y
d n = (2n − 1) 12 ; n = 1, 2, 3, ... E. POLARISASI CAHAYA
L • Polarisasi adalah terserapnya sebagian arah getar cahaya.
• Jarak antara pita terang dan pita gelap berdekatan adalah : • Empat cara memperoleh cahaya terpolarisasi :
L 1. penyerapan selektif
y =
2d 2. pemantulan
2 PS2 Pascal Study Square | Astina 35b (Dursasana depan Pasar Pamoyanan) | 0812-2020-2525
RANGKUMAN RUMUS Fisika Kelas XII SMA
A. MIKROSKOP
A.1.Bagian Mikroskop dan Sifat Bayangan
• Terdiri atas dua lensa cembung. Yang dekat dengan
benda disebut lensa objektif (fob) dan yang dengan mata
disebut lensa okuler (fok). fob < fok
• Sifat bayangan : maya, terbalik dan diperbesar
• Lensa okuler berfungsi seperti lup, jadi rumus yang
berlaku untuk lensa okuler sama seperti lup.
A.2. Rumus untuk Mikroskop :
• Rumus Umum :
s' 𝑃𝑃
M ob = ob 𝑀𝑜𝑘 = 𝑀 = 𝑀𝑜𝑏 × 𝑀𝑜𝑘 L = s'ob + sok
s ob 𝑠𝑜𝑘
B. TEROPONG
B.1. Bagian Mikroskop dan Rumus Umum
• Terdiri atas dua lensa cembung. Yang dekat dengan
benda disebut lensa objektif (fob) dan yang dengan mata
disebut lensa okuler (fok). fob > fok
𝑠'
• Rumus Umum : 𝑀 = 𝑜𝑏 L = s'ob + sok
𝑠𝑜𝑘
B.2. Jenis-jenis Teropong
B.2.1. Teropong Bintang
• Mata normal tanpa akomodasi :
𝑓
s' ok = − PR 𝑀 = 𝑜𝑏 L = fob + fok
𝑓𝑜𝑘
• Akomodasi maksimum :
𝑓
s' ok = − PP 𝑀 = 𝑜𝑏 L = fob + sok
𝑠𝑜𝑘
3 PS2 Pascal Study Square | Astina 35b (Dursasana depan Pasar Pamoyanan) | 0812-2020-2525
RANGKUMAN RUMUS Fisika Kelas XII SMA
D. POTENSIAL LISTRIK
q
V =k Ep = q'.V
r
V = potensial listrik pada jarak r dari muatan sumber (volt)
q = muatan sumber (C)
r = jarak terhadap muatan sumber (m)
Catatan :
Energi Potensial Listrik ,dan Potensial Listrik merupakan
besaran skalar. Maka untuk mencari besarnya energi potensial
listrik dan potensial listrik oleh beberapa muatan sumber
dilakukan langkah sebagai berikut :
4 PS2 Pascal Study Square | Astina 35b (Dursasana depan Pasar Pamoyanan) | 0812-2020-2525
RANGKUMAN RUMUS Fisika Kelas XII SMA
A. KEGUNAAN KAPASITOR Karena tidak ada muatan yang hilang selama penggabungan,
Dalam rangkaian listrik, penggunaan kapasitor adalah : maka :
(1) untuk mencari gelombang radio muatan total sebelum digabung = muatan total setelah
(2) sebagai salah satu komponen dalam sistem pengapian mobil digabung
(3) sebagai filter dalam catu daya (power supply) q1 + q2
q1 + q2 = q1' + q2 ' V gab =
(4) sebagai penyimpan energi dalam rangkaian penyala C1 + C 2
elektronik q1,q2 = muatan bola 1 dan 2 sebelum digabungkan (C)
q1’,q2’ = muatan bola1 dan 2 setelah digabungkan (C)
B. KAPASITAS KAPASITOR KEPING SEJAJAR C1,C2 = kapasitas bola 1 dan 2 (F)
Kapasitas suatu kapasitor keping sejajar : Vgab= beda potensial gabungan (volt)
Tidak bergantung pada beda potensial V maupun muatan q
Berbanding lurus dengan luas keping (A) dan permitivitas E. ENERGI YANG TERSIMPAN DI DALAM KAPASITOR
dielektrik (), tetapi berbanding terbalik dengan jarak keping
q q2
(d) C= W = 12 qV = 12 CV 2 = 1
2
V C
r o A
C= W = energi yang tersimpan dalam kapasitor (Joule)
d
q = muatan yang tersimpan pada kapasitor (C)
Jika ruang di antara kedua keping kapasitor adalah vakum atau
V = beda potensial kapasitor (volt)
udara, besarnya kapasitas adalah :
C = kapasitas kapasitor (F)
o A C
Co = r =
d Co
F. HUBUNGAN KAPASITOR
C = kapasitas kapasitor (F) Hubungan Seri :
r = permitivitas relatif bahan dielektrik > 1 Pada hubungan seri, muatan tiap kapasitor sama, yaitu sama
o = permitivitas vakum/udara = 8,8510-12 C2/Nm2 dengan muatan kapasitor penggantinya. Bertindak sebagai
A = luas keping (m2) pembagi tegangan.
