Anda di halaman 1dari 25

GELOMBANG DISPERSIF

Pandu Gelombang dan


Perpaduan Gelombang Dalam Air
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
matakuliah Gelombang Tingkat III semeter V
Dosen Pengampu :
Diah Mulhayatiah, M.Pd

Disusun Oleh:
Neri Anggraini (1211207056)
Utami Pamuji Lestari (1211207086)
Mulyadi (1211207051)
Syifa Rohimah (1211207081)
Siti Anisa Cempaka (1211207072)

PRODI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PMIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2013 M/ 1433 H
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kehadirat Allah SWT. karena atas karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW.
Kami ucapkan terimakasih kepada dosen matakuliah Gelombang, Diah Mulhayatiah,
M.Pd. yang senantiasa memberikan arahan hingga tersusunnya makalah ini, serta kepada
semua pihak yang turut membantu.
Makalah ini berisi penjelasan mengenai gelombang dispersif yang didalamnya memuat
pandu gelombang dan perpaduan gelombang dalam air. Dalam penulisannya, kami
menyadari terdapat kekurangan. Kami berharap kritik dan saran yang membangun sehingga
dapat memperbaiki segala kekurangan. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat.

Bandung, 23 September 2013

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 2

C. Tujuan .................................................................................................................. 2

D. Metode ................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3

A. Peta Konsep ......................................................................................................... 3

B. Gelombang Dispersif ........................................................................................... 3

C. Gelombang dalam Air ........................................................................................ 14

D. Penerapan Konsep Gelombang Dispersif Dalam Kehidupan Sehari-Hari ........ 19

BAB III SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 21

A. Simpulan ............................................................................................................ 21

B. Saran .................................................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 1

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gelombang adalah getaran dan energi yang merambat tanpa disertai
perambatan partikel – pertikel mediumnya. Terdapat berbagai jenis
gelombang diantaranya :
- Berdasarkan arah rambat gelombang terhadap arah getarnya yaitu
gelombang transversal (arah rambatnya tegak lurus dengan arah
rambatnya, contoh : gelombang pada tali yang digetarkan naik – turun)
dan gelombang longitudinal (arah rambatnya searah dengan arah
getarnya, contoh : gelombang bunyi).
- Berdasarkan perlu tidaknya medium dalam perambatannya yaitu
gelombang mekanik (memerlukan medium dalam perambatannya,
contoh : gelombang pada slinki, gelombang pada air, dan gelombang
bunyi) dan gelombang elektromagnetik (tidak memerlukan medium
dalam perambatannya Contoh : gelombang cahaya, gelombang radio,
dan sinar X).
- Berdasarkan perubahan amplitudo yaitu gelombang berjalan
amplitudonya tetap dan gelombang stasioner yang amplitudonya
berubah .
Ada beberapa kasus yang menyatakan antara getaran dan selombang
adalah sama padahal keduanya jelas berbeda. Kemiripan antara getaran dan
gelombang adalah keduanya sama – sama memiliki besaran periode,
frekuensi, dan amplitudo sedangkan perbedaanya adalah gelombang memiliki
besaran panjang sedangkan getaran tidak.
Berhubungan dengan pulsa gelombang ada kasus-kasus yang
menggambarkan hal-hal berikut, dan berkenaan langsung dengan superposisi
gelombang. Pada kedua pulsa saling menjauh kembali dan amplitudonya
kembali ke amplitudo semula, namun dalam hal ini arah pulsanya merupakan
kebalikan dari arah pulsa semula. Penjumlahan bersama dari masing – masing

1
pulsa adalah satu contoh dari sebuah konsep umum yang dikenal sebagai
superposisi gelombang.
Dispersi merupakan fenomena superposisi gelombang yang menghasilkan
bentuk gelombang yang berbeda. Contoh medium tak dispersif : gelombang
suara di udara, gelombang elektromagnetik pada medium vakum. Contoh
medium dispersif : Gelombang laut, Gelombang cahaya melewati pandu
gelombang. Untuk lebih jelasnya akan dibahas pada bagian selanjutnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gelombang?
2. Apa yang dimaksud dengan gelombang dispersif?
3. Bagaimana Gelombang Dispersif tentang Pandu gelombang dan
perpaduan gelombang dalam air ?

