Anda di halaman 1dari 23

GELOMBANG DISPERSIF: PANDU GELOMBANG DAN PERPADUAN

GELOMBANG DALAM AIR

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Gelombang

Dosen

Winda Setya, M.Sc.

Oleh

Resi Maryati Warga (1152070058)

Ritsa Fatimah Nurhabibah (1152070063)

Sri Rizki Nurhayati (1152070073)

Tiana Azmi Alawiyah (1152070075)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGRURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2017 M / 1437 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Swt., berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Gelombang Dispersif: Pandu Gelombang dan
Perpaduan Gelombang dalam Air sebagai salah satu tugas mata kuliah Gelombang.

Makalah ini membahas mengenai gelombang dispersif yang secara khusus


membahas mengenai pandu gelombang dan perpaduan gelombang dalam air yang
merupakan contoh dari medium dispersif.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Winda Setya, M.Sc. sebagai dosen
pengampu yang telah memberikan arahan dan bimbingan di dalam proses
pembelajaran. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang
telah membantu di dalam proses pembuatan makalah ini.

Tak lepas dari kekurangan, tim penyusun sadar bahwa makalah ini masih sangat
banyak terdapat kesalahan. Untuk itu, kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun penulis terima dengan senang hati.

Bandung, September 2017

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
BAB II ........................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2
A. Pengertian Gelombang Dispersif ....................................................................... 2
B. Gelombang Dispersif pada Pandu Gelombang .................................................. 3
C. Gelombang Disprsif pada Gelombang dalam Air ............................................ 13
D. Contoh Gelombang Dispersif dalam Kehidupan Sehari-hari........................... 17
BAB III ....................................................................................................................... 18
PENUTUP ................................................................................................................... 18
A. Simpulan .......................................................................................................... 18
B. Saran ................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengamati suatu fenomena,
seperti terjadinya pelangi. Pelangi merupakan contoh dari fenomena dispersi
yang sekaligus menjadi fenomena refraksi dan refleksi. Warna-warna yang
dihasilkan oleh pelangi adalah contoh dari peristiwa dispersi. Fenomena
dispersi ini terjadi ketika gelombang berubah bentuk pada saat melewati
medium. Frekuensi pada gelombang yang berbeda-beda menyebabkan sudut
bias berbeda, sehingga ketika melalui medium berkas dengan frekuensi yang
berbeda akan bergerak ke arah yang berbeda.
Medium yang dilewati oleh gelombang pada fenomena terjadinya pelangi
merupakan medium dispersif, yang mana kelajuan gelombang bergantung pada
frekuensi dan panjang gelombang. Ketika gelombang merambat pada medium
yang kelajuan gelombangnya tidak bergantung pada frekuensi atau panjang
gelombang, maka medium tersebut merupakan medium tak dispersif. Contoh
dari medium tak dispersif adalah udara yang dilewati gelombang suara.
Sedangkan contoh dari medium dispersif adalah pandu gelombang yang
dilewati gelombang cahaya dan gelombang dalam air yang akan dibahas dalam
makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Kami merumuskan beberapa permasalahan dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan gelombang dispersif?
2. Bagaimana proses terjadinya gelombang dispersif pada pandu gelombang?
3. Bagaimana proses terjadinya gelombang dispersif pada gelombang dalam
air?
4. Bagaimana fenomena gelombang dispersif pada kehidupan sehari-hari?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Gelombang Dispersif


Dispersi gelombang adalah perubahan bentuk pada gelombang ketika
gelombang merambat melalui medium sebagai peristiwa penguraian sinar
cahaya yang merupakan campuran panjang gelombang menjadi komponen-
komponen karena pembiasan (Tasman, 2002). Dispersi terjadi akibat perbedaan
deviasi disebabkan oleh perbedaan kelajuan gelombang saat melewati pembias.
All waves display the phenomena of interference and diffraction which arise
from the superposition of more than one wave (Pain, 1993). Gelombang
memiliki frekuensi berbeda mempunyai kecepatan yang berbeda, maka
gelombang dengan frekuensi berbeda akan memiliki sudut bias yang berbeda pula.
Akibatnya, dalam medium kedua, berkas dengan frekuensi yang berbeda bergerak
dalam arah yang berbeda. Peristiwa tersebut dapat dikatakan sebagai
penguraian cahaya putih dari spektrum-spektrum yang memiliki frekuensi yang
berbeda atau disebut dispersi.
Cahaya putih biasa merupakan superposisi dari gelombang-gelombang
dengan panjang gelombang yang membentang melalui seluruh spektrum
tampak. Indeks refraksi pada sebuah material bergantung pada panjang
gelombang. Peristiwa dispersi dapat diamati pada terurainya gelombang
cahaya polikromatik menjadi gelombang cahaya yang monokromatik ketika
melewati prisma. Peristiwa dispersi terjadi karena gelombang mengalami
perubahan bentuk ketika melewati suatu medium yang dispersif dengan kata lain
mediumlah yang dapat merubah kecepatan diana hal tersebut tergantung
frekuensinya.

