Anda di halaman 1dari 21

PERSAMAAN UMUM GELOMBANG BERJALAN (MEKANIK)

DAN PENURUNANNNYA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


“Gelombang Optik”

Dosen Pengampu:
Husni Cahyadi Kurniawan, S.Si, M.Si

Oleh:

1. Widya Puspita Ningrum (12211183001)


2. Ufik Ismiawati (12211183009)
3. Ovi Silvia Lika P.A (12211183010)
4. Siti Zumrotus Zakiya (12211183013)

JURUSAN TADRIS FISIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) TULUNGAGUNG
SEPTEMBER 2019

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan
inayah-Nya makalah ini telah selesai kami susun sebagai penunjang dan tambahan
dalam kegiatan belajar. Shalawat beserta salam semoga tetap terlimpah curahkan
kepada Nabi agung Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabatnya, para tabi’in
dan tabi’atnya, juga tak lupa kepada kita selaku umatnya. Amin.
Makalah ini kami susun , sebagai penunjang tambahan dalam kegiatan belajar khusus
untuk mahasiswa/i kelompok kerja makalah ini, dan umumnya mahasiswa/i IAIN
TULUNGAGUNG serta kalangan masyarakat. Kami ucapkan terima kasih kepada
Husni Cahyadi Kurniawan, S.Si, M.Si
yang telah membimbing kami mahasiswa/i IAIN TULUNGAGUNG . Dengan
menggunakan makalah ini semoga kegiatan belajar dalam memahami dan dapat lebih
menambah sumber sumber pengetahuan.
Kami sadar dalam penyusunan makalah ini belum bisa dikatakan mencapai
tingkat kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran tentu kami butuhkan . Mohon maaf
apabila ada kesalahan cetak atau kutipan- kutipan yang kurang berkenan.

Tulungagung, 15 September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................... ii


Daftar Isi...................................................................................................... iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................... 1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Gelombang 1,2,dan 3 Dimensi ................................................................ 3
B. Fungsi Gelombang................................................................................... 7
C. Persamaan Deferentsial ........................................................................... 12

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 17
B. Saran ........................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Dalam dunia fisika pasti tidak asing lagi dengan gelombang. Karena
materi fisika sendiri sebetulnya telah dikenalkan sejak sekolah dasar. Dimulai
dari gaya, sifat-sifat fisis, energi dan sebagainya. Ketika mulai beranjak di
bangku sekolah menengah pertama sudah mulai sedikit kompleks lagi,
khususnya sudah mulai dikenalkan materi tentang gelombang.

Namun nyatanya, meskipun sejauh ini kita telah mempelajari apa itu
gelombang, masih saja ditemukan dimana belum bisa memahami secara detail.
Ada yang hanya memahami baha gelombang itu apa namun belum bisa
mengkritisi sejatinya gelombang itu apa, bagaimana mekanismenya, apa yang
terjadi apabila di dunia tidak ada gelombang, dan pakah gelombang bermanfaat
bagi kehidupan manusia?

Padahal, gelombang itu ada di sekitar kita. Setiap suara yang dihasilkan
juga menghasilkan gelombang. Bahkan alat – alat elektronik yang telah dipakai
oleh hampir seluruh belahan dunia ini tidak lepas dari gelombang. Bukan hanya
itu saja, listrik pun juga menggunakan gelombang. Padahal kita sangat
membutuhkan listrik untuk menyalakan lampu, menambah daya baterai ponsel
atau laptop, dan sejenisnya. Namun tidak sedikit dari kita tidak paham mengenai
hal tersebut.

Untuk itu, inilah perlunya kita mempelajari dan memahami mengenai


gelombang supaya kita tahu apa it gelombang, bagaimana kinerjanya, apa saja
yang ada di dalam gelombang itu sendiri dan berbagai macam kegunaannya.
Dari makalah ini akan dibahas tentang gelombang 1, 2, dan 3 dimensi, fungsi
gelombang, serta persamaan differensial gelombang.

b. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gelombang 1, 2, 3 dimensi dalam gelombang
mekanik?
2. Bagaimana fungsi gelombang dalam gelombang mekanik?
3. Apa persamaan differensial gelombang dalam gelombang mekanik?

c. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu gelombang 1, 2, dan 3 dimensi dalam gelombang
mekaanik.
2. Untuk mengetahui fungsi gelombang dalam gelombang mekanik.
3. Untuk mengetahui persamaan differensial gelombang dalam gelombang
mekanik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

