Anda di halaman 1dari 26

Disusun Oleh :

1. Faridz Khoiriarta (19)


2. Intan Hadiningtyas (20)
3. Khansa Fatin (21)
4. Nailis Salwa (25)
5. Naufal Arif L (26)
6. Paradita Sekar (29)
7. Randy Rosianto K (30)
8. Rinda Wahyuni (31)
9. Silva Sagita (33)
10. Zahra Syauqina (38)
Gelombang adalah getaran yang merambat. Di dalam
perambatannya tidak diikuti oleh berpindahnya partikel-partikel
perantaranya. Pada hakekatnya gelombang merupakan
rambatan energi (energi getaran).
1. Menurut Arah Getar

Gelombang yang arah rambat dan


arah getarnya saling tegak lurus.
Contoh: Gelombang
Tranversal elektromagnetik, gelombang pada
tali / dawai , dan gelombang pada
permukaan air.

Gelombang yang arah rambat dan


arah getarnya saling berimpit.
Contoh: Getaran pada pegas dan
Longitudinal gelombang bumi
Gelombang yang
Gelombang mempunyai
amplitudo yang
Berjalan sama pada
setiap titik.

Gelombang Gelombang yang


amplitudonya
Diam / tidak sama pada
Stationer setiap titik.
Gelombang yang merambat
memerlukan medium.
Contoh: gelombang bunyi, gelombang
Gelombang tali, dan gelombang pada pegas.
Mekanik

Gelombang yang merambat tidak


memerlukan medium / dapat merambat
dalam hampa udara.
Gelombang Contoh: sinar gamma, sinar X, cahaya,
Elektromagnetik gelombang radio, TV, radar.
Periode (T), yaitu waktu yang diperlukan satu
buah gelombang untuk melewati sebuah titik.
Frekuensi (f), jumlah gelombang yang melewati
sebuah titik tiap satu satuan waktu.
Panjang gelombang (), yaitu jarak yang ditempuh
gelombang dalam satu periode.
Amplitudo (A), yaitu simpangan terjauh.
Simpul (s) adalah simpangan minimum dari
gelombang
Cepat rambat gelombang (v), yaitu jarak yang
ditempuh gelombang tiap satu satuan waktu.
Hubungan f dan T
1 1
f= atau T =

Hubungan v, T, f dan

v= atau v = f .

Keterangan:
v = cepat rambat gelombang (m/s)
f = frekuensi (Hz)
T = periode (s)
= panjang gelombang (m)
D. Karakteristik Gelombang
1. Pemantulan Gelombang
Hukum pemantulan gelombang menyatakan
bahwa sudut datang gelombang sama dengan sudut
pantulnya.

I = sudut datang gelombang


r = sudut pantul gelombang
N = garis normal

I=r
2. Pembiasan Gelombang
Hukum Snellius tentang pembiasan
oSinar datang, garis normal dan sinar bias terletak pada
satu bidang batas
oPerbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut
bias adalah tetap yang disebut indeks
Perpaduan 2 gelombang atau lebih yang
membentuk pola tertentu berupa pola penguatan
dan pola penghilangan muka gelombang.
Pembelokan arah rambat gelombang karena
melalui celah sempit atau pembelokan arah rambat
gelombang karena adanya penghalang.
5. Dispersi Gelombang
Dispersi adalah penyebaran bentuk gelombang ketika
merambat melalui suatu medium. Dispersi tidak akan terjadi
pada gelombang bunyi yang merambat melalui udara atau
ruang hampa. Medium yang dapat mempertahankan bentuk
gelombang tersebut disebut mediumnondispersi.
6. Dispolarisasi Gelombang
Polarisasi adalah peristiwa terserapnya sebagian arah
getar gelombang sehingga hanya tinggal memiliki satu arah
saja. Polarisasi hanya akan terjadi pada gelombang
transversal, karena arah gelombang sesuai dengan arah
polarisasi, dan sebaliknya, akan terserap jika arah gelombang
tidak sesuai dengan arah polarisasi celah tersebut.
E. Persamaan Gelombang Berjalan
Setelah titik O digetarkan t detik, maka simpangan di
titik O adalah: yo = A sin t
Titik P berjarak x dari titik O, gelombang berjalan merambat

dari O ke P memerlukan waktu . Ketika titik O telah bergetar t


detik, titik P baru bergetar (t - ) detik.