d = jarak antara keping (m) qseri = q = q1 = q2 = q3 = ... = qn Vseri = V1 + V2 + V3 + ... + Vn
Co = kapasitas kapasitor jika ruang diantara keping adalah
vakum/udara (F)
1 1 1 1 1 1 1 1
= + + + ... + V1 : V2 : V3 = : :
C seri C1 C 2 C3 Cn C1 C 2 C3
C. KAPASITAS KAPASITOR BOLA
Hubungan Pararel :
R
C= Pada hubungan pararel, beda potensial tiap kapasitor sama,
k
yaitu sama dengan beda potensial kapasitor penggantinya.
Jika ke dalam kapasitor bola dimasukkan bahan dielektrik
Bertindak sebagai pembagi muatan.
dengan permitivitas relatif r, maka :
V pararel = V = V1 = V2 = V3 = ... = Vn
R
C = r
k q pararel = q1 + q2 + q3 + ... + qn
C = kapasitas kapasitor (F)
R = jari-jari bola (m) C pararel = C1 + C 2 + C3 + ... + C n q1 : q2 : q3 = C1 : C2 : C3
k = tetapan, untuk ruang hampa/udara = 9109 Nm2C−2
R1 R2 R1 R2
C2, q2 C2, q2
C1, q1 C1, q1
Gambar a Gambar b
5 PS2 Pascal Study Square | Astina 35b (Dursasana depan Pasar Pamoyanan) | 0812-2020-2525
RANGKUMAN RUMUS Fisika Kelas XII SMA
F. GAYA LORENTZ
F.1. Gaya Lorentz pada kawat berarus
F = B.I .L. sin
F.2. Gaya Lorentz antara dua kawat berarus
F o I1 I 2
=
L 2a
6 PS2 Pascal Study Square | Astina 35b (Dursasana depan Pasar Pamoyanan) | 0812-2020-2525
RANGKUMAN RUMUS Fisika Kelas XII SMA
A. GAYA GERAK LISTRIK (GGL) INDUKASI Menurut hukum Faraday 𝜀 = 𝑁𝐴𝐵 𝜔 sin 𝜔𝑡 = 𝜀𝑚 sin 𝜔𝑡
A.1. Fluks Magnetik dengan :
Untuk menyatakan kuat medan magnetik digunakan induksi = GGL induksi (volt)
magnetik. Induksi Magnetik (B) adalah ukuran kerapatan m = GGL induksi maksimum (volt)
garis – garis medan. Dengan demikian dapat didefinisikan N = jumlah lilitan
bahwa fluks magnetik () adalah banyaknya garis medan A = luas bidang kumparan (m2 )
magnetik yang dilingkupi oleh suatu luas daerah tertentu (A) = kecepatan sudut (rad/s)
dalam arah tegak lurus. t = waktu (sekon)
= AB⊥ = AB cos
Dalam bentuk vektor, persamaan di atas dapat dinyatakan B. GGL INDUKSI DIRI
dengan perkalian titik, yaitu : B.1. GGL Induksi Diri pada Kumparan
𝑑𝐼
= A B 𝜀 = −𝐿 dengan L adalah induktansi diri, satuannya henry (H)
𝑑𝑡
Δ𝑙 𝐼2− 𝐼1
𝜀 = −𝐿 = −𝐿 ( ) dengan :
A.2. Hukum Faraday Δ𝑡 𝑡2 −𝑡1
I2 = kuat arus yang melampui kumparan pada keadaan akhir (A)
= −N I1 = kuat arus yang melalui kumparan pada keadaan awal (A)
t
t = t2 – t1 = selang waktu perubahan kuat arus (s)
Jika perubahan fluks magnetik terjadi dalam waktu singkat,
d
maka = − N lim = −N dengan : B.2. Induktansi Diri Solenoida dan Toroida
t t dt
= GGL Induksi antara ujung – ujung penghantar (volt = V) L=N
I
N = banyak lilitan kumparan
dengan : L = indukstansi diri (H)
= perubahan fluks magnetik (Wb) N = banyak lilitan