GELOMBANG MEKANIK
Apakah gelombang mekanik itu? Apakah gelombang mekanik sangat
berpengaruh pada kehidupan kita? Sejak Sekolah Menengah, pastinya sudah dikenalkan
apa itu gelombang mekanik. Namun rata-rata guru hanya menerangkan garis besarnya
saja tanpa memberikan keterangan secara jelas definisi dari gelombang mekanik itu
sendiri. Dari ilmu yang sudah didapat dulu, diketahui bahwa gelombang mekanik yaitu
gelombang yang perambatannya membutuhkan medium.
Gelombang mekanik membutuhkan medium untuk berpindah tempat.
Gelombang ini dapat merambat pada zat padat, cair, dan gas sebagai media
perantaranya. gelombang di dalam medium ini yang dapat mengalami deformasi atau
medium elastis, yaitu dengan mentransmisikan dari satu lapis ke lapis berikutnya
sehingga ketika medium-medium tersebut dapat merambat sebagaimana mestinya.
Contohnya adalah gelombang pada pada tali, pegas, gelombang air, gelombang bunyi,
gelombang cahaya, gelombang radio dan masih banyak lagi.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah suara atau bunyi. Ketika
menyalurkan energi untuk proses penjalaran sebuah gelombang yang dibantu dengan
tekanan udara untuk memunculkan bunyi itu sendiri. Semakin kuat gelombang yang
dihasilkan maka bunyi itu semakin kuat. Terkadang hingga membuat getaran di
sekeliling kita karena sangat kuatnya frekuensi yang dipengaruhi oleh bunyi. Pengaruh
itu disebut dengan resonansi.
Secara visual, bayangkan saja apabila gelombang ini tidak bergerak sama
sekali, dalam arti gelombang tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Contohnya
saja ketika air tidak lagi bergelombang. Coba saja ketika suatu benda yang massa
jenisnya lebih kecil dari air diletakkan di atas air. Anggap saja benda itu diletakkan di
titik A pada permukaan air. Pasti air akan bergerak ke atas, bawah, kanan, dan kiri. Lalu
biarkan benda tersebut bergerak sebagaimana mestinya. Anggap saja air adalah sebagai
medium dan benda itu adalah sebuah energi untuk disalurkan ke tempat yang
sebagaimana mestinya

(ilustrasi gelombang)

2
Bayangkan jika air tidak bergerak sedikit ke kanan, kir, atas dan bawah? Apakah kapal
akan segera sampai? Pastinya tidak, karena kapal diberi tenaga atau energi untuk
berpindah dari ke titik A menuju ke titik B. apabila medium tidak bergerak secara
keseluruhan secara bersama-sama, maka jalan medium tersebut terbatas.
Gelombang pun juga memiliki klasifikasi sendiri-sendiri, yaitu gelombang yang
berdimensi satu, gelombang berdimensi dua, dan gelombang berdimensi tiga. Semua
bergantung pada banyaknya dimensi gelombang merambatkan tenaganya. Gelombang
yang bergerak sepanjang tali dapat diklasifikasikan gelombang satu, gelombang pada air
yang sejajar terhadap bidang dapat diklasifikasikan sebagai gelombang dua, sedangkan
gelombang yang memiliki ruang seperti gelombang bunyi dapat diklasifikasikan sebagai
gelombang tiga. Untuk lebih jelasnya akan disampaikan di materi di bawah ini1.
a. Gelombang Satu, Dua, dan Tiga Dimensi
Gelombang satu dimensi adalah gelombang yang bergerak sepanjang tali dan
pegas. Gelomban ini seperti gelombang biasa yang sering dipelajari di Sekolah
Menengah atas.

Sehingga persamaannnya :

Gelombang dua dimensi adalah rambatan getaran pada gelombang di


permukaan air. Gelombang ini muncul ketika air dijatuhkan pada sebuah
benda yang memiliki massa jenis lebih besar dari massa jenis air. Contoh saja
batu. Ketika batu dilemparkan ke dasaran air, maka akan terbentuklah
gelombang-gelombang air, itulah yang disebut dengan gelombang dua
dimensi. Gelombang ini sejajar dengan bidang.