2
Gambar 1. Contoh Peristiwa Dispersif

Gambar 2. Contoh pembiasan dispersif


Contoh dari dispersif adalah ketika melihat keindahan pelangi, efek yang
terjadi itulah sebagai gabungan dari dispersi, refraksi dan refleksi atau yang biasa
disebut pelangi. Cahaya matahari yang datang dari arah belakang direfraksikan
kedalam sebuah tetesan air, direfleksikan secara parsial dari belakang
permukaan tetesan itu, dan direfraksikan lagi sewaktu keluar dari tetesan.
Dispersi menyebabkan warna yang berbeda direfraksikan pada sudut yang
berbeda.
Contoh lainnya adalah jika gelombang merambat pada medium dimana laju
gelombang dalam medium tidak bergantung pada frekuensi atau panjang
gelombang, maka medium tersebut dinamakan medium tak dispersif dan
gelombangnya dinamakan gelombang tak dispersif. Sebaliknya, pada medium
dispersif laju gelombang bergantung pada frekuensi atau panjang gelombang dan
gelombangnya dinamakan gelombang dispersif.
Pada gelombang dispersif, hubungan dan k tidak linear. Contoh
gelombang dispersif adalah gelombang elektromagnetik yang dapat merambat
dalam plasma dan gelombang pada permukaan air (.). Gelombang yang
merambat dalam medium tak dispersif bentuknya selalu tetap. Jika pulsa
gelombang merambat dalam medium tak dispersif, pulsa itu merambat tanpa
terjadi perubahan bentuk, Jika pulsa gelombang merambat dalam medium

3
dispersif, bentuk pulsa akan mengalami perubahan. Selama pulsa itu bergerak,
lebar pulsa semakin bertambah sehingga pada akhirnya pulsa itu lenyap.

Gambar 3. Perambatan pulsa dalam medium tak dispersif dan medium dispersif

a. Dalam medium tak dispersif, perambatan pulsa tidak mengalami perubahan.


b. Dalam medium dispersif, lebar pulsa bertambah dan akhirnya pulsa itu
lenyap.
Persamaan gelombang sinusoidal, yaitu y(x, t) = Asin (kx - t). Titik-titik
yang mempunyai fase sama, yaitu = kx - t = konstan, membentuk garis lurus
pada bidang x -t (Gambar 3). Gradien garis ini menunjukkan laju perambatan

gelombang, yaitu :

Gambar 4. Perambatan gelombang sinusoida pada bidang x t.

Laju perambatan gelombang yang didefinisikan dengan menggunakan



persamaan disebut kecepatan fase vphase, phase v sebab titik-titik yang

memiliki fase sama merambat dengan kecepatan ini. Dalam diagram - k,


kecepatan fase merupakan gradien garis yang menghubungkan titik O dan titik

4
tertentu pada kurva yang menjelaskan hubungan antara dan k, atau (k)
(Gambar 4).
Kecepatan perambatan yang didefinisikan oleh gradien garis singgung
dititik tertentu pada kurva, yaitu d /dk, disebut kecepatan kelompok atau
kecepatan grup vg yang besarnya dapat berbeda dengan kecepatan fase. Untuk
gelombang tak dispersif, berlaku = vph k = konstan. Dengan demikian,

= =

Gambar 5. Pada gelombang dispersif, kecepatan kelompok berbeda


dengan kecpatan fase

Sebaliknya, untuk gelombang dispersif berlaku




Untuk sudut pembias yang sangat kecil akan berlaku persamaan



= ( 1)

Dimana:
=

5
=

Indeks bias medium (nm) untuk udara adalah 1 sehingga persamaan,



= ( 1)

