Anda di halaman 1dari 58

A.

GELOMBANG MEKANIK

1. Karakteristik gelombang

Gelombang mekanik adalah suatu gelombang yang dapat merambat bila ada medium
perambatan. Secara umum gelombang memiliki ciri: (perhatikan Gbr!)

 Amplitudo (A) adalah ketinggian maksimum puncak /lembah gelombang


A  Panjang gelombang (λ):jarak antara 2 puncak gelombang yang

t berturutan.
 Frekuensi (f) adalah siklus lengkap-yang melewati satu titik per waktu.
 Periode (T) adalah waktu yang berlalu antara dua puncak berurutan
 Kecepatan gelombang ( v ¿ adalah kecepatan puncak gelombang bergerak.

2. Gelombang berjalan Satu satu ujung seutas tali digetarkan, sehingga gelombang
merambat sepanjang tali, seperti pada gambar. Pada saat titik asal
getaran (titik O) telah bergetar selama t sekon, maka:
v
A x
 Lama waktu titik P bergetar adalah tP = t – ( ¿
v
P
 Simpangan getar titik P adalah:
O t
2π x
y= A sin
(t ± )
T v
x
atau y=± A sin( ωt ∓kx )
2π 2π
ω= ; k=
Keterangan: T λ
Tanda + jika gelombang merambat dari kanan ke kiri
Tanda – jika gelombang merambat dari kiri ke kanan
Tanda + (di depan Amplitudo) getar pertama ke atas
Tanda – (di depan Amplitudo) getar pertama ke bawah
y = simpangan getaran dititik berjarak x dari sumber getar (m)
A = amplitudo getaran/gelombang di titik asal (m)
k = bilangan gelombang(1/m)

 Sudut fase gelombang berjalan dirumuskan sebagai berikut:


2π x
θ= (t ± )
T v
θ=2 πφ
φ = fase gelombang

3. Kecepatan dan percepatan getar partikel.


 Kecepatan getar partikel di titik P adalah
turunan pertama simpangan partikel terhadap waktu di titik P,
dy
yaitu : vp= =ωA cos(ωt −kx )
dt
 Percepatan getar partikel di titik P adalah
turunan pertama kecepatan partikel terhadap waktu di titik P
2
yaitu: a p=−ω A sin ( ωt −kx )

1
4. Gelombang Stasioner
a. Gelombang stasioner oleh Pemantulan pada ujung Terikat
Gelombang datang (garis utuh) merambat ke kanan, yang kemudian
dipantulkan oleh dinding dan menghasilkan gelombang pantul yang
merambat ke kiri. Interferensi ke dua gelombang menghasilkan
gelombang Stasioner dengan Pola gelombang seperti gambar
disamping.

Simpangan partikel pada titik berjarak x dari ujung tetap /pantul


adalah: y=2 A sin kx cos ωt

Amplitudo gelombang stasioner = 2A sin kx


Dari gambar diperoleh,
 Simpul adalah titik yang
λ amplitudonya nol
 Letak titik simpul adalah x n+1= (2 n ) ; n=0,1,2 ,…
4  Perut adalah titik yang
amplitudonya maksimum.
 Letak simpul atau perut dari titik
λ
 Letak perut adalah x n+1= (2 n+1 ) ; n=0 ,1 , 2 … pantul = x
4

b. Gelombang Stasioner pada Ujung Bebas


Pola gelombang Stasioner pada ujung bebas adalah sperti
gambar di samping.

 Simpangan getar partikel pada titik berjarak x dari


titik pantul, yaitu y=2 A cos kx sin ωt
λ
 Letak simpul x n+1= (2 n+1 ) ; n=0 ,1 , 2 , …
 Letak simpul maupun perut di
4
hitung dari titik pantul
λ  Letak simpul/perut satu :n = 0, dst..
 Letak perut x n+1= (2 n ) ; n=0 ,1 , 2 , …
4

Latihan 1
Gelombang air laut mendekati mercusuar dengan cepat rambat 5 m/s. Jarak antara dua dasar
gelombang yang berdekatan 5m, (a) lukislah bentuk gelombangnya (b) jumlah puncak persekon
(c) waktu untuk dua puncak berurutan

Latihan 2
Dalam 30 sekon ada 10 gelombang laut yang melintas. Jika jarak antara puncak dan dasar
gelombang yang berdekatan 6m. (a) lukislah bentuk gelombangnya (b) periode gelombang
(c) panjang gelombangnya (d) cepat rambat gelombang

Latihan 3 Grafik simpangan terhadap waktu sebuah gelombang


meter seperti pada gambar. Tentukanlah
5
(a) Amplitudo
sekon (b) Periode
0 3 6 12 (c) Frekuensi gelombang
18 24

2
Latihan 4 meter
Dari grafik gelombang di
samping, tentukanlah besaran apa
kedudukan(m) saja yang dapat Anda laporkan
0 5 10 15 20
waktu (s)
0,1 0,2 0,3 0,4
Latihan 5.
Sebuah slinki menghasilkan gelombang longitudinal, seperti pada gambar berikut; Jika frekuensi
gelombang 50 Hz, berapa cepat rambat gelombang pada slinki?

5 cm
Latihan 6 (UN 2014/2015)
Garpu tala digetarkan menghasilkan gelombang pada udara seperti gambar. Jika cepat rambatnya
100 m/s dan jarak rapatan berturut – turut 14 m, maka frekuensi sumber (garpu tala) yang
dihasilkan adalah... .
a. 14,5 Hz b. 17,0 Hz c. 25,0 Hz d. 33,0 Hz e. 36,0 Hz

Latihan 7 (UN 2014/2015)


Perhatikan gambar gelombang longitudinal pada pegas berikut ini! Bila frekuensi gelombang
30 Hz, maka cepat rambat gelombang adalah ... .
a. 25 m/s
b. 15 m/s
c. 12 m/s
d. 10 m/s
150 cm
e. 6 m/s
Latihan 8
Sebuah gelombang berjalan dengan persamaan simpangan y=0,20 sin0,40 π ( 60 t−x ) cm .
Tentukanlah (a) arah perambatan gelombang (b) amplitudo gelombang (c) frekuensi gelombang
(d) bilangan gelombang (e) panjang gelombang (f) cepat rambat gelombang

Latihan 9
Rambatan gelombang berjalan pada tali seperti pada grafik berikut.

+4 cm
Jika AB ditempuh dalam waktu 0,4 sekon, maka
B
A persamaan gelombang berjalan tersebut adalah...
X = 2 cm

Latihan 10 Grafik di samping menunjukkan perambatan


gelombang pada tali. Jika periode gelombang 4 s,
maka persamaan gelombangnya adalah ...

3
Latihan 11
Persamaan simpangan gelombang berjalan y = 10 sin π (0,5t – 2x). Jika x dan y dalam meter serta
t dalam sekon, maka cepat rambat gelombang adalah ... m/s.

Latihan 12
Seutas tali sepanjang 100 cm yang salah satu ujung terikat direntang horisontal. Salah satu ujung
yang lain digetarkan harmonik naik turun dengan frekuensi ¼ Hz dan amplitudo 5 cm. Gelombang
tali merambat dengan kecepatan 2 cm/s. Letak perut ketiga dari titik asal getaran adalah...

Latihan 13. (UN 15/16)


Senar sepanjang 3 m diikat pada salah ujungnya dan ujung lainnya dihubungkan dengan vibrator.
Ketika vibrator digetarkan, pada senar terbentuk gelombang stasioner seperti hambar. Letak perut
ke 5 dari ujung terikat adalah ... .
a. 0,9 m
vibrator

b. 1,2 m
c. 2,5 m
d. 2,7 m 3m
e. 3,0 m

0,5 cm
Gelombang di permukaan air diidentifikasi pada
Latihan 14 B
A dua titik seperti gambar di samping ini.
Persamaan gelombang dengan arah rambatan dari
3 m; t= 6 s
A ke B adalah ... .

B. Gelombang Elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik merupakan perpaduan medan listrik dan medan magnetik yang
merambat saling tegak lurus (menurut Maxwell), seperti pada gambar.
Menurut Maxwell laju rambat gelombang elektromagnetik
1
ditentukan oleh: c=
√ μ0 ε 0
μ0 =¿permeabilitas vakum = 4 πx 10−7 Wb / Am
ε 0= permitivitas vakum=8,85418 x 10−12 C 2 / N m2
Jika nilai μ0 danε 0 dimasukkan maka diperoleh
c =2,99 x 108 m/s
1. Hubungan Antara Amplitudo Kuat Medan Listrik dan
Amplitudo Kuat Medan Magnet
Berdasarkan persamaan Maxwell, solusi dari gelombang bidang elektromagnetik adalah suatu
gelombang berjalan sinusoidal, dimana amplitudo E dan B adalah:
E=Em cos(kx−ωt ) Menurut Maxwell, pada setiap saat nilai perbandingan antara amplitudo
kuat medan listrik dan amplitudo kuat medan magnet dari suatu gelombang
B=Bm cos (kx−ωt)
Em E
elektromagnetik sama dengan cepat rambat cahaya; = =c
Bm B
4
2. Spektrum Gelombang Elektromagnetik

Gelombang elektromagnetik memiliki sifat- 1. Sinar gamma (1020 Hz – 1025Hz)


sifat sama seperti cahaya. Secara umum 2. Sinar X (1016 Hz - 1020Hz)
cepat rambat gelombang elektromagnetik 3. Sinar Ultraviolet (1015Hz – 1016Hz)
ditentukan oleh persamaan : c = λ. f 4. Cahaya tampak (4 x 1014Hz)
Spektrum gelombang elektromagnetik dari 5. Sinar Infrared (1011Hz – 1015Hz)
frekuensi besar sampai frekuensi terkecil 6. Gelombang mikro (1010 Hz – 1011 Hz)
seperti di samping 7. Gelombang radio dan televisi (30kHz-3GHz)

3. Manfaat/kerugian dari gelombang Elektromagnetik

a. Sinar Gamma
 Sifat : memiliki daya tembus paling besar
 Kegunaan: membunuh sel kanker, sterilisasi peralatan rumah sakit, memeriksa cacat pada
logam.

b. Sinar x
 Sifat: memiliki daya tembus besar (tetapi kurang dari sinar Gamma)
 Kegunaan:
 memotret: bagian dalam tubuh atau benda.
 Industri:Mendeteksicacat dan retak pada logam
 Penelitian: analisis struktur bahan.
 Kerugian: Jaringan sel manusia dapat rusak bila terlalu lama terkena sinar x

c. Sinar Ultraviolet
 Kegunaan:
 Membunuh bakteri dan virus
 Menyucihamakan ruang dan peralatan operasi
 Mengubah pro vitamin D menjadi vitamin D pada tulang.
 Kerugian : dapat menyebabkan warna kulit menjadi kehitaman, bahkan menjadi kanker kulit.

d. Sinar tampak
 Kegunaan: membuat sinar laser yang dipakai pada serat optik pada bidang telekomunikasi.

e. Sinar inframerah
 Kegunaan
 Mendeteksi sirkulasi darah, radang sendi, kanker
 Menyembuhkan penyakit cacar dan encok
 Pada remote control dan alarm pencuri
 Mengeringkan cat mobil secara cepat

f. Gelombang mikro
 Kegunaan:
 Dipakai pada mikrowave oven untuk memasak

5
 Dipakai pada pesawat RADAR

g. Gelombang Radio dan Televisi : kegunaannya sebagai pembawa informasi

6
C. Interferensi Cahaya
Syarat supaya terjadi interferensi cahaya adalah : dua sumber gelombang cahaya harus koheren
1. Interferensi Celah Ganda Young
Skematisasi percobaan interferensi celah ganda Young seperti pada gambar berikut.
S1 dan S2 adalah sumber cahaya kedua pada
layar pertama. Kedua sumber cahaya ini
Sumber koheren karena berasal dari sumber yang sama.
y
cahaya
Titik tengah Pola interferensi yang dihasilkan oleh sumber
terang pusat
O cahaya S1 dan S2 akan nampak pada layar C,
yang terdiri atas pita-pita terang dan gelap
yang silih berganti.

Pita terang terjadi ketika kedua sumber


Layar c
berinterferensi maksimum(konstruktif);

Pita gelap ketika berinterferensi minimum


(destruktif)

a. Pola maksimum terjadi jika beda lintasan sumber S1 dan S2 = 0, λ , 2 λ , 3 λ , ..

atau d sinθ =nλ n = 0, 1, 2,...

 Terang pusat jika n = 0;


 terang pertama jika n = 1

1 1 1
b. Pola minimum terjadi jika beda lintasan sumber S1 dan S2 = λ, 1 λ, 2 λ,..
2 2 2
1
atau d sinθ =(n+ ) λ n = 0, 1, 2,...
2

 Gelap pertama jika n = 0;


 gelap kedua jika n=1

y
c. Jarak terang ke – n dari terang pusat dinyatakan oleh: d L =n λ

y 1
d. Jarak gelap ke – n dinyatakan oleh : d =(n+ ) λ
L 2

Ket: d = jarak celah (m) n = orde interferensi


θ=¿ sudut deviasi λ=¿ panjang gelombang
y = jarak terang/gelap ke-n

7
e. Jarak pita terang dan pita gelap yang berdekatan

Jika jarak antara pita terang dan pita gelap yang


berdekatan diberi simbol ∆ y maka berlaku
T0

∆ y=
2d

2. Interferensi pada Lapisan Tipis


a. Pola konstruktif : m+( 12 ) λ=2n tcos θ t

b. Pola destruktif:mλ=2n t cos θt

Ket: t = tebal lapisan m = bil. Bulat


n = index bias lapisan θt = sudut bias

Latihan 1
Dua celah dengan jarak 0,3 mm disinari tegak lurus. Pita terang kedua terletak 2 cm dari pita terang
ke-nol pada layar yang jaraknya 5m dari celah. Tentukan panjang gelombang sinar yang dipakai.

