A. Defenisi
Endoskop adalah suatu alat yang digunakan untuk memeriksa organ dalam tubuh
manusia. Dapat secara visual dengan mengintip menggunakan alat tersebut (rigid/
fiber – skop) atau langsung melihat pada layar monitor (skop evis), sehingga kelainan
yang ada pada organ tersebut dapat dilihat dengan jelas (Agus Priyanto, 2009 :13).
Salah satu peralatan endoskopi medical adalah fiberskop dimana bagian dari alat
masuk kedalam organ bagian dalam tubuh (saluran cerna) berbentuk pipa yang lentur
(fleksibel) dan di dalamnya terdapat serat-serat optic yang berfungsi sebagai pemungut
gambar serta pembawa cahaya. (Agus Priyanto, 2009 : 13).
Prinsip dasar dari Endoscop fibre-optic ini merupakan kumpulan serat fibre-optic
yang berdiameter 2-3 mm dan berisi sekitar 20.000 - 40.000 fibre-glass yang halus dengan
diameter 10 micro meter. Sinar yang berasal dari sumber cahaya ditransmisikan melalui
refleksi internal secara sempurna sampai kebagian distal sampai ke obyek yang akan dilihat.
Masing-masing fibre-optic masih diliputi lapisan glass dengan optical density yang lebih
rendah sehingga dapat menghindari kerusakan akibat sinar yang melewati bagian dalam fibre
tapi lapisan ini tidak menghantarkan sinar disamping itu masih ada ruang antar fibre yang
memberikan bayangan gelap yang menyerupai jala kecil-kecil yang biasa muncul pada
gambar. Hal ini agak berbeda dengan bayangan dari lensa yang rigid.
Suatu keuntungan fibreoptic ini adalah sangat fleksible walaupun alat dalam keadaan
membelok maksimal tanpa mengurangi kualitas gambar. Pada instrumen modern lensa
bagian distal yang terfokus pada obyek benar-benar terfixasi. Kedalaman fokus obyek yang
dapat diamati ialah 3mm sampai dengan 10-15cm. Bayangan gambar ini direkonstruksi pada
ujung distal alat dan diteruskan kemata melalui suatu lensa yang dapat diatur menyesuaikan
individu masing-masing.
Gambar : Endoskop
Endoskop adalah alat yang digunakan dalam pemeriksaan endoskopi. Alat ini
berbentuk pipa kecil panjang yang dapat dimasukkan ke dalam tubuh, misalnya ke lambung,
ke dalam sendi, atau ke rongga tubuh lainnya. Di dalam pipa tersebut terdapat dua buah serat
optik. Satu untuk menghasilkan cahaya agar bagian tubuh di depan ujung endoskop terlihat
jelas, sedangkan serat lainnya berfungsi sebagai penghantar gambar yang ditangkap oleh
kamera. Di samping kedua serat optik tersebut, terdapat satu buah bagian lagi yang bisa
digunakan sebagai saluran untuk pemberian obat dan untuk memasukkan atau mengisap
cairan. Selain itu, bagian tersebut juga dapat dipasangi alat-alat medis seperti gunting kecil,
sikat kecil, dll
Endoskop biasanya digunakan bersama layar monitor sehingga gambaran organ yang
diperiksa tidak hanya dilihat sendiri oleh operator, tetapi juga oleh orang lain di sekitarnya.
Gambar yang diperoleh selama pemeriksaan biasanya direkam untuk dokumentasi atau
evaluasi lebih lanjut.
Gambar : Foto hasil pemeriksaan endoskopi
Tindakan endoskopi adalah untuk mengamati struktur anatomi dan fisiologi saluran
pencernaaan (traktus digestivus) secara langsung dengan bantuan alat endoskopi beserta
asesorisnya. Pengamatan endoskopi pada saluran cerna bagian atas dikenal dengan istilah
esofago-gastro-duodenoskopi (EGD), sedangkan endoskopi, pada saluran cerna bagian
bawah dikenal dengan nama kolonoskopi. Esofago-gastro-duodenoskopi (EGD) merupakan
pemeriksaan di dalam saluran kerongkongan, lambung, dan usus 12 jari dengan
menggunakan endoskop serat optic atau EVIS (Elektronik Video Information System).
Tujuan dari pemeriksaan EGD adalah identifikasi kelainan selaput lendir di dalam saluran
kerongkongan, lambung, dan usus 12 jari. Ketepatan diagnostic EGD berkisar 80-90%,
bahkan bisa mencapai 100% bila dilakukan oleh tenaga yang sudah berpengalaman. Alat
endoskopi EGD umumnya dengan skop frontview (lensa kamera berada di ujung depan
skop). Sedangkan endoskop dengan skop sideview digunakan untuk ERCP (Endoskopic
Retrogade Cholangio Pancreatography) atau bila harus melihat dan melakukan biopsy
(mengambil jaringan dengan menggunakan jarum) pada kelainan yang terletak di sisi luar
saluran (misalnya kecurigaan tumor, dll).