Diubah menjadi,
= ( 1)
(Pain, 1993).
Cahaya merah atau cahaya monokromatis dilewatkan pada prisma akan
menghasilkan cahaya monokromatis, yaitu warna merah lagi. Demikian jika pada
sebuah prisma dilewatkan cahaya monokromatis lainnya, misalnya cahaya biru,
pada keluaran prisma akan menghasilkan cahaya monokromatis biru. Ketika
melewati prisma, frekuensi gelombang tidak berubah, namun kecepatan dan
panjang gelombangnya berubah. Panjang gelombang cahaya berbeda untuk setiap
warna berbeda.
Panjang gelombang suatu warna cahaya tertentu terhadap medium yang
dilaluinya memiliki persamaan,

=

Dimana :
adalah panjang gelombang cahaya ketika melalui medium dengan indeks
bias n, Sedangkan udara adalah panjang gelombang cahaya di udara. Oleh karena
n panjang gelombang cahaya dalam satu medium selalu lebih kecil daripada
panjang gelombangnya di udara dan untuk = 1, = . Jadi dari

persamaan = diperoleh panjang gelombang suatu warna cahaya

berbanding terbalik dengan indeks bias suatu medium terhadap cahaya tersebut.
Karena cahaya merah mempunyai kecepatan paling besar maka cahaya
mengalami defiasi paling kecil. Sedangkan cahaya ungu yang mempunyai
kecepatan paling kecil mengalami deviasi paling besar sehingga indeks bias
cahaya ungu lebih besar dari pada cahaya merah.

6
Sudut dispersi adalah sudut yang dibentuk oleh sinar merah dan sinar
ungu setelah keluar dari prisma. Menurut (Tipler, 1998), pulsa gelombang dapat
dinyatakan dengan suatu distribusi kontinu gelombang harmonik. Jika durasi pulsa
kecil, rentang frekuensi yang lebar diperlukan. Rentang frekuensi
dihubungkan dengan lebar waktu oleh persamaan :
= 1
Dengan cara yang sama, rentang bilangan gelombang k
dihubungkan dengan lebar ruang oleh persamaan: = 1
Gelombang superposisi ini dapat dituliskan sebagai;

= 2 ( ) ( )
2 2

Jika medium gelombang pembawa tidak dispersif, maka = tidak

bergantung pada panjang gelombang, atau berarti tidak bergantung pada bilangan
gelombang. Jadi dapat ditulis: = . Di sini adalah tetapan. Hubungan
frekuensi sudut dan bilangan gelombang k disebut hubungan dispersi.
Untuk medium tak dispersif 1, 2 dan 1 , 2 merupakan komponen gelombang

yang berpadu. Kecepatan jalar gelombang modulasi ini ialah = / ,


dan untuk 0 menjadi = / . Kecepatan jalar gelombang modulasi
disebut kecepatan kelompok gelombang pembawa. Untuk medium tak
dispersif jelas bahwa = , karena = ; jadi untuk medium tak

dispersif kecepatan kelompok besarnya sama deengan kecepatan fasa.


Dalam medium dispersif kecepatan jalar gelombang tergantung pada
bilangan gelombang . Jadi hubungan dan , atau hubungan Dispersif,
dapat di tulis sebagai:
=
Jelas bahwa untuk medium disperdif kecepatan kelompok tidak sama
dengan kecepatan fasa v g . Kecepatan kelompok adalah kecepatan jalar
gelombang modulasi pada hasil superposisi dua gelombang, yang beda
frekuensinya sangat kecil atau panjang gelombang untuk gelombang modulus
besar (Sutrisno, 1997).

