BERJALAN
DAN
GELOMBANG
STASIONER
PPG SM3T-V
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
BAHAN AJAR
A. Gelombang Berjalan
Gelombang berjalan merupakan gelombang yang memiliki amplitudo yang tetap.
Gelombang ini merambat pada medium yang cukup panjang sehingga tidak terjadi pemantulan.
Untuk memahami persamaan gelombang berjalan, perhatikanlah uraian berikut.
y v
o p x
2
Karena = T , maka:
t
o =
T
Getaran dari titik O merambat dalam bentuk gelombang mekanik dengan laju
v . Keadaan getaran di titik P berbeda dengan keadaan getaran di titik O,
karena titik P terletak pada jarak x dari O. salah satu perbedaan keadaan
getaran adalah lamanya waktu bergetar dari kedua titik. Jika titik O telah
bergetar selamat t, maka titik P bergetar kurang dari t, yaitu
x
t p =tt op=t
v . Berdasarkan hal tersebut, maka fase getaran di titik P
Karena vT = , maka:
t x
p = (2)
T
Oleh karena itu, persamaan simpangan sebuah titik, misalnya P pada jarak x
dari sumber getaran O pada gelombang bejalan dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut:
y p= A sin 2 p
t
T
x
2 ( )
y p= A sin
2 2
t
T
( x )
y p= A sin
2 2
Karena = (kecepatan sudut) dan =k (bilangan gelombang),
T
maka
y P =A sin(t kx) ( 3)
Untuk kasus yang lebih umum, persamaan simpangan sebuah titik (misalnya
P) pada jarak x dari sumber getaran pada gelombang berjalan dapat ditentukan
sebagai berikut
y p= A sin(t kx) (4)
Untuk kasus gelombang yang merambat dalam arah sumbu-X, maka terdapat
kesepakatan umum, yaitu:
1. Jika gelombang merambat ke arah sumbu positif-X dari titik asal O, maka
tanda dalam sinus negative dan jika gelombang merambat kea rah sumbu X
negative dari titik asal O maka tandanya positif
2. Jika pertama kali sumber getaran bergerak keatas, maka amplitude (A)
bertanda positif, tetapi jika pertama kali sumber getaran bergerak ke
bawah, maka amplitude bertanda negatif.
Keterangan:
yp : simpangan gelombang (m)
A : Amplitudo gelombang (m)
: kecepatan sudut (rad/s)
t : waktu (s)
x : Jarak ke sumber gelombang (m)
k : Bilangan gelombang (m-1)
As 2 A cos
. (8)
Besarnya
kx amplitudo di suatu tergantung pada jarak titik tersebut dari titik
pantul (x).
Dengan menggunakan persamaan (8) di atas kita dapat menentukan
kedudukan titik perut dan titik simpul dari titik pantul sebagai berikut:
kx=(n1)
2
x=(n1)
1
x=( n1) n = 1,2,3.dst ..(9)
2
N= 1 n = 1,2,3dst .(10)
x=( 2n1)
4
Gambar 5. Pola
superposisi gelombang stasioner ujung tetap
As 2 A sin kx . (12)
C. Percobaan Melde
Sifat umum gelombang adalah lajunya bergantung pada sifat sifat medium, tetapi tidak
bergantung pada gerak relative sumber gelombang terhadap medium. Misalnya, laju
gelombang pada tali hanya bergantung pada sifat sifat tali.
Jika kita mengirim pulsa gelombang melalui tali panjang, dengan mudah dapat ditunjukkan
bahwa laju penjalaran pulsa gelombang bertambah bila teganga tali ditingkatkan. Selanjutnya
jika mengunakan dua tali, tali ringan dan tali berat, dengan tegangan yang sama, pulsa
gelombang akan menjalar lebih lambat pada tali berat. Jadi, laju penjalaran gelombang v
pada tali berhubungan dengan tegangan F dan massa persatuan panjang .
Gambar 6 menunjukkan suatu pulsa yang menjalar
sepanjang tali dengan laju v ke kanan. Pulsa
dianggap bernilai kecil bila dibandingkan dengan
panjang tali sehingga menghasilkan aproksimasi yang
baik, yaitu tegangan bernilai konstan sepanjang tali
dan sama seperti ketika tidak ada pulsa. Untuk
Gambar 6. Pulsa gelombang bergerak memudahkan, pulsa ditinjau menurut kerangka
dengan laju v sepanjang tali
acuan yang bergerak dengan laju v ke kanan.
Dalam kerangka ini, pulsa bersifat stasioner dan tali bergerak dengan laju v ke kiri. Gambar
7 menunjukkan segmen tali sepanjang s . Jika segmen cukup kecil, kita dapat
memandangnya sebagai busur jari jari R. segmen demikian melingkar dengan jari jari
2
v
lingkaran R dan kelajuan v , serta memiliki percepatan sentripetal .
R Misalkan adalah
sudut pusat yang berhadapan dengan busur yang dibentuk oleh tali.
s
=
R .(15)
dengan:
v : cepat rambat gelombang pada dawai (ms-1)
F : gaya tegang dawai (N) pada percobaan Melde F = w (berat beban)
: massa per satuan panjang dawai (kgm-1) = m/l
l : panjang dawai (m)
m : massa dawai (kg) pada percobaan Melde bukan massa beban
: massa jenis dawai (kgm-3)
A : luas penampang dawai (m2)