Jenis-jenisnya cukup banyak karena saluran dalam tubuh manusia juga beragam.
Beberapa diantaranya jenis endoskop adalah :
1. Diagnostik
a. Untuk menentukan atau menegakkan diagnosis yang pada pemeriksaan radiologi
menunjukkan hasil yang meragukan atau kurang jelas.
b. Untuk menentukan diagnosis pada klien yang sering mengeluh nyeri epigastrum,
muntah-muntah, sulit atau nyeri telan. Sedangkan radiologi menunjukkan hasil yang
normal.
c. Melaksanakan biopsi atau sitologi pada lesi-lesi di saluran pencernaan yang diduga
keganasan.
d. Untuk menentukan sumber pendarahan secara cepat dan tepat.
e. Memantau residif pada keganasan maupun menilai klien pasca-bedah.
f. Menentukan diagnosis pada kelainan pankreatobiliter.
1) Persiapan umum
a. Psikologis
Memberikan penyuluhan atau bimbingan dan konseling keperawatan
kepada klien mengenai tujuan, prosedur, dan kemungkinan yang dapat terjadi
agar klien dapat membantu kelancaran pemeriksaan endoskopi antara lain dengan
mengurangi atau menghilangkan rasa cemas dan takut.
b. Administrasi
a) Mengisi surat pernyataan persetujuan tindakan (informed consent)
ditandatangani oleh klien atau keluarga.
b) Menjelaskan perihal pelaksanaan administrasi. Hal ini disesuaikan dengan
peraturan masing-masing rumah sakit.
2) Persiapan khusus
a. Endoskopi atas atau saluran cerna bagian atas (SCBA) atau
esofagogastroduodenoskopi (EGD) :
a) Puasa, tidak makan dan minum sedikitnya 6 jam sebelum pemeriksaan atau
tindakan endoskopi.
b) Gigi palsu dan kacamata harus dilepas selama pemeriksaan/tindakan
endoskopi.
c) Sebelum pemeriksaan atau tindakan endoskopi, orofaring disemprot dengan
xylocain spray 10% secukupnya.
b. Endoskopi bawah atau saluran cerna bagian bawah (SCBB) atau kolonoskopi:
a) Dua hari sebelum pemeriksaan dianjurkan diit rendah serat (bubur kecap atau
bubur maizena).
b) Minum obat pencahar (sodium bifosfat, disodium bifosfat, sodium klorida,
potasium klorida, sodium bikarbonat) misalnya fleet dan niflec.
2. Post Endoskopi:
a. Puasa 1 jam setelah tindakan
b. Obat-obatan yang diberikan selama pemeriksaan endoskopi membuat pasien merasa
mengantuk untuk itu pasien tetap berada di kamar pasien sampai efek obat-obatan
menghilang.
c. Hasil pemeriksaan endoskopi akan dijelaskan oleh dokter.
d. Pasien baru diperbolehkan makan atau minum satu jam setelah tindakan endoskopi.
e. Pasien tidak diijinkan mengemudi atau mengoperasikan mesin 12 jam pasca
tindakan.
1. Handling Alat
Alat harus diperlakukan dengan halus dan penuh kasih sayang. Tahapan yang
harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh untuk mencegah kerusakan alat dimulai dari
cara mengambil alat dari lemari penyimpanannya, membawa alat ke tempat pemeriksaan,
meletakkan alat pada sandaran Endoscop atau meja pemeriksaan, memasang alat pada
sumber cahaya, saat memulai tindakan, waktu manuver, observasi dan waktu menarik alat
dari pasien, melepas alat dari sumber cahaya, membersihkan alat, mengeringkan serta
mengembalikannya lagi ke lemari penyimpanan.
2. Peyimpanan
Tempat penyimpanan alat harus mempunyai suhu konstan di bawah 20ºC.
Kelembaban diusahakan stabil dengan memelihara silica gel yang harus selalu diganti,
bebas jamur dan bakteri. Lemari penyimpanan Endoscop didesain sesuai kebutuhan,
sandaran dibuat dengan kemiringan 60º dengan dilapisi peredam untuk melindungi dari
benturan sewaktu mengambil dan meletakkan Endoscop.
3. Pembersihan
Pembersihan alat endoscop melalui 3 tahapan yaitu: pembersihan, desinfektan dan
steril. Hati-hati terjadi kontaminasi infeksi yang sering terjadi pada paska skleroterapi.
Oleh karena itu perlu tindakan pembersihan yang baik. Kelalaian pada proses ini dapat
mengakibatkan terjadinya infeksi paska tindakan.
DAFTAR PUSTAKA
Bartiansyah, Eko. 2008. Panduan Lengkap : Membaca Tes Kesehatan. Jakarta :Penebar
Plus
Kee, Joyce LeFever. 1997. Buku Saku Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik
dengan Implikasi Keperawatan. Alih bahasa Easter Nurses, Ed MonicaEster. Jakarta :
EGC
Priyanto, Agus dan Sri, Lestari. 2008. Endoskopi Gastrointestinal. Jakarta : Salemba
Medika.