C. Tujuan
1. Menjelaskan Pengertian Gelombang
2. Menjelaskan Pengertian Gelombang Dispersif
3. Menjelaskan bagaimana pandu gelombang dan perpaduan gelombang
dalam air
D. Metode
Dalam Penyusunan makalah ini penyusun menggunakan metode studi
pustaka dan studi literatur yakni penyusun mencari informasi melalui buku-
buku referensi yang tersedia dan melalui internet .

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peta Konsep

GELOMBANG

mengalami

Superposisi
Gelombang
Terbagi atas

Dispersi Refleksi Refraksi Difraksi

Medium Gelombang dalam air,


contoh

dispersif gelombang cahaya yang


Terbagi atas
melewati pandu gelombang.

Medium non- contoh Gelombang suara di udara,


dispersif gelombang elektromagnetik ods
medium vakum, gelombang
Dalam pembahasan
bunyi.
Luar pembahasan

Bagan 1. Peta Konsep tentang Dispersif

B. Gelombang Dispersif
Dispersi gelombang dapat diartikan sebagai perubahan bentuk gelombang
ketika gelombang merambat melalui suatu medium atau peristiwa penguraian
sinar cahaya yang merupakan campuran beberapa panjang gelombang
menjadi komponen-komponennya karena pembiasan. Dispersi terjadi akibat
perbedaan deviasi untuk setiap panjang gelombang, yang disebabkan oleh
perbedaan kelajuan masing-masing gelombang pada saat melewati medium
pembias.

3
Karena gelombang dengan frekuensi berbeda mempunyai v ( kecepatan)
yang berbeda, maka gelombang dengan frekuensi berbeda akan memiliki
sudut bias yang berbeda pula. Akibatnya, dalam medium kedua, berkas
dengan frekuensi yang berbeda bergerak dalam arah yang berbeda. Peristiwa
tersebut dapat dikatakan sebagai penguraian cahaya putih dari spektrum -
spektrum yang memiliki frekuensi yang berbeda atau disebut dispersi.
Cahaya putih biasa merupakan superposisi dari gelombang-gelombang

dengan panjang gelombang yang membentang melalui seluruh spektrum

tampak. Indeks refraksi pada sebuah material bergantung pada panjang

gelombang. Peristiwa dispersi dapat diamati pada terurainya gelombang

cahaya polikromatik menjadi komponen gelombang cahaya yang

monokromatik ketika melewati prisma. Peristiwa dispersi terjadi karena

gelombang mengalami perubahan bentuk ketika melewati suatu medium yang

dispersif (medium yang dapat merubah kecepatan yang tergantung

frekuensinya).

Gambar 1. Contoh peristiwa dispersi

Contoh dari dispersif adalah ketika kita menikmati keindahan pelangi,

kita melihat efek gabungan dari dispersi, refraksi dan refleksi. Cahaya

matahri yang datang dari arah belakang kita direfraksikan kedalan sebuah

tetesan air, direfleksikan secara parsial dari belakang permukaan tetesan itu,

dan direfraksikan lagi sewaktu keluar dari tetesan itu. Dispersi menyebabkan

warna-warna yang berbeda direfraksikan pada sudut-sudut yang berbeda pula.

4
Bila kita melihat pelangi kedua yang sedikit lebih besar dengan warna-

warnanya yang terballik, maka kita akan melihat hasil-hasil dispersi dan dua

reflaksi dari permukaan belakng tetesan itu, kedua pelangi ini disebut busur

primer dan busur sekunder (gambar a-c).

Contoh lainnya adalah jika gelombang merambat


Gambar 2. Contoh pada
peristiwa medium di mana
dispersi

laju gelombang dalam medium itu tidak bergantung pada frekuensi atau

panjang gelombang, maka medium itu dinamakan medium tak dispersif dan

gelombangnya dinamakan gelombang tak dispersif. Sebaliknya, dalam

medium dispersif laju gelombang bergantung pada frekuensi atau panjang

gelombang dan gelombangnya dinamakan gelombang dispersif. Pada

gelombang dispersif, hubungan antara  dan k tidak linear. Contoh

gelombang dispersif adalah gelombang elektromagnetik yang merambat

dalam plasma dan gelombang pada permukaan air. Gelombang yang

merambat dalam medium tak dispersif berntuknya selalu tetap. Jika pulsa

gelombang merambat dalam medium tak dispersif, pulsa itu merambat tanpa

terjadi perubahan bentuk (gambar 2.a), Jika pulsa gelombang merambat

dalam medium dispersif, bentuk pulsa akan mengalami perubahan (gambar

2.b). Selama pulsa itu bergerak, lebar pulsa semakin bertambah sehingga pada

akhirnya pulsa itu lenyap.