Latihan 2
Perhatikan gambar berikut! Sumber cahaya S1 dan S2 terpisah pada diagram interferensi konstruktif.
4,8 mm
5 mm

2,4 m

Panjang gelombang cahaya yang berasal dari sumber S1 dan S2 adalah...


Latihan 3
Cahaya monokromatik dilewatkan pada dua celah sempit yang berjarak 0,1 mm. Pola interferensi
ditangkap dengan layar yang berjarak 1,2 m dari celah. Jika panjang gelombaang cahaya 5000 Ȧ ,
tentukanlah jarak pita terang orde ke-2, dari terang pusat.
Latihan 4
Cahaya dengan panjang gelombang 5x10-7 m datang pada celah kembar Young yang jaraknya 2x 10-1
mm. Pola yang terjadi ditangkap pada layar yang berada 1 meter dari celah. Jarak antara dua
buah garis terang adalah... terang
Latihan 5
7,5 mm
Perhatikan gambar berikut!
0,2 mm

1m

Page 8
Panjang gelombang sinar yang dipakai adalah... .
Latihan 6 A

Perhatikan gambar berikut!


0,06 mm Terang pusat
2m

Jika Panjang gelombang berkas cahaya yang digunakan dalam percobaan interferensi celah ganda
Young 5000 A0, maka jarak terang titik A dari terang pusat adalah...
Latihan 7
Cahaya monokromatik dengan panjang gelombang 600 nm jatuh pada celah ganda. Jarak layar
terhadap celah sejauh 100 cm. Jika jarak antara terang pusat dengan gelap pertama 2 mm, jarak kedua
celah adalah... .
A
Latihan 8
Perhatikan diagram interferensi
P
2mm
celah ganda di samping. Jika panjang gelombang
berkas cahaya yang digunakan 800 nm,
60 cm
maka jarak titik A ke titik P adalah ... .

Latihan 9 (UN 15/16)


Dua celah sempit yang trepisah pada jarak 2 mm disinari secara tegak lurus. Pada layar yang jaraknya
1 meter dasri celah, terbentuk garis terang ke 4 yang terletak 1 mm dari garis terang pusat. Panjang
gelombang sinar yang dipakai adalah ... .
a. 24 x 10 – 6 m d. 2,0 x 10 – 6 m
b. 8,0 x 10 – 6 m e. 0,5 x 10 – 6 m
c. 3,7 x 10 – 6 m

3. Difraksi CELAH Tunggal


Cahaya selain dapat mengalami interferensi, juga mengalami difraksi (pelenturan). Difraksi cahaya
terjadi bila cahaya melewati celah sempit. Pola yang terjadi pada layar sama seperti pola interferensi
pada celah Ganda Young, yaitu berupa Pita Terang-Gelap berselang-seling.
dp
Pola minimum terjadi memenuhi persamaan : d sin θ=m λ atau =mλ ;
L
Dengan m = 1, 2, 3, ... dimana, m = 1 (gelap pertama); m = 2 (gelap kedua), dst.
dp 1
Pola maksimum terjadi memenuhi persamaan : =(m+ ) λ , dengan m = 1, 2, ...
L 2
dimana, m = 1 (terang pertama); m = 2 (terang kedua), dst

Latihan 1
Sebuah celah lebarnya d disinari cahaya dan menghasilkan pola terang-gelap pada layar. Berapa nilai
d minimum untuk cahaya merah yang memiliki panjang gelombang 650 nm jika sudut jatuhnya 300?

Page 9
Latihan 2
Gambar di bawah merupakan percobaan pada celah tunggal untuk mengukur salah satu panjang
gelombang cahaya. Berdasarkan data – data pada gambar maka panjang gelombang cahaya yang
digunakan adalah..

Latihan 3
Sebuah pola difraksi terjadi pada percobaan celah tunggal dengan lebar celah 4 mm dan sudut pada
orde terang ke 4 adalah 30o. Panjang gelombang sinar yang digunakan adalah... .
Latihan 4
Cahaya dengan panjang gelombang 5.500 Ao (1 Ao = 10–10 m) dijatuhkan pada celah tunggal.

Berdasarkan data – data yang terdapat pada gambar di atas, maka lebar celah adalah ... .

4. Difraksi Pada Kisi


Selain terjadi pada celah sempit (celah tunggal), difraksi juga bisa terjadi pada kisi.
Kisi adalah sejumlah celah sempit sejajar dan terpisah dengan jarak yang sama. Dalam satu
ukuran tertentu (misalnya ukuran 1 cm, disebut satu kisi) terdapat sejumlah N celah/goresan.
Dengan demikian jarak antara celahnya memenuhi persamaaan : 1
d= N

Pola terang-gelap yang terbentuk pada layar akibat difraksi oleh kisi sama dengan pola hasil
interferensi pada celah Ganda Young. Jadi:
d. y
Pola maksimum (garis Terang), memenuhi : d sin θ=m λ atau =m λ ;
L

Pola minimum (pita gelap) memenuhi dy 1


=(m+ ) λ
L 2

Page 10
KET: d = jarak antara celah ( konstanta kisi)
jumlah goresan
N=
cm(atau satuanlain)
Latihan 1
Seberkas cahaya jatuh tegak lurus pada kisi yang terdiri dari 5000 garis tiap cm. Sudut difraksi terang
orde ke-2 adalah 300. Tentukan panjang gelombang cahaya tersebut.
terang
Latihan 2
Perhatikan gambar berikut! 75 cm
45

Berkas cahaya monokromatik digunakan menyinari


secara tegak lurus suatu kisi. Berdasarkan diagram tersebut,
maka panjang gelombang cahaya yang digunakan adalah... .
Latihan 3
Cahaya hijau (λ= 5400 Ȧ ) didifraksikan oleh kisi dengan 2000 garis/cm. Spektra orde tertinggi yang
diamati adalah...
Latihan 4
Seberkas cahaya monokrokatik dengan panjang gelombang 500 nm tegak lurus pada kisi difraksi.
Jika kisi memiliki 400 garis tiap cm dan sudut deviasi sinar 30 0 maka banyaknya garis terang yang
terjadi pada layar adalah... .
Latihan 5 terang
Perhatikan gambar percobaan kisi difraksi
80 cm
di samping!Jika cahaya yang digunakan
panjang gelombangnya 5000 A0,
10 cm
maka konstanta kisi adalah...
Latihan 6
Sebuah kisi yang terdiri dari 5000 goresan setiap centimeter disinari berkas cahaya monokromatik
dengan panjang helombang 6000 Ȧ sehingga diperoleh peristiwa difraksi pada layar yang berjarak
100 cm dari kisi. Jarak terang ke- 3 dari terang pusat adalah....

GELOMBANG BUNYI
A. Cepat Rambat Bunyi
Hasil bagi jarak tempuh gelombang bunyi dengan waktu yang dibutuhkan disebut kecepatan rambat
s
bunyi. Jadi v=
t
Bunyi dapat merambat dalam zat padat, cair, atau gas.

 Cepat rambat bunyi dalam zat padat v=


√ E
ρ
; E = modulus Young (N/m2)

 Cepat rambat bunyi dalam gas v= γ


√ P
ρ
;

Page 11
P = tekanan gas; ρ = massa jenis gas; γ = tetapan Laplace (untuk gas diatomik γ = 1,4)

Persamaan dasar cepat rambat bunyi dalam gas v= γ

R = tetapan umum gas = 8 300 J kmol-1K-1;


√ RT
M
;

M = massa molekul
B. Sifat-Sifat Gelombang dari Bunyi
Gelombang bunyi dapat mengalami:
 Pemantulan; karena sifatnya ini maka pada gedung konser dipasang peredam suara. Berkaitan sifat
ini muncul peristiwa gaung dan gema.
 Difraksi; karena sifatnya ini maka bunyi dapat didengar telinga, walaupun ada pengahalang antara
sumber dan pendengar.
 Pembiasan; karena bunyi dapat membias maka ada perbedaan cepat rambatnya ketika melewati
dua medium yang berbeda kerapatan.
 Interferensi;
C. EFEK DOPLER
Secara umum efek Dopler dialami ketika ada suatu gerak relatif antara sumber gelombang dengan
pengamat.
Ketika sumber bunyi dan pengamat bergerak saling mendekat, pengamat mendengar frekuensi bunyi
yang lebih tinggi daripada frekuensi bunyi yang dipancarkan sumber tanpa adanya gerak relatif;
Ketika sumber bunyi dan pengamat bergerak saling menjauh, pengamat mendengar frekuensi bunyi
yang lebih rendah daripada frekuensi bunyi yang dipancarkan sumber tanpa adanya gerak relatif
Frekuensi bunyi yang didengar pengamat dapat ditentukan dengan persamaan:
v ±vp
 f p= f (tanpa angin)
v ± vs s

( v + v w )−v p
 f p= fs
( v + v w )−v s
Ket : f p = frekuensi yang didengar ; f s = frekuensi sumber;
v s=kecepatan sumber ; v p =kecepatan pengamat ; v =
kecepatan bunyi di udara; v w = kecepatan angin

Latihan 1
Mobil pemadam kebakaran sedang bergerak dengan laju 20 ms -1 sambil membunyikan sirene pada
frekuensi 400 Hz (cepat rambat bunyi di udara 300 ms -1). Jika mobil pemadam kebakaran
bergerak menjauhi seseorang yang sedang berdiri di tepi jalan, maka orang tersebut akan mendengar
bunyi sirene pada frekuensi...
Latihan 2
Pengeras suara dari menara tanda bahaya berbu nyi pada frekuensi 670 Hz. Sebuah mobil mendekati
menara tersebut dengan kelajuan 90 km.jam -1. Jika cepat rambat bunyi di udara saat itu adalah 335
ms-1, maka frekuensi bunyi pengeras suara yang didengar oleh sopir mobil tersebut adalah...
Latihan 3
Lokomotif kereta api melaju dengan kecepatan 72 km. Jam -1 mendekati palang pintu kereta sambil
membunyikan peluit dengan frekuensi 1600 Hz. Bila kecepatan bunyi merambat di udara 340 ms-1,
maka frekuensi peluit yang didengar oleh penjaga palang pintu kereta adalah...
Page 12
Latihan 4
Dua buah mobil masing-masing bergerak saling mendekati dengan kelajuan 30 m/s dan 10 m/s.
Mobil pertama membunyikan sirene dengan frekuensi 620 Hz. Jika cepat rambat bunyi di udara 340
m/s, berapakah frekuensi bunyi sirene yang terdengar oleh sopir...
Latihan 5
Sebuah kereta bergerak menjauhi stasiun dengan kelajuan 72 km/jam sambil membunyikan peluit
dengan frekuensi 720 Hz. Jika cepat rambat bunyi di udara 340 m/s, maka frekuensi yang didengar
pengamat yang bergerak mengejar kereta dengan laju 36 km/jam.

Latihan 6
Untuk soal nomor 5, jika pendengar bergerak dengan kelajuan 36 km/jam berlawanan dengan arah
gerak kereta, maka frekuensi yang didengar pendengar adalah...
Latihan 7
Siregar memacu motornya dengan kelajuan v1, karena dikejar mobil patroli yang bergerak dengan
kelajuan v2, sambil membunyikan sirene dengan frekuensi f2. Jika kelajuan bunyi di udara adalah v,
frekuensi bunyi yang didengar oleh siregar adalah...
Latihan 8 (UN 15/16)
Sebuah mobil ambulans bergerak dengan kecepatan 72 km/jam sambil membunyikan sirine dengan
frekuensi 1500 Hz. Pengendara sepeda motor beregerak dengan kecepatan 20 m/s berlawanan arah
dengan mobil ambulans. Jika cepat rambat bunyi di udara 340 m/s, maka perbandingan frekuensi
yang didengar oleh pengendara sepeda motor sewaktu mendekat dan menjauhi mobil ambulans
adalah ... .
a. 25 : 36 d. 81 : 64
b. 36 : 49 e. 100 : 61
c. 64 : 81

D. PELAYANGAN BUNYI
Jika dua sumber bunyi yang frekuensinya berbeda
sedikit dibunyikan secara serentak, maka akan menghasilkan kuat bunyi naik dan turun secara
periodik. Peristiwa ini disebut layangan bunyi.
Satu layangan didefinisikan sebagai gejala dua bunyi keras atau bunyi lemah yang terjadi secara
berurutan. ( 1 layangan = keras – lemah – keras ; atau 1 layangan = lemah – keras – lemah )
Frekuensi layangan bunyi ditentukan: f L =f 1−f 2

E. Gelombang Stasioner Pada Sumber Bunyi.


1. Cepat rambat Gelombang Transversal Pada Dawai
Hasil percobaan Melde diperoleh bahwa cepat rambat gelombang transversal pada dawai adalah
sebanding dengan akar kuadrat gaya tegangan ( v ≈ √ F ¿ dawai dan berbanding terbalik dengan

akar kuadrat massa per panjang dawai ( v ≈


m
1
√μ
¿ atau secara matematika dinyatakan oleh: v= F
μ √
→ μ=
L

Page 13
m = massa tali L = panjang tali.