7
Dispersi merupakan fenomena superposisi yang menghasilkan bentuk
gelombang yang berbeda. Contoh medium tak dispersif: gelombang suara di
udara, gelombang elektromagnetik pada medium vakum. Contoh medium
Dispersif: Gelombang laut, Gelombang cahaya melewati pandu gelombang.
Dispersi gelombang dapat diartikan sebagai perubahan bentuk gelombang
ketika gelombang merambat melalui suatu medium baik dispersif maupun non
dispersif (Setiawan, 2010). Sebagai contoh pulsa yang merambat pada tali akan
mengalami dispersi, karena tali sebagai tempat merambatnya gelombang
medium dispersi. Sedangkan ruang hampa merupakan medium nondispersi
bagi gelombang elektromagnetik, dan udara dianggap sebagai medium
nondispersi bagi perambatan gelombang bunyi. Jadi, dalam perambatannya
gelombang bunyi tidak mengalami dispersi karena udara dapat dianggap sebagai
medium non dispersi.
Perambatan cahaya Matahari ketika melewati sebuah prisma, cahaya
tersebut akan terdispersi menjadi spektrum cahaya. Hal tersebut menunjukkan
bahwa prisma merupakan medium dispersi bagi cahaya, hal ini sebagai contoh yang
sering kali dipraktekan di sekolah. Dari buku yang lain diketahui bahwa dispersi
gelombang adalah penguraian gelombang oleh medium yang dilaluinya.
Medium ini disebut medium dispersi. Penguraian gelombang didalam suatu
medium berkaitan dengan perubahan kecepatan rambat gelombang (kecepatan
fase) di dalam medium tersebut.
a) Kecepatan Fase dan Grup gelombang

= sin( )
Dengan :
2
= = 2

2
=

Kecepatan gelombang terjadi pada fase tetap. Jadi, dapat ditulis : =

8

=0


=

Kecepatan fase gelombang v p merupakan perbandingan antara
dan k , jadi dapat ditulis:

2
= =
2

kecepatan gelombang hasil superposisi dari dua gelombang tunggal
harmonis sebagai berikut:
1 = sin(1 1 )
2 = sin(2 2 )
= 1 + 2
Jika t = 0 , maka fungsi gelombang hasil superposisi di atas

dapat digambarkan seperti pada gambar :

9
Fungsi gelombang superposisi akan membentuk grup gelombang yang
digambarkan oleh gambar diatas. Hasil superposisi gelombang menghasilkan
modulasi gelombang dengan amplitudo bervariasi dari 0 hingga 2A. Jika 1
2 dan 1 2 , dan perbedaan keduanya sangat kecil, maka :
1 2 =
1 2 =
1 + 2 22
= 2
2 2

1 + 2 22
= 2
2 2
Sehingga fungsi gelombang superposisinya dapat ditulis :

= 2 sin(2 2 )cos ( )
2 2
Jika:
= 2 sin(2 2 )
Maka:


= ( )
2 2
Dengan demikian, kecepatan grup gelombang ( v g ) dinyatakan dengan
:
1 2
=
1 2
Dapat ditulis :

10

=

(Tasman, 2002).
a) Medium Dispersi dan Bukan Dispersi
Hubungan diatas juga merupakan hubungan dispersi. Dari kecepatan fase
gelombang diketahui :
( )
=


= =

2
Karena = maka persamaan diatas dapat ditulis dengan:


= 1


Jika = , maka > keadaan dispersi normal, jika sebaliknya maka

keadaan tersebut merupakan dispersi anomali.

Kasus untuk medium bukan dispersi, yaitu ruang hampa, maka dari persamaan
dapat ditulis:


= =

(Tasman, 2002).

B. Gelombang Dispersif pada Pandu Gelombang


Pandu gelombang adalah alat untuk memandu gelombang atau
mengarahkan penjalaran gelombang pada arah dan pola tertentu. Gelombang
elektromagnet umum yang tak terpolarisasi bidang, dapat diarahakan
penjalarannya ke arah tertentu melalui rongga pandu gelombang (wave guide)
(Mitrayana, 2012).

11
Kecepatan-kecepatan group dari modus bergantung pada panjang
gelombang, bahkan bila efek dispersi material diabaikan. Efek ini dikenal
sebagai efek dispersi pandu gelombang yang diakibatkan oleh ketergantungan
dari distribusi medan-medan dalam fiber pada rasio jari-jari core dan panjang
gelombang (/0 ). Dispersi pandu gelombang terjadi pada fiber modus
tunggal, dimana efek modal dispersion dan dispersi material diabaikan.

