Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH GELOMBANG

“Gelombang Bunyi”

Dosen Pengampu : Florentina Maria Panda, S. Pd, M. Pd

Disusun Oleh :Kelompok 4

 Dian putrian permata sari (20150111064028)


 Alfikah (20150111064005)
 Hermina iwanggin (20150111064033)
 Yulvia Kambu (20150111064015)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Gelombang Bunyi” ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada
Ibu Florentina Maria Panda, S. Pd, M. Pd selaku Dosen mata kuliah GELOMBANG yang
telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Perkembangan Ilmu
Fisika.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan
demi perbaikan yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Jayapura, 15 Maret 2018

Penyusun

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................ i

Daftar Isi................................................................................................................... ii

Bab I Pendahuluan .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2

Bab II Pembahasan ................................................................................................. 3

2.1 Pengertian Gelombang Bunyi ........................................................................ 3


2.2 Sifat-sifat Bunyi ............................................................................................. 6
2.3 Karakteristik Bunyi ....................................................................................... 7
2.4 Cepat Rambat Bunyi ...................................................................................... 7
2.5 Kekuatan Bunyi ............................................................................................. 10
2.6 Pembiasan Gelombang .................................................................................. 11
2.7 Efek Doppler.................................................................................................. 12
2.8 Intensitas dan Taraf Intensitas Bunyi ............................................................ 14
2.9 Aplikasi/Pemanfaatan Gelombang Bunyi ..................................................... 16

BAB III Penutup ...................................................................................................... 19

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 19
B. Saran ................................................................................................................... 20

Daftar Pustaka ......................................................................................................... 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gelombang adalah getaran yang merambat, baik melalui medium ataupun tidak
melalui medium. Perambatan gelombang ada yang memerlukan medium, seperti gelombang
tali melalui tali dan ada pula yang tidak memerlukan medium yang berarti bahwa gelombang
tersebut dapat merambat melalui vakum ( hampa udara ) , seperti gelombang listrik magnet
dapat merambat dalam vakum. Perambatan gelombang dalam medium tidak diikuti oleh
perambatan media, tapi partikel-partikel mediumnya akan bergetar. Perumusan matematika
suatu gelombang dapat diturunkan dengan peninjauan penjalaran suatu pulsa. Dilihat dari
ketentuan pengulangan bentuk, gelombang dibagi atas gelombang periodik dan gelombang
non periodik.

Berdasarkan sumber getarnya, tanpa disertai dengan medium perantaranya, gelombang


dapat diklasifikasikan dalam dua kategori, yaitu gelombang mekanik dan gelombang
elektromagnetik. Bunyi merupakan gelombang mekanik yang dalam perambatannya arahnya
sejajar dengan arah getarnya (gelombang longitudinal).

Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanis longitudinal. Hal ini berarti bahwa
bunyi memerlukan medium untuk merambat. Medium perambatan bunyi dapat berupa zat
padat ataupun fluida (zat alir, meliputi zat cair dan gas). Partikel-partikel bahan yang
mentransmisikan sebuah gelombang seperti itu berosilasi di dalam arah penjalaran gelombang
itu sendiri.

Ada suatu jangkauan frekuensi yang besar dimana dapat dihasilkan gelombang
mekanis longitudinal dan gelombang bunyi adalah dibatasi oleh jangkauan frekuensi yang
dapat merangsang telinga dan otak manusia kepada sensasi pendengaran. Jangkauan ini adalah
kira- kira 20 siklus/ detik ( atau 20 Hz) sampai kira- kira 20.000 Hz dan dinamakan jangkauan
suara yang dapat didengar (audible range). Per sepsi manusia terhadap bunyi terkait dengan

1
karakteristik bunyi yang dapat dirasakan. Secara umum ada dua karakteristik bunyi yang
mampu dirasakan oleh manusia, yaitu keras–lemahnya bunyi dan tinggi rendahnya bunyi.
keras–lemahnya bunyi terkait dengan amplitude dan energi gelombang bunyi tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Gelombang Bunyi ?


2. Apa saja Sifat-sifat Bunyi ?
3. Apa saja Karakteristik Bunyi ?
4. Apa yang dimaksud dengan Cepat Rambat Bunyi ?
5. Apa yang dimaksud Kekuatan Bunyi ?
6. Apa yang dimaksud Pembiasan Gelombang Bunyi ?
7. Apa yang dimaksud Efek Doppler ?
8. Apa yang dimaksud dengan Intensitas dan Taraf Intensitas Bunyi ?
9. Apa saja Aplikasi/Pemanfaatan Gelombang Bunyi ?