Latihan 1
Dalam perangkat percobaan Melde, dawai yang ditegangkan diantara kedua jembatan memiliki
panjang 1 meter dan massa 25 gram. Jika massa beban yang digantung adalah M = 250 gram,
tentukanlah cepat rambat gelombang transversal yang merambat dalam dawai (ambil g = 10 m/s2)
Latihan 2
Tali yang panjangnya 5,0 m, dtegangkan oleh gaya 2,0 N dan digetarkan. Jika cepat rambat
gelombang transversal dalam tali adalah 40 m/s, tentukanlah massa tali (nyatakan dalam gram).

2. Resonansi pada Dawai


Gelombang stasioner transversal pada dawai, terdiri dari sejumlah perut dan simpul. Perhatikan
seutas dawai dengan panjang L yang diikat kedua ujungnya, seperti pada gambar berikut. Jika dawai
tersebut digetarkan, maka akan timbul berbagai nada.
Nada Dasar,
λ
L = 1 ; maka
2
v
f 1=
L 2L
Nada Atas Satu,
L = λ ; maka
2v
f 2=
2L

Secara umum frekuensi gelombang setiap nada pada dawai, dinyatakan: f n=


nv
=
2L 2L
n
√ F
μ

¿
n
2L √ F
ρA
Persamaan di atas dikenal sebagai hukum Marsene, dengan pernyataan:
Frekuensi senar yang kedua ujungnya terikat adalah :
a. Berbanding terbalik dengan panjang senar
b. Berbanding lurus dengan akar kuadrat dari gaya tegangan senar
c. Berbanding terbalik dengan akar kuadrat dari massa jenis bahan senar
d. Berbanding terbalik dengan akar kuadrat dari luas penampang senar.

Latihan 1
Tentukanlah empat harmonik pertama dari seutas senar yang panjangnya 2,0 m, jika massa senar per
satuan panjang adalah 2,5 x 10-3 kg/m, dan senar di tegangkan oleh gaya 100 N
Latihan 2
Sepotong dawai yang panjangnya 80 cm dan massanya 16 gram dijepit kedua ujungnya dan terentang
tegang dengan tegangan 800 N. Frekuensi nada atas ke satu yang dihasilkan adalah....

Page 14
3. Gelombang Transversal Pada Pipa Organa
Pipa organa adalah alat yang menggunakan kolom udara sebagai sumber bunyi. Frekuensi alami pipa
organa bergantung pada panjang pipa dan keadaan ujung pipa organa: terbuka atau tertutup.
a. Pipa organa terbuka
Pola frekuensi hasil resonansi pada pipa organa terbuka adalah sebagai berikut.

λ1
Nada dasar, L = ,
2
v
maka f 1=
2L
L
Nada Atas Satu,
L = λ ; maka
2v
f 2=
2L

v
Secara umum frekuensi resonansi pipa organa terbuka adalah : f n=n
2L
b. Pipa organa tertutup
Pola resonansi gelombang pada pipa organa tertutup adalah:
Nada Dasar,
λ v
L= 1 ; maka f 1=
4 4L
L
Nada Atas Satu,
3 3v
L= λ; maka f 2=
4 4L
Secara umum frekuensi alamiah pipa organa tertutup adalah :
v
f n=n
4L
Latihan 1
Berapa frekuensi dasar dan frekuensi tiga nada tambahan pertama untuk pipa organa yang
panjangnya 26 cm pada suhu 200C jika pipa tersebut (a) terbuka dan (b) tertutup.

F. INTENSITAS dan TARAF INTENSITAS BUNYI


Gelombang memindahkan energi dari satu tempat ke tempat lain. Energi yang dibawa gelombang
sebanding dengan kuadrat amplitudo, (dalam persamaan dinyatakan oleh E = ½ k y2)

Energi yang dipindahkan oleh gelombang biasanya dinyatakan dalam intensitas gelombang.
Intensitas gelombang (diberi lambang I) didefinisikan sebagai daya gelombang yang dipindahkan
melalui bidang seluas satu satuan yang tegak lurus pada arah cepat rambat gelombang. Secara
matematis ditulis:
P Watt
I= ( ) ; A = Luas bidang
A m2
Jika gelombang memancar dari sumber ke segala arah dan medium yang dilewatinya isotropik, maka
muka gelombang yang dipancarkannya berbentuk bola. Luas permukaan yang dilewatinya
merupakan “luas permukaan bola”
Page 15
Karena energi sebanding dengan kuadrat amplitudo maka demikian juga halnya dengan intensitas
gelombang. ( I y 2 ) ; y = Amplitudo

Energi adalah kekal, sehingga “makin jauh dari sumber, amplitudo gelombang mengecil secara
berbanding terbalik dengan jaraknya dari sumber” atau dalam persamaan matematik dinyatakan
oleh:
y2 r1
=
y1 r2
Berdasarkan persamaan I = P/A ( dimana A= 4 π r2) maka jika daya keluaran dijaga tetap diperoleh
bahwa makin jauh dari sumber , intensitas gelombang mengecil secara berbanding terbalik dengan
kuadrat jaraknya dari sumber.
Untuk dua titik yang berjarak r1 dan r2 dari sumber di peroleh perbandingan intensitas gelombangnya
sebagai berikut: 2
I 2 r1
=
I 1 r 22

Latihan 1
Jika intensitas gelombang gempa bumi yang berjarak 100 km dari sumbernya adalah 1,0 x 106 W/m2,
berapa intensitas gelombang di suatu tempat yang jaraknya 400 km dari sumber?

Latihan 2
Jarak titik P ke sumber gempa dua kali jarak titik Q ke sumber gempa. Jika intensitas gempa di Q
sama dengan 6 x 105 W/m2, maka intensitas gempa di titik P adalah...
Latihan 3
Intensitas gempa dilokasi yang berjarak 300 km dari pusat gempa adalah 4,0 x 108 W/m2. Berapa
intensitas gempa di titik B yang berjarak 100 km dari pusat gempa?
Latihan 4 (UN 15/16)
Jika titik P merupakan sumber bunyi yang memancarkan ke segala arah, maka perbandingan
intensitas bunyi di titik S, R, dan Q berturut – turut adalah ... . S
a. 16 : 25 : 100
b. 16 : 50 : 200
4 m
c. 32 : 50 : 100
d. 36 : 25 : 100
R P
e. 72 : 25 : 200 3m Q 3m

TARAF INTENSITAS BUNYI


Ketinggian bunyi berkaitan dengan intensitas gelombang bunyi. Telinga manusia dapat mendeteksi
bunyi dengan intensitas serendah 10-12 W/m2 dan setinggi 1 W/m2 (bahkan lebih tinggi, walaupun ini
akan menyakitkan). Karena jangkauan intensitas yang begitu besar, telinga manusia menganggap
kenyaringan tidak sebanding dengan intensitas bunyi. Karena sensasi ini, maka biasanya tingkat

Page 16
intensitas bunyi dinyatakan dengan skala logaritmik. Satuan skala ini bel (dari nama Alexander
Graham Bel). Secara umum biasanya dinyatakan dalam desibel (dB) ; (1 bel = 10 dB).

Tingkat intesitas TI dari bunyi didefinisikan dalam intensitasnya I, adalah:

I
TI (dalam dB) = 10 log I
0

I0 = intensitas tingkat acuan/ambang


pendengaran (1,0 x 10-12W/m2).

Latihan 1
Gelombang bunyi dipancarkan dari sumber dengan daya 3,6 π mW. Tentukanlah : (a) intensitas
bunyi, dan (b) taraf intensitas bunyi pada jarak 3 m dari sumber.
Latihan 2
Taraf intensitas bunyi sebuah mesin rata-rata 45 dB. Apabila 100 mesin dihidupkan bersamaan, taraf
intensitas bunyinya sebesar... Db.
Latihan 3
Seratus buah sirene yang identik dibunyikan serentak menghasilkan taraf intensitas bunyi 60 dB. Jika
intensitas ambang bunyi 10-12 Wm-2, besarnya intensitas bunyi sebuah sirene adalah... .
Latihan 4
Seorang pengamat mendengar taraf intensitas bunyi sebesar 45 dB saat berada sejauh 5m dari sumber
bunyi. Berapa taraf intensitas bunyi jika pengamat berada pada jarak 50 m dari sumber bunyi?
Latihan 5
Taraf intensitas bunyi sebuah mesin rata-rata 40 dB. Jika beberapa buah mesin identik dibunyikan
secara serentak menghasilkan taraf intensitas 60 dB, berapa jumlah mesin tersebut?

Latihan 6
Pada jarak 100 m dari suatu sumber bunyi terdengar bunyi dengan taraf intensitas 35 dB. Pengamat
yang berada pada jarak 10 m dari sumber bunyi akan mendengar taraf intensitas bunyi sebesar... .
Latihan 7
Sebuah motor yang sedang digunakan memiliki intensitas bunyi 10 -8 W/m2. Jika 10 motor yang
identik dibunyikan bersama-sama, taraf intensitas bunyi yang terdengar sebesar...
Latihan 8
Taraf intensitas bunyi di suatu titik yang berjarak 3 m dari sebuah sumber adalah 50 dB. Berapakah
taraf intensitas bunyi di titik tersebut jika jumlah sumbernya 100 buah (sumber bunyi identik).
Latihan 9
Perhatikan tabel taraf intensitas setiap sumber bunyi berikut!
Jika 100 buah mesin identik menghasilkan bunyi dengan taraf intensitas sama dengan taraf intensitas
sebuah mobil (I0 = 10-12 Wm-2), maka taraf intensitas sebuah mesin adalah..
Sumber bunyi Taraf Intensitas (TI)
Page 17
Kereta api 90 dB
Mobil 50 dB
radio 40 dB
Latihan 10
Intesitas bunyi yang berjarak r1 dan r2 terhadap sumber bunyi (SB) seperti pada gambar. Jika
Io = 10 –12 Wm-2, maka perbandingan taraf intensitas pada titik yang berjarak r1 dan r2 adalah... .

r1 = 4 m SB r2 = 400 m

I = 10 –6 Wm-2

Latihan 11
Sebuah sumber bunyi memancarkan gelombang secara homogen ke medium di sekelilingnya. Titik A
berjarak 10 m dari sumber diukur intensitasnya 10 –8
Wm-2. Perbandingan taraf intensitas bunyi di
titik A dengan titik B yang berjarak 100 m dari sumber adalah... .

MEDAN dan POTENSIAL LISTRIK


A. MUATAN LISTRIK
Sifat muatan listrik adalah :
1. Muatan listrik digolongkan menjadi dua jenis; muatan positif dan muatan negatif.
2. Muatan listrik sejenis tolak-menolak; muatan listrik tak sejenis tarik-menarik.
Benda bermuatan positif karena benda itu kekurangan elektron; sebaliknya jika benda itu kelebihan
elektron dikatakan benda itu bermuatan negatif.
Pada tahun 1909, Robert Millikan, menemukan bahwa jika suatu benda dimuati, maka muatanya
selalu merupakan kelipatan dari sebuah muatan elementer (diberi lambang e). Satuan muatan listrik
dalam SI adalah Coulomb. ( 1 e = 1,60 x 10-19 C)

B. HUKUM COULOMB
Dua muatan listrik yang sejenis tolak-menolak dan yang tidak sejenis tarik-menarik. Ini berarti antara
dua muatan terjadi gaya listrik.
Hubungan gaya listrik antara dua muatan terhadap jarak antara keduanya pertama kali diselidiki oleh
“ fisikawan Perancis bernama Charles Coulomb” dan menyimpulkan bahwa “ gaya tarik atau gaya
tolak berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua bola bermuatan “(secara matematik
1
dinyatakan F ≈ 2 ).
r
Selain itu Coulomb menyimpulkan bahwa “ gaya tarik-menarik atau gaya tolak antara dua bola
bermuatan sebanding dengan besar muatan-muatanya”
( secara matematik dinyatakan oleh F ≈ Q1 Q2)

Page 18
Gabungan dua kesimpulan diatas dikenal sebagai Hukum Coulomb, yang secara matematika di tulis:
Q1 Q 2
F=k
r2

1 9 2 −2
Jika muatan-muatan tersebut berada di udara, maka k= =9 x 10 N m C
4 π ε0
1 −12 2 −1 2
dimana ε 0= =8,85 x 10 C N m r = jara antara kedua bola muatan
4 πk

Menggambar VEKTOR GAYA Coulomb

F 12=GayaCoulomb pada muatan 1


Yang dikerjakan oleh muatan 2
F 21 =GayaCoulomb pada muatan 2
Yang dikerjakan oleh muatan 1

Latihan 1
Dua buah muatan masing-masing 20 μ C dan 24 μ C terpisah pada jarak 12 cm. Hitung besar gaya
yang bekerja pada kedua muatan tersebut, bila :
(a). Kedua muatan diletakkan di udara
Latihan 2
Dua muatan listrik yang sama besar, namun berlainan tanda terpisah pada jarak r sehingga timbul
gaya elektrostatis sebesar F. Jika jarak kedua muatan dijadikan 3r maka gaya elektrostatis yang
bekerja pada muatan adalah...
Latihan 3
Dua buah muatan listrik yang nilainya sama diletakkan pada jarak r meter, sehingga terjadi gaya
Coulomb sebesar F1 Newton. Ketika jarak kedua muatan diubah menjadi empat kali semula, gaya
Coulomb yang dialami menjadi F2. Perbandingan F1 : F2 adalah...
Latihan 4
Muatan Q1= 2 μC dan Q2 = 5 μC . Jarak kedua muatan adalah Ro. Jika R diubah menjadi tiga kali
jarak semula, besar F menjadi....
Latihan 5
Dua muatan listrik qA = 6 μC . dan qB = −2 μC . berjarak 6,0 cm satu sama lain. Bila muatan 1 μC .
diletakkan di tengah qA dan qB, maka resultan gaya yang dialami oleh muatan 1 μC . adalah... .
Latihan 6

Page 19
Muatan Q2 = 3 μC . terletak segaris dan berada di tengah – tengah antara muatan Q 1 = 2 μC . dan
muatan Q3 = 4 μC Jarak Q 1 dan Q2 = 2 meter, jarak Q1 dan Q3 = 3 meter. Besar dan arah gaya pada
muatan Q3 adalah... .
Latihan 7
Muatan titik A, B dan C terletak berturut – turut pada garis lurus yang berada di udara dengan jarak
AB = 2 m dan BC = 1 m. Besar muatan A = 18 . 10 -9 C dan besar muatan C = – 3 . 10-9 C. Bila
gaya listrik di titik C = 0, maka besar dan jenis muatan di B adalah...