1
Wiley, John and Sons.1985.PHYSYCS, 3rd Edition. Erlangga : Bandung,hlm 55

3
Apabila dawai digetarkan akan membentuk simpangan gelombang.
Untuk memodelkan persamaan gelombang, dawai dipartisi sepanjang ∆ maka
akan terlihat sebagai berikut

Gambar 1 Partisi dari seutas dawai yang digetarkan Pada gambar


tersebut, u menyatakan simpangan gelombang sehingga u(x) adalah simpangan
di titik x dan u ( x +∆) adalah simpangan x +∆.

Gelombang tiga dimensi adalah gelombang yang memiliki ruang atau


segala arah. Contoh-contoh dari gelombang tiga dimensi adalah gelombang
mikro (microwave), gelombang radio, serta gelombang cahaya. Pada
gelombang mikro (microwave) yaitu gelombang yang memiliki frekuensi
sangat tinggi sehingga dapat menyebabkan benda di sekitar panas.
Frekuensi bisa mencapai 3 GHz. Apabila energy ini diserap oleh
benda lain, maka energy tersebut dapa berpindah menuju benda tersebut. Efek
yang ditimbulkan adalah panas. Pemanfaatan alat dapur yang menggunakan
teknologi ini adalah oven. apabila gelombang mikro mulai bekerja maka akan
memengaruhi makanan yang ada di dalam oven. makanan tersebut akan panas
dan akan menjadi matang.
Contoh lain yang sering kita gunakan adalah gelombang radio. Wi-Fi
yang sering kita gunakan merupakan gelombang radio dimana perantara
gelombangnya menggunakan udara. Logo Wi-Fi yang sering kita lihat adalah
bentuk dari gelombang sferis, dimana gelombang tersebut memiliki bentuk
seperti bola (bisa dilihat di gambar c.3).
Gelombang di bawah ini adalah gelombang datar yang paling
sederhana dari bentuk gelombang tiga dimensi. Ketika dilihat dari perspektif
tampak depan, belakang atas atau bawah saja maka akan tampak permukaan
gelombangyang terbentuk oleh sekumpulan titik-titik yang bergerak dengan
fase sama.
Ketika waktu semakin besar maka mermukaan ini akan terlihat
bergerak menjalar. Ketika diperhatikan secara saksama, maka akan terlihat

4
ttitk-titik berjalan secara berurutan. Permukaan gelombang inilah yang
dinamakan muka gelombang atau dalam bahasa inggrisnya yaitu wave fronts.
Apabila mediu yang dirambatkan mengandung unsur homogeny dan isotropic,
maka arah penjalarannya selalu tegak lurus dengan muka gelombang.

Muka gelombang sendiri memiliki berbagai bentuk, yaitu gelombang


bidang, gelombang sferis, dan silindris. Gelombang bidang (plane waves)
adalah bentuk sederhana dari tiga dimensi dimana apabila gangguan dijalarkan
hanya memiliki arah tunggal. Bidang-bidang yang dimiliki gelombang ini
menyatakan bahwa muka gelombang yang berjarak satu panjang gelombang
diantara dua muka gelombang yang berdekatan.
Gelombang sferis (sperichal waves) adalah suatu gelombang yang
memiliki muka gelombang berbentuk bola, sehingga apabila gangguan
dijalarkan maka akan keluar dari berbagai arah dan dari sebuah sumber titik
gelombang. Sinar-sinar yang terbentuk adalah garis-garis radial dan dari segala
arah. Semakin jauh muka gelombang terhadap pusat, maka kelengkungan
muka akan semakin sedikit, sehingga hampir setara dengan bidang rata.
Namun, apabila muka gelombang semakin dekat dengan pusat, maka
kelengkunga semakin besar dan muka gelombang semakin kecil. (lihat gambar
c.3). Sumber cahaya dari gelombang sferis bersifat isotropik yang membuat
pancaran cahaya dapat ke segala arah dengan sama rata.
Persamaan gelombang sferis adalah :

( )
( )

( ) ( )
( )

Sedangkan gelombang silindris adalah ketika sumber cahaya titik


diletakkan pada jarak yang jauh dari sutu celah yang sempit memanjang. Muka
gelombang sferis yang diradiaikan oleh sumber cahaya akan berubah menjadi
muka gelombang akan menjadi bidang datar pada saat tiba di celah yang kecil.
Celah tersebut berfungsi sebagai meradiasikan cahaya dengan muka
gelombang yang berbentuk silinder-silinder koaksial2.