5
Gambar 3. Perambatan pulsa dalam medium tak dispersif dan medium dispersif. (a) Dalam
medium tak dispersif, perambatan pulsa tidak mengalami perubahan bentuk. (b) Dalam medium
dispersif, lebar pulsa semakin bertambah dan akhirnya pulsa itu lenyap.

Sekarang kita akan membicarakan persamaan gelombang sinusoidal, yaitu


y ( x, t )  A sin( kx  t ). Titik-titik yang mempunyai fase sama, yaitu
  kx  t  konstan, membentuk garis lurus pada bidang x  t (Gambar 3).

Gradien garis ini menunjukkan laju perambatan gelombang, yaitu :  v ph .
k

Gambar 4. Perambatan gelombang sinusoida pada bidang x t .


Laju perambatan gelombang yang didefinisikan dengan menggunakan

Persamaan  v ph . disebut kecepatan fase v phase , sebab titik-titik yang
k
memiliki fase sama merambat dengan kecepatan ini. Dalam diagram   k ,
kecepatan fase merupakan gradien garis yang menghubungkan titik O dan
titik tertentu pada kurva yang menjelaskan hubungan antara  dan k , atau
 (k ) (Gambar 4).

6
𝝎

𝒌
Gambar 5. Pada gelombang dispersif, kecepatan kelompok d / dk berbeda
dengan kecepatan fase  / k.
Kecepatan perambatan yang didefinisikan oleh gradien garis singgung di
titik tertentu pada kurva, yaitu d / dk , disebut kecepatan kelompok atau
kecepatan grup vg yang besarnya dapat berbeda dengan kecepatan fase.

Untuk gelombang tak dispersif, berlaku   v ph k  konstan. Dengan

demikian,
d
vg   v ph .
dk
Sebaliknya, untuk gelombang dispersif berlaku
d 
 .
dk k
Untuk sudut pembias 𝛽 yang sangat kecil akan berlaku persamaan
𝑛𝑝
𝛿 = 𝛽( − 1)
𝑛𝑚
Dimana :
𝛿 = 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖
𝛽 = 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑠 𝑝𝑟𝑖𝑠𝑚𝑎
𝑛𝑝 = 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑏𝑖𝑎𝑠 𝑝𝑟𝑖𝑠𝑚𝑎
𝑛𝑚 = 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑣𝑖𝑎𝑠 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑢𝑚
Indeks bias medium (𝑛𝑚 ) untuk udara adalah 1 sehingga persamaan
𝑛𝑝
𝛿 = 𝛽( − 1)
𝑛𝑚
diubah menjadi
𝛿 = 𝛽(𝑛𝑝 − 1)
Jadi cahaya merah atau cahaya monokromatis yang dilewatkan pada sebuah
prisma akan menghasilkan cahaya monokromatis, yaitu warna merah lagi.
Demikian juga jika pada sebuah prisma dilewatkan cahaya monokromatis

7
lainnya, misalnya cahaya biru, pada keluaran prisma akan menghasilkan
cahaya monokromatis biru. Ketika melewati prisma, frekuensi gelombang
tidak berubah, namun kecepatan dan panjang gelombangnya berubah.
Panjang gelombang cahaya berbeda untuk setiap warna berbeda.
Panjang gelombang suatu warna cahaya tertentu terhadap medium yang
dilaluinya memiliki persamaan
𝜆𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
𝜆𝑛 =
𝑛
Dimana :
𝜆𝑛 adalah panjang gelombang cahaya ketika melalui medium dengan indeks
bias n, sedangkan 𝜆𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 adalah panjang gelombang cahaya di udara. Oleh
karena 𝑛 ≥ 1 , panjang gelombang cahaya dalam satu medium selalu lebih
kecil daripada panjang gelombangnya di udara dan untuk 𝑛 = 1, 𝜆𝑛 = 𝜆𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
𝜆𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎
jadi dari persamaan 𝜆𝑛 = diperoleh panjang gelombang suatu warna
𝑛