Latihan 8
Diagram berikut menggambarkan sebuah muatan q berada 1 m dari muatan Q A sehingga mendapat
gaya tarik sebesar 10 N. Jika muatan q digeser menjadi 3 m dari muatan Q A, maka gaya tarik yang
dialami q adalah... QA = q

Latihan 9
Muatan A dan B terpisah satu sama lain seperti gambar. Muatan qB = 2 μ C mengalami gaya
Coulomb F = 400 N. Kemudian muatan qB dipindahkan ke titik P, besar gaya Coulomb menjadi...

QA= C QB=
P
1m

3m

 Gaya Coulomb oleh beberapa Muatan yang Tak segaris


Apabila beberapa muatan listrik menghasilkan gaya listrik yang membentuk sudut tertentu satu sama
lain, maka resultan Gaya listrik oleh muatan-muatan tersebut ditentukan dengan persamaan:

F=√ F21 + F 22+2 F 1 F 2 cos α

Latihan 1
Tiga buah muatan listrik masing – masing diletakkan pada titik titik sudut segitiga siku – siku ABC
seperti pada Gbr.1, panjang sisi AB = AC = 5 cm dan besar muatan sama ( q=1 .10−7C). Maka besar
gaya listrik yang bekerja pada muatan di titik A adalah ...
Latihan 2 (UN 15/16)
B

Tiga buah muatan titik terletak pada titik – titik sudut segitiga seperti pada Gbr.2. Besar gaya
+q

Coulomb pada titik A adalah ... .


A
+q
C

Page 20
-q

Gbr. 1
A. 10 N
B. 60 N
C. 90 N
D. 90 √ 2 N
E. 100 √ 2 N

C. MEDAN LISTRIK
Medan listrik adalah daerah disekitar muatan listrik (muatan sumber), yang pengaruh muatan listrik
itu masih ada. Medan listrik merupakan besaran vektor, dimana arah medan dapat digambar-kan
dengan garis-garis gaya.

Besar kuat medan listrik (E) pada suatu titik disekitar muatan listrik Q adalah hasil bagi antara gaya
yang dialami oleh muatan uji q dengan besarnya muatan uji tersebut.
F Q
E= =k 2
q r

LATIHAN 1
Hitunglah kuat medan listrik pada jarak 1 cm dari sebuah muatan listrik sebesar 1 μC
 Kuat Medan oleh beberapa Muatan segaris
Arah medan listrik pada suatu titik P berjarak r dari sebuah muatan listrik, dapat dilukiskan seperti
gambar berikut:
P P
E r E

Jika sebuah titik dipengaruhi oleh beberapa muatan segaris, maka medan listrik total adalah
penjumlahan masing-masing kuat medan secara vektor.
E=⃗
E1 + ⃗
E2
E1 = Kuat medan oleh muatan pertama; E2 = Kuat medan oleh muatan kedua

Latihan 1
Perhatikan gambar letak muatan di bawah ini! Besar kuat medan listrik di titik P adalah... .
(k = 9 x 109 Nm2C-2) =... .
20xC
P
5 cm

10 cm

Page 21
Latihan 2
Dua muatan listrik A dan B terpisah sejauh 6 cm seperti gambar.

QA= C QB=
Kuat medan pada titik P yang berjarak P
2 cm dari QA adalah... x

6 cm

Latihan 3
Perhatikan diagram dua muatan listrik yang berlainan jenis di bawah ini!

Besar muatan QA > QB, maka letak titik yang memungkinkan kuat medan listriknya nol adalah...
Latihan 4
Q1= C P Q2 =
Perhatikan gambar letak muatan di bawah ini!
Besar x agar kuat medan listrik di titik P x
sama dengan nol adalah... . (k = 9 x 109 Nm2C-2) =... .
9 cm

Latihan 5
Perhatikan gambar muatan berikut! QA= C QB=
Letak titik yang kuat medan listrik
sama dengan nol diukur dari muatan 9 μC adalah...
24 cm

 Kuat Medan oleh beberapa Muatan yang Tak segaris


Apabila beberapa muatan listrik menghasilkan kuat medan listrik yang membentuk sudut tertentu
satu sama lain, maka resultan kuat medan oleh muatan-muatan tersebut ditentukan dengan
persamaan:

E=√ E 1+ E2+ 2 E 1 E2 cos α


2 2

D. Hukum Gauss
Medan listrik dapat divisualkan dengan menggunakan garis – garis medan listrik atau garis – garis
gaya listrik.
Tiga hal tentang garis – garis medan listrik:
1. tidak pernah berpotongan
2. selalu mengarah radial ke luar menjauhi muatan positif dan radial ke dalam mendekati muatan
negatif

Page 22
3. Tempat garis – garis medan listrik lebih rapat menyatakan tempat yang medan listriknya kuat
dan sebaliknya.

Gambar (a) muatan titik positif ;


(b) muatan titik negatif

Dua muatan titik diletakkan berdekatan, akan membentuk dipol listrik, garis – garis medan listrik
seperti gambar:

 Gambar kanan: garis – garis medan listrik untuk dua muatan titik positif.

 Gambar Kiri :Arah anak panah terbalik jika muatan adalah negatif.

Dalam konsep fluks listrik, Gauss menemukan hukum yang berbunyi:”jumlah garis gaya total /fluks
listrik(∅ ) yang keluar dan masuk dalam permukaan tertutup sebanding dengan jumlah muatan total
yang dilingkupi oleh permukaan tertutup itu”:
q
∅=E A cos θ=
εo

 Medan listrik oleh Bola berongga bermuatan


Sebuah bola berongga dimuati muatan listrik, maka muatan –muatan itu tersebar pada kulit bola,
akibatanya:
 Di pusat bola, kuat medan E=0
 Di kulit bola, kuat medan
q
E=k 2
R
 Di titik berjarak r dari pusat bola kuat medan:
q
E=k
r2
 R= jejari bola

Latihan 1

Page 23
Bola konduktor berjari – jari 5 cm diberi muatan listrik merata dengan total 20 μC . Tentukan Kuat
medan listrik pada jarak : (a) 2,5 cm (b) 5 cm dan (c) 10 cm dari pusat bola

 Medan listrik oleh Keping logam


Bila sebuah keping logam seluas A diberi muatan listrik Q, maka besarnya kuat medan listrik di
sekitar keping:
σ Q
E=
2 εO
di mana, σ = (kerapatan muatan)
A
Bila dua keping sejajar diberi muatan listrik sama besar, tetapi berlawan jenis, maka:
σ σ σ
E=E1 + E2= + =
2 εO 2 ε O εO
POTENSIAL LISTRIK

Besaran lain yang berkaitan dengan keberadaan muatan listrik adalah potensial listrik.

Potensial listrik merupakan besaran skalar.

Beda potensial listrik didefinisikan sebagai usaha yang diperlukan untuk memindahkan muatan listrik
dari suatu titik (misal titik A) ke titik lain (misal titik B) dibagi besar muatan yang dipindahkan.

W AB EP B−EP A
V B−V A = =
q q

dengan demikian potensial listrik di titik B

EPB
V B= ; dimana V A =0
q

1. Potensial Listrik oleh Beberapa muatan

Potensial listrik yang dihasilkan oleh sebuah muatan titik Q pada jarak r dari muatan

Q
adalah: V =k .
r

Jika Potensial listrik pada titik itu disebabkan oleh beberapa muatan dengan jarak masing – masing
berbeda maka total Potensial listriknya adalah:

Q1 Q
V total =k + k 2 + … (penjumlahan aljabar)
r1 r2

r1 = jarak muatan pertama ke titik


r2 = jarak muatan kedua ke titik

2. Potensial Pada Dua Keping Sejajar


Konduktor dua keping sejajar : dua keping logam sejajar yang dihubungkan dengan satu sumber
listrik sehingga pada keduanya mendapat muatan yang sama tetapi berlawanan tanda. Potensial
titik untuk dua keping sejajar ini:

 diantara kedua keping :


(r ≤ d ¿ → V =E x r

Page 24
 di luar keping :
( r > d ) →V =E x d
ket : d = jarak antara keping
E = medan listrik

3. Potensial Konduktor Bola Berongga


Bola logam berongga dengan jari – jari R diberi muatan
E  Grafik Medan Listrik
listrik, maka muatannya tersebar pada permukaan logam.
Oleh karenanya , maka Kuat Medan :

 di dalam bola (r < R) E=0


kq
 di kulit dan di luar bola (r≥ R ¿ E=
r2 E=0
r=R r

Potensial listrik pada bola: V


C
 di dalam dan di kulit: B
q A
V A =V B =k
R
q
 di luar bola: V C =k r
r=R r

 Grafik Potensial listrik Listrik

4. Hukum Kekekalan Energi

Energi mekanik = jumlah energi potensial dan energi kinetik; Ep = qV ; Ek = ½ m v 2

(V = Potensial listrik)

Hukum kekekalan energi : EP + Ek = konstan

Latihan 1

Titik A bermuatan listrik 5 mC berada sejauh 1 m dari titik B yang bermuatan -3mC. Berapa besar
potensial listrik ditengah-tengah antara titik A dan B?

Latihan 2
r
Sebuah konduktor bola berongga bermuatan 4 μ C mempunyai jari –jari 8 cm.
Besar potensial listrik di permukaan bola adalah ... .

F. KAPASITOR

Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan energi listrik. Tiap kapasitor
mempunyai kapasitas (C) yang didefinisikan sebagai perbandingan antara besar muatan dari salah
Q
satu keping dengan beda potensial antara keping-kepingnya; atau C=
V

Page 25
1. Kapasitor keping Sejajar

adalah kapasitor yang terdiri dari dua buah keping. Bila beda potensial di antara kedua keping V,
luas keping A dan jarak antara kedua keping d, dan diantara keping-kepingnya hampa udara, maka
kapasitas kapasitornya adalah:
A
C o=ε O
d

Bila di antara keping-keping kapasitor disisipi bahan dielektrik, kapasitasnya adalah:

A
C=ε ε =¿ permitivitas bahan dielektrik
d

ε
=¿ k (konstanta diekektrik
εO

2. Energi Kapasitor

Besar energi yang tersimpan di dalam kapasitor adalah:

1 2
W= CV
2

3. Susunan kapasitor

Beberapa kapasitor dapat dirangkai dengan susun seri, atau susun paralel atau gabungan keduanya.

 Susun seri

Pada susun seri berlaku:


 q1 = q2 = q3 =... = qs
 V1 + V2 + V3 +... = Vs
 Kapasitas kapasitor pengganti :
1 1 1 1
= + + +…
C s C 1 C2 C 3

 Susun paralel
Pada susun paralel berlaku:
 V1 = V2 = V3 =... Vp
 q1 + q2 + q3 + ... = Qp
 Kapasitas kapasitor pengganti:
Cp = C1 + C2 + C3 +...
 Susun gabungan (seri dan paralel)

Latihan 1

Tiga buah kapasitor C1, C2, C3 dengan kapasitas masing-masing 2 μF , 3 μF dan 6 μF disusun seri,
kemudian disambungkan ke sumber tegangan 6 volt. Besar muatan yang tersimpan pada kapasitor C 2
adalah... .
2 Perhatikan gambar disamping! Jika C1 = C3 =
Latihan 2
3 2026
Page μF , C2 = 10 μF ; C4 = 30 μF , hitunglah
1
kapasitas kapasitor pengganti rangkaiannya.

4
Latihan 3

Perhatikan dua kapasitor di bawah ini! Jika jarak antara dua keping dan luas penampang seperti
gambar, maka besar perbandingan kapasitas kapasitor (1) dan (2) adalah... .

3A 3A 3A 3A

Latihan 4

Perhatikan gambar dua pasang kapasitor keping sejajar berikut!

A2
A1

d2
d1

Jika A1 = ½ A2 dan d2 = 3d1, maka perbandingan kapasitas kapasitor keping sejajar antara gambar (2)
dan (1) =...

Latihan 5

Lima buah kapasitor identik dirangkai seperti gambar di bawah ini.

Jika C = 4 μF , dan V = 3 volt, maka energi listrik

yang tersimpan pada gabungan kapasitor

adalah... (1 μF=10−6 F )

Latihan 6

Perhatikan gambar rangkaian kapasitor di bawah ini.

Besar energi kapasitor total pada rangkaian addalah... .