1.3 Tujuan Penulisan

Pada makalah ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan gelombang bunyi
diantaranya :

1. Untuk mengetahui Pengertian Gelombang Bunyi


2. Untuk mengetahui Sifat-sifat Bunyi
3. Untuk mengetahui Karakteristik Bunyi
4. Untuk mengetahui Cepat Rambat Bunyi
5. Untuk mengetahui Kekuatan Bunyi
6. Untuk mengetahui Pembiasan Gelombang Bunyi
7. Untuk mengetahui Efek Doppler
8. Untuk mengetahui Intensitas dan Taraf Intensitas Bunyi
9. Untuk mengetahui Aplikasi/Pemanfaatan Gelombang Bunyi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gelombang Bunyi


1. Pengertian Gelombang

Gerak gelombang muncul di dalam hampir tiap-tiap cabang fisika, seperti


gelombang air, gelombang bunyi, gelombang cahaya, gelombang radio, dan
gelombang elektromagnetik lainnya. Sebuah perumusan mengenai atom dan
partikel-partikel sub-atomik dinamakan mekanika gelombang. Jelaslah bahwa
sifat-sifat gelombang sangat penting di dalam fisika.

Gelombang dapat didefenisikan sebagai getaran yang merambat melalui


medium yang dapat berupa zat padat, cair, dan gas. Gelombang terjadi karena
adanya sumber getaran yang bergerak terus-menerus. Medium pada proses
perambatan gelombang tidak selalu ikut berpindah tempat bersama dengan
rambatan gelombang. Misalnya bunyi yang merambat melalui medium udara,
maka partikel-partikel udara akan bergerak osilasi (lokal) saja

Gelombang berdasarkan medium perambatannya dapat dikategorikan


menjadi gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik. Gelombang
mekanik terdiri dari partikel-partikel yang bergetar, dalam perambatannya
memerlukan medium. Contohnya gelombang bunyi, gelombang pada air,
gelombang tali. Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dihasilkan
dari perubahan medan magnet dan medan listrik secara berurutan, arah getar
vektor medan listrik dan medan magnet saling tegak lurus. Perambatan
gelombang ini tidak memerlukan medium dan bergerak mendekati kelajuan
cahaya. Contohnya sinar gamma (γ), sinar X, sinar ultra violet, cahaya tampak,
infra merah, gelombang radar, gelombang TV, gelombang radio.

3
Berdasarkan arah getar dan arah rambat, gelombang dibedakan menjadi
dua jenis yaitu gelombang transversal dan gelombang longitudinal. Gelombang
transversal adalah gelombang yang arah rambatannya tegak lurus terhadap arah
getarnya, contohnya gelombang pada tali , gelombang permukaan air, gelombang
cahaya. Sedangkan gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah
merambatnya searah dengan arah getarnya, contohnya gelombang bunyi dan
gelombang pada pegas. Gelombang ini terdiri dari rapatan dan regangan. Rapatan
adalah daerah-daerah dimana kumparan-kumparan mendekat selama sesaat.
Regangan adalah daerah-daerah dimana kumparan-kumparan menjauh selama
sesaat. Rapatan dan regangan berhubungan dengan puncak dan lembah pada
gelombang transversal.

Besaran-besaran yang digunakan untuk mendiskripsikan gelombang antara


lain panjang gelombang (λ) adalah jarak antara dua puncak yang berurutan,
frekuensi (ƒ) adalah banyaknya gelombang yang melewati suatu titik tiap satuan
waktu, periode (T) adalah waktu yang diperlukan oleh gelombang melewati suatu
titik, amplitudo (A) adalah simpangan maksimum dari titik setimbang, kecepatan
gelombang (v) adalah kecepatan dimana puncak gelombang (atau bagian lain dari
gelombang) bergerak. Kecepatan gelombang harus dibedakan dari kecepatan
partikel pada medium itu sendiri. Pada waktu merambat gelombang membawa
energi dari satu tempat ke tempat lain. Saat gelombang merambat melalui medium
maka energi dipindahkan sebagai energi getaran antar partikel dalam medium
tersebut.

2. Pengertian Bunyi

Bunyi, secara harafiah dapat diartikan sebagai sesuatu yang kita dengar.
Bunyi merupakan hasil getaran dari partikel-partikel yang berada di udara (Sound
Research Laboratories Ltd, 1976) dan energi yang terkandung dalam bunyi dapat
meningkat secara cepat dan dapat menempuh jarak yang sangat jauh (Egan, 1972).
Defenisi sejenis juga dikemukakan oleh Bruel & Kjaer (1986) yang menyatakan
4
bahwa bunyi diidentikkan sebagai pergerakan gelombang di udara yang terjadi
bila sumber bunyi mengubah partikel terdekat dari posisi diam menjadi partikel
yang bergerak.