cahaya berbanding terbalik dengan indels bias suatu medium terhadap cahaya
tersebut.
Karena cahaya merah mempunyai kecepatan paling besar maka cahaya

mengalami defiasi paling kecil. Sedangkan cahaya ungu yang mempunyai

kecepatan paling kecil mengalami deviasi paling besar sehingga indeks bias

cahaya ungu lebih besar dari pada cahaya merah. Sudut dispersi adalah sudut

yang dibentuk oleh sinar merah dan sinar ungu setelah keluar dari prisma.

Menurut Tipler (1998: 530), pulsa gelombang dapat dinyatakan dengan


suatu distribusi kontinu gelombang harmonik. Jika durasi pulsa kecil, suatu
rentang frekuensi yang lebar diperlukan. Rantang frekuensi Δ𝜔 dihubungkan
dengan lebar waktu Δ𝑡 oleh persamaan :
Δ𝜔 Δt ~ 1
Dengan cara yang sama, rentang bilangan gelombang ∆𝑘 dihubungkan
dengan lebar ruang ∆𝑥 oleh persamaan
∆𝑘 ∆𝑥~1

8
Gelombang superposisi ini dapat dituliskan sebagai
∆𝑘 ∆𝜔
𝑦 = 2 𝑦𝑚 cos ( 𝑥 − 𝑡) sin(𝑘𝑥 − 𝜔𝑡)
2 2
𝜔
Jika medium gelombang pembawa tidak dispersive, maka = 𝑣𝑓 tidak
𝑘

bergantung pada panjang gelombang , atau berarti tidak bergantung pada


bilangan gelombang 𝑘 . jadi dapat di tulis :
𝜔 = 𝑣𝑓 𝑘
Di sini 𝑣𝑓 adalah tetapan. Hubungan antara frekuensi sudut 𝜔 dan bilangan
gelombang 𝑘 disebut hubungan dispersi.
Untuk medium tak dispersive
𝜔1 𝜔2
= = 𝑣𝑓
𝑘1 𝑘2
𝜔1 , 𝜔2 dan 𝑘1 , 𝑘2 merupakan komponen gelombang yang berpadu.
Kecepatan jalar gelombang modulasi ini ialah 𝑣𝑔 = Δ𝜔/Δ , dan untuk Δ𝑘 →
0 menjadi
𝑑𝜔
𝑣𝑔 =
𝑑𝑘
Kecepatan jalar gelombang modulasi ini disebut kecepatan kelompok
gelombang pembawa. Untuk medium tak dispersive jelas bahwa 𝑣𝑔 = 𝑣𝑓 ,
karena 𝜔 = 𝑣𝑓 𝑘 ; jadi untuk medium tak dispersive kecepatan kelompok
besarnya sama deengan kecepatan fasa.
Dalam medium dispersive kecepatan jalar gelombang tergantung pada
bilangan gelombang 𝑘. Jadi hubungan 𝜔 dan , atau hubungan Dispersi, dapat
di tulis sebagai :
𝜔 = 𝑣(𝑘) 𝑘
𝑑𝜔
Kecepatan kelompok 𝑣𝑔 = 𝑑𝑘
𝑑𝜔
𝑑𝑘
Kecepatan kelompok pada harga bilangan gelombang 𝑣𝑔 (𝑘0 ) = 𝑘0
𝜔(𝑘0 )
Kecepatan fasa 𝑣𝑓 untuk bilangan gelombang 𝑘 = 𝑘0 adalah 𝑣𝑓 = 𝑘0