Latihan 7

Lima kapasitor identik masing – masing


Page 27
kapasitasnya 4 μF dirangkai seperti gambar.

Energi listrik yang tersimpan pada rangkaian adalah... .

Latihan 8

Lima buah kapasitor dirangkai seperti gambar ini.

Jika diantara ujung A dan B diberikan

beda potensial 4 volt, maka energi listrik

dalam kapasitor gabungan adalah... .

Latihan 9

Lima kapasitor disusun seperti gambar berikut.

Muatan kapasitor 4 μF

Page 28
INDUKSI MAGNET
A. Medan Magnet oleh Kawat berarus listrik

Medan magnet adalah daerah disekitar magnet yang masih mengalami pengaruh gaya magnet
sumber. Medan magnet selain ditimbulkan oleh magnet, juga ditimbulkan oleh kawat yang berarus
listrik (ini disebut medan magnet induksi).

Arah medan magnet disekitar kawat berarus listrik (kesimpulan: oleh Hans Christian Oersted), yaitu
jika kita menggenggam kawat dengan tangan kanan, dimana:
 arah ibu jari = arah arus mengalir, maka
 arah putaran keempat jari lain = arah putaran medan magnet
(ini disebut kaidah tangan kanan).
“khusus bidang kertas dua dimensi, cara lain untuk menggambarkan arah medan magnet, yaitu
dengan
 tanda titik ( ) = keluar tegak lurus bidang
 tanda silang (x) = masuk tegak lurus bidang.”

Latihan 1
Perhatikan gambar di bawah ini! Tentukan
i
(a) arah putaran medan magnet disekitar kawat berarus listrik.
i
(b) arah medan magnet dititik tepat di sebelah kanan
b
dan di sebelah kiri kawat lurus. a

(c). Arah medan magnet didalam lingkaran kawat

Page 29
dan diluar lingkaran kawat.

Latihan 2

Sebuah kawat lurus panjang melintang dari utara ke selatan dan dialiri arus menuju ke selatan.
Tentukan arah medan magnet pada titik yang tepat berada di:

a. sebelah barat kawat c. Sebelah atas kawat


b. sebelah timur kawat d. Sebelah bawah kawat

 Medan Mangnet pada Kawat Lurus Panjang

Besar medan magnet induksi pada suatu titik yang berjarak a dari kawat di nyatakan oleh:

μOi
B= B = Besar medan magnet (tesla, T)
2π a
μ0 = 4 π x 10−7 Wb/Am

Latihan 1

Sebuah kawat lurus dialiri arus listrik 2 A. Berapa besar medan magnet pada titik berjarak 10 cm dari
kawat?

Latihan 2

Sebuah titik yang berjarak a dari kawat panjang berarus listrik 3 A mengalamai induksi magnetik
sebesar B. Berapa induksi magnet di titik lain yang berjarak 2a dari kawat tersebut?

Latihan 3
Dua buah kawat lurus dan sejajar masing-masing dialiri arus listrik 2A dan 4A yang arahnya sama.
Kedua kawat terpisah pada jarak 16 cm. Tentukanlah :
a. Medan magnet pada titik tengah diantara kedua kawat
b. Posisi suatu titik terhadap kawat berarus 2A yang memilki medan magnet nol
 Medan Magnet oleh Kawat Melingkar Berarus
μO i
B=¿
Besar medan magnet di pusat kawat melingkar berarus listrik adalah : 2a

Latihan 1

Sebuah kawat melingkar berarus listrik 5 A. Jika jari-jari kawat 2 cm,


maka induksi magnet di pusat kawat adalah..

Page 30
Latihan 2 i

Titik O adalah pusat lingkaran yang diameternya 4 cm


seperti terlihat pada gambar. Jika kuat arus listrik yang mengalir 900

pada kawat adalah 40 A, maka besar medan magnet di titik O adalah..

Latihan 3

Seutas kawat lurus dilengkungkan seperti gambar,

dialiri arus listrik 2A. Jika jari – jari kelengkungan 2 π cm, maka besar dan arah induksi magnet di
titik pusat kawat adalah... .

Latihan 4

Kawat konduktor yang dibentuk seperti gambar dialiri arus listrik i . Besar induksi magnetik di pusat
lingkaran (P) adalah.. ( μo =4 π x 10−7 Wb A−1 m−1 ¿

i=8A
6 cm P

R = 5 cm
Latihan 5

Kawat koduktor dialiri arus listrik (lihat gambar). I = 20 A

Besar induksi magnetik di pusat lingkaran = ...

 Medan Magnet oleh Arus Listrik pada Solenoida dan Toroida

Solenoida adalah kumparan kawat yang terdiri atas banyak lilitan. Medan magnet di dalam solenoida
merupakan resultan medan magnet yang dihasilkan oleh setiap lilitan.
μO i N
 Besar medan magnet di tengah-tengah solenoida dinyatakan oleh: B0=
L
1
Bu= B
 Besar medan magnet di ujung solenoida adalah: 2 0

Toroida adalah solenoida yang melingkar.


μO i N
Medan magnet di sumbu lilitan toroida dinyatakan oleh: B0=
2π a

N = Jumlah lilitan solenoida ; L = panjang solenoida; a = jari-jari toroida


Page 31
Latihan 1

Solenoida yang terdiri dari 10 lilitan tiap cm dialiri arus listrik 8 A. Tentukan medan magnet: (a)
ditengah-tengah solenoida (b) di ujung solenoida.

Latihan 2

Toroida dengan 100 lilitan dan jari-jari 10 cm dialiri arus 3 A. Tentukan besar medan magnet di
dalam sumbu lilitan toroida.

B. GAYA MAGNET
 Gaya Magnet pada Kawat berarus Listrik

Jika kawat berarus listrik diletakkan dengan arah memotong arah medan magnet, maka pada kawat
akan timbul gaya magnet, yang disebut gaya Lorentz.

Arah gaya lorentz dapat ditentukan dengan kaidah tangan kanan, yaitu jika telapak tangan kanan
terbuka, dimana:

 Arah ibu jari = arah arus listrik mengalir;


 Arah keempat jari lain = arah medan magnet, maka
 Arah telapak = arah gaya Lorentz

Cara lain: jika ibu jari, jari telunjuk, jari tengah tangan kanan saling tegak lurus, maka:

 Arah ibu jari = arah arus listrik mengalir


 Arah jari telunjuk = arah medan magnet
 Arah jari tengah = arah gaya Lorentz

Besar gaya Lorentz pada kawat dinyatakan oleh: F l=Bi Lsin θ

θ=¿sudut antara arah arus listrik dengan arah medan magnet;

B = induksi medan magnet; L = panjang kawat

Latihan 1
Sebuah kawat lurus sepanjang 25 cm berada dalam medan magnet 0,10 T xB xB xB xB
xB xB xB xB
seperti gambar. Jika kawat dialiri arus listrik 10 A, maka besar dan
arah gaya yang dialami kawat adalah... i

 Gaya Magnet pada dua Kawat Sejajar


Jika dua kawat yang sejajar dialiri arus listrik, maka antara keduanya terjadi gaya interaksi berupa:

 Gaya tarik menarik bila arah arus keduanya sama


Page 32
 Gaya tolak-menolak bila arah arus keduanya berlawanan

Besarnya gaya ienteraksi tersebut: F μO I 1 I 2


F =
= gaya persatuan panjang; L 2π a
L
a = jarak antara kedua kawat
I1 = arus pada kawat satu
I2 = arus pada kawat dua

Latihan 1

Dua utas kawat panjang dan sejajar terpisah 0,3 m satu dengan yang lainnya. Kedua kawat dialiri
arus yang searah masing-masing 30 A dan 20 A. Tentukan gaya yang bekerja pada kawat per 1m
panjang kawat.

 Gaya Magnet pada Muatan yang Bergerak


Partikel bermuatan yang bergerak di dalam suatu daerah medan magnetik yang homogen akan
mengalami gaya, yang disebut gaya Lorentz.
F = q v B sin θ
Besar gaya yang dialami partikel bermuatan tersebut adalah :

dimana: q = muatan listrik; v = kecepatan partikel; θ = sudut antara arah v dan arah B
Arah gaya Lorentz, ditentukan menurut kaidah tangan kanan: jika telapak tangan kanan terbuka,
dimana:
 Arah ibu jari = arah muatan bergerak;
 Arah keempat jari lain = arah medan magnet, maka
 Arah telapak = arah gaya Lorentz (muatan +)

Contoh 1
Sebuah partikel bermuatan q bergerak dengan kecepatan v memasuki daerah medan magnetik yang
berarah tegak lurus masuk bidang. Bagaimana bentuk lintasan partikel, jika gerak partikel: (a) sejajar
dengan arah medan magnet. (b) tegak lurus dengan arah medan magnet (“dapat menentukan jari-jari
lintasan gerak partikel)

C. MOMEN GAYA MAGNET


Jika kumparan kawat persegi panjang yang memiliki
sisi panjang a dan sisi lebar b dialiri arus listrik kemudian
diletakkan dalam medan magnet, maka sisi kawat akan
mendapat gaya magnet seperti gambar.
Kedua gaya ini menghasilkan momen gaya magnet yang menyebabkan kawat dapat berputar sekitar
sumbu rotasinya.

Jika kumparan terdiri dari N lilitan, maka besar momen gaya magnet yang dihasilkan adalah:
τ =N A B i dimana A = luas penampang kumparan.

Page 33
Jika garis normal (garis yang tegak lurus bidang kumparan) membentuk sudut θ terhadap arah medan
magnet, maka momen gaya magnetnya adalah: τ =N A B isin θ

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
A. EKSPERIMEN FARADAY
Faraday melakukan eksperimen (I) dengan
susunan peralatan seperti gambar.

Hasilnya:

 Ketika saklar ditutup, jarum galvanometer menyimpang sesaat, dan segera kembali ke posisi nol
(ketika arus konstan)
 Ketika saklar ditutup-dibukakan, jarum galvanometer menyimpang ke kanan dan ke kiri.
 Kesimpulan: perubahan medan magnet menghasilkan arus listrik (medan listrik) atau
perubahan medan magnet menghasilkan gaya gerak listrik (GGL)

 Arus dan GGL yang timbul disebut arus dan GGL induksi
 Peristiwa munculnya arus dan GGL disebut induksi elektromagnetik

 Eksperimen (II) :
menggunakan magnet tetap dan kumparan:
ketika magnet digerakkan keluar-masuk kumparan,
maka timbul GGL. (lihat gambar)

B. GGL INDUKSI

Hasil percobaanya Faraday menemukan bahwa besaran yang berpengaruh terhadap munculnya arus
induksi adalah fluks mangnet (jumlah garis-garis gaya medan magnet yang menembus tegak lurus
bidang dengan luas tertentu, lihat gambar).

Secara umum jika garis gaya medan magnet membentuk sudut θ dengan normal bidang, maka fluks
magnetnya adalah:
Φ=B A cos θ
Besar GGL induksi pada kumparan sebanding dengan laju perubahan fluks magnet dan jumlah lilitan
kumparan, atau secara matematika adalah:

ε =−N
dt

∆Φ
Jika selang waktunya besar, maka GGL induksi: ε =−N ( Hukum Faraday)
Δt
Page 34

ε = GGL induksi sesat (volt); N = jumlah lilitan; = laju perubahan fluks (Wb/s)
dt

Latihan 1

Sebuah kumparan terdiri atas 20 lilitan. Dalam selang waktu 5 ms, fluks magnet dalam kumparan
berubah sebesar 3 x 10 – 3 Wb. Tentukanlah GGL induksi rata-rata pada kumparan

Latihan 2

Sebuah magnet batang dilewatkan pada kumparan A yang memiliki kumparan 600 lilitan, sehingga
mengakibatkan terjadinya perubahan fluks magnetik sebesar 5 x 10 –5 weber per detik. Jika kumparan
diganti dengan B yang mempunyai 800 lilitan sedangkan perubahan fluks magnetik tetap, maka
perbandingan GGL induksi yang dihasilkan A dan B adalah... .

Latihan 3

Suatu kumparan dengan 200 lilitan digerakkan tegak lurus dengan medan magnet menyebabkan
perubahan fluks 10–4 Wb dalam selang waktu 0,2 s. Jika kecepatan gerak diubah sehingga fluks
berubah sebesar 5 x 10 – 4 Wb dalam waktu 0,1 s, maka perbandingan GGL induksi awal dan akhir
adalah ... .

C. GGL Induksi pada Konduktor yang bergerak


dalam Medan Magnet Homogen
 Bergerak tegak lurus Medan Magnet

Perhatikan gambar berikut! Konduktor AB (panjang l) bergerak ke kanan dengan kecepatan v dalam
medan magnet homogen. Pada konduktor timbul GGL yang besarnya:

ε =Bl v

Latihan 1

Konduktor PQ dengan panjang 50 cm digerakkan memotong medan magnet 0,05 T dengan kecepatan
20 m/s. (seperti gambar di atas). (a). Tentukan beda potensial antara kedua ujung konduktor (b). Jika
ujung-ujung konduktor dihubungkan dengan resistansi R = 10 Ohm, berapakah arus yang mengalir
melalui R? (c). Ke mana arah arus pada R?
Caranya: sama dengan Gaya Lorentz

Latihan 2
Kawat PQ panjang 50 cm digerakkan tegak lurus sepanjang kawat AB memotong medan magnetik
serba sama 0,02 Tesla seperti pada gambar . Besar dan arah arus induksi pada kawat PQ adalah ….
P

Page 35
Latihan 3

Kawat panjang l digerakkan dalam medan magnet homogen B dengan kecepatan v dan GGL induksi
yang dihasilkan ε . Bila kecepatan v dua kali semula dan medan magnet B dijadikan ½ kali semula,
maka GGL induksi yang dihasilkan sekarang adalah ... .