Secara lebih mendetail, Doelle (1972) menyatakan bahwa bunyi


mempunyai dua defenisi, yaitu:

1. Secara fisis, bunyi adalah penyimpangan tekanan, pergeseran partikel dalam


medium elastik seperti udara. Definisi ini dikenal sebagai bunyi Obyektif.
2. Secara fisiologis, bunyi adalah sensasi pendengaran yang disebabkan
penyimpangan fisis yang digambarkan pada bagian atas. Hal ini disebut
sebagai bunyi subyektif.

Secara singkat, Bunyi adalah suatu bentuk gelombang longitudinal yang


merambat secara perapatan dan perenggangan terbentuk oleh partikel zat
perantara serta ditimbulkan oleh sumber bunyi yang mengalami getaran.
Rambatan gelombang bunyi disebabkan oleh lapisan perapatan dan peregangan
partikel-partikel udara yang bergerak ke luar, yaitu karena penyimpangan tekanan.
Hal serupa juga terjadi pada penyebaran gelombang air pada permukaan suatu
kolam dari titik dimana batu dijatuhkan.

Gelombang bunyi adalah gelombang yang dirambatkan sebagai


gelombang mekanik longitudinal yang dapat menjalar dalam medium padat, cair
dan gas. Medium gelombang bunyi ini adalah molekul yang membentuk bahan
medium mekanik ini (Sutrisno, 1988). Gelombang bunyi ini merupakan
vibrasi/getaran molekul-molekul zat dan saling beradu satu sama lain namun
demikian zat tersebut terkoordinasi menghasilkan gelombang serta
mentransmisikan energi bahkan tidak pernah terjadi perpindahan partikel (Resnick
dan Halliday , 1992).

5
2.2 Sifat-sifat Bunyi

Sifat-sifat bunyi meliputi :

1. Gelombang bunyi memerlukan medium dalam perambatannya .

Karena gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik, maka dalam perambatannya


bunyi memerlukan medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas.
Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara.

2. Gelombang bunyi mengalami pemantulan (refleksi)

Salah satu sifat gelombang adalah dapat dipantulkan sehingga gelombang bunyi juga dapat
mengalami hal ini. Hukum pemantulan gelombang: sudut datang = sudut pantul juga berlaku
pada gelombang bunyi. Hal ini dapat dibuktikan bahwa pemantulan bunyi dalam ruang
tertutup dapat menimbulkan gaung.

3. Gelombang bunyi mengalami pembiasan (refraksi).

Salah satu sifat gelombang adalah mengalami pembiasan. Peristiwa pembiasan dalam
kehidupan sehari-hari misalnya pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras dari pada
siang hari. Hal ini disebabkan karena pada pada siang hari udara lapisan atas lebih dingin
daripada dilapisan bawah. Karena cepat rambat bunyi pada suhu dingin lebih kecil daripada
suhu panas maka kecepatan bunyi dilapisan udara atas lebih kecil daripada dilapisan bawah,
yang berakibat medium lapisan atas lebih rapat dari medium lapisan bawah. Hal yang
sebaliknya terjadi pada malam hari. Jadi pada siang hari bunyi petir merambat dari lapisan
udara atas kelapisan udara bawah.

4. Gelombang bunyi mengala[pmi pelenturan (difraksi)

Gelombang bunyi sangat mudah mengalami difraksi karena gelombang bunyi diudara
memiliki panjang gelombang dalam rentang sentimeter sampai beberapa meter. Seperti yang
kita ketahui, bahwa gelombang yang lebih panjang akan lebih mudah didifraksikan. Peristiwa
difraksi terjadi misalnya saat kita dapat mendengar suara mesin mobil ditikungan jalan

6
walaupun kita belum melihat mobil tersebut karena terhalang oleh bangunan tinggi dipinggir
tikungan.

5. Gelombang bunyi mengalami perpaduan (interferensi).

Gelombang bunyi mengalami gejala perpaduan gelombang atau interferensi, yang


dibedakan menjadi dua yaitu

a. interferensi konstruktif (penguatan bunyi) dan


b. interferensidestruktif (pelemahan bunyi).

Misalnya waktu kita berada diantara duabuah loud-speaker dengan frekuensi dan
amplitudo yang sama atau hampir samamaka kita akan mendengar bunyi yang keras dan
lemah secara bergantian merambat membutuhkan medium.

2.3 Karakteristik Bunyi

Karakteristik Bunyi ada beberapa macam antara lain :

a. Nada adalah bunyi yang frekuensinya teratur.


b. Desah adalah bunyi yang frekuensinya tidak teratur.
c. Timbre adalah warna bunyi, berupa keseluruhan kesan pendengaran yang kita peroleh
dari sumber bunyi, setelah dipengaruhi resonansi dan zat pengantar. Warna bunyi
adalah bunyi yang frekuensinya sama tetapi terdengar berbeda.
d. Dentum adalah bunyi yang amplitudonya sangat besar dan terdengar mendadak.

