ILUSTRASI KASUS
ANAMNESA
Identitas pasien
Nama
: an. UA
Umur
: 12 Tahun
: Minang
Nama Ibu
: Naumi
Alamat
ALLOANAMNESA
Seorang anak laki-laki umur 12 tahun masuk bangsal Anak RSAM pada tanggal 30
Oktober 2014 dengan :
Keluhan utama : Sembab di wajah sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat penyakit sekarang :
-
Riwayat terjatuh dan luka di lutut kiri 3 minggu sebelum masuk rumah sakit
Buang air kecil berwarna kemerahan seperti air cucian daging 9 hari sebelum masuk
rumah sakit. Nyeri saat buang air kecil tidak ada.
Sembab di wajah sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit, sembab dirasakan ketika
bangun pagi hari dan berkurang saat siang hari.
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit dengan sembab atau buang air kecil
keruh.
Riwayat persalinan :
Pasien anak ke 6 dari 8 bersaudara, lahir spontan cukup bulan di tolong bidan di Rumah
bersalin. Berat Badan Lahir 3300 gram, Panjang Badan Lahir 50 cm, langsung menangis
kuat.
Riwayat imunisasi :
BCG
DPT
Polio
: 9 bulan
Tengkurap
: 6 bulan
Duduk : 6 bulan
Berdiri
: 10 bulan
Berjalan
: 12 bulan
Bicara
: 12 bulan
: Air sungai
Jamban
: Di luar rumah
Pekarangan
: cukup luas
Sampah
: Dijemput petugas
Keadaan umum
: sakit sedang
Kesadaran
: sadar
Frekuensi nadi
: 130 x/menit
Frekuensi nafas
: 30 x/menit
Suhu
: 370C
BB
: 36 kg.
Tinggi badan
: 147 cm
Status gizi
: BB/U
: 90 %
TB/U
: 98,65 %
BB/TB
: 92,3 %
: Ada
- Sianosis
: tidak ada
- Anemis
: tidak ada
Pemeriksaan sistemik :
Kulit
Rambut
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Tenggorok
Leher
: JVP 5-2
Dada
Paru
-
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: sonor
Auskultrasi
Jantung :
-
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Batas jantung atas : RIC II, kanan : Linea sternalis dextra, kanan : 1 jari
Auskultrasi
Abdomen :
-
Inspeksi
Palpasi: supel, hepar dan lien tidak teraba, ballotemen ginjal (-)
Perkusi
Auskultrasi
timpani
: bising usus (+) normal
Punggung
Alat kelamin
Anus
Ekstremitas
: Akral hangat, perfusi baik, reflek fisiologis +/+, reflek patologi -/-
Pemeriksaan laboratorium :
Darah
: Hemoglobin
: 17.910/mm3
Leukosit
Urin
: Warna
Protein
: 16,9 gr/dl
: kuning
: (++++)
Reduksi : (-)
Bilirubin : (-)
Urobilin : (-)
Sedimen : Leukosit (+), eritrosit (+) 3, silinder (-), kristal (-),
epitel (+), bakteri (+)
: Makroskopis : warna kuning, konsistensi cair, darah (-), lendir (-), pH netral
Mikroskopis : eritrosit (-), lekosit (-), telur cacing (-)
Pemeriksaan Anjuran :
-
: 57
Trombosit
: 616.000
Albumin
:3
Na/ K/ Cl
GDR
: 87
ASTO : (+)
CRP
: (+)
Diagnosis :
-
Terapi:
Bedrest
Diet MB RG 1
Captopril 3 x 15 mg p.o
Furosemid 1x 20 mg p.o
KCL 3 x 850 mg
FOLLOW UP :
Tanggal 3 November 2014
S/
O/ KU
Sedang
kes
nafas
nadi
sadar
20x
95x
suhu
370
TD
150/100 mmHg
Kulit
: teraba hangat
Mata
Thorax
Abdomen : distensi tidak ada, bising usus (+) normal, Hepar dan Lien tidak teraba,
