3 ×10 −9 3
Jadi, jarak antar molekul = m × diameter molekul = 10 kali diameter molekul
3 ×10 −10
c. Molekul tidak melakukan gaya satu sama lain kecuali pada saat bertumbukan. Asumsi
ini berarti bahwa diantara dua tumbukan molekul bergerak lurus beraturan. Misalnya:
seperti pada gambar dibawah ini. Gerakan dari T1 ke T2 adalah lurus beraturan.
T2
T1
1
d. Tumbukan antara dua molekul adalah tumbukan lenting sempurna, di mana dinding
tempat tumbukan licin sempurna. Asumsi ini memberi petunjuk kecepatan searah
dinding tidak berubah besarnya.
e. Pada saat tidak ada gaya luar dari luar kedudukan molekul dalam satu volume
tersebar merata diseluruh ruangan. Bila diambil volume dV yang cukup kecil maka
dalam volume dV ini akan terdapat molekul sejumlah dN yang besarnya adalah
dN = ndV . Persamaan ini berlaku untuk dV yang masih bisa ditempati oleh jumlah
molekul yang cukup besar. Apabila dV kecil sekali hingga lebih kecil dari volume
sebuah molekul sehingga dN dalam dV adalah nol.
f. Semua arah dari kecepatan molekul mempunyai kemungkinan yang sama. Asumsi ini
memberi petunjuk bahwa arah kecepatan molekul pada suatu saat bisa dianggap
kearah mana saja. Untuk dapat menganalisa asumsi ini pada setiap molekul
dipasangkan vektor yang menyatakan arah dan besar kecepatan molekul. Dengan N
molekul, maka titik tembus kecepatan pada bidang bola adalah N buah. Hal ini berarti
jumlah titik tembus per satuan luas di seluruh bidang bola harus sama di semua titik
bola. Jumlah rata-rata titik per satuan luas = N/4πr2, dan titik dalam elemen luas dA
N
adalah dN = 4π r 2 dΑ .
n
2. Penurunan persamaan d nθ φ= sin θ dθ dφ
2
4π
Jumlah titik tembus per satuan luas pada bidang bola dimana dalam bola terdapat N
N
molekul adalah 4π r 2 , dimana 4 π r2 = luas bola. Apabila dalam bidang bola diambil
luas sebesar dA, maka dN yaitu jumlah titik tembus dalam dA adalah:
N
dN = • dA
4π r 2
2
Dalam hal ini luas dA harus lebih besar dari pada luas penampang molekul. Berdasarkan
koordinat bola besarnya dA dapat ditentukan dengan r, Φ, θ seperti pada gambar dibawah
ini.
Z
P
P
B
A P
PD C
P P
3
Bila jumlah molekul yang arah kecepatannya menembus dA dinyatakan dengan d2Nθφ , maka:
Di mana d2nθφ = jumlah molekul per satuan volume yang mempunyai titik tembus kecepatan
pada dA.
Pada zat cair apabila setimbang dengan uapnya akan berlaku jumlah zat cair yang keluar
bidang batas persatuan luas persatuan waktu yang sama dengan molekul uapnya yang masuk ke
dalam zat cair per satuan luas persatuan waktu. Seperti pada gambar 1 berikut.
UAP
Zat Cair
Agar zat cair dapat menguap maka molekul uap yang berada diatas zat cair harus dihilangkan
yang berarti tidak akan ada molekul uap yang kembali kedalam zat cair. Jumlah molekul yang
keluar atau menguap bidang batas persatuan luas persatuan waktu identik dengan jumlah
molekul yang menumbuk bidang batas persatuan luas persatuan waktu.
4
Tumbukan θ φ v persatuan luas persatuan waktu
Tumbukan θ φ v merupakan tumbukan yang dilakukan oleh molekul dimana tumbukan ini
memiliki arah kecepatan yaitu θ dan θ + dθ dan φ dan φ+dφ dan besar kecepatan
v dan ( v + dv ) . Dimana telah diketahui bahwa besar kecepatan dari θ dan θ + dθ dan
N
φ dan φ+dφ adalah d 2 Nθφ= sin θ dθ dφ dan jumlah molekul yang memiliki arah
4π
kecepatan dengan arah θ dan (θ + dθ), φ dan ( φ + dφ) persatuan volume yang dinyatakan
dengan
1
d 2 n θφ = n sin θ dθ dφ ............................................................................................1
4π
dimana
N
n= ( v = volume tempat molekul)
V
5
Z
F
V dt G
H
E
Y
A B C
Pada gambar prisma miring ABCD.EFGH panjang AF = V.dt. Didalam prisma tersebut terdapat
molekul-molekul dengan kecepatan dan arah yang berbeda. Dalam prisma juga dapat dipilih
dipilih molekul dengan kecepatan v → ( v + dv ) dengan arah φ →( φ + dφ)
θ → (θ + dθ). Dimana semua moleku dengan syarat θ φ v akan menumbuk bidang ABCD yang
luasnya dA dalam waktu dt.