Untuk persamaannya adalah :


( )
( )

( ) ( )
( )
√ √

2
Silinder-silinder koaksial : terdiri dari 2 silinder yang memiliki diameter dalam dan diameter luar.
Contohnya adalah kabel apabila dipotong bagian tenga maka akan tampak diameter dalam dan
diameter luarnya.

5
c.1
(gambar pergerakan gelombang yang tegak lurus terhadap arah rambatnya)

c.2
(gambar gelombang bidang. Tanda anak panah menunjukkan arah sinar atau
ray)

6
c.3
gambar gelombang sferis

b. Fungsi Gelombang dalam Gelombang Mekanik


3
Banyak karakteristik gelombang periodik yang dapat dijelaskan
dengan menggunakan konsep laju gelombang, periode gelombang, dan
panjang gelombang. Akan tetapi, untuk mengetahui deskripsi yang lebih rinci
mengenai posisi dan gerak partikel yang bergetar. Maka dapat menggunakan
konsep fungsi gelombang, yaitu suatu fungsi yang menjelaskan posisi partikel
yang bergetar pada sembarang waktu.
Kita akan meninjau gelombang pada dawai yang diregangkan.
Pada posisi setimbang, dawai membentuk garis lurus. Kita menganggap
bahwa garis lurus ini merupakan sumbu-x dalam sistem koordinat kartesius.
Getaran dawai membentuk gelombang transversal sehingga selama geraknya
seluruh partikel dengan posisi setimbang sepanjang sumbu-x digeser sejauh y
yang arahnya tegak lurus sumbu-x ini. Nilai y bergantung pada posisi partikel
yang ditinjau dan juga bergantung pada waktu. Secara matematis, y
merupakan fungsi dari x dan t atau sering ditulis y  y( x, t ). Ungkapan
y( x, t ) disebut sebagai fungsi gelombang. Jika fungsi gelombang diketahui,
maka dapat menentukan pergeseran partikel yang bergetar (diukur dari posisi
setimbang) pada sembarang waktu.
Sekarang kita akan membicarakan bentuk fungsi gelombang
untuk gelombang sinusoidal, yaitu gelombang sinusoidal yang berjalan dari
kiri ke kanan sepanjang dawai. Diandaikan pergeseran partikel di ujung kiri
dawai ( x  0 ) dinyatakan dengan persamaan

3
Ruwanto B, Seri Fisika Dasar “Gelombang dan Bunyi”(UNY: Yogyakarta, 2010),Hlm.7-13

7
2
y (0, t )  A sin t  A sin 2ft  A sin t.
T (1-2)

Artinya, partikel itu bergerak harmonik sederhana dengan amplitudo


A, frekuensi f, dan frukuensi sudut   2ft . Pada t  0 partikel di x  0
memiliki pergeseran nol ( y  0 ) dan partikel sedang bergerak ke arah sumbu-
y positif. Gelombang ini merambat dari x  0 ke titik x di sebelah kanan titik
asal dalam waktu x / v, dengan v laju gelombang. Jadi, gerakan di titik x pada
waktu t sama seperti gerakan di titik x  0 pada waktu sebelumnya, yaitu
x
t  . Dengan demikian, kita dapat menghitung pergeseran di titik x pada
v
x
waktu t hanya dengan mengganti t pada Persamaan (1-2) dengan t  . Jadi,
v

 x  x
y ( x, t )  A sin   t    A sin 2f  t  .
 v  v (1-3)
Kita dapat menuliskan fungsi gelombang Persamaan (1-3) menjadi
beberapa bentuk yang berbeda. Dengan mengingat f  1 / T dan
  v / f  vT, Persamaan (1-3) menjadi

 t x
y ( x, t )  A sin 2   .
 T   (1-4)

Bilangan gelombang, dengan simbol k, didefinisikan sebagai

k  2 / . (1-5)

Dengan substitusi   2 / k dan f   / 2 ke Persamaan (1-1),


diperoleh

  vk. (1-6)

8
Dengan demikian, Persamaan (1-4) menjadi

y( x, t )  A sin t  kx. (1-7)