 Konduktor Berputar dalam Medan Magnet


GGL dapat juga ditimbulkan dengan cara memutar konduktor tegak lurus medan magnet. Gambar
berikut menunjukkan konduktor PQ (panjang l) diputar dengan sumbu putar di titik P.

Jika kecepatan sudut putar konduktor ω , maka


besar GGL rata-rata yang timbul adalah :
1 2
ε = B ωl
2

D. Hukum Lenz

Tanda negatif pada persaman GGL di atas dijelaskan oleh Lenz (Hukum Lenz), bahwa arus induksi
(karena GGL induksi) yang timbul selalu menghasilkan fluks induksi yang menentang perubahan
fluks utama dalam loop.

Contoh 1

Gambar berikut memperlihatkan sebuah kumparan M yang dihubungkan dengan baterai melalui
saklar S. Kumparan N (tidak dihubungkan dengan baterai) berada di dekat kumparan M.

Arah jempol = Arh Fluks

Arah putaran ke 4 jari = arah arus i

Ke manakah arah arus induksi yang timbul pada hambatan R bila: (a) saklar S dari keadaan terbuka
ditutup, (b). Saklar S dari keadaan tertutup di buka

E. INDUKTANSI
 Induktansi Diri

Perubahan arus listrik pada kumparan dapat menghasilkan GGL induksi diri pada kumparan tersebut
(pertama ditemukan oleh Joseph Henry). Besarnya GGL induksi diri kumparan sebanding dengan
laju perubahan arus listrik dalam kumparan; secara matematika dinyatakan:
di
ε =−L
dt

Page 36
Tanda (-) karena arah arus induksi berlawanan dengan arah arus utama; L = induktansi diri
di
kumparan (satuan Henry=H); =laju perubahan arus
dt

Karena perubahan arus listrik menghasilkan perubahan fluks magnetik, maka baik laju perubahan
kuat arus (di/dt) maupun laju perubahan fluks magnetik (d Φ/dt ¿ , keduanya menimbulkan ggl
Φ
induksi diri ε antara ujung-ujung kumparan, sehingga: L = N
i

Latihan 1

Arus listrik pada kumparan berubah dari 2 A menjadi nol dalam waktu 5 ms. Jika induktansi diri
kumparan 0,3 mH, maka GGL induksi diri pada kumparan tersebut adalah...

 Energi pada Induktor/Kumparan

Energi yang tersimpan dalam induktor dalam bentuk medan magnet.


Besarnya adalah : W = ½ L I2

F. Aplikasi Induksi Elektromagnetik


 Generator Arus Listrik

Prinsip dasar generator arus listrik, merupakan sebuah rotor yang dililitkan oleh kawat dan diputar
dalam medan magnet. Setiap ujung kawat dihubungkan dengan cicin yang berhubungan dengan
rangkaian luar. Jika rotor diputar dengan kecepatan sudut ω, maka ggl induksi yang muncul adalah:
ε =ε m sin ω t , dimana, ε m=N B A ω. ε m=¿ ggl induksi maksimum

 Transformator
Transformator/trafo adalah alat yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan listrik
bolak-balik (tegangan AC).

Sebuah trafo terdiri atas dua buah kumparan, yaitu kumparan primer (yang dihubungkan dengan
sumber tegangan) dan kumparan sekunder (hubung ke output)

Perbandingan tegangan kumparan primer Vp dengan tegangan kumparan sekunder Vs adalah:

vp Np
=
vs N s

 Jika jumlah lilitan kumparan sekunder lebih besar daripada jumlah lilitan kumparan primer
(Ns > Np), maka tegangan sekunder lebih besar daripadda tegangan primer (V s > Vp).
Trafo ini disebut trafo step-up.
 Keadaan sebaliknya disebut trafo step-down.

Ketika trafo bekerja tidak semua daya dari kumparan primer dipindahkan ke kumparan sekunder.
Perbandingan antara daya kumparan sekunder Ps dengan daya kumparan primer Pp, disebut efisiensi
trafo. Jadi :
Ps
η= x 100 %
Pp

Daya primer dan sekunder masing-masing dinyatakan oleh persamaan:

Page 37
Pp = Vp . Ip dan Ps = Vs . Is

Dengan Ip dan Is masing-masing merupakan arus pada kumparan primer dam sekunder. “(Trafo
ideal adalah trafo yang efisiensinya 100%, jadi

Ps = P p

Latihan 1
Rotor generator diputar dengan frekuensi 50 Hz dalam medan magnet 0,15 T. Jika luas kumparan
2x10-2 m2 dan generator membangkitkan ggl maksimum 220 V, maka jumlah lilitan kumparan
adalah...

Latihan 2
Sebuah trafo memiliki perbandingan jumlah lilitan primer dan sekunder 11 : 1. Bagian input trafo
dihubungkan ke sumber tegangan listrik dari PLN sebesar 220 V. Arus output trafo adalah 2,2 A.
A. Tentukanlah tegangan output trafo
B. Jika trafo dianggap ideal, berapa arus inputnya?

Latihan 3 Np Ns Vp Vs Ip Is
(lilita (lilita (vol (vol (Am (Am
Tabel di samping menampilkan data
n) n) t) t) p) p)
beberapa besaran pada sebuah transformator
100 150 200 P Q 1
Nilai P dan Q berturut-turut =..

Np Ns Vp Vs Ip Is
Latihan 4 (lilitan (lilitan (volt (volt (Amp (A
Perhatikan tabel pengukuran tegangan dan arus ) ) ) ) ) )
dari sebuah trafo ideal berikut. 100 150 200 P Q 1
Berdasarkan data pada tabel, nilai T dan S adalah...

ARUS LISTRIK BOLAK-BALIK


Arus listrik bolak –balik dibangkitkan oleh generator AC. Tegangan listrik bolak-balik berubah
secara sinusoidal, yang secara matematik dinyatakan oleh V = ε maks sin ω t=¿ Vm sin ωt .
1. Nilai rms atau Efektif
Nilai efektif kuat arus/tegangan AC ialah kuat arus/tegangan AC yang dianggap setara dengan kuat
arus/tegangan DC yang mengahasilkan jumlah kalor yang sama ketika melalui suatu penghantar
dalam waktu yang sama. Kuat arus/tegangan efektif AC sbb:

Page 38
i maks V maks
i ef = V ef =
√2 √2
Catatan: besaran yang ditunjukkan oleh Voltmeter AC/Amperemeter AC, merupakan Vef , dan Ief,
bukan tegangan/arus sesungguhnya.
2. Rangkaian Resistif
Rangkaian resistif adalah rangkaian AC yang dihubungkan dengan resistor murni. Pada rangkaian ini
arus dan tegangan sefase. Vm

V = Vm sin ωt .
Im
I = Im sin ωt .

Keterangan:
Vm = tegangan maksimum (volt) ; I m = arus maksimum (A); f = frekunesi (Hz);
ω=¿ frekuensi sudut (rad/s)

3. Induktor dalam Rangkaian AC


Rangkaian AC yang dihubungkan dengan induktor disebut Rangkaian induktif. Grafik tegangan/kuat
arus pada rangkaian induktif sbb: Vm
Im

Dari gambar terlihat bahwa grafik arus


terlambat (ketinggalan 900) dibandingkan
dengan grafik tegangannya

Besarnya tegangan dan arus pada induktor dalam rangkaian induktif:

V =V maks sin ωt i=i maks sin(ωt−90 ¿ ) ¿


o

ωt disebut sudut fase tegangan pada induktor; (ωt −90o ) disebut sudut fase arus yang melaui
induktor.

 Reaktansi Induktif
Reaktansi induktif (XL) ialah hambatan yang timbul pada suatu induktor apabila induktor tersebut
dihubungkan dengan rangkaian arus bolak-balik.

Besar reaktansi induktif: X L =ω . L=2 π f L

f = frekuensi arus AC (Hz);


L = induktansi diri dalam Henry;
ω=¿ frekuensi sudut arus AC (rad/det).

4. Induktansi dan Hambatan

Page 39
Beda fase pada rangkaian induktif murni tidak sama dengan pada rangkaian R – L (induktansi –
hambatan). “
Rangkaian induktif, beda fase i dan VL ialah 900;
Rangkaian R – L beda fase i dan V ialah 450
5. Rangkaian Kapasitif
Rangkaian kapasitif ialah rangkaian arus bolak – balik yang dihubungkan dengan kapasitor. Grafik
tegangan/kuat arus pada rangkaian kapsitif sbb:
Im Dari gambar terlihat bahwa grafik tegangan
terlambat (ketinggalan 900) dibandingkan dengan
grafik arusnya. Besar kuat arus pada kapasitor:

V
m
i=i maks sin(ωt +90 ¿) ¿
o

Terlihat bahwa tegangan dan arus mempunyai beda fase 900

 Reaktansi Kapasitif
Reaktansi kapasitif (XC) ialah hambatan yang terdapat pada suatu kapasitor apabila kapasitor
tersebut dihubungkan dengan rangkaian AC, besarnya:
1
XC=
C = Kapasitas kapasitor (Farad) 2πf c

6. Fasor
Fasor adalah suatu metode penggambaran tegangan dan arus pada suatu rangkaian AC secara vektor.
;Rangkaian induktif
Rngkaian i
resistif
VL
VC
i
VR i
Rangkaian Kapasitif

7. Rangkaian seri R L C

Bentuk rangkaian seri RLC dapat seperti gambar ini.


Karena kuat arus yang mengalir
tiap komponen besarnya sama, maka
diagram fasor tegangan pada
komponen komponennya sbb: Dari gambar diperoleh:
V = √ V R +( V L −V C ) dan
2 2

VL
Z=√ R +( X L −X C )
2 2

V
V i=
Z
VL - VC

V L−V C X L −X C
tan φ= =
VR R
i
VR
VR = I. R
Page 40
VC VL = I. XL
VC = I. XC
V = tegangan terukur sumber
Z = impedansi (resultan hambatan –hambatan
pada rangkaian arus bolak-balik)
φ = beda sudut fase kuat arus dan tegangan
8. Resonansi Seri R, L, C

X L −X C
Dari persamaan tan φ= , jika
R
XL > XC maka tg posistif berarti tegangan mendahului arus ( rangkaian bersifat induktif)
XL < XC maka tg negatif berarti tegangan mengikuti arus (rangkaian bersifat kapasitif).
XL = XC maka tg menjadi nol; (Z = R), jadi dalam rangkaian ini hanya ada
hambatan ohm dan dikatakan pada rangkaian terjadi resonansi seri.

Besar frekuensi resonansi: 2 π f L =


1
2π f C
f r=
1
2π √ 1
LC

 Jika terjadi resonansi maka, kuat arus


rangkaian mencapai maksimum

 Daya pada rangkaian AC ialah P=V . I =V I cos φ


VR R
 Besaran cos φ disebut faktor daya, memenuhi pers: cos φ= =
V Z

Latihan 1
Resistor 400Ω, induktor 2 H dan kapasitor 20 μ F dirangkai seri dan dihubungkan dengan sumber
tegangan 220 V, 100 rad/s, tentukanlah: (a) impedansi rangkaian, (b) arus efektif dalam rangkaian,
(c) tegangan pada setiap komponen

Latihan 2 (UN 08/09)


a. 0,05 √ 2
Perhatikan gambar berikut! b. 0,5 √ 2
Nilai arus efektif dalam rangkaian adalah...A
c. 0,01
d. 0,1
e. 1
Latihan 3 (UN 07/08)
Rangkaian RLC seri dirangkaikan seperti pada gambar! Bilasaklar S ditutup, beda potensial antara
titik B dan D adalah...
a. 6 volt
b. 12 volt
c. 48 volt
d. 72 volt
e. 96 volt

Latihan 4

Page 41
Perhatikan gambar rangkaian RLC berikut ini!
Besar impedansi rangkaian tersebut di samping = ..

Latihan 5

Perhatikan diagram rangkaian RLC di bawah ini!


Kuat arus maksimum rangkaian adalah... .

Latihan 6
Rangkaian R – L- C disusun seperti gambar di bawah.

Grafik gelombang sinus yang dihasilkan jika XC > XL adalah...


V
V

i i
a b
V
V
V
i
i
i
c d e

Page 42
FISIKA
SEMESTER GENAP
KELAS XII
SMAK FRATERAN PODOR

Page 43
TEORI KUANTUM
A. Radiasi Benda Hitam
1. Hukum Stefan-Boltzmann

Benda yang dapat menyerap semua radiasi (juga melepaskan radiasi) yang diterimanya disebut
benda hitam sempurna. Radiasi dihasilkannya disebut radiasi benda Hitam.
Menurut Stefan Boltzmann bahwa laju energi radiasi dari benda sebanding dengan luas permukaan
benda dan pangkat empat dari temperatur mutlaknya, atau secara matematika:

∆Q e = emisivitas benda (0 < e < 1)


P= =e σ A T 4 Black body e = 1.
∆t

σ = konstanta Stefan-Boltzmann = 5,67 x 10-8 Watt/m2K4


T = suhu mutlak benda (K); A = luas penampang benda (m2)
Setiap benda memiliki kemampuan meradiasikan energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik;
kemampuan ini disebut emisivitas

2. Hukum pergeseran Wien


Menurut Wien panjang gelombang yang membawa
Intensitas

tenaga pancar terbanyak λ m akan bertambah pendek


kalau suhu benda yang berpijar bertambah tinggi

Panjang gelombang saat intensitasnya maksimum


berbanding terbalik dengan suhu mutlak benda, atau:

−3
λ m T =2,898. 10 m K Panjang gelombang

Latihan 1 (UN 08/09)

Grafik menyatakan hubungan intensitas gelombang (I)


terhadap panjang gelombang,
pada saat intensitas maksimum ( λ m) dari radiasi
suatu benda hitam sempurna seperti gambar berikut.
Jika konstanta Wien = 2,9 x 10 -3 mk,
maka panjang gelombang radiasi maksimum pada T1 = ...