Ballotemen Ginjal (-)
Punggung : Nyeri Ketok CVA (+)
Ekstremitas : akral hangat, perfusi baik
Kesan : Glomerulonefritis Akut Pasca Streptococcus dalam terapi
Th/ :
Bedrest
Diet MB RG 1
Captopril 3 x 15 mg p.o
Furosemid 1x 20 mg p.o
KCL 3 x 850 mg
O/ KU
Sedang
kes
nafas
nadi
suhu
TD
sadar
20x
105x
36,80
120/70 mmHg
Kulit
: teraba hangat
Mata
Thorax
Abdomen : distensi tidak ada, bising usus (+) normal, Hepar dan Lien tidak teraba,
Ballotemen Ginjal (-)
Punggung : Nyeri Ketok CVA (+)
Ekstremitas : akral hangat, perfusi baik
Kesan : Glomerulonefritis Akut Pasca Streptococcus dalam terapi
Th/ :
Bedrest
Diet MB RG 1
Captopril 3 x 15 mg p.o
Furosemid 1x 20 mg p.o
KCL 3 x 850 mg
BAB III
DISKUSI
Kasus diatas didiagnosis sebagai Glomerulonefritis Akut pasca streptococcus.
Dasar dari diagnosis pada pasien ini adalah dari anamnesis didapatkan adanya bengkak di
wajah sejak adanya mencret sejak 1 minggu sebanyak > 6 kali sehari, dengan jumlah
gelas per kali mencret, kondisi tersebut sangat mendukung bahwa ada infeksi gastrointestinal
pada anak tersebut. Anak dalam keadaan gelisah dan rewel saat dibawa ke IGD, masih mau
minum ASI. Dari pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum sedang, anak tampak gelisah,
nadi normal, pernapasan normal, mata cekung, air mata kering, mukosa mulut kering, turgor
kembali lambat yang mendukung diagnosis dehidrasi sedang. Pasien kehilangan berat badan
sekitar 5-10 %, dimana berat badan sebelum diare 5,6 Kg dan setelah diare turun menjadi 5,3
Kg. Pasien telah dikenal menderita epilepsi dan kontrol teratur dengan Sp.A (K) dan
mendapat obat Luminal 2 x 12,5 mg, Fenitoin 2x 12, 5 mg dan Piracetam 1 x cth. Saat ini
pasien tidak ada mengalami kejang.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosit dalam batas normal,
makroskopis feses: lendir dan darah tidak ada yang menyingkirkan kemungkinan diare yang
disebabkan oleh bakteri . Jadi kemungkinan diare yang didapat oleh pasien ini disebabkan
oleh virus, dimana secara epidemiologis terbanyak disebabkan oleh Rotavirus.
Pada pasien ini dilakukan terapi B karena masuk ke IGD dalam keadaan dehidrasi
sedang. Pasien diberikan cairan IGFD Oralit 400 cc selama 3 jam = 44 tetes / menit (makro).
Nilai rehidrasi setelah 3 jam, hingga tercapai berat badan rehidrasi yaitu 5,6 kg. kemudian
dilanjutkan pemberian oralit 50 cc/ BAB encer. Pasien juga mendapat Zink 1x 20 mg,
Luminal 2 x 12,5 mg, Fenitoin 2 x 12,5 mg dan Piracetam 1 x cth. Pada pasien ini
dialnjutkan pemberian ASI OD, Tujuannya adalah untuk mencegah kekurangan gizi dan
mempercepat penyembuhan usus.
Pasien ini juga di diagnosis gizi kurang, diagnosis ini didasarkan pada persentase
BB/TB yaitu 82,35% Pada pasien ini tidak diperlukan terapi khusus, dapat dilanjutkan
pemberian ASI dengan tambahan berupa bubur susu dengan porsi lebih banyak sesuai dengan
makanan yang masuk dalam gizi seimbang.