2.4 Cepat Rambat Bunyi

Cepat rambat bunyi dipengaruhi oleh jenis medium perambatannya. Medium udara,
air, zat padat dan suhu akan menghasilkan ce`pat rambat bunyi yang berbeda-beda. Semakin
padat suatu medium makin rapat pula partikel dalam medium dan makin kuat gaya kohesi
diantara partikel medium tersebut. Sehingga suatu bagian dari medium yang bergetar akan
menyebabkan bagian lain ikut bergetar secara cepat.

7
Demikian pula dengan suhu suatu medium. Makin tinggi suhu suatu medium, makin
cepat getaran partikel-partikel dalam medium tersebut, sehingga proses perpindahan getaran
semakin cepat.

1. Cepat rambat bunyi pada zat padat

Pada zaman dahulu, orang mendekatkan telinganya ke atas rel untuk mengetahui kapan
kereta datang. Hal tersebut membuktikan bahwa bunyi dapat merambat pada zat padat.
Besarnya cepat rambat bunyi pada zat padat tergantung pada sifat elastisitas dan massa jenis
zat padat tersebut dalam zat padat. Secara matematis, besarnya cepat rambat bunyi pada zat
padat didefinisikan sebagai :

𝐸
𝑉 =√
𝜌

Dimana : v = Cepat rambat bunyi pada zat padat (m/s)

E = Modulus Young medium (N/m2)

ρ = Massa jenis medium (kg/m3)

2. Cepat rambat bunyi pada zat cair

Pada saat Anda menyelam dalam air, bawalah dua buah batu, kemudian pukulkan kedua
batu tersebut satu sama lain. Meskipun Anda berada dalam air, Anda masih bisa mendengar
suara batu tersebut. Hal tersebut membuktikan bahwa bunyi dapat merambat pada zat cair.
Besarnya cepat rambat bunyi dalam zat cair tergantung pada Modulus Bulk dan massa jenis
zat cair tersebut. Secara matematis ditulis dengan persamaan :

𝐵
𝑣=√
𝜌

Dimana : B = modulus Bulk (N/m2)

8
ρ = Massa jenis medium (kg/m3)

3. Cepat rambat bunyi dalam gas (udara)

Di udara tentu Anda lebih sering mendengar berbagai macam bunyi. Anda bisa mendengar
suara radio, televisi, bahkan orang yang berteriak-teriak di kejauhan. Besarnya cepat rambat
bunyi pada zat gas tergantung pada sifat-sifat kinetik gas. Dalam kasus gas terjadi perubahan
volum, dan yang berkaitan dengan modulus elastik bahan adalah modulus bulk.Cepat rambat
bunyi dalam gas dapat dinyatakan dengan:

𝛾𝑃
𝑣=√
𝜌

Dimana: γ = Rasio panas spesifik (untuk udara = 1,41)


Pa = Tekanan atmosfir (Pascal)
ρ = Kerapatan (Kg/m3)

Karena bunyi merupakan gelombang maka bunyi mempunyai cepat rambat


yang dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu :

a. Kerapatan partikel medium yang dilalui bunyi. Semakin rapat susunan partikel
medium maka semakin cepat bunyi merambat, sehingga bunyi merambat paling cepat
pada zat padat.
b. Suhu medium, semakin panas suhu medium yang dilalui maka semakin cepat bunyi
merambat. Hubungan ini dapat dirumuskan kedalam persamaan matematis (v = v0 +
0,6.t) dimana v0 adalah cepat rambat pada suhu nol derajat dan t adalah suhu medium.

Bunyi bedasarkan frekuensinya dibedakan menjadi 3 macam yaitu

a. Infrasonik adalah bunyi yang frekuensinya kurang dari 20 Hz. Makhluk yang bisa
mendenganbunyii infrasonik adalah jangkrik.

9
b. Audiosonik adalah bunyi yang frekuensinya antara 20 Hz sampai dengan 20 kHz.
c. Ultrasonik adalah bunyi yang frekuensinya lebihdari 20 kHz. makhluk yang dapat
mendengar ultrasonik adalah lumba-lumba dan kelelawar.

Bunyi merambat di udara dengan kecepatan 1.224 km/jam. Bunyi merambat lebih lambat
jika suhu dan tekanan udara lebih rendah. Di udara tipis dan dingin pada ketinggian lebih dari
11 km, kecepatan bunyi 1.000 km/jam. Di air, kecepatannya 5.400 km/jam, jauh lebih cepat
daripada di udara Rumus mencari cepat rambat bunyi adalah v= s/t Dengan s panjang
Gelombang bunyi dan t waktu.

