Anda di halaman 1dari 3

Nama : Maria H.S.

Hala Tokan

Nim : 191313063

Kelas : Tem C

1. Indikasi dan Kontraindikasi CT Scan


Berikut ini contoh penerapan metode CT scan pada sejumlah organ tubuh, di antaranya
adalah:

 Dada, untuk melihat adanya infeksi, emboli paru, kanker paru,


penyebaran kanker dari organ lain ke daerah dada, atau masalah pada jantung,
kerongkongan (esofagus), dan pembuluh darah besar (aorta).
 Perut, untuk mendeteksi terjadinya infeksi, kista, abses, tumor,
perdarahan, aneurisma, benda asing, dan pembesaran kelenjar getah bening, atau
melihat adanya divertikulitis serta radang usus buntu.
 Saluran kemih, untuk mendeteksi adanya infeksi di dalam saluran kemih, batu ginjal,
batu kandung kemih, penyakit terkait lainnya.
 Panggul, untuk mendeteksi adanya gangguan pada rahim, indung telur, saluran tuba,
atau kelenjar prostat.
 Tungkai atau lengan, misalnya untuk melihat kondisi lengan, bahu, siku,
pergelangan tangan, tangan, paha, tungkai, lutut, pergelangan kaki, atau kaki.
 Kepala, untuk melihat tumor dan infeksi, atau perdarahan dan keretakan tulang
tengkorak setelah cedera kepala.
 Tulang belakang, untuk melihat struktur dan celah tulang belakang, serta melihat
keadaan saraf tulang belakang.

Secara umum, CT scan merupakan pemeriksaan yang aman, cepat, dan tanpa rasa sakit.
Namun, CT scan sebaiknya tidak dilakukan pada ibu hamil karena paparan sinar radiasi dapat
menimbulkan bahaya terhadap janin. Penggunaan kontras pada CT scan juga perlu
dipertimbangkan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan alergi terhadap kontras.

2. Keuntungan MRI
MRI sangat ideal digunakan untuk :
- Mendiagnosa berbagai sklerosa ( multiple sclerosis / MS)
- Mendiagnosa tumor kelenjar putuiri dan otak
- Mendiagnosa infeksi dalam otak, tulang belakang atau sambungan
- Memvisualisasi ikatan sendi yang koyak di pergelangan tangan,lutut dan mata kaki.
- Memvisualisasi bahu yang luka-luka
- Mendiagnosa tendonitis
- Mengevaluasi tumor tulang, bisul dan cakram hernia atau bengkak dalam tulang belakang
- Mendiagnosa stroke pada tingkat awal.

3. Sebelum Melakukan CT Scan dan sebelum melakukan MRI


Ada berbagai alasan mengapa seseorang perlu melakukan CT Scan. Gambar yang dihasilkan
oleh CT Scan membantu dokter lebih mudah mendiagnosis penyakit yang dialami pasien.
Sebelum menjalani prosedur CT Scan, pasien perlu berkonsultasi pada dokter untuk
membahas keluhan yang dialaminya. 

Bila dokter merasa perlu melakukan CT Scan untuk keperluan diagnosis lebih lanjut, maka
dokter akan mengajukannya ke pasien. Dalam cranial CT Scan, kondisi-kondisi yang dapat
terbantu diagnosisnya adalah:

 Stroke.
 Tumor.
 Cacat lahir.
 Cedera pada otak.
 Pendarahan di otak.
 Aneurisma pada otak.
 Atrophia pada jaringan otak.
 Ketidaknormalan pada tengkorak.
 Pembuluh darah yang tidak normal.
 Hydrocephalus; penumpukan cairan di kepala. 
Sebelum menjalani prosedur CT Scan, pasien diharuskan melakukan berbagai tahap-tahap
persiapan. Persiapan tersebut antara lain adalah:

 Pasien diharapkan tidak makan minum beberapa jam sebelum menjalani prosedur CT
Scan. Pasien juga perlu berkonsultasi pada dokter apabila pasien memiliki alergi
tertentu yang bisa mempengaruhi jalannya prosedur CT Scan. 
 Pasien diharuskan tidak menggunakan berbagai macam objek berbahan metal seperti
kacamata dan perhiasan. Bila memungkinkan, pasien yang diharap melepas kawat
gigi bila menggunakan objek tersebut. Alat bantu juga perlu dilepaskan. Pasien
perempuan diharapkan tidak menggunakan bra berkawat. Segala macam tindikan juga
perlu dilepas. Hal ini perlu untuk mendapatkan gambar yang akurat terhadap organ
bagian dalam. 
 Informasikan kepada CT radiographer dan dokter bila memiliki penyakit seperti sel
mieloma, asma, gangguan pada jantung, diabetes, ginjal atau gangguan pada tiroid.
Idealnya, pasien harus memberitahu dokter bila sedang dalam proses pengobatan
penyakit lain. 
 Perempuan yang akan melakukan prosedur CT Scan harus menginformasikan ke
dokter jika dirinya sedang hamil.
 Pasien akan diinstruksikan untuk mengenakan pakaian khusus pasien
 Pasien harus menandatangani lembar persetujuan sebagai bukti kesepakatan antara
pasien dan pihak rumah sakit. Lembar persetujuan tersebut berisi resiko dan efek
samping yang akan dialami setelah prosedur CT Scan. Hal ini penting terutama bila
prosedur CT Scan menggunakan contrast yang akan dimasukan melalui mulut atau
intravena.
 Tidak ada persiapan khusus untuk pemeriksaan MRI. Hanya saja pasien akan diminta
untuk melepaskan beberapa benda-benda logam seperti :

-dompet, kartu kredit, dam kartu-kartu lainnya


-peralatan elektronik seperti telepon genggam
-alat bantu pendengaran (hearing-aid)
-perhiasan atau jam tangan
-bolpen, klip kertas, kunci, dan koin
-ikat rambut ,bulu mata palsu
-baju yang memiliki kancing logam / resleting logam
-sepatu, sabuk, pin, dsb.

Sebelum prosedur MRI pasien akan diminta untuk mengisi kuesioner / selembar
kertas mengenai keadaan pasien sebelum dilakukan pemeriksaan MRI. Selain itu
pasien akan ditanyakan juga riwayat kesehatan atau operasi sebelumnya.

4. CARA KERJA CT SCAN

Selama CT scan, pasien berbaring di atas meja yang bergerak melalui cincin seperti donat
yang dikenal sebagai gantry, menurut NIBIB. Gantry memiliki tabung sinar-X yang berputar
di sekitar pasien sambil menembakkan berkas sinar-X yang sempit ke seluruh tubuh. Sinar-X
diambil oleh detektor digital tepat di seberang sumber.

Setelah sumber sinar-X menyelesaikan rotasi penuh, komputer canggih menciptakan gambar
2D potongan tubuh itu, yang biasanya berkisar antara 0,04 hingga 0,4 inci (1 hingga 10
milimeter) tebal. Komputer kemudian menggabungkan beberapa irisan 2D untuk membuat
gambar 3D tubuh, sehingga memudahkan dokter untuk menentukan di mana masalah pasien
ada. Pemindaian itu sendiri biasanya memakan waktu kurang dari 15 menit tergantung pada
area tubuh yang dicitrakan.

Untuk memudahkan mengidentifikasi kelainan, pasien mungkin diberikan bahan kontras.


Solusi yang mengandung bahan kontras, seperti yodium atau barium, dimasukkan ke dalam
tubuh secara oral, rektal atau disuntikkan langsung ke aliran darah, tergantung pada jaringan
target. Bahan-bahan dalam larutan bekerja dengan mengubah sementara bagaimana sinar-X
berinteraksi dengan jaringan tubuh tertentu, yang membuat jaringan-jaringan itu tampak
berbeda pada gambar yang dihasilkan, menurut Masyarakat Radiologi Amerika Utara.
Kontras membantu dokter membedakan antara jaringan normal dan abnormal.

Anda mungkin juga menyukai