Kita dapat memodifikasi Persamaan (1-3) sampai dengan


Persamaan (1-7) untuk menjelaskan gelombang yang merambat ke arah
sumbu-x negatif. Dalam kasus ini, pergeseran di titik x pada saat t adalah
x
sama seperti gerak di titik x  0 pada waktu sesudahnya, yaitu t  . Dengan
v
 x
demikian, kita dapat mengganti t pada Persamaan (1-2) dengan  t  . Jadi,
 v
untuk gelombang yang merambat ke arah sumbu-x negatif berlaku

 x t x
y ( x, t )  A sin 2f  t    A sin 2     A sin t  kx.
 v T   (1-7)
Secara umum, fungsi gelombang dapat dituliskan sebagai
y( x, t )  A sint  kx. Tanda positif menunjukkan gelombang merambat ke
arah sumbu-x negatif, sedangkan tanda negatif menunjukkan gelombang
merambat ke arah sumbu-x positif. Besaran t  kx dinamakan sudut fase,
dengan satuan derajat atau radian. Titik-titik yang pergeserannya maksimum,
yaitu y  A, terjadi ketika sint  kx  1. Sudut fase pada saat pergeseran
maksimum adalah  / 2, 5 / 2, dan seterusnya. Titik-titik yang
pergeserannya minimum, yaitu y  0, terjadi ketika sudut fasenya adalah 0,
 , 2 , dan seterusnya. Dua titik A dan B dikatakan memiliki fase sama
apabila kedua titik ini memiliki beda sudut fase sebesar 2 atau 2n ,
dengan n bilangan bulat. Apabila dua titik memiliki fase yang sama, maka
kedua titik tersebut bergerak dalam arah yang sama.
Kita dapat menentukan kecepatan transversal sembarang partikel
yang bergerak dalam gelombang transversal dengan menggunakan fungsi
gelombang. Ada perbedaan antara cepat rambat gelombang dan kecepatan
transversal. Untuk membedakan keduanya, cepat rambat gelombang diberi
simbol v, sedangkan kecepatan transversal diberi simbol v y . Untuk
menentukan kecepatan transversal v y di titik tertentu, kita mendiferensialkan
parsial fungsi gelombang y( x, t ) terhadap t. Jika fungsi gelombangnya

9
berbentuk y( x, t )  A sint  kx, maka kecepatan transversal didefinisikan
sebagai

y ( x, t )
v y ( x, t )   A cos t  kx.
t (1-9)

Ungkapan y( x, t ) / t disebut diferensial parsial y( x, t ) terhadap t,


yaitu diferensial y( x, t ) terhadap t dengan mempertahankan x tetap.
Persamaan (1-9) menunjukkan bahwa kecepatan transversal berubah terhadap
waktu. Kecepatan transversal mencapai maksimum ketika cost  kx  1,
sehingga v y , maks  A.

Percepatan partikel dalam gelombang sinusoidal merupakan


diferensial parsial kedua dari y( x, t ) terhadap t. Jadi,

 2 y ( x, t )
a y ( x, t )    2 A sin t  kx   2 y ( x, t ).
 2t (1-10)

Kita dapat juga menentukan diferensial parsial kedua y( x, t )


terhadap x. Jika hal ini dilakukan, diperoleh

 2 y ( x, t )
 k 2 A sin t  kx  k 2 y ( x, t ).
 x2
(1-11)

Ungkapan  2 y( x, t ) / x 2 menunjukkan kelengkungan dawai.


Berdasarkan Persamaan (1-10) dan Persamaan (1-11) serta mengingat
  vk, diperoleh

 2 y ( x, t ) / t 2   2 y ( x, t )  2
  2  v2 ,
 y ( x, t ) / x
2 2
 k y ( x, t )
2
k

atau

10
 2 y ( x, t ) 1  2 y ( x, t )
 2 .
x 2 v t 2 (1-12)

Persamaan (1-12) disebut persamaan gelombang yang merupakan


salah satu persamaan yang sangat penting dalam fisika.

Gambar 1.4 menunjukkan arah kecepatan transversal v y dan


percepatan transversal yang diberikan oleh Persamaan (1-9) dan Persamaan
(1-10) untuk beberapa titik pada dawai. Titik-titik di mana dawai itu memiliki
kelengkungan ke atas, maka percepatan di titik-titik itu berharga positif.
Sebaliknya, titik-titik di mana dawai itu memiliki kelengkungan ke bawah,
maka percepatan di titik-titik itu berharga negatif. Perlu ditegaskan lagi
bahwa v y dan a y adalah kecepatan dan percepatan transversal dari titik-titik
pada dawai. Titik-titik bergerak sepanjang arah sumbu-y, bukan sepanjang
arah perambatan gelombang.

Gambar 1.4 Arah kecepatan transversal v y dan percepatan


transversal a y pada beberapa titik dalam dawai4.