2.5 Kekuatan Bunyi

Bunyi yang kuat bebeda dengan bunyi yang tinggi. Kekuatan bunyi tidak ditentukan
oleh frekuensi bunyi, tetapi oleh hal-hal yang lain, khususnya; amplitudo, resonansi, dan jarak.

Amplitudo adalah lebar getar atau simpang getar yang dibuat oleh sumber bunyi.
Semakin lebar getaranya, semakin kuat pula bunyinya.

Resonansi berarti ikut bergetar sejalan getaran bunyi. Biasanya dilakukan oleh benda
atau bagian terdekatnya. Dan sedikit banyak kejadian ini akan menambah kekuatan getar
sumberbunyi. Contoh gitar, walaupun sumber bunyinya pada senar, namun kekuatannya
bunyinya lebih berasal dari kotak kayunya. Sebab, udara di dalam kotak itulah pelaku
resonansi, yang justru lebih kuat daripada sumber bunyi. Sehingga kotak tersebut dinamakan
kotak resonator. Namun kotak resonatornya hanya berlaku pada gitar accostic. Pada gitar
elektrik resonansi dibuat oleh proses elektrik.

Jarak dimaksukan bahwa kekutan bunyi juga ditentukan oleh jarak antara sumber
bunyi dengan alat pendengar atau penerima. Memakin dekat, akan semakin keras bunyinya.
Sebagaimana frekuensi, kekuatan bunyi juga dapat diiukur. Biasanya digunakan satuan
decibel yang disngkatdb.

10
Angka petunjuk antara 0 db sampai kurang lebih 120 db. Sebagai bandingan; bunyi
biola selembut-lembutnya yang setara dengan siulan kita lebih kurang 20 db. Sedangkan
bagian kuat dari pemain orkes besar kurang lebih hanya mencapai 95 db.

2.6 Pembiasan Gelombang Bunyi

Jika sumber bunyi petir dekat dengan rumah Anda, maka Anda dapat mendengar bunyi
petir. Mengapa pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras daripada siang hari?

Pada siang hari, udara pada lapisan atas lebih dingin daripada lapisan bawah. Cepat
rambat bunyi pada suhu dingin adalah lebih kecil daripada suhu panas. Dengan demikian,
kecepatan bunyi pada lapisan udara atas lebih kecil daripada kecepatan bunyi pada lapisan
udara bawah, karena medium pada lapisan atas lebih rapat dari medium pada lapisan bawah.
Jadi, pada siang hari, bunyi petir yang merambat dari lapisan udara atas menuju ke lapisan
udara bawah akan dibiaskan menjauhi garis normal (Gambar 3.2a).

Gambar 3.2. Pembiasan gelombang bunyi

Pada malam hari, terjadi kondisi sebaliknya, udara pada lapisan bawah (dekat tanah)
lebih dingin daripada udara pada lapisan atas. Dengan demikian, kecepatan bunyi pada lapisan
bawah lebih kecil daripada lapisan atas, karena medium pada lapisan atas kurang rapat dari

11
medium pada lapisan bawah. Jadi, pada malam hari, bunyi petir yang merambat dari lapisan
udara atas menuju ke lapisan udara bawah (mediumnya lebih rapat) akan dibiaskan mendekati
garis normal (Gambar 3.2b). Pembiasan bunyi petir mendekati garis normal pada malam hari
inilah yang menyebabkan bunyi guntur lebih mendekat kerumah Anda, dan sebagai akibatnya
Anda mendengar bunyi petir yang lebih keras.

2.7 Efek Doppler

Fenomena perubahan frekuensi karena pengaruh gerak relatif antara sumber bunyi dan
pendengar, pertama kali diamati oleh Christian Doppler. Jika antara sumber bunyi dan
pendengar tidak ada gerakan relatif, maka frekuensi sumber bunyi dan frekuensi bunyi yang
didengar oleh seseorang adalah sama. Namun, jika antara sumber bunyi dan si pendengar ada
gerak relatif, ternyata antara frekuensi sumber bunyi dan frekuensi bunyi yang didengar
tidaklah sama. Suatu contoh, misalnya ketika Anda naik bis dan berpapasan dengan bis lain
yang sedang membunyikan klakson, maka akan terdengar suara yang lebih tinggi, berarti
frekuensinya lebih besar dan sebaliknya ketika bis menjauhi anda, bunyi klakson terdengar
lebih rendah, karena frekuensi bunyi yang didengar berkurang. Peristiwa ini dinamakan Efek
Doppler.

