makroskopis feses: lendir dan darah tidak ada yang menyingkirkan kemungkinan diare yang
disebabkan oleh bakteri . Jadi kemungkinan diare yang didapat oleh pasien ini disebabkan
oleh virus, dimana secara epidemiologis terbanyak disebabkan oleh Rotavirus.
Pada pasien ini dilakukan terapi B karena masuk ke IGD dalam keadaan dehidrasi
sedang. Pasien diberikan cairan IGFD Oralit 400 cc selama 3 jam = 44 tetes / menit (makro).
Nilai rehidrasi setelah 3 jam, hingga tercapai berat badan rehidrasi yaitu 5,6 kg. kemudian
dilanjutkan pemberian oralit 50 cc/ BAB encer. Pasien juga mendapat Zink 1x 20 mg,
Luminal 2 x 12,5 mg, Fenitoin 2 x 12,5 mg dan Piracetam 1 x cth. Pada pasien ini
dialnjutkan pemberian ASI OD, Tujuannya adalah untuk mencegah kekurangan gizi dan
mempercepat penyembuhan usus.
Pasien ini juga di diagnosis gizi kurang, diagnosis ini didasarkan pada persentase
BB/TB yaitu 82,35% Pada pasien ini tidak diperlukan terapi khusus, dapat dilanjutkan
pemberian ASI dengan tambahan berupa bubur susu dengan porsi lebih banyak sesuai dengan
makanan yang masuk dalam gizi seimbang.

Anda mungkin juga menyukai