Dimana jumlah molekul dengan kecepatan berarah φ →( φ + dφ) dan θ → (θ + dθ) persatuan
volume adalah
1
d 2 nθφ = n sin θ dθ dφ ..........................................................................................2a
4π
d N V .............................................................................................................................2b
dan jumlah molekul dengan kecepatan v → ( v + dv ) persatuan volume dapat ditulis dengan
6
d n V ..............................................................................................................................2c
dari ketiga syarat tersebut dapat ditulis jumlah molekul dengan kecepatan v → ( v + dv ) dengan
arah θ → (θ + dθ) persatuan volume dengan mengganti v sehingga menjadi persamaan (2c) yaitu
d n V sehingga diperoleh persamaan
1
d 3 nθφ v = dn V . sin θ dθ dφ ....................................................................................3
4π
1
= dn V . sin θ dθ dφ. v dt cos θ dA
4π
1
= dn V . sin θ . v dt sin θ dθ cos θ dφ dA
4π
1
= dn V . sin θ . v dt sin θ dθ cos θ dφ dA
4π
1
= dA dt v dn V sin θ cos θ dθ dφ .................................................................4
4π
d 3 NθφvdV vdn v
= sin θ cos θ dθ dφ .......................................................................5
dA dt 4π
dimana d 3 N θφv menunjukkan jumlah tumbukan pada bidang ABCD dengan luas dA dan
dalam waktu dt.
Jumlah tumbukan oleh molekul dengan kecepatan (v) pada bidang atas ABCD
diperoleh dengan mengintegralkan jumlah tumbukan θ φ v persatuan luas persatuan waktu
1
dengan batas integrasi φ → 0 → 2π dan θ → 0 → . Sehingga jumlah tumbukan persatuan
2π
luas persatuan waktu yaitu
7
1
π
2π 2
= 1
∫ ∫ 4π v dn
0 0
v sin θ cos θ dθ dφ
1
π
2π 2
= 1
∫ ∫ 4π v dn
0 0
v sin θ d sin θ dφ
1
2π π
1 1 2
= ∫0 4π v dn V dφ 2 sin θ0
2
2π
1 1 1
= ∫ 4π v dn
0
V dφ sin 2 90 − sin 2 0
2 2
2π
1 1
= ∫ 4π v dn
0
V dφ .
2
2π
1
= ∫ 8π v dn
0
V dφ
1
v dn V [φ] 0
2π
=
8π
1
= v dn V [ 2π − 0]
8π
1
= v dn V .........................................................................................................6
4
Sehingga jumlah tumbukan persatuan luas persatuan waktu oleh semua molekul adalah
1
v dn V .
4
Jumlah tumbukan persatuan luas persatuan waktu dari semua molekul dengan adanya
v
1 1
suatu kecepatan yaitu ∫ v dn V =
4π ∫
vdn v
0
4
−
Kecepatan rata-rata v pada
jumlah tumbukan persatuan luas persatuan waktu yaitu
8
− N V
v =∑ i i
N
Ni
v
=∑ V i
N
V
n Vi
=∑ i ...................................................................................................................7
n
−
v =
∫dn V V
n
=
∫V dn V
−
=∫V dn v =n v ...........................................................................................................8
Sehingga semua tumbukan yang timbul dari molekul dengan semua kecepatan dari atas bidang
adalah
v V
1
∫o 4V dn V = 1 4 ∫0 V dn V
−
= 1 n v .........................................................................................................9
4
Keterangan
−
v = kecepatan rata-rata molekul
4. Persamaan Keadaan Gas Ideal yang Dicari Berdasarkan Teori Kinetik Gas
9
Pada dasarnya dibumi tidak terdapat gas yang ideal secara utuh, namun untuk mengidealkan
gas tersebut terdapat beberapa asumsi yang digunakan. Persamaan gas ideal dapat dinyatakan
dengan persamaan PV = nRT.
Dimana :
P = tekanan gas
V = volume gas
T = temperatur gas n
n = banyaknya molekul
N
dengan n = ; n merupakan jumlah molekul dan No merupakan bilangan avogandro dengan
No
harga (6,63 x 10 26 ).
joule mol 0K
R = konstanta umum gas dengan harga (8,3149 x 10 3 ) kg
Adapun langkah untuk menentukan persamaan gas ideal adalah sebagai berikut.
