1. Definisi
penyebab nyeri abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini menyerang semua
umur baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki
berusia 10 sampai 30 tahun dan merupakan penyebab paling umum inflamasi akut
pada kuadran bawah kanan dan merupakan penyebab paling umum untuk bedah
laparoscopic menjadi pilihan tindakan bedah yang lebih baik disbanding Open
treatment bedah, kondisi tertentu dapat dilakukan dengan terapi konservatif yaitu
a. Nyeri kuadran kanan bawah dan biasanya demam rinan, mual, muntah
b. Anoreksia, malaise
d. Konstipasi, diare
1
3. WOC
2
4. Pemeriksaan Penunjang
spesifik seperti fekalit dan pola gas dan cairan abnormal atau untuk
d. Pemeriksaan Laboratorium.
5. Penatalaksanaan
meliputi :
a. Sebelum operasi
1) Observasi
Dalam 8-12 jam setelah timbulnya keluhan, tanda dan gejala appendisitis
seringkali belum jelas, dalam keadaan ini observasi ketat perlu dilaksanakan.
Klien diminta melakukan tirah baring dan dipuasakan. Pemeriksaan abdomen dan
rektal serta pemeriksaan darah (leukosit dan hitung jenis) diulang secara
periodik, foto rontgen abdomen dan thotals tegak dilakukan untuk mencari
dengan lokalisasi nyeri di daerah kanan bawah dalam 12 jam setelah timbulnya
3
2) Antibiotik
saat, hingga 24 jam pasca operasi dan melalui cara pemberian intravena (IV).
b. Operasi
insisi pada abdomen bawah. Anastesi diberikan untuk memblokir sensasi rasa
sakit. Efek dari anastesi yang sering terjadi pada klien post operasi adalah
usus.
Empat jam pasca operasi klien sudah boleh melakukan mobilisasi bertahap,
dan dalam 8 jam pertama setelah perlakuan mobilisasi dini pada klien pasca
proses penyembuhan.
4
Operasi apendiktomi dapat dilakukan dengan 2 teknik, yaitu operasi
dilakukan dengan cara membuat sebuah sayatan dengan panjang sekitar 2 – 4 inci
pada kuadran kanan bawah abdomen dan apendiks dipotong melalui lapisan
lemak dan otot apendiks. Kemudian apendiks diangkat atau dipisahkan dari usus
sayatan kecil di perut sebagai akses, lubang pertama dibuat dibawah pusar,
dalam tubuh, melalui lubang ini pula sumber cahaya dimasukkan. Sementara dua
lubang lain di posisikan sebagai jalan masuk peralatan bedah seperti penjepit atau
melekat, kemudian apendiks diangkat dan dikeluarkan melalui salah satu sayatan
insisi sehingga pada klien post operatif apendiktomi dapat terjadi resiko infeksi
luka operasi.
c. Pasca operasi
dalam, syok, hipertermia atau gangguan pernapasan. Klien dibaringkan dalam posisi
terlentang. Klien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan. Puasa
5
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Data demografi
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri pada daerah abdomen kanan bawah yang menembus
Apakah anggota keluarga ada yang mengalami jenis penyakit yang sama.
konjungtiva anemis.
TD>110/70mmHg; hipertermi
tidaknya sumbatan jalan nafas, tidak ada gerakan cuping hidung, tidak
6
4) Sistem hematologi : terjadi peningkatan leukosit yang merupakan tanda
perjalanan penyakit.
3) Pola Eliminasi.
Penurunan daya konstraksi kandung kemih, rasa nyeri atau karena tidak biasa
BAK ditempat tidur akan mempengaruhi pola eliminasi urine. Pola eliminasi
4) Pola aktifitas.
Malas bergerak karena rasa nyeri, aktifitas biasanya terbatas karena harus
7
5) Pola sensorik dan kognitif.
8) Pola hubungan.
(D.0130)
(muntah). (D.0034)
8
3. Diagnosa, Tujuan, dan Kriteria Hasil sesuai SDKI, SLKI, SIKI
9
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Hipertermia Termoregulasi (L.14134) Manajemen Hipertermia (I.15506)
(D.0130) Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x8 jam diharapkan
suhu tubuh tetap berada pada rentang normal
Observasi:
Pengertian : Kriteria Hasil:
Suhu tubuh Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Identifikasi penyebab hipertermia (mis. dehidrasi,
meningkat di atas Meningkat Menurun terpapar lingkungan panas, penggunaan
rentang normal 1 Menggigil inkubator)
tubuh 1 2 3 4 5 Monitor suhu tubuh
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik Monitor kadar elektrolit
Memburuk Membaik Monitor haluaran urine
3 Suhu tubuh Monitor komplikasi akibat hipertermia
1 2 3 4 5 Terapeutik:
4 Suhu kulit
Sediakan lingkungan yang dingin
1 2 3 4 5
Longgarkan atau lepaskan pakaian
Basahi dan kipasi permukaan tubuh
Berikan cairan oral
Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
10
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Ansietas Tingkat Ansietas (l.09093) Reduksi Ansietas (I.09314)
(D.0080) Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam
diharapkan tingkat ansietas menurun Observasi:
Pengertian : Kriteria Hasil: Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
Kondisi emosi dan Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
pengalaman Memburuk Membaik Monitor tanda-tanda ansietas
subjektif individu 1 Konsentrasi Terapeutik:
1 2 3 4 5 Ciptakan suasana teraupetik untuk menumbuhkan
terhadap objek yang
2 Pola tidur kepercayaan
tidak jelas dan
1 2 3 4 5
spesifik akibat Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
antisipasi bahaya memungkinkan
Meningkat Menurun
yang memungkinkan 3 Perilaku gelisah
Pahami situasi yang membuat ansietas
Dengarkan dengan penuh perhatian
individu melakukan 1 2 3 4 5
4 Verbalisasi kebingungan Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
tindakan untuk
1 2 3 4 5 Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
menghadapi kecemasan
ancaman 5 Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi
1 2 3 4 5 Edukasi
6 Perilaku tegang Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
1 2 3 4 5 dialami
Informasikan secara faktual mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien
Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
ketegangan
Latih teknik relaksasi
11
4. Implementasi Keperawatan
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi, menuju status
merupakan perilaku atau aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh perawat untuk
edukasi.
5. Evaluasi Keperawatan
merupakan perbandingan sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati
dan tujuan atau kiteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Tujuan dari
(PPNI, 2019).
perawat secara langsung pada pasien dan yang dirasakan pasien setelah tindakan
keperawatan,
12
P (Planing): merupakan perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan,
yang pasien hadapi yang telah dibuat pada perencanaan tujuan dan kriteria hasil
13
DAFTAR PUSTAKA
Amir, E., & Bhabhor, V. P. (2022). Doubts, Problems and Certainties about
Acute Appendicitis (A. Guttadauro (ed.); First). IntechOpen.
Melendez, F., Fandino, J., & Alvarado, A. (2018). Current Issues in the
Diagnostics and Treatment of Acute Appendicitis (D. Garbuzenko (ed.);
First). IntechOpen.
Musiana, Hartoyo, M., & Hidayat, A. (2023). Buku Ajar Keperawatan Medikal
BEdah S1 Keperawatan Jilid II (Cetakan 1). Mahakarya Citra Utama.
14