Jadi, EffekDoppler adalah peristiwa berubahnya harga frekuensi bunyi yang diterima
oleh pendengar (P) dari frekuensi suatu sumber bunyi (S) apabila terjadi gerakan relatif antara
P dan S. Oleh Doppler dirumuskan sebagai :

𝑣 ± 𝑣𝑝
𝑓𝑝 = 𝑓
𝑣 ± 𝑣𝑠 𝑠

Dengan : fp adalah frekuensi yang didengar oleh pendengar.

fs adalah frekuensi yang dipancarkan oleh sumber bunyi.

vp adalah kecepatan pendengar.

vs adalah kecepatan sumber bunyi.

v adalah kecepatan bunyi di udara.

12
 Tanda + untuk vp dipakai bila pendengar bergerak mendekati sumber bunyi.
 Tanda - untuk vp dipakai bila pendengar bergerak menjauhi sumber bunyi.
 Tanda + untuk vs dipakai bila sumber bunyi bergerak menjauhi pendengar.
 Tanda - untuk vs dipakai bila sumber bunyi bergerak mendekati pendengar.

 Aplikasi Efek Dopler Sebagai Radar

Terjadinya Efek Doppler dapat diaplikasikan sebagai radar untuk menentukan


kecepatan sebuah kendaraan di jalan raya. Sebuah mobil polisi dilengkapi dengan pemancar
dan penerima gelombang bunyi. Perhatikan Gambar 3.9.

Gambar 3.9. peristiwa efek Doppler

Aplikasi efek Doppler untuk mengukur kecepatan mobil.

Gelombang bunyi dipancarkan dengan kecepatan v dan frekuensi fs menuju sebuah


mobil penumpang yang bergerak dengan kecepatan vs. Setelah mengenai mobil penumpang,
gelombang tersebut akan dipantulkan kembali ke arah mobil polisi, Detektor akan menerima
pantulan gelombang tersebut dengan frekuensi fp sehingga dari peristiwa itu akan berlaku
persamaan Efek Doppler.

𝑣 ± 𝑣𝑝
𝑓𝑝 = 𝑓
𝑣 ± 𝑣𝑠 𝑠

13
Jika mobil polisi dalam keadaan diam, berlaku persamaan:

𝑣 ± 𝑣𝑝 𝑓𝑝 − 𝑓𝑠
𝑓𝑝 = 𝑓𝑠 → 𝑣𝑠 = 𝑣
𝑣 ±𝑣𝑠 𝑓𝑠

Jika frekuensi sumber bunyi fs diketahui dan frekuensi bunyi pantul fp yang terdeteksi
oleh polisi dapat dibaca detektor, serta kecepatan bunyi di udara v diketahui, maka polisi
dapat mengetahui kecepatan mobil penumpang.

2.8 Intensitas dan Taraf Intensitas Bunyi

1. Intensitas

Intensitas didefinisikan sebagai energi yang dipindahkan tiap satuan luas tiap satuan
waktu. Karena energi tiap satuan waktu kita ketahui sebagai pengertian daya, maka intensitas
bisa dikatakan juga daya tiap satuan luas. Secara matematis :

𝑃
𝐼=
𝐴

Keterangan :

I: Intensitas bunyi (W/m2)

P:Energi tiap waktu atau daya (W)

A: Luas (m2)

Jika sumber bunyi memancarkan ke segala arah sama besar (isotropik), luas yang
dimaksud sama dengan luas permukaan bola, yaitu :

𝐴 = 4 𝜋𝑅 2

Sehingga, didapatkan persamaan :

14
𝑃
𝐼=
4 𝜋𝑅 2

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa intensitas bunyi yang didengar di suatu titik
(tempat) berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya.

Intensitas bunyi terendah yang umumnya didengar manusia memiliki nilai 10-12
W/m2. Biasanya disebut sebagai intensitas ambang (I0). Jangkauan intensitas bunyi ini sangat
lebar berkaitan dengan kuat bunyi, sehingga secara tidak langsung kuat bunyi sebanding
dengan intensitasnya.