t = selang waktu untuk perubahan fluks magnetik (s) = fluks magnetik (Wb)
d I = kuat arus yang melalui kumparan (A)
= turunan pertama fungsi fluks magnetik terhadap waktu
dt
0 N 2 A
L=
I
A.3. Hukum Lenz
Bunyi hukum Lenz : Jika GGL induksi timbul pada suatu Dengan :
rangkaian, maka arah arus induksi yang dihasilkan mempunyai L = induktansi diri solenoida atau toroida (H)
arah sedemikian rupa sehingga menimbulkan medan magnet 0 = permeabilitas vakum/udara (4π x 10-7 Wb A-1 m-1 )
induksi yang menentang perubahan medan magnet (arus N = banyak lilitan
induksi berusaha mempertahankan fluks magnet totalnya l = panjang solenoida atau toroida (m)
konstan) = r 0
1. Arus Listrik
Kuat arus listrik I didefinisikan sebagai besar muatan listrik q 8. Voltmeter
yang mengalir setiap satuan waktu t Agar voltmeter dapat digunakan untuk mengukur tegangan
qI = arus listrik (A) yang besar, dibutuhkan resistor seri (RS) yang dipasang seri
I=
q n = q = muatan listrik (C) dengan galvanometer.
t q e
n = banyak elektron V V
qe = muatan elektron = 1,6.10-19 C RS = (n − 1) RG dimana n = =
VG I G .RG
2. Hukum Ohm dan Hambatan Listrik
a. Hukum Ohm : V = I .R 9. Gaya gerak listrik dan tegangan jepit Vab
Grafik V terhadap I : Grafik I terhadap V : I= Vab = − I .r Vab = I .R
V R+r
V
P2 = 2 P1
• Susunan pararel berfungsi sebagai pembagi arus : V1
1 1 1
I1 : I 2 : I 3 : = : : : Di dalam rangkaian listrik, peralatan diwakili oleh hambatannya
R1 R2 R3 yang dapa ditentukan dari hubungan :
V2
6. Jembatan Wheatstone R=
P
R1 R4 = R2 R3
15. Rumus tambahan
7. Amperemeter 1. Kalor (Q) : Q = m.c.T
Agar amperemeter dapat digunakan untuk mengukur kuat arus 2. Energi kinetik : Ek = ½m.v2
yang besar, dibutuhkan resistor shunt (Rsh) yang dipasang 3. Energi potensial : Ep = m.g.h
pararel dengan galvanometer. 4. 1 kWh = 1000 Wh = 3,6 x 106 J
R I
Rsh = G dimana n =
n −1 IG 16. Untuk kasus lampu yang disusun seri maupun pararel, berlaku
hubungan :
8 PS2 Pascal Study Square | Astina 35b (Dursasana depan Pasar Pamoyanan) | 0812-2020-2525
RANGKUMAN RUMUS Fisika Kelas XII SMA
1 1 1 hf h
= + + ... Ppararel = P1 + P2 + ... • momentum (p) : p = =
Pseri P1 P2 c
dengan syarat : • panjang gelombang foton setelah tumbukan (’):
• dipasang pada sumber tegangan yang sama dengan h
'− = (1 − cos )
tegangan spesifikasi lampu. mc
• hambatan dalam sumber tegangan sama dengan nol. h = 6,6310−34 Js
h
• biasa disebut sebagai panjang gelombang Compton
17. Untuk kasus elemen pemanas yang disusun seri mc
maupun pararel h
5. Panjang gelombang de Broglie : =
1 1 1 mv
t seri = t1 + t 2 + ... = + + ...