4
Prastowo, Tjipto dan Titin Sunarti.2008.Waves and Optics. UNESA : Surabaya,hlm 35

11
c. Persamaan Differensial
1. Persamaan Gelombang Biasa (Satu Dimensi)

akan memenuhi simpangan getaran harmonik, yang memenuhi


persamaan :

dengan: y = Simpangan gelombang (m)


A = Amplitudo atau simpangan maksimum (m)
ω = Kecepatan sudut (rad/s)
t = Lamanya getaran (s)
sehingga mendapatkan rumus :

maka persamaan simpangan diatas dapat ditulis menjadi :

Sebelum masuk ke persamaan gelombang umum, perlu diingat bahwa


kecepatan rambat gelombang adalah satu panjang gelombang dibagi periode

Karena maka kecepatan perambatan gelombang juga dapat ditulis

sebagai berikut :

12
dengan :

v = kecepatan perambatan gelombang (m)

T = Periode gelombang (s)

f = Frekuensi gelombang (Hz)

λ = panjang gelombang (m)

( )

( )

( )

( )

Dengan

Bentuk umum :

( )

( )

( )

13
Dengan

Jadi

2. Persamaan dua dimensi

atau

Maka kedua resultan itu adalah :

Dimana y1 dan y2 memilki nilai antara y dan y + .


Pada reesultan komponen horizontal dari gaya yang bekerja pada kedua
sisi lainnya adalah

Menurut hukum II Newton yaitu resultan gaya yang bekerja pada suatu benda
sebanding dengan massa dan percepatannya, sehingga :

14
atau

Dari persamaan ini adalah persamaan gelombang dimensi dua yang


berbentuk persamaan differensial parsial orde dua. Karena T menyatakan
tegangan yang selalu bernilai positif ρ dan menyatakan massa jenis yang bernilai
positif, maka diambil untuk menunjukkan bahwa konstanta itu selalu
bernilai positif.
3. Persamaan Gelombang Tiga Dimensi
Persamaan gelombang tidak berubah di bawah rotasi koordinat spasial,
karena operator Laplace invarian berada pada rotasi, dan oleh karena itu kita
dapat menganalisa untuk menemukan solusi yang bergantung hanya pada jarak
radial dari titik tertentu. Solusi tersebut harus memenuhi

dimana F dan G adalah fungsi sembarang. Setiap periode dapat


didefinisikan sebagai gelombang bola yang mengembang atau berhubungan
dengan kecepatan c. Gelombang semacam ini dihasilkan oleh sumber titik, dan

15
mereka membuat sinyal tajam yang bentuknya mungkin hanya diubah oleh
penurunan amplitudo sebagai r meningkat . Gelombang tersebut hanya ada
dalam kasus ruang dengan dimensi aneh5.

5
McLughlin dkk.1995. Physical Science. Glencoe : Amerika, hlm 52

16
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan
Gelombang mekanik yaitu gelombang yang perambatannya
membutuhkan medium. Gelombang pun juga memiliki klasifikasi sendiri-
sendiri, yaitu gelombang yang berdimensi satu, gelombang berdimensi dua,
dan gelombang berdimensi tiga. Semua bergantung pada banyaknya dimensi
gelombang merambatkan tenaganya.
Gelombang yang bergerak sepanjang tali dapat diklasifikasikan
gelombang satu, gelombang pada air yang sejajar terhadap bidang dapat
diklasifikasikan sebagai gelombang dua, sedangkan gelombang yang
memiliki ruang seperti gelombang bunyi dapat diklasifikasikan sebagai
gelombang tiga.

b. Saran
Setelah menyelesaikan makalah ini, materi gelombang ini sulit
sekali ditemukan dan minimnya persediaan referensi tentang gelomban
mekanik, sehingga banyak sekali kekurangan materi tentang gelombang
mekanik. Penulis berharap pembaca dapat menambahkan apa yang kurang
dari materi ini. Terima kasih.

17
Daftar Pustaka

McLughlin dkk.1995. Physical Science. Glencoe : Amerika


Prastowo, Tjipto dan Titin Sunarti.2008.Waves and Optics. UNESA :
Surabaya
Wiley, John and Sons.1985.PHYSYCS, 3rd Edition. Erlangga : Bandung
Ruwanto B, Seri Fisika Dasar “Gelombang dan Bunyi”(UNY: Yogyakarta, 2010)

18

Anda mungkin juga menyukai