2. Taraf Intensitas Bunyi

Hubungan antara kuat bunyi dan intensitas bunyi diberikan oleh Alexander Graham
Bell dengan mendefiniskannya sebagai taraf intensitas bunyi. Taraf Intensitas Bunyi adalah
logaritma perbandingan intensitas bunyi terhadap intensitas ambang. Secara matematis, taraf
intensitas bunyi didefinisikan sebagai :

𝐼
𝑇𝐼 = 10 𝑙𝑜𝑔
𝐼𝑂

Keterangan :

TI:Taraf intensitas bunyi (desiBell disingkat dB)

I:Intensitas bunyi (W/m2)

I0:Intensitas ambang pendengaran manusia (10-12 W/m2)

Untuk n buah sumber bunyi identik, misalnya ada n sirine yang dinyalakan bersama-
sama, maka besarnya taraf intensitas bunyi dinyatakan sebagai berikut penurunan rumusnya:

𝐼1
TI1 = 10log
𝐼0

𝑛𝐼1
TI2 = 10log
𝐼0

15
Kita masukkan nilai TI1 dan TI2
𝑛𝐼1
TI1 = 10log
𝐼0

𝐼
TI2 = 10(log n + log 1 )
𝐼0

TI2 = 10(log n + log TI1)

TI1 adalah taraf intensitas bunyi untuk satu buah sumber.

Jika didengar di titik pertama , besar intensitas bunyi di titik ke-1 bisa dinyatakan
sebagai berikut penurunan rumusnya :

𝑛𝐼1
TI2 = 10log
𝐼0

𝑟12 𝐼1
TI2 = 10log .
𝑟22 𝐼0

𝑟12 𝐼
TI2 = 10(log + log 1 )
𝑟22 𝐼0

𝑟12
TI2 = TI1 + 10log
𝑟22

2.9 Aplikasi/Pemanfaatan Gelombang Bunyi

1. Aplikasi Ultrasonik. Gelombang ultrasonik dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam


keperluan antara lain:
a. kacamata tunanetra, dilengkapi dengan alat pengirim dan penerima ultrasonik
memanfaatkan pengiriman dan penerimaan ultrasonik.
b. mengukur kedalaman laut, untuk menentukan kedalaman laut (d) jika diketahui cepat
rambat bunyi (v) dan selang waktu (t), pengiriman dan penerimaan pulsa adalah :
𝑣×𝑡
𝑑=
2

16
c. alat kedokteran, misalnya pada pemeriksaan USG (ultrasonografi). Sebagai contoh,
scaningultrasonic dilakukan dengan menggerak-gerakan probe di sekitar kulit perut ibu
yang hamil akan menampilkan gambar sebuah janin di layar monitor. Dengan
mengamati gambar janin, dokter dapat memonitor pertumbuhan, perkembangan, dan
kesehatan janin. Tidak seperti pemeriksaan dengan sinar X, pemeriksaan ultrasonik
adalah aman (tak berisiko), baik bagi ibu maupun janinnya karena pemerikasaan atau
pengujian dengan ultrasonic tidak merusak material yang dilewati, maka disebutlah
pengujian ultrasonic adalah pengujian tak merusak (non destructive testing, disingkat
NDT). Tehnikscanningultrasonic juga digunakan untuk memeriksa hati (apakah ada
indikasi kanker hati atau tidak) dan otak. Pembuatan perangkat ultrasound untuk
menghilangkan jaringan otak yang rusak tanpa harus melakukan operasi bedah otak.
“Dengan cara ini, pasien tidak perlu menjalani pembedahan otak yang berisiko tinggi.
Penghilangan jaringan otak yang rusak bisa dilakukan tanpa harus memotong dan
menjahit kulit kepala atau sampai melubangi tengkorak kepala.

2. Manfaat cepat rambat bunyi dalam kehidupan sehari-hari yaitu:


a. Cepat rambat gelombang bunyi juga dimanfaatkan oleh para nelayan untuk
mengetahui siang dan malam.
b. Pada malam hari kita mendengar suara lebih jelas daripada siang hari karena kerapatan
udara pada malam hari lebih rapat dibandingkan dengan siang hari.
3. Resonansi sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Pemanfaatan resonansi pada alat musik seperti seruling, kendang, beduk dan lainnya.

4. Manfaat pemantulan bunyi dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:


a. menentukan kedalaman laut

Pada dinding kapal bagian bawah dipasang sebuah sumber getaran (osilator). Di dekat
osilator dipasang alat penerima getaran (hidrofon). Jika waktu getaran (bunyi) merambat (t)
sekonuntuk menempuh jarak bolak-balik yaiu 2 L meter, maka cepat rambat dapat dihitung
sebagai berikut.