9
Jelas bahwa untuk medium disperdif kecepatan kelompok 𝑣𝑔 tidak sama
besarnya dengan kecepatan fasa 𝑣𝑔 . seperti disebutkan diatas, kecepatan
kelompok ialah kecepatan jalar gelombang modulasi pada hasil superposisi
dua gelombang, yang beda ffrekuensinya sangat kecil atau jika panjang
gelombang untuk gelombang modulus besar (Sutrisno, 1979: 36-38)
Dispersi merupakan fenomena superposisi gelombang yang menghasilkan
bentuk gelombang yang berbeda. Contoh medium tak dispersif : gelombang
suara di udara, gelombang elektromagnetik pada medium vakum. Contoh
medium Dispersif : Gelombang laut, Gelombang cahaya melewati pandu
gelombang.
Kebanyakan medium nyata dimana gelombang merambat dapat kita dekati
sebagai medium nondispersi yang maksudnya apabila gelombang melaluinya,
tidak akan mengalami perubahan bentuk gelombang. Contoh dari medium
nondispersi adalah udara dan ruang vakum.
Dispersi gelombang dapat diartikan sebagai perubahan bentuk gelombang
ketika gelombang merambat melalui suatu medium. Apakah pulsa yang
merambat pada tali akan mengalami dispersi? Jawabnya, ya . Tali sebagai
tempat merambatnya gelombang merupakan medium dispersi. Artinya jika
gelombang merambat pada medium tersebut, gelombang mengalami dispersi.
Apakah ada medium nondispersi? Ruang hampa merupakan medium
nondispersi bagi gelombang elektromagnetik, dan udara dapat dianggap
sebagai medium nondispersi bagi perambatan gelombang bunyi. Jadi, di
dalam perambatannya gelombang bunyi tidak mengalami dispersi karena
udara dapat dianggap sebagai medium non dispersi.
Apakah yang terjadi jika di dalam perambatannya gelombang bunyi
mengalami dispersi?
Tentu saja percakapan Anda dengan teman Anda tidak akan terdengar dengan
jelas. Hal ini disebabkan bentuk gelombang yang dihasilkan dalam
percakapan itu akan beragam bentuknya ketika sampai di telinga. Dengan
demikian, pesan yang disampaikan tidak jelas ketika sampai di
telinga.Pernahkah Anda memperhatikan perambatan cahaya Matahari ketika

10
melewati sebuah prisma? Cahaya tersebut akan terdispersi menjadi spektrum
cahaya. Hal tersebut menunjukkan bahwa prisma merupakan medium dispersi
bagi cahaya .
Dari buku yang lain diketahui bahwa dispersi gelombang adalah
penguraian gelombang oleh medium yang dilaluinya. Medium ini disebut
medium dispersi. Penguraian gelombang di dalam suatu medium berkaiatan
dengan perubahan kecepatan rambat gelombang ( kecepatan fase) di dalam
medium tersebut.
a) Kecepatan Fase dan Grup gelombang
Tinjau suatu fungsi gelombang sebagai berikut :
ψ = A sin( wt − kx )
dengan :
2𝜋
ω= = 2𝜋𝑓
𝑇
2𝜋
k=
𝜆
Kecepatan gelombang terjadi pada fase tetap. Jadi, dapat ditulis :
𝜔𝑡 − 𝑘𝑥 = 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
𝑑𝑥
𝜔−𝑘 =0
𝑑𝑡
𝑑𝑥 𝜔
= 𝑣
𝑑𝑡 𝑘 𝑝

Kecepatan fase 𝑣𝑝 gelombang merupakan perbandingan antara


𝜔 𝑑𝑎𝑛 𝑘, jadi dapat ditulis :
𝜔 2𝜋𝑓
𝑣𝑝 = =
𝑘 2𝜋
𝜆
Sekarang tinjau kecepatan gelombang hasil superposisi dari dua
gelombang tunggal harmonis sebagai berikut :

ψ1 = A sin ( 𝑘1 − 𝑤1 t)
ψ2 = A sin ( 𝑘2 − 𝑤2 t)

11
ψ = ψ1 + ψ2
= A sin ( 𝑘1 − 𝑤1 t) + A sin ( 𝑘2 − 𝑤2 t)
𝑘1 + 𝑘2 𝜔1 + 𝜔2 𝑘1 + 𝑘2 𝜔1 + 𝜔2
= 2𝐴 sin [( )x − ( ) 𝑡] cos [(( )x − ( ) 𝑡)]
2 2 2 2

Jika t = 0 , maka fungsi gelombang hasil superposisi di atas dapat


digambarkan seperti pada gambar :