Page 44
3. Teori Kuantum Plank

Teori Wien cocok dengan spektrum radiasi benda hitam untuk panjang gelombang yang pendek, dan
menyimpang untuk panjang gelombang yang panjang (cocok dengan teori Rayleigh-Jeans).
Pada tahun 1900 Max Planck membuat anggapan:
1. Radiasi yang dipancarkan oleh getaran molekul-molekul dalam dinding-dinding rongga benda
hitam”tidaklah kontinu tetapi dalam paket-paket energi diskret (kuantum/foton(sekarang)).
Besar energi untuk n buah foton adalah:
En = n hf
n = 1, 2, 3, ...
f = frekuensi getaran-getaran molekul-molekul; h = tetapan Planck = 6,626 x 10-34 J det

2. Molekul-molekul memancarkan atau menyerap energi dalam satuan diskret dari energi cahaya,
disebut kuantum (sekarang disebut foton), dengan cara melompat dari satu tingkat energi ke
tingkat energi lainnya.

Latihan 1

Sebuah lampu natrium 20 W berwarna kuning (panjang gelombang = 589 nm). Berapa banyak foton yang
dipancarkan lampu itu setiap sekon?
(solusi: Gabungkan energi Listrik (W = P.t) dengan energi foton E; E = W)

TEORI ATOM
Beberapa teori atom yang telah dikemukan oleh fisikawan:

1. Model atom Dalton


 Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur
 Atom suatu unsur tidak dapat berubah menjadi atom unsur lain
 Pada suatu reaksi kimia atom atom berpisah, kemudian bergabung dengan susunan yang berbeda.
 Pada suatu reaksi kimia atom atom bergabung membentuk molekul

2. Model atom J.J Thomson


 Atom berbentuk bola padat dengan muatan-muatan listrik positif tersebar merata diseluruh bola.
 Elektron elektron bermuatan negatif tersebar menetralkan muatan positif
3. Model atom Rutherford
 Semua muatan positif dan sebagian besar massa atom berkumpul pada sebuah titik di tengah-tengah
atom, dan disebut inti atom
 Inti atom dikelilingi elektron pada jarak relatif jauh. Dan mengelilingi inti pada lintasan lintasan.
 sebagian besar atom berupa ruang kosong
 secara keseluruhan atom bersifat netral
 Nomor atom Z = jumlah muatan inti (P) = jumlah elektron
4. Model atom Bohr
Page 45
Kelemahan Model Atom Rutherford adalah:

1. Tidak dapat menjelaskan kesetabilan inti (inti bersih dari elektron)


2. Tidak dapat menjelaskan spektrum garis atom hidrogen (menurut Teori Rutherford lintasan
elektron mengecil, shg frekuensinya kontinu)

Berbagai macam spektrum garis atom Hidrogen:


1. Deret Lymann; a = 1 ; b =2, 3, ...
2. Deret Balmer; a = 2; b = 3, 4,..
3. Deret Paschen; a = 3; b = 4, 5,...
4. Deret Bracket; a = 4; b = 5, 6, ...
5. Deret Pfund; a = 5; b = 6, 7,..
Jika elektron meloncat dari lintasan : b ke a (b > a), akan
memancarkan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang:
1
λ [1 1
=R 2 − 2
a b ] ; R = konstanta Rydberg

= 1,097 x 107 m-1

Untuk menutupi kelemahan teori atom Rutherford, Bohr memberikan postulatnya:


1. Elektron bergerak mengelilingi inti atom menurut lintasan tertentu, selama gerakannya ini
elektron tidak memancarkan/menyerap energi.

Pada keadaan ini momentum sudut elektron adalah:

h m = massa elektron; v = kecepatan orbit;


m v r=n
2π r = jari-jari orbit; n = 1, 2, 3, ... (bilangan kuantum utama)

2. Elektron dapat berpindah dari lintsannya ke lintasan yang lebih rendah energinya sambil
memancarkan energi dan ke lintasan yang energinya lebih tinggi sambil menyerap energi.

Jika elektron melompat dari tingkat energi EB ke tingkat energi EA, maka besar energi yang
dipancarkan
c
E = EB –EA = h.f = h
λ

Menurut Bohr:
r = n2 ro= n2 . 5,30 x 10-11 m
 Jari-jari lintasan ke –n elektron

 Energi terendah pada atom Hidrogen E = - 13,6 eV (ground state), dan


 energi kulit ke-n ditentukan oleh: −13,6
En = 2
eV
n

 Tingkat energi yang lebih besar dari tingkat dasar menyatakan keadaan eksitasi
 Energi yang diberikan dapat membuat atom akan tereksitasi pada keadaan ionisasi.
 Keadaan ionisasi adalah keadaan elektron terpental ke luar dari ikatan atom.

Page 46
CONTOH 1

Bila atom Hidrogen ditembak, maka elektron atom Hidrogen itu akan tereksitasi ke tingkat energi
yang lebih ttinggi. Pada saat elektron turun kembali ke tingkat energi yang lebih rendah, maka atom
akan memancarkan cahaya. Tentukanlah ketiga panjang gelombang terbesar yang dipancarkan atom,
bila atom kembali ke tingkat n = 1 dari tingkat energi yang lebih tinggi.

CONTOH 2

Elektron dengan energi 11,6 eV ditembakkan pada atom gas hidrogen. Berapa panjang gelombang
radiasi yang akan dipancarkan gas hidrogen?

CONTOH 3

Sebuah atom Hidrogen memiliki elektron pada tingkat n = 4. (a) jika panjang gelombang foton 990
nm menumbuk atom, akan atom mengalami ionisasi? (b) jika atom diionisasi dan elektron
menerima kelebihan energi setelah ionisasi, berapakah energi kinetik elektron (dalam joule)?

GELOMBANG PARTIKEL

Gelombang elektromagnetik memiliki sifat kembar, yaitu bersifat gelombang dan bersifat partikel.
Gelombang elektromagnetik bersifat partikel di tujukkan oleh peristiwa:

a. Efek fotolistrik
Efek fotolistrik yaitu: peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan logam karena logam
tersebut di radiasi/dijatuhi gelombang elektromagnetik

Elektron dapat terlepas dari logam karena ia menyerap energi dari gelombang elektromagnetik yang
diradiasikan. Besarnya energi kinetik elektron yang terlepas:
Ek = h υ−h υo
 υ=¿ frekuensi gelombang elektromagnetik yang datang
 υ o=¿ frekuensi ambang/batas (frekuensi terkecil GEM yang menyebabkan elektron terlepas dari logam.
 (h υ o=¿ fungsi kerja logam /energi ambang logam)

Hasil percobaan menunjukkan bahwa terdapat nilai beda potensial yang menyebabkan elektron tidak
keluar dari logam (walaupun intensitas foton naik), dimana sering disebut potensial penghenti (Vo).
Hubungan energi kinetik maksimum elektron dengan potensial penghenti adalah:

Ekm = e Vo

Persamaan Ek = h υ−h υ o, dapat dianalogikan dengan persamaan matematika : y = mx - n

Ek = h υ−h υ o
y=m x−n
Page 47
Dari analogi ini dapat simpulkan bahwa grafik hubungan energi kinetik elektron dengan frekuensi
gelombang elektromagnetik, akan berbentuk garis lurus.

Ek = h υ−h υ o
Ek
y=m x−n
=
Ek tan = h
fo f
-
hfo
a. Menurut teori gelombang, energi kinetik elektron foto harus bertambah besar jika intensitas foton
diperbesar. Akan tetapi kenyataan menunjukkan bahwa energi kinetik elektron foto tidak tergantung
pada intensitas foton yang dijatuhkan.
b. Menurut teori gelombang, efek fotolistrik dapat terjadi pada sembarang frekuensi, asal intensitasnya
memenuhi. Akan tetapi kenyataannya efek fotolistrik baru akan terjadi jika frekuensi melebihi harga
tertentu dan untuk logam tertentu dibutuhkan frekuensi minimal yang tertentu agar
c. dapat timbul elektron foto.
d. Menurut teori gelombang diperlukan waktu yang cukup
e. untuk melepaskan elektron dari permukaan logam. Akan
f. tetapi kenyataannya elektron terlepas dari permukaan
g. logam dalam waktu singkat (spontan) dalam waktu kurang
h. 10
i. -9
j. sekon setelah waktu penyinaran.
k. Teori gelombang tidak dapat menjelaskan mengapa
l. energi kinetik maksimum elektron foto bertambah jika
m. frekuensi foton yang dijatuhkan diperbesar.

b. Efek Compton

Efek Compton adalah gejala dimana foton yang menumbuk elektron dihamburkan dengan panjang
gelombang yang lebih besar.

Foton Foton
datang terhambur

Elektron
terpental

Selisih panjang gelombang foton terhambur dengan panjang gelombang foton datang adalah

h ,
λ ,− λ= ¿ λ = panjang gelombang foton terhambur;
mo c λ = panjang gelombang datang
mo = massa diam elektron;
c = kecepatan GEM

Karena gelombang elektromagnetik dapat bertingkah laku seperti gelombang dan partikel, maka
menurut Louis de Broglie, partikel pun (seperti elektron) dapat bertingkah laku sebagai gelombang.
Besar panjang gelombang partikel (sering disebut panjang gelombang de Broglie) yaitu:

h h
λ= = Page 48
P mv
P = momentum partikel ;
m = massa partikel;
v = kecepatan partikel

CONTOH 1
Berkas sinar x dengan panjang gelombang 0,010 A o disinarkan pada sebuah elektron bebas
yang diam. Ternyata sinar x tersebut dihamburkan dengan sudut 60o . Tentukanlah:
a. panjang gelombang sinar x yang dihamburkan
b. energi yang diterima elektron

CONTOH 2
Tentukan momentum foton yang panjang gelombangnya 600 nm
TEORI RELATIVITAS
 POSTULAT EINSTEIN
Para ahli Fisika abad ke -19 menyimpulkan, gelombang cahaya merambatkan getarannya melalui
suatu medium yang disebut eter.
Hasil percobaan Michelson-Morley membuktikan bawa tidak ada eter.

Mengatasi kebuntuan ini maka Einstein mengajukan postulatnya yaitu:


1. Hukum- hukum fisika memiliki bentuk yang sama pada semua kerangka acuan yang bergerak
dengan kecepatan tetap. “semua gerak adalah relatif”
2. Pengukuran kecepatan cahaya dalam ruang hampa (c ≈ 3.108 m/s ¿ mempunyai harga yang sama
untuk semua pengamat, tidak tergantung pada gerak sumber cahaya atau gerak pengamat.

 JUMLAH KECEPATAN RELATIVITAS

Sesuai postulat 2 Einstein maka kecepatan benda yang bergerak mendekati kecepatan cahaya adalah
menurut pengamat bergerak adalah:

B A
Bumi

C V V1
2
Menurut Einstein kecepatan A terhadap C adalah: v1 + v2
v=
v1 v 2
v1 = kecepatan relatif A terhadap B 1+ 2
v 2 = kecepatan relatif B terhadap C c

 Dilatasi Waktu
∆ t0
Dilatasi waktu adalah perubahan pengukuran selang waktu ∆ t=


2
v
akibat gerakan relatif pengamat. 1− 2
c

Page 49
∆ t 0=¿ selang waktu yang diukur pengamat diam terhadap kejadian (waktu sejati)
∆ t = selang waktu yang diukur oleh pengamat yang bergerak relatif terhadap kejadian (waktu
relativistik)

 Kontraksi Panjang
Kontraksi panjang adalah perubahan panjang suatu benda akibat gerakan relatif pengamat /benda.

Panjang benda yang bergerak dengan kecepatan v / pengamat yang bergerak dengan kecepatan v
ialah:


L=L0 1− 2
v2
c
L0= panjang mul - mula benda

 Massa, Energi dan Kesetaraanya


Pada benda-benda yang bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya, massanya tidak
dianggap konstan (disebut massa relativistik). Massa benda yang bergerak dengan kecepatan v
adalah: m0
m=


mo = massa
v2 diam benda
1− 2
c

 Disini berlaku juga hukum kekkekalan momentum :


Momentum Awal = Momentum Akhir
 Energi kinetik (Ek) benda yang bergerak ialah:

Ek = mc2 – mo c2

 Rumus di atas dapat ditulis: mc2 = Ek + mo c2


Jika mc2 dianggap energi total benda, dengan sendirinya pada keadaan diam (E k = 0 ) benda tetap
memiliki energi yaitu mo c2 . Jadi mo c2 dapat disebut sebagai energi diam dari benda bermassa mo
 Pada pembahasan relativistas ini tidak berlaku kekekalan massa; massa benda yang bergerak >
massa benda diam. Tetapi hukum kekekalan energi tetap berlaku:
(Etot )awal = (Etot) akhir

 Uraian di atas menunjukkan adanya hubungan erat antara massa dan energi. Massa dapat musnah
menjadi energi dan sebaliknya. Hubungan antara massa dan energi menurut Einstein:
E = m c2
E = energi yang muncul/hilang
 Hubungan energi total dengan momentum ialah:

E2 = mo2 c4 + p2 c2 = Eo2 + p2 c2

Page 50
CONTOH 1
Sebuah pesawat antariksa bergerak dengan kelajuan 0,8 c menjauhi Bumi. Dari pesawat ditembakkan
peluru dengan kelajuan 0,4 c searah gerak pesawat. Hitunglah kelajuan peluru terhadap pengamat di
Bumi menurut teori relativitas Einstein.