17
2𝐿 𝑣×𝑡
𝑣= atau 2𝐿 = 𝑣 × 𝑡 → 𝐿 =
2𝑡 2

Di mana:

v = cepat rambat bunyi (m/s)

L = dalamnya laut (m)

t = waktu (t)

b. melakukan survei geofisika

Mendeteksi, menentukan lokasi dan mengklasifikasikan gangguan di bumi atau untuk


menginformasikan struktur bumi, mendeteksi lapisan batuan yang mengandung
endapan minyak.

c. prinsip pemantulan ultrasonik dapat digunakan untuk mengukur ketebalan pelat logam,
pipa dan pembungkus logam yang mudah korosi (karat).

d) Mendeteksi retak-retak pada struktur logam

Untuk mendeteksi retak dalam struktur logam atau beton digunakan scanningultrasonic
inilah yang digunakan untuk memeriksa retak-retak tersembunyi pada bagian-bagian
pesawat terbang, yang nanti bisa membahayakan penerbangan pesawat. Dalam
pemerikasaan rutin, bagian-bagian penting dari pesawat di-scaning secara ultrasonic.
Jika ada retakan dalam logam, pantulan ultrasonic dari retakan akan dapat dideteksi.
Retakan ini kemudian diperiksa dan segera diatasi sebelum pesawat diperkenankan
terbang.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik longitudinal. Gelombang bunyi


dikelompokkan menjadi 3, yaitu gelombang infrasonik, gelombang audio dan
gelombang ultrasonik. Gelombang infrasonic adalah gelombang yang frekuensinya
kurang dari 20 Hz. Gelombang ini tidak dapat didengar oleh manusia. Gelombang
audio adalah gelombang yang dapat didengar oleh manusia. Gelombang ini memiliki
frekuensi antara 20 Hz hingga 20 KHz. Gelombang ultrasonic adalah gelombang yang
berfrekuensi lebih dari 20 KHz. gelombang ini tak dapat didengar manusia.
2. Sifat bunyi gelombang yaitu dapat dipantulkan, pelenturan, pembiasan dan perpaduan.
3. Karakteristik bunyi dicirikan oleh keras dan tingginya bunyi. Keras lemahnya bunyi
tergantung pada besar kecilnya amplitude gelombang bunyi itu. Gelombang bunyi
dapat dipantulkan (mengalami refleksi), dibiaskan, dilenturkandan diserap. Seperti
gelombang pada umumnya , gelombang bunyi juga mengalami interferensi.
4. Cepat rambat bunyi dibagi menjadi 3 yaitu : cepat rambat melalui zat padat, udara dan
zat cair.
5. Kekuatan bunyi pada gelombang bunyi tidak ditentukan oleh frekuensi bunyi, tetapi
oleh hal-hal yang lain, khususnya; amplitudo, resonansi, dan jarak.
6. Gelombang bunyi yang merambat dari satu medium ke medium lain dengan kerapatan
berbeda, akan mengalami pembiasan gelombang bunyi. Peristiwa pembiasan dalam
kehidupan kita, misalnya pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras dari pada
siang hari. Hal ini disebabkan karena pada siang hari udara lapisan atas lebih dingin
dari pada di lapisan bawah.sehinggah cepat rambat bunyi pada suhu dingin lebih kecil
dari pda suhu panas maka kecepatan bunyi di lapisan udara atas lebih kecil dari pada
lapisan bawah, yang berakibat medium lapisan atas lebih rapat dari medium lapisan

19
bawah. Hal yag sebaliknya terjadi pada malam hari. jadi pada siang hari bunyi petir
merambat dari lapisan udara atas ke lapisan udara bawah.
7. Efek Doppler merupakan suatu kejadian di mana frekuensi gelombang dari satu
sumber yang diterima oleh detector mengalami perubahan akibat perubahan posisi atau
pergerakan relative detector terhadap sumber gelombang atau sebalinya. Efek Doppler
pada gelombang bunyi juga terjadi jika ada gerak relative antara pendengar dan
sumber bunyi.
8. Intensitas didefinisikan sebagai energy yang dipindahkan tiap satuan luas tiap satuan
waktu. Karena energy tiap satuan waktu kita ketahui sebagai pengertian daya.
Sedangkan Taraf intensitas bunyiadalah hubungan antara kuat bunyi dan intensitas
bunyi. Taraf intensitas bunyi juga merupakan logaritma perbandingan intensitas bunyi
terhadap intensitas ambang.
9. Aplikasi/ pemanfaatan Gelombang Bunyi dalam kehidupan sehari-hari ada gelombang
ultrasonic, cepat rambat bunyi, resonansi dan pemantulan bunyi. Aplikasi Ultrasonik.
Gelombang ultrasonik dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan antara
lain:kacamata tunanetra, mengukur kedalaman laut, alat kedokteran misalnya pada
periksaan USG.

B. Saran

Dengan penulisan makalah ini semoga dapat menjadi acuan bagi pembaca untuk lebih
memahami tentang gelombang bunyi . Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca sehingga selanjutnya kami bisa berkarya lebih baik lagi.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://fibrians26.wordpress.com/2015/05/19/makalah-gelombang-bunyi/

http://fisikakumylove.blogspot.co.id/2015/02/gelombang-bunyi.html

21

Anda mungkin juga menyukai