Gambar 6. Diagram pembentukan grup gelombang

Fungsi gelombang superposisi akan membentuk grup gelombang


seperti yang digambarkan oeh gamber diatas. Jadi, hasil
superposisi gelombang menghasilkan modulasi gelombang dengan
amplitudo bervariasi dari 0 hingga 2A

Jika 𝜔1 = 𝜔2 dan 𝑘1 = 𝑘2 , maka :

ψ = 2A sin ( 𝑘1 x − 𝑤1 t)
ψ = 2A sin ( 𝑘2 x − 𝑤2 t)

Jika 𝜔1 ≠ 𝜔2 dan 𝑘1 ≠ 𝑘2 dan perbedaan keduanya sangat


kecil, maka :
𝜔1 − 𝜔2 = ∆𝜔
𝑘1 − 𝑘2 = ∆𝑘

12
𝜔1 + 𝜔2 2𝜔2 − ∆𝜔
= ≈ 𝜔2
2 2
𝑘1 + 𝑘2 2𝑘2 − ∆𝑘
= ≈ 𝑘2
2 2

Sehingga fungsi gelombang superposisinya dapat ditulis :


∆𝑘 ∆𝜔
ψ = 2A sin ( 𝑘2 x − 𝑤2 t) 𝑐𝑜𝑠 ( 𝑥− 𝑡)
2 2
Jika :
A’ = 2A sin ( 𝑘2 x − 𝑤2 t)
Maka :

∆𝑘 ∆𝜔
ψ = A′ 𝑐𝑜𝑠 ( 𝑥− 𝑡)
2 2

Dengan demikian, kecepatan grup gelombang (Vg) dinyatakan


dengan :

∆𝜔 𝜔1 − 𝜔2
= 𝑣
∆𝑘 𝑘1 − 𝑘2 𝑔
Dapat ditulis :

𝑑𝜔
𝑣𝑔 =
𝑑𝑘

b) Medium Dispersi dan Bukan Dispersi


Hubungan diatas juga merupakan hubungan dispersi. Dari
kecepatan fase gelombang diketahui :
𝑑 ( 𝑘𝑣𝑝 )
𝑣𝑔 =
𝑑𝑘

𝑑𝑣
𝑣𝑔 = 𝑣𝑝 = 𝑘
𝑑𝑘

13
2𝜋
Karena k = maka persamaan di atas dapat ditulis dengan :
𝜆

𝑑𝑣
𝑣𝑔 = 𝑣𝑝 − 1
𝑑𝜆

𝑑𝑣
Jika = negatif, maka 𝑣𝑔 < 𝑣𝑝 , keadaan ini disebut
𝑑𝜆
𝑑𝑣
dispersi normal. Sebaliknya jika = positif maka 𝑣𝑔 > 𝑣𝑝 .
𝑑𝜆

Keadaan ini disebut dispersi anomali.

Kasus untuk medium bukan dispersi, yaitu ruang hampa,


𝑑𝑣
maka dari persamaan 𝑣𝑔 = 𝑣𝑝 − 1 𝑑𝜆 dapat ditulis menjadi :

𝜔 = 𝑣𝑝 𝑘
𝑑𝜔
= 𝑣𝑝 = 𝑣𝑔
𝑑𝑘

C. Gelombang dalam Air


Gelombang dapat muncul pada kondisi awal permukaan cairan yang
tenang akibat pengaruh beberapa gangguan dari luar. Ada dua macam
gelombang yang utama pada permukaan air, yaitu gelombang gravitasi dan
gelombang kapiler. Jenis gelombang yang pertama memiliki panjang
gelombang dari sekitar setengah meter sampai beberapa ratus meter yang
dihasilkan dari aksi medan gravitasi g yang menjaga agar permukaan air
tetap pada tingkat terendah, sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1.
Gelombang-gelombang ini umumnya terjadi pada permukaan cairan, tetapi
sifatnya sangat ditentukan oleh kedalaman.

14
g

T T

Gambar 7. Efek Gravitasi dan Tegangan Permukaan

Sesuai dengan pernyataan Newman (2008: 254), “Mechanical waves are


vibration disturbances that travel through a material medium (in this section
we assume no energy dissipation). Example include water waves, sound
waves, travelling in a medium such as air or water, waves along a string (as
in a musical instrument) or along a steel beam, or seismic waves through the
earth.” Hal ini berarti bahwa gelombang mekanik adalah getaran berjalan
yang membutuhkan medium. Seperti gelombang air, gelombang bunyi yang
berjalan pada medium air dan udara.
a) Gelombang Berjalan dalam Air (2 Dimensi)

Gambar 8. Gelombang dalam air

Dengan mengasumsikan v  0 ,   0 , .u  0 .