1. Menentukan gaya oleh molekul yang bekerja pada bidang berdasarkan impuls
sama dengan perubahan momentum
2. Menentukan tekanan berdasarkan tekanan sama dengan gaya persatuan luas
3. Menentukan harga PV yang merupakan persamaan gas ideal.
Menentukan gaya oleh molekul yang bekerja pada bidang berdasarkan impuls
sama dengan perubahan momentumv
v cos
Untuk menentukan gaya oleh molekul θ bekerja pada bidang berdasarkan impuls sama
yang
θ
v sin θdapat dilihat pada gambar berikut ini.
dengan perubahan momentum,
normal
v sin θ
θ θ
θ
v
φ
dA v cos θ
10
Selanjutnya untuk batas integral perubahan momentum yang ditimbulkan tumbukan dengan v
1
π
2π 2
2
∫ ∫ 4π m v dn v sin θ cos 2 θ dθ dφ dA dt
2
0 0
1
π
2π 2
= 2
∫ ∫ − 4π m v dn v cos 2 θ d cos θ dφ dA dt
2
0 0
11
2π 1
2 1 2π
= ∫ − mv 2 dn v dφ dA dt cos 3 θ
0
4π 3 0
2π
2 1 1
= ∫− mv 2 dn v dφ dA dt cos 3 90 − cos 3 0
0
4π 3 3
2π
2 1
= ∫− mv 2 dn v dφ dA dt 0−
0
4π 3
2π
2
∫ 12mv dnv dφ dA dt
2
=
0
2
mv 2 dn v dA dt (φ) 0
2π
=
12
2
= mv 2 dn v dA dt . 2π
12
1
= mv 2 dn v dA dt ……………………………………………………10
3
1
dP = m
3
[∫v 2
]
dn v dA dt ……………………………………………….. 11
1
[
dP = m ∫ v 2 dn v dA dt
3
]
1
F dt = m ∫ v 2 dn v dA dt
3
[ ]
1
F = m
3
[∫v 2
]
dn v dA ……………………………….........…………....... 12
12
Tekanan pada bidang dA merupakan gaya persatuan luas yang bekerja pada dA yaitu P =
F 1 −2
= m ∫v 2 dn v , dan harga rata-rata kecepatan
v dapat didefinisikan
dA 3
−
V2
v 2 =∑ ..................................................................................... 13
N
atau
−
N i Vi 2
v 2 =∑
Ni
2
N i Vi
=∑
N
Ni 2
Vi
=∑ V
N
V
ni Vi 2
=∑ ...................................................................................14
n
Keterangan
V = volume
Vi = kecepatan molekul ke i
Ni = jumlah molekul i
Jika kecepatan molekul kontinu dan dnv merupakan jumlah molekul dengan kecepatan v
maka bentuk
13
Dapat diganti dengan bentuk integral sebagai berikut:
N 2
∫v dn v =
2
v
V
1
P = m ∫v 2 dn
3 v
1 N 2
P = m v ............................................................................15
3 V
1 N 2
Bentuk P = m v disebut persamaan gas ideal yang dicari berdasarkan teori kinetik gas.
3 V
14
Karena gas ideal yang ditinjau dari termodinamika dan teori kinetik gas adalah sama, maka
1
persamaan (15), yaitu PV = m N v 2 akan identik dengan persamaan pV = nRT
3
1
nRT = mN v 2
3
N
n= = jumlah mol gas
N0
R
dan, = k = kons tan ta Boltzmant = 1,3803 ×10 −23 J / oK .
N0
Dapat ditentukan hubungan v 2 dengan k dan T sebagai berikut, sehingga akan memperoleh:
1
nRT = mN v 2
3
3
v2 = ⋅ nRT
mN
3 N
v2 = ⋅ ⋅ RT
m N N0
3 R
v2 = ⋅ ⋅ T , sehingga
m N0
kT
v2 =3
m
Dengan,
R
= k = kons tan ta Boltzmant = 1,3803 ×10 −23 J / oK
N0
15
T = temperatur gas dalam derajat Kelvin
Berdasarkan hubungan tersebut dapat ditentukan energi kinetik rata-rata molekul gas
sebagai berikut.
kT
v2 =3
m
v 2 m = 3kT
1 3
mv 2 = kT
2 2
1
Dengan mv 2 adalah energy kinetik rata-rata molekul gas. Adapun arti fisis
2
persamaan ini adalah bahwa energi kinetik translasi rata-rata molekul gas sebanding
dengan temperatur absolut. Dengan demikian besarnya energi kinetik rata-rata molekul
gas adalah sama pada temperatur yang sama.
kT
Berdasarkan v = 3
2
dapat ditentukan “Root mean square” atau v2 sehingga:
m
kT
v2 = 3
m
kT
v rms = 3 ,
m
BM
m= dengan satuan kg.
No
DAFTAR PUSTAKA
16
17