t pararel t1 t 2 1. Penjumlahan Kecepatan
dengan t1 dan t2 adalah waktu yang diperlukan untuk Berdasarkan Newton : V AB = V AC + VCB
memanaskan air secara sendiri-sendiri. V AC − V BC
Berdasarkan Relativitas Einstein : V AB =
V .V
BAB 8-TEORI ARUS DAN TEGANGAN LISTRIK BOLAK-BALIK 1 − AC 2 BC
c
Im Vm
1. Arus dan Tegangan Efektif : I ef = Vef = dimana :
2 2
VAB = kecepatan A menurut B
2. Induktor pada Rangkaian Arus Bolak-balik VAC = kecepatan A menurut C
• Tegangan pada induktor murni mendahului 90o dari arusnya. VCB = kecepatan C menurut B
• Reaktansi Induktif ( XL) : X L = .L = 2fL Ingat : VAB = −VBA
1
3. Kapasitor pada Rangkaian Arus Bolak-balik 2. Tetapan Tranformasi : =
• Tegangan pada induktor murni terlambat 90o dari arusnya. v2
1−
1 1 c2
• Reaktansi Kapasitif ( XC) : X C = =
C 2fC Lo
3. Kontraksi Panjang : L =
4. Rangkaian Seri RLC
dimana :
• Tegangan ( V ) : V = VR + (VL − VC )
2 2
L = panjang benda bergerak yang diamati oleh kerangka diam
VL − VC Lo = panjang benda sebenarnya
• Beda fase antara arus dengan tegangan () : tan = 4. Dilatasi Waktu : t = t o .
VR
dimana :
X L − XC R t = selang waktu yang diukur oleh pengamat yang bergerak terhadap
atau tan = atau cos =
R Z kejadian
to = selang waktu yang diukur oleh pengamat yang diam terhadap kejadian
• Impedansi Rangkaian (Z) : Z = R 2 + ( X L − X C )2 5. Massa, Momentum dan Energi Relativistik
5. Sifat Rangkaian Massa relativistik : m = mo .
• Rangkaian bersifat induktif jika XL > XC , tegangan Momentum relativistik : p = mo .v.
mendahului arus sebesar
• Rangkaian bersifat kapasitif jika XL < XC , tegangan tertinggal Energi diam : Eo = mo c
2
dari arus sebesar
• Rangkaian bersifat resistif jika XL = XC , arus sefase dengan Energi total : E = mc = mo c
2 2
= .Eo
tegangan & disebut juga rangkaian dalam keadaan resonansi.
Energi kinetik : Ek = E − Eo = ( − 1) Eo
6. Resonansi
Hubungan energi dan momentum relativistik :
1 1
Syarat : XL = XC → f r = E 2 = Eo 2 + p 2 c 2
2 LC
Akibatnya :
• impedansi rangkaian menjadi minimum → Z = R
• kuat arus rangkaian menjadi maksimum → I = V/R
7. Daya pada Rangkaian Arus Bolak-balik
• Daya (P) : P = Vef I ef cos = I R
2
R VR
• Faktor daya (cos ) : cos = =
Z V
Q
1. Radiasi Benda Hitam : P = = eAT 4
t
= 5,6710−8 W/m2K4
2. Hukum Pergeseran Wien : max .T = 2,898 10 −3
3. Efek Fotolistrik : EK max = hf − Wo EK max = eVo
dimana : Wo = h.fo = fungsi kerja (Joule)
Vo = potensial stop/henti (volt)
e = muatan elektron = 1,610−19 C
4. Efek Comptom (Hamburan Foton)
9 PS2 Pascal Study Square | Astina 35b (Dursasana depan Pasar Pamoyanan) | 0812-2020-2525