 2  2
 0
x 2 y 2
Dengan menggunakan asas Bernoulli:
 1 2 P
 u   gy  0
x 2 

15
Tekanan p  p0  konstan, tekanan atmosfir. Dengan u ,  dan  bernilai

“kecil”, sehingga dapat diselesaikan dengan persamaan linear, kemudian jika

y   , maka u / 2 didapat:
2

  x, , t  P0
  g  0
t 
P0
Dengan menggunakan Deret Taylor, jika konstan, maka

 x, , t   x,0, t 
  small terms,
t t

 g  0, y  0
t
Kecepatan dapat diketahui dengan
 
v  ,y 0
y t
Kemudian untuk menentukan solusi gelombang berjalan
 ( x, t )  A cos( kx  t ) ,
Dimana  adalah frekuensi angular.
Jika k > 0,  ( x, y, t )  f ( y ) sin( kx  t )

f "k 2 f  0,

f ( y)  Ce ky  De  ky
f , dinyatakan sebagai y  ,  D  0
Dengan mensubstitusikan, didapat
C  A / k
Dan
 2  gk
Ada pun hubungannya dengan dispersi adalah sebagai berikut
 X Y 
u     , ,0 
 t t 
 ( X , Y ,0) : perpindahan dari posisi utama

16
Ini merupakan sirkulasi dengan radial  e ky , dengan 1/ k   / 2 , dimana 
adalah panjang gelombang horisontal (jadi, harus memiliki kedalaman air
  / 2 )

Gambar 9. Panjang gelombang yang terbentuk dalam air

Dari hubungan dispersi kita dapat menentukan kelajuan fase:

 g g
cp   
k k 2
Hal ini menunjukkan bahwa k,  gelombang dispersif: berbeda dengan
panjang gelombang yang memiliki perbedaan fase kelajuan.

Kelompok kecepatan:

d d 1 g 1
Cg   gk   Cp
dk dk 2 k 2
Superposisi (linear) gelombang sinusiodal menghasilkan paket gelombang:

Gambar 10. Paket gelombang

17
Energi yang berpindah pada kelompok kecepatan Cg: mengendap dalam suatu
kubangan air: pola nya dapat dilukiskan menyebar, sebagai berikut:

Gambar 11. Paket gelombang dalam air

b) Gelombang dalam air pada kedalaman tak hingga: dispersi dan


ketidaklinearan.

Sekarang kita akan membahas gelombang pada kedalaman yang tidak


menyerupai persamaan h   / 2 ,

Gambar 12. Gelombang dalam air

Dengan v   / y  0 , pada y  h . Sehingga didapat

  A coskx  t  dan   f ( y ) sin( kx  t )


Diperoleh kembali f ( y)  Ce ky  De ky . sehingga
f  E cosh k ( y  h)
Maka, hubungan dispersi adalah
 2  gk tanh kh ,
Kemudian juga diperoleh

18
 g g
cp    tanh kh
k k k
Jika pada air dangkal (h   / 2 ), kh  1, tanh kh  kh, jadi