Kecepatan group = / dan konstanta perambatan didefinisikan


melalui suatu parameter fiber, V :


= 2 . = . . (1)
0 0

Bila dispersi material diabaikan (NA independen terhadap ), maka:

1
= = . = . (2)
0

Dengan demikian, pelebaran pulsa yang terjadi diberikan oleh:


= |( ) ()| = | | (3)
0

Dimana:

1 1
= () = ( ) (4)
0 0

adalah koefisien dispersi pandu gelombang. Dengan substitusi pers. (2) ke dalam
pers. (4), diperoleh:

1 2
= (2 ) 2 2 (5)
0

Dari pers. (5), tampak bahwa kecepatan group berbanding terbalik dengan /
2
dan koefisien dispersi pandu gelombang sebanding dengan 2 ( 2 ). Karena

berubah secara nonlinier dengan V, maka koefisien dispersi juga sebagai fungsi
dari V dan panjang gelombang 0 . Kebergantungan pada 0 dapat dikontrol

12
dengan memvariasikan jari-jari core atau profil gradien indeks bias pada graded-
index fiber (Bahtiar, 2008).

C. Gelombang Disprsif pada Gelombang dalam Air


Gelombang dapat muncul pada kondisi awal permukaan cairan yang tenang
akibat pengaruh beberapa gangguan dari luar. Ada dua macam gelombang yang
utama pada permukaan air, yaitu gelombang gravitasi dan gelombang kapiler
(efendi, 2011). jenis gelombang yang pertama memiliki panjang gelombnag dari
sekitar setengah meter sampai beberapa ratus meter yang dihasilkan dari aksi
medan gravitasi g yang menjaga agar permukaan air tetap pada tingkat rendah.
Gelombang-gelombang ini umumnya terjadi pada permukaan cairan, tetapi sifatnya
sangat ditentukan oleh kedalaman.

Sesuai dengan pernyataan Newman (2008:254), Mechanical waves are vibration


disturbance that travel through a material medium (in this sectionwe assume no
energydissipation). Example include water waves, soundwaves, travelling in a
medium such as air or water, waves along a stringasin a musical instrument) or
along a steel beam, or seismic waves through theearth. Hal ini berarti bahwa
gelombang mekanik adalah getran berjalan yang membutuhkan medium. Seperti
gelombang air, gelombang bunyi yang berjalan pada medium air dan udara.

a) Gelombang Berjalan dalam Air (2 dimensi)

13
Dengan mengasumsikan = 0, = 0, u = 0.
2 2
+ =0
2 2
Dengan menggunakan asas Bernoulli:
1 2
+ || + = 0
2
Tekanan = 0 = , tekanan atmosfir. Dengan ||, , dan
bernilai kecil, sehingga dapat diselesaikan dengan persamaan linear
||2
kemudian jika = , maka didapat:
2

(, , ) 0
+ + = 0

0
Dengan menggunakan Deret Taylor, jika konstan, maka:

(, , ) (, 0, )
= + ,


+ = 0, = 0

Kecepatan dapat diketahui dengan:

= = , = 0

Kemudian untuk menentukan solusi gelombang berjalan:
(, ) A cos( ),
Dimana adalah frekuensi angular.
Jika > 0, (, , ) () ( )

14
{}^{2} = 0
() = +
, dinyatakan sebagai , = 0
Dengan mensubstitusikan, didapat:



Dan
2 =
Adapun hubungannya dengan disperse adalah sebagai berikut:

= = ( , , 0)

(X, Y, 0): perpindahan dari posisi utama ini merupakan sirkulasi dengan
1
radial , dengan = 2, dimana adalah panjang gelombang

horizontal.

Dari hubungan dispersi kita dapat menentukan kelajuan fase:


= = =
2

Hal ini menunjukkan bahwa k pada gelombang dispersive: berbeda


dengan panjang gelombang yang memiliki perbedaan fase kelajuan.
Kelompok kecepatan
1 1
= = = =
2 2
Superposisi (linear) gelombang sinusoidal menghasilkan paket
gelombang:

15
Energi yang berpindah pada kelompok kecepatan : mengendap dalam
suatu kubangan, air: polanya dapat dilukiskan menyebar, sebagai berikut:

b) Gelombang dalam air pada kedalaman tak hingga: disperse dan ketidak
linearan.


Dengan = = 0, pada y=-h

Sehingga didapat = ( )dan = ()( )


Diperoleh kembali () = +
Sehingga = ( + )
Maka, hubungan disperse adalah
2 = tan
Kemudian juga diperoleh

16

= = = tan

(Pain, 1993).