CONTOH 2
Dua pesawat antariksa A dan B bergerak dalam arah berlawanan meninggalkan Bumi. Seorang
pengamat di Bumi mengukur kelajuan A adalah 0,5 c dan kelajuan B adalah 0,4 c. Berapakah
kelajuan B relatif terhadap A

CONTOH 3
Pada saat bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya, panjang sebuah pesawat luar
angkasa menjadi ½ dari panjang pesawat saat diam di Bumi. Jika c = kecepatan cahaya, maka
kecepatan pesawat itu relatif terhadap pengamat yang diam di Bumi adalah... .

CONTOH 4
Sebuah partikel bergerak dengan kelajuan 0,6 c. Berapa perbandingan massa relativistik partikel itu
terhadap massa diamnya?.

CONTOH 5

Sebuah elektron yang mempunyai massa diam mo bergerak dengan kelajuan 0,6 c. Berapakah energi
kinetiknya?

FISIKA INTI
A. Struktur Inti

Ada dua macam partikel penyusunan inti:


 Proton yaitu partikel bermuatan listrik yang besarnya sama dengan muatan elektron (massa
proton = e1,67264 . 10-27 kg)
 Neutron yaitu partikel netral (tidak bermuatan listrik) yang massanya 1,67482.10-27 kg.
Sebuah inti (atau unsur) X ditulis sebagai: X AZ .
Z = nomor atom = jumlah proton dalam inti
A = Nomor massa = ∑ ( proton dan neutron) dalam inti
+
A – Z = N = jumlah neutron dalam intiC

Di alam ada beberapa kelompok nuklida (sebutan untuk X AZ ):


3 cm

 Isotop yaitu kelompok nuklida yang memiliki Z yang sama tetapi nomor massa berbeda (seperti
12 13
C 6 , C6 ,C 6 ¿
14
A 4 cm B
 Isoton ialah kelompok nuklida yang mempunyai N yang sama, tetapi Z yang+ berbeda (mis:
13 14
C 6 dan N 7 ¿
Gbr. 2

Page 51
 Isobar ialah kelompok nuklida yang memiliki A yang sama tetapi Z yang berbeda (mis:
14 14
C 6 dan N 7 ¿

B. Massa Defek dan Energi Ikat

Jika beberapa proton dan neutron bergabung membentuk inti atom, ternyata massa inti yang
terbentuk lebih kecil dibandingkan massa partikel-partikel pembentuknya.
(minti < ( mproton + mneutron))

Hal ini disebabkan karena adanya perubahan massa inti menjadi energi ikat (untuk mengikat proton-
proton dan neutro-neutron dalam inti); fenomena ini disebut massa defek/defek massa. Besarnya
massa yang berubah menjadi energi ikat :
∆ m=( Z . mp + N . mn )−mi
mp = massa proton;
mn = massa neutron;
mi = massa inti;
Z = jumlah proton; N = jumlah neutron.
Besarnya energi ikat inti : 2
E=∆ m c

Dimana, ∆ m bersatuan kg, c = 3 x 108 m/s

Selain dinyatakan dalam satuan kilogram massa inti juga dinyatakan dalam satuan massa atom (sma).
Jika defek massa dinyatakan dalam sma, maka energi ikat inti adalah :
E=∆ m x 931,5 MeV
 1 sma = 1,66 x 10-27 kg;
 massa proton = 1,007825 sma;
 massa neutron = 1,008665 sma.

E
Energi ikat rata-rata bila dinyatakan untuk setiap nukleon/nuklida ialah E0 =
A

CONTOH 1

40
Massa inti atom 20 Ca adalah 40,078 sma. Jika massa proton = 1,0078 sma dan massa neutron =
40
1,0087 sma, maka massa defek pembentukkan atom 20 Ca adalah..

CONTOH 2

Massa inti deutrium 21 D adalah 2,0141 sma. Jika massa proton = 1,0078 sma dan massa neutron =
1,0087 sma, maka energi ikat inti deutrium adalah... .

RADIOAKTIVITAS

Page 52
Hampir duapertiga inti atom unsur di alam tidak stabil. Inti atom dengan nomor atom Z > 83
merupakan inti yang tidak stabil. Untuk mencapai kestabilan, inti secara spontan akan memancarkan
partikel-partikel radioaktif. Peristiwsa ini disebut radioaktivitas.

A. Parikel-partikel Radioaktif
Umumnya partikel radioaktif yang dipancarkan inti radioaktif ialah parikel Alpha( α ¿ , partikel
Betha( β ¿,dan sinar gamma (γ )

Proses pemancaran partikel partikel itu dalam reaksi inti adalah sebagai berikut:
 Partikel alfa : X AZ → A− 4 4
Z−2Y + 2 H e +Q Sifat Partikel :

 Partikel beta : X AZ → Z +1AY + −10 β +Q  Partikel alfa (inti helium)


 Bermuatan positif (+2e)
 Sinar gamma : X AZ → AZ Y + 00 γ +Q  Memilki ionisasi terbesar dibandingkan partikel β
dan γ
 Daya tembus paling rendah
 Partikel β
 Bermuatan negatif
 Memiliki daya ionisasi dan daya tembus di antar
partikel alfa dan sinar gamma
 Sinar gama
 Tanpa bermuatan
 Memiliki daya ionisasi paling rendah
 Memiliki daya tembus paling besar
B. Peluruhan Inti

Peluruhan (disintegrasi) adalah peristiwa pecahnya inti secara spotan. Suatu inti radioaktif yang
dibiarkan begitu saja makin lama akan semakin kecil karena ia terus menerus memancarkan sinar
radioaktif.

Hasil percobaan menunjukkan bahwa laju peluruhan inti sebanding dengan jumlah inti pada saat itu.
dN
Secara matematika ditulis sbb: =−λ N .
dt

 λ = konstanta peluruhan;
 N = jumlah inti pada waktu tertentu.
 Tanda (-) menyatakan bahwa jumlah inti yang meluruh selalu berkurang setiap saat.
 Laju peluruhan = aktivitas radioaktif (A), jadi A = λN
 Jika persamaan laju peluruhan diintegralkan, maka akan diperoleh Jumlah inti (N) pada saat t,
−λt
N=N O e
yaitu

 No = jumlah inti semula

Konstanta peluruhan λ berbeda untuk setiap unsur. Untuk keperluan praktis, maka didefinisikan
besaran waktu paruh (T), yaitu: waktu yang diperlukan unsur untuk meluruh sehingga tersisa
setengahnya.
Dari persamaan di atas, dengan N = ½ No, maka diperoleh hubungan yaitu:
ln 2 0,693
λ= =
T T
Page 53
Dalam kaitan dengan waktu paruh, jumlah inti tersisa pada waktu t dapat ditentukan oleh
persamaan:
[]
t
1 T
N=N o
2

CONTOH 1.

100 gram unsur X dengan waktu paruh 10 hari meluruh menjadi unsur Y. Pada saat X tepat telah
meluruh selama 1 bulan, tentukan

a. Jumlah unsur X yang tersisa


b. Jumlah unsur Y
c. Konstanta peluruhannya?

CONTOH 2
Nt
Sesudah meluruh 2 jam, suatu unsur radioaktif yang tersisa
Noadalah seperenambelas dari unsur mula-
mula. Hitunglah waktu paruh unsur tersebut.
Contoh 3.
Perhatikan grafik peluruhan zat radioaktif. ½ No
Aktivitas zat radioaktif setelah meluruh
t (jam)
selama 13,86 jam adalah ... .
6,93
a. 0,693 No /jam
b. 0,250 No /jam
c. 0,139 No /jam
d. 0,125 No /jam
e. 0,025 No /jam

Contoh 4. m( gram)
Perhatikan grafik peluruhan zat radioaktif.
Besar waktu paruh zat radioaktif tersebut adalah ... .
a. 0,5 tahun 12
b. 1,5 tahun 6
c. 2,0 tahun
3
t (tahun)
d. 4,0 tahun
0 1 4
e. 8,0 tah

Page 54
C. TEKNOLOGI NUKLIR
 Reaksi Nuklir
Selain dapat terjadi secara spotan (pada radioaktif) pembentukan inti baru juga dapat dilakukan
secara buatan. Pembentukan inti secara buatan dapat dilakukan dengan cara menembakkan partikel
berenergi tinggi pada inti sasaran. Ada dua jenis reaksi inti, yaitu:
 Reaksi Fisi, yaitu reaksi pembelahan inti berat menjadi inti-inti yang lebih ringan. Contoh :
a. 10n + 235 141 92 1
92 U → 56 Ba + 36 Kr + 3 0 n +Q

b. 10n + 235 140 94 1


92 U → 54 Xe + 38 Sr +2 0n +Q

 Reaksi Fusi, yaitu reaksi penggabungan inti-inti ringan menjadi inti yang lebih berat. Contoh ,
energi matahari diperoleh dari reaksi-reaksi Sbb:
1. 11 H + 11 H → 21 H + 01e + 0 , 42 MeV

2 1 3 0
2. 1 H + 1 H → 2 He + 0γ +5 , 49 MeV

3 3 4 1
3. 2 He + 2 He → 2He +2 1 H +12 ,86 MeV

 Energi Reaksi Inti


Misalkan seberkas partikel a berenergi tinggi ditembakkan pada inti sasaran X.
Setelah terjadi reaksi inti terbentuk inti baru Y dan sebuah partikel b.
Dalam bentuk simbol reaxi itu adalah:
a+ X →Y +b+ Q
dimana, Q = energi reaksi
Besar energi Q adalah : Q=¿

Catatan:
 Jika Q > 0 maka terdapat energi yang dibebaskan (reaksi eksotermik)
 Jika Q < 0 maka terdapat energi yang diserap (reaksi endotermik)

Persamaan energi reaksi inti di atas berasumsi inti sasaran diam (energi kinetik KX = 0) sehingga
energi reaksi inti bila dihubungkan dengan energi kinetik maka diperoleh seperti ini:
Q = KY + Kb – Ka

 Reaktor Nuklir

Reaktor nuklir adalah tempat terjadinya reaksi fisi berantai terkendali. Reaktor nuklir di
manfaatkan sebagai penghasil daya dan penghasil radioisotop.
Pemanfaatan radioisotop antara lain pada bidang:
a. Bidang kedokteran
b. Bidang pertanian dan peternakan
Page 55
c. Bidang industri
d. Bidang Arkeologi
e. Bidang Hidrologi

CONTOH 1

Inti atom yang terbentuk memenuhi reaksi fusi berikut: 11 H + 11 H → 21 D +−10e + Q

Diketahui massa 11 H = 1,0078 sma

Massa 21 D = 2,01410 sma


0
Massa −1e = 0,00055 sma; 1 sma = 931 MeV
Nilai Q (energi) pada reaksi fusi tersebut adalah... MeV

CONTOH 2

2 3
Perhatikan reaksi inti di samping ini! 1 He + 2 He → 42He+ 10n +Q ; Diketahui massa
2 3
1 H e =2,0141 sma ; massa 2 He = 3,0160 sma; massa42He=4,0026 sma.
1
0 n =1,0087 sma . Jika 1 sma setara energi 931 MeV, maka Q (energi yang dibebas) sebesar....

CONTOH 3

Energi ikat inti deuterium (massa = 2,0140 sma) adalah ...

Contoh 4 (UN 15/16)

3 3 1
Perhatikan reaksi fusi di samping ini! 2 He + 2 He →2 1H + x + E ; Diketahui massa
❑1 3 4
❑1 H =1,0081 sma; massa 2 He = 3,0158 sma; massa 2He=4,0039 sma. Jika 1
sma setara energi 931 MeV, maka (energi yang dibebas) pada rekasi sebesar....

a. 1887,7887 MeV
b. 967,8676 MeV
c. 949,2476 MeV
d. 19,9211 MeV
e. 10,7065 MeV

Page 56
01. UMPTN 1996

Sebuah kawat dilengkungkan seperti gambar berikut. Jika kawat dialiri arus listrik 6 A, maka besar medan
magnetik pada titik P adalah... Tesla

a. π x 10−5
b. π x 10−7

Page 57
3m
I
P
c. 4 π x 10−5
d. 4 π x 10−7
e. 7 π x 10−7

02. UN 10/11

Seutas kawat lurus dilengkungkan seperti gambar dan dialiri arus listrik 2A. Jika jari-jari kelengkungan 2 π
cm, maka induksi magnetik di P adalah....

a. −5
5 x 10 T keluar bid. Gbr r
−5 i
b. 4 x 10 T keluar bid. gbr P
−5
c. 3 x 10 T keluar bid. gbr
−5
d. 2 x 10 T keluar bid. gbr
−5
e. 1 x 10 T keluar bid. gbr

Page 58

Anda mungkin juga menyukai