Simpangan di titik P adalah:
yP = A sin tP

yP = A sin (t - )

2
yP = A sin (t - ) karena = , maka dapat ditulis:

2
yP = A sin (t - . ) karena v.T = , maka dapat ditulis:

2
yP = A sin (t - )

2
yP = A sin (t kx) dengan k =

Jika gelombang merambat dari arah kanan, maka simpangan di titik
P menjadi:
yP = A sin (t + kx)

Keterangan:
yP = simpangan di titik P
A = amplitudo
k = konstanta gelombang
T = periode gelombang (s)
f = frekuensi (Hz)
Sifat-sifat Gelombang Berjalan:
Amplitudonya serba sama.
Tempat-tempat yang berdekatan pada jarak
mempunyai fase sama.
Tempat-tempat yang berdekatan dengan jarak
mempunyai fase berlawanan.
F. Persamaan Gelombang Berdiri (Stasioner)

1. Pemantulan Ujung Bebas


Pada ujung bebas, beda fasenya adalah nol (X =0)
dan terjadi simpangan maksimum (perut).

Persamaan simpangan pada ujung bebas


yc = yd + yp

Yd = A sin 2 ( ft )

+
Yp = A sin 2 (ft )


yc = 2A sin 2 (ft ) cos 2

dengan
yd = persamaan gelombang datang
yp = persamaan gelombang pantul
x = panjang tali dari ujung bebas (m)
f = frekuensi gelombang
= panjang gelombang (m)
A = amplitudo
Yc = simpangan ujung bebas di C (m)
L = panjang tali OB (m)

Amplitudo pada pemantulan ujung bebas



AC = 2A cos 2

Syarat terjadi perut pada ujung bebas

cos 2 =1


cos 2 = cos n

Xp = 1 n
2
Dengan
n = 0,1,2,3,. . .
xp = panjang saat terjadi perut (m)
= panjang gelombang (m)

Syarat terjadi simpul pada ujung bebas



cos 2 =0

1
cos 2 = cos 0
2
1
xs=(2n+1) n
4
dengan
n = 0,1,2,3,
xs= panjang saat terjadi simpul (m)
2. Pemantulan Ujung Tetap
1 1
Pada ujung tetap beda fase adalah ( = ) karena
2 2
terjadi pembalikan fase dan terjadi simpul.
Persamaan simpangan pada ujung tetap
yc=yd+yp

Yd = A sin 2 (ft )

+ +
Yp = A sin ( 2 (ft ) + n) = -A sin 2(ft )


yc = 2A sin 2 (ft ) sin 2()
Amplitudo pada pemantulan ujung tetap

Ac = 2A sin 2()
dengan
yc = simpangan gelombang stasioner pada
ujung tetap
x = panjang tali dari ujung tetap (m)
= panjang gelombang (m)
t = lama gelombang bergetar (s)
L = panjang tali OP (m)
Syarat terjadi perut di C

sin 2( ) = 1

1
sin 2( ) = sin (2n + 1)
2
1
xp = (2n + 1)
4
dengan
n = 0,1,2,3,.
Xp = panjang tali saat terjadi perut (m)
Syarat terjadi simpul di C

sin 2( ) = 0


sin 2( ) = sin n

1
xs = n
2
dengan
n = 0,1,2,3,.
Xs = panjang tali saat terjadi simpul (m)
Hukum Melde :
Bila seutas tali dengan tegangan tertentu digetarkan secara terus
menerus maka akan terlihat suatu bentuk gelombang yang arah
getarannya tegak lurus dengan arah rambat gelombang. Gelombang ini
dinamakan gelombang transversal. Jika kedua ujung tertutup, gelombang
pada tali itu akan terpantul-pantul dan dapat menghasilkan gelombang
stasioner yang tampak berupa simpul dan perut gelombang.

Panjang gelombang dan cepat rambat gelombang stationer dapat


dirumuskan sebagai berikut.
2
= 1 atau =
v = .
dengan
L = panjang tali AB (m)
s = jumlah simpul
= panjang gelombang (m)
T = tegangan tali (N)
w = berat badan (N)
mk = massa tali (kg)
v = cepat rambat gelombang stationer (m/s)
n = banyak gelombang
Percobaan Melde juga dapat digunakan untuk
menentukan besar cepat rambat gelombang pada tali atau
dawai. Dari hasil percobaan Melde dapat disimpulkan cepat
rambat gelombang pada tali atau dawai adalah
1. Berbandingan lurus dengan akar tegangan dawai ()
2. Berbanding lurus dengan akar panjang dawai ()
1
3. Berbandingan terbalik dengan akar massa dawai ( )

Jadi, cepat rambat gelombang

v= atau v =

dengan

m= = massa tali/panjang tali (kg/m)

mk = massa tali (kg)
L = panjang tali (m)
T = tegang tali (N)
v = cepat rambat gelombang pada tali (m/s)

Anda mungkin juga menyukai