c p  c0   gh ,
k
Terdapat panjang gelombang don dispersif (   2h) , dengan
d
cg  (c0 k )  c p , (misalnya pada gelombang tsunami di lepas samudera)
dk
D. Penerapan Konsep Gelombang Dispersif Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Gelombang laut merupakan salah satu contoh gelombang yang sering kita
temui dalam kehidupan sehari-hari. Selain gelombang laut, masih terdapat
banyak contoh lainnya. Ketika kita melempar sebuah batu kecil pada
permukaan air yang tenang, akan muncul gelombang yang berbentuk
lingkaran dan bergerak ke luar. Contoh lain adalah gelombang yang
merambat sepanjang tali yang terentang lurus bila kita menggerakan tali naik
turun. Ketika kita berbicara mengenai gelombang, kita tidak bisa
mengabaikan getaran. Getaran dan gelombang mempunyai hubungan yang
erat sekali.
Gelombang adalah suatu getaran yang merambat, dalam perambatannya
gelombang membawa energi. Dengan kata lain, gelombang merupakan
getaran yang merambat dan getaran sendiri merupakan sumber gelombang.
Jadi, gelombang adalah getaran yang merambat dan gelombang yang
bergerak akan merambatkan energi (tenaga).
Ketika kita melempar batu ke dalam genangan air yang tenang, gangguan
yang kita berikan menyebabkan partikel air bergetar atau berosilasi terhadap
titik setimbangnya. Perambatan getaran pada air menyebabkan adanya
gelombang pada genangan air tadi. Jika kita menggetarkan ujung tali yang
terentang, maka gelombang akan merambat sepanjang tali tersebut.
Gelombang tali dan gelombang air adalah dua contoh umum gelombang yang
mudah kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari.

19
Ketika kita melihat gelombang pada genangan air, seolah-olah tampak
bahwa gelombang tersebut membawa air keluar dari pusat lingkaran.
Demikian pula, ketika kita menyaksikan gelombang laut bergerak ke pantai,
mungkin kita berpikir bahwa gelombang membawa air laut menuju ke pantai.
Kenyataannya bukan seperti itu. Sebenarnya yang kita saksikan adalah setiap
partikel air tersebut berosilasi (bergerak naik turun) terhadap titik
setimbangnya. Hal ini berarti bahwa gelombang tidak memindahkan air
tersebut. Jika gelombang memindahkan air, maka benda yang terapung juga
ikut bepindah. Jadi, air hanya berfungsi sebagai medium bagi gelombang
untuk merambat.
Ketika Anda mandi di air laut, Anda merasa merasa terhempas ketika
diterpa gelombang laut. Hal ini terjadi karena setiap gelombang selalu
membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Ketika mandi di laut,
tubuh kita terhempas ketika diterpa gelombang laut karena terdapat energi
pada gelombang laut. Energi yang terdapat pada gelombang laut bisa
bersumber dari angin dan lainnya.

20
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
a) Gelombang adalah getaran dan energi yang merambat tanpa disertai
perambatan partikel – pertikel mediumnya.
b) Superposisi Gelombang merupakan penjumlahan dua gelombang atau
lebih dapat melintasi ruang yang sama tanpa ada ketergantungan satu
gelombang dengan yang lain. Elastisitas medium akan mempengaruhi
bentuk gelombang yang dihasilkan.
c) Dispersi merupakan fenomena superposisi gelombang yang
menghasilkan bentuk gelombang yang berbeda. Contoh medium Tak
Dispersif : gelombang suara di udara, gelombang elektromagnetik pada
medium vakum. Contoh medium Dispersif : Gelombang laut,
Gelombang cahaya melewati pandu gelombang.
d) Gelombang dalam air merupakan perpaduan gelombang transversal
dan gelombang longitudinal.
e) Gelombang laut merupakan salah satu contoh gelombang yang sering
kita temui dalam kehidupan sehari-hari.

B. Saran
a) Dalam penyusunan harus menggunakan referensi yang akurat dan jelas
kualitas informasi yang tertuang di dalamnya sehingga tidak terjadi
miskonsepsi terhadap materi pembelajarannya.
b) Dalam penyusunan makalah diharapkan ada kekompakan diantara
semua anggota kelompok untuk merampungkan makalah hingga selesai

21
DAFTAR PUSTAKA

Pain, H.J. 1993. The Physics of Vibrations and Wave, 4th ed. New York : John
Wiley & Sons
George C. King. 2009. Vibrations and waves. West Sussex : John Wiley & Sons
Tjia, M.O. 1994 . Gelombang. Solo : Dabara Publisher
Budi, Esmar . 2013 . Gelombang . Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset
Young & Freedman . 2001 . Fisika Universitas Edisi Sepuluh . jakarta : Erlangga
Paul, A. Tipler . 1998 . Fisika untuk Sains dan Teknik . Jakarta : Erlangga
Sutrisno . 1997 . Fisika Dasar : Gelombang dan Optik . Bandung : ITB
Sears & Zemansky . 1983 . Fisika untuk Universitas . Bandung : Binacipta

Anda mungkin juga menyukai