D. Contoh Gelombang Dispersif dalam Kehidupan Sehari-hari


Gelombang laut merupakan salah satu contoh gelombang yang sering
ditemui dalam kehidupan. Selain gelombnag laut, masih terdapat banyak contoh
lainnya. Gelombnag permukaan air yang tenang akibat lemparan batu kecil, akan
muncul gelombang yang berbentuk lingkaran dan bergerak ke luar. Contoh lain
adalah gelombang yang merambat sepanjang tali yang terentang lurus bila
digerakkan naik-turun.

Gelombang adalah getaran yang merambat, dalam perambatannya


gelombang membawa energy (Zemansky, 1983). Dengan kata lain gelombang
merupakan getaran yang merabat dan getaran merupakan sumber gelombang. Jadi,
gelombang adalah getaran yang merambat dan gelombang yang bergerak akan
merambatkan energi (tenaga). Ketika melempar batu ke dalam genangan air yang
tenang, akan menyebabkan partikel air bergetar atau berisolasi terhadap titik
setimbangnya. Perambatan getaran pada air menyebabkan adanya gelombang pada
genangan air. Jika menggetarkan ujung tali yang terentang, maka gelombang akan
merambat sepanjang tali tersebut.

Gelombang tali dan gelombnag air adalah contoh umum gelombang yang
mudah ditemukan dalam kehidupan. Ketika melihat gelombang pada genangan air,
seolah-olah tampak bahwa gelombang tersebut membawa air keluar dari pusat
lingkaran. Demikian pula, ketika menyaksikan gelombang laut bergerak ke pantai
. Kenyataanya setiap partikel air tersebut berisolasi(beregrak naik turun) terhadap
titik setimbangnya. Hal ini berarti bahwa gelombang tidak memindahkan air
tersebut. Jika gelombang memindahkan air, maka benda yang terapung juga ikut
berpindah. Jadi, air hanya berfungsi sebagai medium bagi gelombang untuk
merambat.

17
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
1. Gelombang adalah getaran dan energi yang merambat tanpa disertai
perambatan partikel pertikel mediumnya. Superposisi Gelombang
merupakan penjumlahan dua gelombang atau lebih dapat melintasi ruang
yang sama tanpa ada ketergantungan satu gelombang dengan yang lain.
Elastisitas medium akan mempengaruhi bentuk gelombang yang dihasilkan.
2. Pandu gelombang dapat mengarahkan penjalaran gelombang pada arah pola
tertentu, salah satunya yaitu gelomang elektromagnetik umum yang tak
terpolarisasi bidang, gelombang tersebut dapat diarahkan penjalarannya
melalui pandu gelombang (wave guide).
3. Dispersi merupakan fenomena superposisi gelombang yang
menghasilkan bentuk gelombang yang berbeda. Contoh medium Tak
Dispersif : gelombang suara di udara, gelombang elektromagnetik pada
medium vakum. Contoh medium Dispersif : Gelombang laut, Gelombang
cahaya melewati pandu gelombang.
4. Gelombang dalam air merupakan perpaduan gelombang transversal dan
gelombang longitudinal. Gelombang laut merupakan salah satu contoh
gelombang yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

B. Saran
Disarankan kepada pembaca agar mempelajari gelombang dispersif ini dari
sumber referensi yang lainnya, sehingga dapat menambah wawasan dan
memperoleh perbandingan dengan apa yang terdapat dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca kami terima dengan
senang hati.

18
DAFTAR PUSTAKA

Bahtiar, A. (2008, Maret 19). Diambil kembali dari


https://www.scribd.com/document/340247464/Diktat-Kuliah-Rekayasa-
Optik-pdf

efendi, E. (2011). Diambil kembali dari http://staff.unila.ac.id

Mitrayana. (2012, September 07). Diambil kembali dari


http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/53540/0d0c666737231b9a8a
6ee240094511db

Pain, H. (1993). The Physics of Vibrations and Wave, 4th ed. New York: John
Wiley & Sons.

Setiawan, A. (2010, Juli 13). Diambil kembali dari http://file.upi.edu/.../Mg1-


1_KULIAH_GELOPx.pdf

Sutrisno. (1997). Fisika Dasar : Gelombang dan Optik. Bandung: ITB.

Tasman, H. (2002). Relasi Dispersi dalam Pandu Gelombang Planar Nonlinear


Kerr. KFI Vol.13 No.3.

Tipler, P. A. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.

Zemansky, S. &. (1983). Fisika untuk Universitas. Bandung: Binacipta.

19
1

Anda mungkin juga menyukai